“Mimpiku memang belum padam. Di gerbang batunya, di sebelah arca Ganesha, aku mendongak ke langit. Duhai Tuhan, apakah mimpiku masih bisa jadi kenyataan??” [Alif Fikri, Novel Negeri 5 Menara hal. 222]
Senin, 27 September 2010
Pagi yang cerah di Kota Wonogiri. Target hari ini menyelesaikan segala urusan ‘pencarian’ dan ‘melengkapi’ surat-surat bersama Babe tercinta. Alhamdulillah, semuanya bisa selesai jam 11.00. sempat bertemu dengan adik bungsunya Babe (Om Wid) yang membawa berita gembira. Ehm, tinggal nunggu tanggal nih…^^v sip, bakalan punya tante baru dan mungkin sebentar lagi ‘berharap’ segera punya kakak ipar… (ayo, Mas Dhody atau Mbak Thicko, Dik Nung tunggu lho…ahihihihi…)
Bersegera balik ke Solo karena ada agenda cukup padat di Solo dan siang ini ada momentum ‘merealisasikan mimpi’. 1,5 jam perjalanan…sampai juga di Zona Nostalgia Romantic di Kost Pink. Sholat Dhuhur, rehat bentar, dapat kabar kalau dik Mira (Miratul) yang semula mau ikut ‘n nemenin aksi penyusupanku di fakultasnya, mendadak ada kuliah. Yaaahh…masak ntar Nungma kayak orang ilang di FISIP. Hehe…tapi karena tekad dah bulat, berangkatlah aku….^^v
Hm, sampai gerbang Jalan Surya dapat SMS yang membuat saya sedikit ‘syok’. Waduh, kenapa di saat ‘impian itu sudah di depan mata’ ada hal lain yang lebih urgent yang harus diselesaikan dan dikerjakan. Ya sudahlah…akhirnya Nungma balik kanan graaak…kembali jalan menyusuri jalan Surya n sampai di Salwa Net, ada beberapa hal yang harus dikirim termasuk karya tulis yang mau dimuat di Tabloid Suara Badar Jawa Timur. Tetep positif thinking, semoga suatu saat nanti bisa ketemu dan diskusi dengan Kang Ahmad Fuadi. Baru 10’ asyik berjibaku dengan si kokom cs, dik Mira SMS…”Mbak, aku gak jadi kuliah. Dosenku ternyata nanti juga jadi pembicara. Mbak sekarang dimana? Jadi ikutan bedah novel gak?”. Singkat cerita, Miratul njemput Nungma di Salwa Net. Subhanallah, di saat apa yang harus dikirim via email selesai, kabar gembira itu datang.
Sampai juga di FISIP. Siang ini akan ada acara bedah Novel Negeri 5 Menara bersama Kang Ahmad Fuadi (penulis novelnya), Bandung Mawardi (sastrawan), dan Sri Herwindya (dosennya Mira tadi). Wow, duduk di barisan bangku ke-3 dari depan. Posisi yang cukup strategis!!!
Langsung saja…pembicara pertama Kang Ahmad Fuadi, hoho…(gak nyangka, mimpi ke-137 ku terwujud!!!). Nungma langsung mengeluarkan buku catatan. Salah satunya Buku DNA Nungma : Mei-Agustus 2010, di dalam buku catatan harian Nungma ini ada tulisan-tulisan yang Nungma ambil dari novel Negeri 5 Menara. Kang Ahmad Fuadi menceritakan tentang isi novel itu, latar belakang pembuatannya (suatu malam yang sangat dingin….), sampai sekilas gambaran novel N5M yang akan difilmkan itu…(belum ada casting pemain lho!!! Ada yang berminat???).
THE SPIRIT of MAN JADDA WAJADA!!! “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan SUKSES!!!”
WOW, dahsyat deh!!! Kang Ahmad juga sempat memperlihatkan foto-fotonya saat berkeliling dunia…(Insya Allah, semoga suatu saat nanti Nungma juga bisaaa!!! AMIN)
Nih, sedikit Nungma tuliskan SINOPSIS dari Novel Negeri 5 Menara (jadi inget, dulu pernah Lomba SINOPSIS waktu SD di Semarang…*pertama kalinya ke Semarang euy…dan sejak saat itu Semarang menjadi INSPIRING TOWN bagi seorang Nungma, karena jejak prestasinya dimulai dari sana!! Dah gak penasaran lagi kan dengan ‘keistimewaan Semarang bagi Nungma’???hehe..kok malah jadi Nostalgia Romantic gini). Hm, simak baik-baik, tapi alangkah lebih baik, beli dan baca novelnya sendiri!!! Dijamin gak bakal rugi!!!
Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak mengigau dalam bahasa Inggris, dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.
Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.
***
Hm, baca saja ya novelnya (bagi yang belum!!!). yups, N5M adalah buku pertama dari sebuah trilogy. Nungma kasih bocoran sedikit, valid nih. Coz Kang Ahmad sendiri yang cerita waktu ada acara INSPIRASI UNTUK INDONESIA di TV One. Novelnya yang kedua sekarang masih di tangan istrinya sendiri, selaku editor. (wah, kompak nian, bisa saling melengkapi…). Judulnya RANAH TIGA WARNA dengan mantera sakti MAN SHABARA ZHAFIRA!!! “Siapa yang bersabar, akan beruntung!!!”. Duh, rasa-rasanya dah gak sabar pengin segera beli dan baca!!!
Pada acara bedah novel itu (hihi, siang ini jadi ‘SANG PENYUSUP’, meski di awal sempat merasa asing, karena aura di FISIP beda banget dengan aura di MIPA. Tapi ya tetep enjoy saja…^^v). Setelah Kang Ahmad selesai, dilanjutkan dengan Bandung Mawardi, seorang sastrawan. Gayanya benar2 mencerminkan seorang ‘seniman sastra’. Dia menyampaikan bahwa ideology yang mengerikan adalah cara berpikir yang negatif, dst… pokoknya kalimat yang Nung suka dari apa yang beliau sampaikan : “Nalar keseharian merupakan modal untuk berubah, yang tidak menutup kemungkinan ada keajaiban, milikilah cerita kolektifitas dalam keseharian kita, tapi harus tetap ada kemerdekaan diri…” [IMAJINASI KESEHARIAN]
Sedangkan dosennya Mira, menyampaikan tentang nilai pendidikan dari N5M itu…(hehe, kayak ngajar kuliah aja cara menyampaikannya). Jam di HP sudah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Nung sempat mau pamitan ma Mira, coz harus segera ngajar di GO jam 15.30 WIB. Mira tak kasih 2 opsi, nganterin ke Sekarpace apa nunggu sampai acara selesai dan tak mintai tolong buat minta tanda tangan, kalimat motivasi, n menyampaikan salam buat Kang Ahmad nanti kalo acaranya usai. Mira pilih opsi yang kedua. Masuk sesi diskusi dan tanya jawab. Tapi, akhirnya, karena sudah masuk sesi tanya jawab sebelum Nungma beranjak bangkit dan meninggalkan ruangan, akhirnya Nungma memberanikan diri untuk mengacungkan tangan dan jadilah Nungma penanya ketiga. Hoho…
Nung tanya selama menyusun novel N5M, tingkat kesulitannya apa??? Sama, minta motivasi biar terus bersemangat “menghargai hidup dengan mendokumentasikannya”. Hm, dah hampir jam 15.00 nih (bener2 ngrasa berpacu dengan sang waktu…). Alhamdulillah, dapat pin NEGERI 5 MENARA!!! Kembali ke tempat duduk, tapi masak mau colut aja…yadah, nunggu sampai Kang Ahmad selesai njawab….Jam 15.10…jawaban Kang Ahmad sangat seru dan memuaskan!!! (Semoga beliau tidak bingung, coz waktu inagurasi FLP Jakarta angkatan 14 beberapa waktu lalu, beliau sempat bertemu juga dengan mysupertwin, Etika Aisya Avicenna dan jadi penanya juga!!! Ahihihihi…)
Akhirnya, jam 15.20 Nungma keluar ruangan dengan senyum puas dan bahagia!!! Berangkat ke GO dengan spirit MAN JADDA WAJADA!!! (Daripada telat, n Nungma adalah orang yang cukup memperhitungkan waktu, akhirnya naxi deh…^^v. untung deket, meski sempat telat 5’…n dah ditunggu anak2…tapi ngajar hari ini terasa ‘beda’. Terima kasih ya Allah….)
• Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. [Ust. Salman, hal. 106]
• Jangan pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar. [Ust. Salman, hal. 107]
• Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.
***
Dan akhirnya Miratul bisa mendapatkan tandatangan Kang Ahmad Fuadi sekaligus 3 kata motivasi dari beliau : DREAM. FIGHT. IKHLAS!!!
Tengkyu Miratul…^^v
***
[Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, awal hari yang baru di pembuka Bulan OKTOBER. Spirit OKTOBER : [O]ptimalkan [K]ompetensi diri dan [T]otalitas dalam [BER]amanah…!!!! OKTOBER akan menjadi bulan yang penuh PETUALANGAN UNTUK MEWUJUDKAN IMPIAN!!! Semangat ‘mbolaaaaaaaang…^^v]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna