Saya
menuliskan pengalaman ini semoga bisa jadi motivasi tersendiri buat teman-teman
yang saat ini berjuang dalam program hamil (promil) sekaligus untuk dokumentasi
istimewa dalam hidup saya.
Kisah
saya saat promil pertama kalinya di Hermina Pandanaran bisa dibaca di sini, Merindumu,Nak…
Karena
beberapa alasan dan sebab, akhirnya saya dan Mas Sis hanya sekali saja itu
promil di Hermina. Hihihi. Selanjutnya, kami promil alami. Tentu saja, up and down pasti saya alami. Jika tamu
bulanan datang rutin, perasaan saya campur aduk. Tapi, saya berusaha untuk
tetap bersyukur dan semakin menyibukkan diri. Hingga akhirnya 30 September 2014
kakak ipar saya (Mbak Win) menikah, dan 3 bulan kemudian Mbak Win positif
hamil. Jujur, saya senang sekali. Tapi, ada sayatan luka yang tidak jelas dalam
hati saya. Di sisi lain saya sedih, saya bertanya sama Allah : “kapan saya hamil, ya Allah?”
Malam
itu saya menangis sesenggukan usai sholat. Saya WA kembaran saya, Mbak Thicko,
untuk sekadar curhat dan minta motivasi. Saya pun cerita ke Mas Sis tentang
kegalauan hati saya, masih pakai acara mingsek-mingsek juga. Mas Sis, sosok
suami yang penyabar itu, menenangkan saya, memeluk saya dan memberikan semangat.
“Bisa
jadi ini ujian keimanan dari Allah untuk kita, Say. Yang sabar ya… Allah tahu
kok yang TERBAIK untuk hamba-Nya. Rezeki, jodoh, dan maut kan sudah ditentukan.
Kita tinggal jalanin aja. Biarin aja orang lain bilang macam-macam, yang penting
cara kita menyikapinya harus baik. Toh, kehidupan ini kita yang menjalani kan,
bukan orang lain…, dst.”
Ya,
jujur saya akui, selain Mbak Thicko, Mas Sis adalah sahabat curhat yang
kereeen.
TEPAT dan TERBAIK |
Awal
2015, atas rekomendasi seorang sahabat kita terapi pijat di Solo. Namun, hanya
2 kali ke sana. Jarak Semarang-Solo membuat kami merasa lelah, apalagi kami
hanya bisa hari Sabtu, setelah menjalani beragam kesibukan dari Senin-Jumat. Akhirnya,
kita putuskan untuk cari alternatif tempat yang lain –yang mungkin lebih dekat
dengan Semarang- sekaligus kami lebih banyak refreshing dulu untuk menenangkan
hati dan pikiran. Kami habiskan akhir pekan untuk jalan-jalan berdua. Makan di
tempat favorit, nonton film, jalan-jalan ke toko buku, silaturahim ke rumah
teman, dll.
10
November 2015, tepat di hari ulang tahun pernikahan saya yang ke-3, anak
pertamanya Mbak Win lahir. Senang sekali rasanya… Perlahan, rasa galau itu
pupus. Hari itu juga saya kebanjiran doa semoga segera menyusul Mbak Win dan
Mas Hengki untuk menimang momongan.
Dari
akhir 2015 sampai 2016 saya benar-benar menyibukkan diri saya. Saya fokus
mengupgrade skill menulis saya dengan ikut les menulis online berbayar dan
sering ikut lomba-lomba kepenulisan. Alhamdulillah, saya berhasil memenangkan
beberapa lomba dan itu membuat saya merasa sangat bersyukur.
Usaha
saya dan Mas Sis untuk promil pun tidak serta merta terhenti. Ya, sejak awal
menikah kita memang berkomitmen, tidak pernah menunda untuk punya anak –tapi memang
Allah paling tahu kapan waktu yang TEPAT dan TERBAIK- untuk menitipkan buah
cinta kami itu.
Lagi-lagi
atas rekomendasi teman, kami terapi pijat dengan seorang simbah di Salatiga.
Beliau sosok yang luar biasa, sangat religius meski usianya sudah renta, sudah
naik haji 2 kali. Pasiennya pun sangat banyak dan terbukti –atas izin Allah- banyak
yang sembuh setelah beliau pijat. Saya pun diberikan resep untuk mengkonsumsi
ramuan penyubur tradisional (bisa beli 1 paket di pasar tradisional Salatiga).
Saya dan Mas Sis menjalani terapi ini dengan senang hati. Saya hanya 3 kali ke
sana, lagi-lagi karena banyak ‘kesibukan tak terduga’ soalnya harus berangkat
pagi-pagi sekali. Ah, simbah, saya kangen nasihat dan petuah-petuah berharga
njenengan… selain itu, kami juga terapi dengan mengkonsumsi produk ‘terapi
kehamilan’ dari HPAI atas resep dari seorang sahabat terapis HPAI di Semarang.
Tanggal
7 Mei 2016 adalah satu dari sekian hari yang sangat membahagiakan di keluarga
besar kami. Ani, perawat RSI Sultan Agung, 24 tahun, ponakan saya yang besar,
yang selama dua tahunan ini ikut tinggal bersama saya di rumah, akhirnya
MENIKAH. Bertambahlah anggota di keluarga besar trah Darmo Suwito. Saya sempat
menuliskan dalam catatan harian saya, kalau saya harus SABAR dan IKHLAS jikalau
Allah menakdirkan Ani yang hamil terlebih dulu. Ya, sampai sebegitunya saya
menyiapkan hati saya.
“Jika
Allah menjawab doamu, Allah menambah imanmu. Jika Allah belum menjawab doamu,
maka Allah menambah kesabaranmu. Jika Allah menjawab doamu, tapi dengan yang
lain, maka Allah akan memberikan yang TEPAT dan TERBAIK untukmu…”
Sampai
akhirnya di grup WA “KELUARGA KLATEN” sekitar akhir Mei, kami mendapatkan kabar
bahagia. Alhamdulillah, Ani positif HAMIL. Saya sangat bersyukur, meskipun
belum siap mental jika nanti dipanggil “yangmud” (eyang imud, eh eyang muda).
Hehehe. Saya sempat menangis (lagi) usai shalat. Dan lagi-lagi, Mbak Thicko dan
Mas Sis menenangkan saya. Mbak Thicko pun kini masih berjuang bersama Kak Feb,
meski ikhtiar promil medis mereka menunjukkan semua hasil pemeriksaan NORMAL.
Semoga disegerakan yak…
Akhirnya,
jelang Ramadhan saya dan Mas Sis sering ngobrol berdua. Kita merencanakan
banyak hal. Kita bertekad, Ramadhan adalah saat paling istimewa untuk semakin
sering, semakin banyak, semakin sungguh-sungguh dalam mengoptimalkan ikhtiar
bumi dan ikhtiar langit. Agar saya tidak capek mengelola DNA WRITING CLUB,
kami pun mulai merekrut pengajar baik yang akan membantu saya di rumah maupun
untuk mengajar ekstrakurikuler di sekolah, juga menyiapkan beragam strategi
yang lain. Intinya, agar saya tidak terlalu capek. Selain itu, kami pun memutuskan
untuk membeli mesin cuci dan setrikaan di-laundry saja. Padahal dua pekerjaan
rumah tangga ini adalah pekerjaan favorit saya. Dari dulu saya lebih
suka nyuci manual. Tapi, ini keputusan bersama. Akhirnya saya iya-in saja waktu
Mas Sis sudah bulat untuk beli mesin cuci agar istrinya ini nggak capek-capek
^_^. Sampai akhirnya kami pun memutuskan untuk kembali lagi promil medis ke
dokter spesialis kandungan jika di bulan Ramadhan nanti saya datang bulan.
Sampai
akhirnya bulan Ramadhan tiba. Dalam diary Ramadhan saya, penuh dengan doa-doa
dan harapan saya, semoga tahun 2016
saya HAMIL. Setiap hari saya berdoa dan itu impian terbesar pertama saya
yang saya request-kan sama Allah, dan impian terbesar kedua saya adalah MAS
DHODY MENIKAH di 2016 (Aamiiin-kan, ya…). Saya pun berkali-kali membaca tulisan
dari Mbak Dian Onasis “ANAK ITU HAK ALLAH” (saya print). Silahkan dibaca... saya pun menceritakan isi artikel itu pada Mas Sis.
Tanggal
16 Juni 2016, saya datang bulan. Batal puasa, deh. Hehehe. Saya pun mendaftar
antrian di dokter Kartika, yang lokasinya dekat dengan rumah. Rencananya
besoknya (tanggal 17 Juni 2016), saya dan Mas Sis akan datang untuk konsultasi,
periksa, sekaligus promil. Tanggal 17 Juni itu juga Mbak Thicko dan Kak Feb
sampai di Semarang. Abis Maghrib mereka kita tinggal sebentar. Setelah daftar
ulang, cek tensi, cek berat badan dan tinggi badan, kami antri beberapa saat.
Akhirnya
tiba giliran kami. Sejak percakapan kami di WA-pun saya sudah merasa sangat klop
dengan Dokter Kartika. Beliau cantik, welcome, dan ramaaaaaaah banget. Saya
merasa sangat nyaman. Kami ngobrol sebentar sampai akhirnya saya di-USG. Kata beliau,
rahim saya bagus, bersih, sehingga peluang untuk hamil tinggi. Rasa optimis
langsung menjalar dalam diri saya. Setelah itu, Dokter Kartika memberikan surat
pengantar pada Mas Sis untuk melakukan tes analisis sperma (kita rencanakan
awal Agustus saja). Kami pun diberikan resep obat yang harus kami berdua
konsumsi sekaligus jadwal ‘bercinta’ saat masa subur saya tiba. Di akhir
konsultasi, Dokter Kartika memberikan motivasi sekaligus nasihat, yang penting
pikiran tenang dan nggak stress, iringi dengan banyak-banyak berdoa.
Keluar
dari ruangan, saya dan Mas Sis merasa sangat lega dan OPTIMIS. Ya, mumpung
bulan Ramadhan kita kencengin doa dan ikhtiar. Dari awal menikah pun, saya dan
Mas Sis sering request doa ke sahabat atau keluarga yang pergi HAJI dan UMROH
agar kami segera diberikan momongan. Salah satu doa paling istimewa adalah doa
dari Ayah Eddy dan Bunda Darosy saat 2015 kemarin naik haji. Kami pun dapat
oleh-oleh kurma muda dan doa super spesial.
Saat
bulan Ramadhan kemarin, saya pun banyak request doa pada sahabat dan keluarga.
Ya, bisa jadi doa mereka jauuuuuh lebih mustajab daripada doa yang saya
panjatkan. Saya pun memperbanyak istighfar, bertaubat, dan sering meminta maaf
sama Mas Sis.
Selain
itu, setelah menikah kami terus berusaha MEMANTASKAN DIRI. Salah satunya dengan
membeli buku-buku seputar kehamilan, tumbuh kembang anak, dan parenting. Buku-buku itu saya BACA LAGI.
Dua buku yang saya beli setelah menikah, sebagai upaya MEMANTASKAN DIRI. Alhamdulillah, saya pun koleksi bukunya Abah Ihsan, Teh Kiki Barkiah, Bunda Irawati Istadi, dan masih banyak lagi. |
Saat
Lebaran, saya minta doa khusus kepada dua ibu saya. Dan beliau berdua meng-aamiin-kan
dengan sepenuh cinta, juga pada keluarga besar saya yang lain. Saya benar-benar
kebanjiran doa dan hati saya jauuuuuuh merasa lega. Saya benar-benar merasa
pasrah dan ikhlas dengan setiap skenario TERBAIK dari-Nya.
Kamis, 21 Juli 2016
Kok
hampir seminggu saya tidak datang bulan, ya? Saya pun mengalami berbagai
perubahan fisik yang menurut buku yang saya baca itu sama dengan tanda-tanda
awal kehamilan. Yang paling kelihatan bagian perut, perut saya membuncit… ^_^
Akhirnya
saya beli test pack, saya belum ngasih tahu Mas Sis kalau saya telat
menstruasi. Saya sekaligus beli 2 : AKURAT dan SENSITIF. Sekitar jam 10 saya
coba test dengan AKURAT. Serasa tak percaya, muncul dua garis merah, meski yang
satunya tampak berwarna jauh lebih muda. Saya masih berusaha mengendalikan diri
saya untuk nggak nangis. Akhirnya, 15 menit kemudian saya tes lagi dengan
SENSITIF, dan hasilnya muncul dua garis merah dengan warna yang lebih tegas.
Alhamdulillah,
Allahu Akbar!!! Saya langsung sujud syukur menangis…
Alhamdulillah, DUA GARIS MERAH. Positif... T_T (langsung mewek) |
Saya
kirimkan foto hasil test pack itu ke Mas Sis dan Mbak Win. Semuanya bersyukur
bahagia.
Saat
jam istirahat (abis shalat Dhuhur), Mas Sis pulang, langsung mencium dan
memelukku dengan mata berkaca-kaca. Mas Sis cerita tadi pas saya kirim foto,
beliau lagi rapat dan pura-puranya izin ke lantai dua. Ternyata, beliau
menangis bahagia… ^_^. Mas Sis, adik semakin sayaaaaang…
“Sebab
denganmulah Allah menggenapkan ibadahku. Maka engkau menjadi separuh agama,
penjaga ketaatanku. Sebab dengan dirimu, Allah mengisi separuh agamaku. Maka
hatiku memilihmu untuk menjadi yang ter-ISTIMEWA dalam hidupku, sepanjang masa,
dan tak ada jalan untuk menjadi MULIA selain memuliakanmu, suamiku…”
Malamnya ngabarin keluarga Wonogiri dan ibuk Klaten, semuanya bersyukur, terharu, dan bahagia...
Malamnya ngabarin keluarga Wonogiri dan ibuk Klaten, semuanya bersyukur, terharu, dan bahagia...
Jumat, 22 Juli 2016
Sehabis
Maghrib saya ke Dokter Kartika diantar Nur, Mas Sis akan segera menyusul karena ada rapat
di Hotel Saraswati. Tibalah giliran saya dan Alhamdulillah Mas Sis sudah
datang. Saya pun di-USG. Dokter Kartika bilang, “Alhamdulillah, positif HAMIL.
Ini calon janinnya…usianya 4 minggu…” sambil menunjuk bulatan yang membuat mata
saya berkaca-kaca. Dua pekan lagi periksa lagi… Dokter Kartika pun memberikan
banyak nasihat dan tips untuk saya dan Mas Sis.
Terima
kasih, Ya Allah… Semoga ini jadi KEBAHAGIAAN YANG MENULAR untuk pasangan yang kini masih menanti hadirnya buah hati. Aamiin...
“Ya
Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, istri-istri kami, dan keturunan-keturunan
kamisebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam
bagi orang yang
bertaqwa…”
(QS.
Al-Furqon : 74)
Saya
sempat menghitung kalender, ternyata metamorfosis penantian saya dan Mas Sis
dalam menanti buah hati (kehamilan ini) selama 3 tahun lebih 8 bulan atau 44
bulan. Saya jadi teringat, awal saya dikenalkan dengan Mas Sis sampai aqad nikah
dan kami berdua resmi sebagai suami istri itu selama 44 hari. Masya Allah…
ALLAH MAHA BAIK. Kisah selengkapnya saya bertemu Mas Sis saya dokumentasikan di
sini… Jejak Kembara Bersua Belahan Jiwa.
Diary kehamilan saya... Menulis yuk, Nak... |
Saya mohon doa terbaik dari Sahabat semua... semoga kehamilan ini sehat, calon debay tumbuh dan berkembang dengan maksimal dan sempurna, saya pun selalu fit dan penuh semangat dalam menjalani hari-hari saya yang semakin istimewa dan penuh cinta.
Hihihi... perlengkapan debay nya lucu banget yak... ^^v |
Barokallah...! Ikut senang...!
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mba, terharu baca cerita lengkapnya. Semoga kebahagiaan ini segera menular pada teman2 yg punya keinginan sama 😘😘
ReplyDeleteBarokallah ya semoga sehat sampai bersalin.
ReplyDeleteSubhanalloh... terharu... smg Alloh menjaga anti dan keluarga..amin...
ReplyDeleteBarakallah, mbak Norma. Semoga bunda dan dedek dalam kandungannya sehat ya...
ReplyDeletePercayalah, mbak, ada banyak orang-orang di luar sana, bahkan yang tidak kenal dengan kita, mendoakan yang terbaik buat kita. Hihi, mungkin nggak kenal dengan saya ya, tapi saya selalu menyisipkan doa kepada teman-teman yang tengah berjuang menanti buah hati. Beberapa bulan lalu ada teman fb yang hamil setelah lima tahun nikah, saya ikut bahagia. Dan kemarin, lihat statusnya mbak Norma, spontan iku sumringah.
Semoga kembarannya segera menyusul ya. Saya juga pernah berada di posisi bagaimana rasanya menanti, haid datang lagi, ditanyain ini itu dsb. Ya, walau Allah hanya menguji saya dalam waktu tujuh bulan penantian. :)
Barakallah mbak nungma
ReplyDeleteTerharu bgt baca tulisannya
Hiks hiks. Bener2 mewek nih.
Seneng ada teman seperjuangan hamil.hehe
Saling doakan ya mbak ^_^
Barakallah ya mbak Nungma... Terharu bacanya... Saya jadi ingat penantian saya sebelum mendapatkan Ifa :) sekitar 3tahun Juga :) memang Hanya Allah yang paling Tahu kapan waktu terbaik :) sehat2 kandungan Dan Calon Dede bayinya ya mbak.. :) peluuuuk...
ReplyDeleteBarakallah MB. Saya pun 3 tahun penantian dengan beragam ikhtiar. Alhamdulillah. Sudah punya 1, belum punya adek harus promil lagi
ReplyDelete