- Klasifikasi ilmiah Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae):
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Carnivora
Famili: Felidae
Genus: Panthera
Spesies: Panthera
tigris
Upaspesies: Panthera
tigris sumatrae
Nama trinomial: Panthera
tigris sumatrae
Harimau Sumatra merupakan subspesies harimau asli (endemik) Pulau Sumatra,
Indonesia.
Harimau Sumatra mempunyai warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya, pola
hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Belang
harimau Sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Subspesies ini
juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain,
terutama harimau jantan. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka
mampu berenang. Harimau Sumatra umumnya beraktivitas di malam hari.
- Harimau Sumatra bukan jenis satwa yang biasa tinggal berkelompok melainkan jenis satwa soliter, yaitu satwa yang sebagian besar waktunya hidup menyendiri, kecuali selama musim kawin atau memelihara anak.
Ciri
fisik:
Panjang Harimau Sumatra jantan dapat mencapai 2,2-2,8 meter,
sedangkan betina 2,15-2,3 meter. Tinggi diukur dari kaki ke tengkuk rata-rata
adalah 75 cm, tetapi ada juga yang mencapai antara 80-95 cm, dan berat 130-255
kg. Hewan ini mempunyai bulu sepanjang 8-11 mm, surai pada Harimau Sumatra
jantan berukuran 11-13 cm. Bulu di dagu, pipi, dan belakang kepala lebih pendek.
Panjang ekor sekitar 65-95 cm.
Makanan:
Harimau Sumatra termasuk jenis karnivora yang biasanya memangsa : Rusa Sambar (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil (Tragulus sp.), dan Babi hutan (Sus sp.). Kerbau liar (Bubalus bubalis), Tapir (Tapirus indicus), Kera (Macaca), Landak (Hystrix brachyura), Trenggiling (Manis javanica), jenis-jenis Reptilia seperti kura-kura, ular, dan biawak, serta berbagai jenis burung, ikan, dan kodok dan jenis-jenis satwa liar lainnya. Hewan peliharaan atau ternak yang juga terkadang menjadi mangsa harimau, diantaranya adalah Kerbau, kambing, domba, sapi, anjing, dan ayam.
Harimau Sumatra termasuk jenis karnivora yang biasanya memangsa : Rusa Sambar (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil (Tragulus sp.), dan Babi hutan (Sus sp.). Kerbau liar (Bubalus bubalis), Tapir (Tapirus indicus), Kera (Macaca), Landak (Hystrix brachyura), Trenggiling (Manis javanica), jenis-jenis Reptilia seperti kura-kura, ular, dan biawak, serta berbagai jenis burung, ikan, dan kodok dan jenis-jenis satwa liar lainnya. Hewan peliharaan atau ternak yang juga terkadang menjadi mangsa harimau, diantaranya adalah Kerbau, kambing, domba, sapi, anjing, dan ayam.
Reproduksi:
Harimau Sumatra dapat berkembang biak kapan saja. Masa kehamilan sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri.
Harimau Sumatra dapat berkembang biak kapan saja. Masa kehamilan sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri.
Harimau Sumatra merupakan salah satu satwa yang terancam punah. Populasinya
diprediksi tak sampai 400 ekor pun berstatus kritis atau critically endagered.
Maraknya pemburuan satwa, penggundulan hutan hingga perluasan perkebunan sawit diduga
membuat habitat Harimau Sumatra kian terancam.
Kehilangan
habitat dan perburuan liar adalah dua ancaman terbesar yang dihadapi oleh
Harimau Sumatra yang hampir punah. Perluasan perkebunan kelapa sawit adalah
pendorong utama di balik hilangnya hampir 20 persen di habitat Harimau Sumatra
antara tahun 2000 dan 2012.
Harimau Sumatra
berburu di malam hari dan cenderung menghasilkan sekitar satu pembunuhan besar
seminggu.
Kecepatan berlari Harimau Sumatra dapat mencapai hampir
40 mil per jam.
Harimau Sumatra merupakan
predator penting yang dapat menjaga keseimbangan mata rantai makanan (food chains) dalam hutan pulau Sumatra,
berkurangnya jumlah Harimau Sumatra berdampak populasi babi hutan
tak terkendali dan dapat menjadi hama bagi masyarakat di sekitar hutan.
Terdapat 9
subspesies harimau yang tiga diantaranya telah dinyatakan punah. Kesembilan
subspisies harimau tersebut adalah:
Harimau Indochina (Panthera tigris corbetti) terdapat di
Malaysia, Kamboja, China, Laos, Myanmar, Thailand, dan Vietnam.
Harimau Bengal (Panthera
tigris tigris) Bangladesh, Bhutan, China, India, dan Nepal.
Harimau Cina Selatan (Panthera
tigris amoyensis) China.
Harimau Siberia (Panthera
tigris altaica) dikenal juga sebagai Amur, Ussuri, Harimau Timur Laut
China, atau harimau Manchuria. Terdapat di China, Korea Utara, dan Asia Tengah
di Rusia.
Harimau Sumatra (Panthera
tigris sumatrae) terdapat hanya di pulau Sumatra, Indonesia.
Harimau Malaya (Panthera
tigris jacksoni) terdapat di semenanjung Malaysia.
Harimau Caspian (Panthera
tigris virgata) telah punah sekitar tahun 1950an. Harimau Caspian ini
terdapat di Afganistan, Iran, Mongolia, Turki, dan Rusia.
Harimau Jawa (Panthera
tigris sondaica) telah punah sekitar tahun 1972. Harimau Jawa terdapat di
pulau Jawa, Indonesia.
Harimau Bali (Panthera
tigris balica) yang telah punah sekitar tahun 1937. Harimau Bali terdapat
di pulau Bali, Indonesia.
Berdasarkan berita yang dilansir dari
suara.com, bahwa pada 18 Mei 2020 ditemukan Harimau Sumatera yang mati terjerat
di kawasan konsesi PT Arara Abadi di Desa Minas Barat, Kabupaten Siak, Provinsi
Riau.
Harimau Sumatra yang ditemuan itu
diprediksi berumur 1,5 tahun dengan jenis kelamin jantan.
Tim evakuasi harus dan tim medis (dokter
Danang dan seorang paramedia yang bernama Aswar), harus menempuh dua jam
perjalanan untuk tiba di lokasi penemuan bangkai Harimau Sumatra tersebut.
Harimau itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan karena terjerat sebuah sling
tali besi.
Menurut tim evakuasi, bisa jadi kejadian
ini adalah ulah oknum pemburu harimau atau oknum yang tidak bertanggung jawab,
karena di TKP juga ditemukan bangkai babi dalam kondisi terikat sebagai umpan.
Diprediksi Harimau Sumatera tersebut sudah
terjerat lebih dari dua atau tiga hari. Bangkai harimau itu dibawa ke Kantor Balai
Besar Konsevasi Sumber Daya Alam (BBKSD) Riau untuk dilakukan tindakan
neukropsi. Neukropsi adalah kegiatan bedah bangkai yang dilakukan untuk
menelusuri adanya gangguan atau kelainan pada anatomi tubuh secara keseluruhan.
Berita mengenai ditemukannya Harimau
Sumatra yang tewas dalam kondisi mengenaskan itu, menambah deret panjang PR
pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk lebih serius menegakkan peraturan
mengenai perburuan satwa langka juga sosialisasi mengenai perlindungan satwa
langka.
Harimau Sumatera menjadi satu-satunya spesies
harimau tersisa yang dimiliki Indonesia, setelah kepunahan harimau Jawa dan
harimau Bali. Ancaman perburuan liar serta rusak dan berkurangnya hutan sebagai
habitat harimau membuat kelestarian satwa kharismatik ini semakin terancam.
Hari Harimau Sedunia atau Global Tiger Day (GTD), diperingati setiap 29 Juli layak dijadikan
momentum untuk memperjuangkan penyelamatan harimau Sumatera. Mari
bersama-sama menyerukan bahwa saatnya harimau mendapatkan perlindungan lebih
layak. Saatnya masyarakat lebih mengerti pentingnya harimau, dan saatnya para
pihak berkomitmen melindungi harimau dan memberikan sanksi hukum yang maksimal
bagi pemburu harimau. Saatnya pula semua pihak memberikan waktu dan ruang untuk
harimau tetap hidup. Mari bersama lindungi dan selamatkan Harimau Sumatra!
Referensi dan Sumber Berita:
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna