ILUSI KESEDIHAN
Keisya Avicenna
Thursday, August 27, 2009
0 Comments
Senja belumlah lengkap.
Masih tersisa semburat sore yang berkilau merambahi bangunan-bangunan rapuh dan tinggal menunggu runtuh.
Kilau matahari tak nampak garang,
keangkuhannya hanya tinggal sisa-sisa endapan pada biru langit yang menghampar luas.
Sesekali mentari redup, menyelinap pada atap-atap kabut kelam.
Deras angin musim dingin bersatu-padu merontokkan panas yang menghujam bumi.
Menebarkan kebekuan tubuh dan menusuk-nusuk dengan rasa kelu pada setiap gang dari pori-poriku...
Masih tersisa semburat sore yang berkilau merambahi bangunan-bangunan rapuh dan tinggal menunggu runtuh.
Kilau matahari tak nampak garang,
keangkuhannya hanya tinggal sisa-sisa endapan pada biru langit yang menghampar luas.
Sesekali mentari redup, menyelinap pada atap-atap kabut kelam.
Deras angin musim dingin bersatu-padu merontokkan panas yang menghujam bumi.
Menebarkan kebekuan tubuh dan menusuk-nusuk dengan rasa kelu pada setiap gang dari pori-poriku...