Chairil dan Aisya
SELAMAT MEMBACA dan TERINSPIRASI!!!
Sudut Ruangan Subdit 1, Direktorat Impor DEPDAG
Jakarta, 15 Januari 2010_09:28
PART 1
Siapa yang menjaminmu hidup setelah waktu zuhur?
Pertanyaan itu terlontar dari mulut seorang pemuda bernama khalifah Umar bin Abdul Aziz , tokoh pemimpin bergelar khulafa rasyidin kelima. Ketika itu khalifah yang terkenal keadilannya itu sangat tersentak dengan perkataan sang pemuda. Terlebih saat itu, ia tengah merebahkan diri, beristirahat usai menguburkan khalifah sebelumnya, Sulaiman bin Malik.
Tapi baru saja ia merebahkan badannya, seorang pemuda berusia tujuh belasan tahun datang dan mengatakan, “Apa yang ingin engkau lakukan wahai Amirul Mukminin?” Khalifah Umar bin Abdul Aziz menjawab, “Biarkan aku tidur barang sejenak. Aku sangat lelah dan capai sehingga nyaris tak ada kekuatan yang tersisa.” Namun oemuda itu tampak tidak puas dengan jawaban tersebut. Ia bertanya lagi, “Apakah engkau akan tidur sebelum mengembalikan barang yang diambil secara paksa kepada pemiliknya, wahai Amirul Mukminin?” Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan,”Jika tiba waktu zuhur , saya bersama orang-orang akan mengembalikan barang-barang tersebut kepada pemiliknya.” Jawaban itulah yang kemudian ditanggapi oleh sang pemuda, “Siapa yang menjaminmu hidup sampai setelah zuhur, wahai Amirul Mukminin?”
Pemuda itu bernama Abdul Malik. Ia, putera Amirul Mukminin sendiri, Umar bin Abdul Aziz. Semoga Allah merahmati keduanya.
PART 2
Seorang lelaki datang menghadap Amirul Mukminin, Umar bin Khattab radiallahu anhu. Ia melaporkan kepada khalifah tentang kedurhakaan anaknya. Khalifah Umar lantas memanggil anak yang dikatakan durhaka itu dan mengingatkannya terhadap bahaya durhaka pada orang tua. Saat ditanya sebab kedurhakaannya, anak itu mengatakan,
“Wahai Amirul Mukminin, tidakkah seorang anak mempunyai hak yang harus ditunaikan oleh orang tuanya?’
“Ya”, jawab Khalifah.
Khalifah menjawab, “Ayah wajib memilihkan ibu yang baik buat anak-anaknya, memberi nama yang baik, dan mengajarinya Al Qur’an.”
Lantas sang anak menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, tidak satupun dari tiga perkara itu yang ditunaikan ayahku. Ibuku Majusi, namaku Ja’lan, dan aku tidak pernah diajarkan membaca Al Qur’an.”
Umar bin Khattab ra lalu menoleh kepada ayah dari anak itu dan mengatakan,”Anda datang mengadukan kedurhakaan anakmu, ternyata Anda telah mendurhakainya sebelum ia mendurhakaimu. Anda telah berlaku tidak baik terhadapnya sebelum ia berlaku tidak baik kepada Anda.
Kisah di atas saya tulis ulang dari salah satu koleksi buku saya yang berjudul “CINTA DI RUMAH HASAN AL BANNA” karya Muhammad Lili Nur Aulia.
SEMOGA MENGINSPIRASI!!!
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…” (Q.S. At Tahrim : 6)
Jakarta, 130110_04:22
Aisya Avicenna
Menjalani kisah cinta ini…
Hihi… ngepas-ngepasin saja sama lagunya GIGI…
Sekedar berbagi cerita di hari ini…
Pagi ini berangkat kantor dengan “sesuatu” yang BARU.
SEMANGAT BARU!!!
SERAGAM BARU ^^ (hari pertama pakai seragam)
Selain itu juga membawa bekal 2 buku (salah satunya buku baru), yakni “Ketika Cinta Berbuah Surga” [selanjutnya disingkat KCBS] dan “Dirimu, Harta Karun yang Tak Ternilai” [selanjutnya disingkat DHKTT]. Pekan ini memang menargetkan 7 buku selesai dibaca! SEMANGAADH!!! Buku KCBS dibaca di angkot dan buku DHKTT dibaca di kantor sewaktu pekerjaan sudah selesai atau waktu santai (daripada buang waktu, mending buat baca… gitu prinsip saya!). Alhamdulillah, waktu di Kopaja 502 dapat tempat duduk sehingga dapat dengan leluasa membaca buku KCBS, buku best seller karya Habiburahman El Shirazy…
Menjelang pukul 08.00 tibalah di lantai 9 Gedung I Kementrian Perdagangan RI. Baru sedikit yang datang. Subdit 1 juga baru saya dan Mbak Sulis yang datang… Kita memang janjian bertemu di lantai dasar dulu sebelum naik ke lantai 9. Setelah sampai di “istana” tempat kami berkarya (SUBDIT 1), kami mulai mengerjakan beberapa tugas.
Waktu pun berjalan… satu persatu personel Direktorat Impor berdatangan…
Tiba-tiba…
“AYU….!!!” Para ibu-ibu di bagian Tata Usaha (TU) heboh…
Wah… Mbak Ayu akhirnya datang juga.
Namanya Ayu Siti Maryam, SH, MH. Mbak Ayu adalah personel Subdit 1 juga… Selama 2 bulan kemarin Mbak Ayu berkesempatan magang di Bursell… MANTAP!!! Dan hari ini Mbak Ayu kembali… Sekarang personel Subdit 1 sudah LENGKAP!!! Saya jadi punya kakak baru… (paling bungsu di Subdit 1 euy). Mbak Ayu banyak sharing tentang pengalamannya selama magang.. Sayapun menanyakan bagaimana caranya bisa magang di luar negeri… Ehm…Mbak Ayu saja bisa, saya pun bertekad untuk mengikuti jejaknya! SEMANGAAADH!!! Dari 7 negara yang biasanya menjadi tempat magang, salah satunya adalah negara impian saya… JEPANG!!! Emm…tahun 2009 kemarin belum berkesempatan menjuarai lomba Essay Internasional yang diadakan JAPAN FOUNDATION & UNESCO sehingga tidak bisa berangkat ke Jepang (tapi alhamdulillah, dapat sertifikat yang dikirim langsung dari Jepang). Tenang, HARAPAN KE JEPANG MASIH ADA!!! Ganbatte kudasai… Yakin saja, kalau memang Allah sudah menuliskan skenario bahwa saya bisa ke sana, saya pasti akan tiba di sana juga… menikmati salju… menikmati bunga sakura… so amazing!!! Japan… I’m in love… (Jepang adalah negeri favorit saya yang ketiga.. pertama jelas Indonesia, kedua Arab… I’m really wanna go to BAITULLAH… dan yang ketiga adalah negerinya DORAEMON..hihi.. JEPANG)
Sebelas Januari bertemu…
Menjalani kisah cinta ini…
Ya… di Sebelas Januari ini saya bertemu kembali dengan orang-orang yang LUAR BIASA!!! Hari Senin euy… kan habis weekend! Saya juga bertemu dengan sosok inspiratif yang menjadi keluarga baru saya di Subdit 1.
Mereka sudah saya anggap keluarga… Karena memang merekalah keluarga saya di Jakarta ini… Wahh… jadi kangen keluarga di rumah…Tak terasa sudah sebulan saya “berkarya” di Kementrian Perdagangan..Dan berarti sudah sebulan juga saya tidak bertemu dengan keluarga saya di rumah… Pengin pulang, tapi nunggu waktu yang tepat! Sebenarnya pengin pulang sebelum tanggal 2 Februari (my birthday)… pengin memperingati hari lahir bersama keluarga di rumah.. (terutama dengan saudari kembar saya… wah… kita dah hampir 23 tahun!!!)…
tapi, lihat nanti sajalah…
Tugas saya sekarang adalah banyak-banyak MERENUNG & MUHASABAH!!!
mengingat…22 tahun lebih saya berada di dunia ini…
Sejauh apa saya mengenal diri saya?? Apa yang sudah saya lakukan??? Prestasi apa yang sudah saya torehkan??? Bagaimana kontribusi saya bagi orang-orang dan lingkungan di sekitar saya… dll…
Seperti kata Kasubdit saya (Pak Banindro) ba’da Maghrib tadi…
“Kalau ingin SUKSES, cukuplah kenali dirimu”
Beliau juga menceritakan kisah saat beliau mulai bekerja…
Memang, SUKSES itu tidak instant. Butuh proses. Butuh perjuangan. Dan yang terpenting diperlukan niat yang lurus dan hati yang ikhlas dalam menjalani tahapan-tahapan menuju KESUKSESAN itu.
HIDUPLAH DENGAN IMPIAN.. DENGAN CITA-CITA!!!
Karena dengan memiliki cita-cita berarti kamu tahu arah perjalanan hidupmu!!!
SO INSPIRING!!!
SALAM SUPER DAHSYAT FULL SEMANGAT!!!
Sebelum mengakhiri tulisan ini dan beranjak menutup mata…
Saya menoleh ke kanan dan menatap lekat-lekat tulisan yang saya tempel di dinding ruangan ini..
“AKU TERLAHIR TUK JADI PEMENANG
TAK KAN PERNAH BERPIKIR TUK JADI PECUNDANG
HANYA SATU YANG SELALU KUKENANG
SAAT SORAK SORAI RIUH BERKUMANDANG”
Ada tanda tangan dan tulisan “PASTI SUKSES” yang merupakan coretan dari Ippho Santoso (Creative Marketer No.1 di Indonesia yang merupakan salah satu inspirator saya)
Okey, LET’S BE THE WINNER!!!
RedZone, 110110_23:45
Aisya Avicenna
Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang ke sekeliling. Mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-Ku. Itulah sebabnya engkau tidak sedikitpun menyapa-Ku. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut nama-Ku dengan lembut sebelum menyantap makanan yang Kuberikan, tetapi engkau tidak melakukannya.
Ah, tak juga kau menyapa-Ku saat Shubuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya. Lagi-lagi kau masih tidak mengacuhkan Aku. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap doa, tak pula ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepada-Ku.
Apakah salah-Ku padamu?? Rezeki yang Kulimpahkan, kesehatan yang Kuberikan, harta yang Kurelakan, makanan yang Kuhidangkan, keselamatan yang Kukaruniakan, kebahagiaan yang Kuanugerahkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada-Ku? Percayalah, Aku selalu mengasihimu, dan Aku tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa-Ku, memohon perlindungan-Ku, bersujud menghadap-Ku, kembali kepada-Ku.
Yang selalu menyertaimu setiap saat,
ALLAH
*semoga menambah kecintaan kita kepada Allah SWT...aminn..
Sumber: ”Betapa Allah Mencintaimu’, --Ratna Dewi Idrus--
Jakarta, 110110_08:29
Masih teringat cerita bunda…
Saat itu, bunda memintamu menjaga kami, dua saudari kembarmu yang waktu itu masih bayi (mungkin baru akan berumur setahun). Bunda mandi. Dan kau dititahkan bunda untuk menjaga kami. Saat kami terjaga, kau pegangi dua botol susu dan meminumkan susu di dalamnya ke kedua bibir mungil kami. Kau pegang botol susu itu di tangan kanan dan kirimu. Kau duduk di tengah-tengah kami yang berbaring di kanan-kirimu. Kau julurkan kedua tanganmu sampai kami bisa menyedot susu dari botol yang kau pegang. Betapa sayangnya engkau pada kami… Mungkin karena mengantuk, kau tak sadar bahwa kami sudah kenyang dan tak mau lagi meminum susu itu. Tapi kau tak beranjak melepaskan kedua botol susu itu dari mulut kami. Kau tertidur dalam posisi duduk dengan tangan masih memegang botol susu itu. Alhasil, susu itu berceceran di sekitar mulut kami… untungnya bunda tahu… sehingga kami tidak tersedak… Ahh… masa kecilku begitu indah bersamamu… Masih teringat jelas dalam ingatanku akan saat-saat itu…
Kedewasaanmu, kesederhanaanmu, kekonyolanmu, rasa tanggung jawabmu…
Abangku… betapa aku sangat mencintaimu
Teramat sangat…
Selamat hari lahir….
Semoga kau mendapatkan apa yang kau inginkan
Tambah sholeh ya … karena kau adalah panutanku
Lancar rezeki
Tambah bakti sama bapak ibu..
Tambah sayang sama dua saudari kembarmu… :D
AAMIIN YA RABBAL ‘ALAMIIN…
Kau adalah laki-laki terhebat kedua yang kupunya (kenapa yg kedua??? Yang pertama jelas babe tersayang dung!!! ^^)
Jakarta, 070110_05:42
Adikmu yang semakin mencintaimu… dan saat ini sedang merindukanmu…. dengan SANGAT!
Terima kasih untuk segalanya…
Aisya Avicenna
Judul di atas diambil bukan hanya karena hari ini ngantor pake kostum merah hati tapi…karena hari ini memang MERAH!!! (cari saja filosofi merah... )
Sebelum mulai menulis ini, saya kembali teringat akan kejadian semalam...
Senin, 4 Januari 2009 pukul 19.00 saya baru bisa keluar dari kantor karena dapat kejutan! “DINNER”. Nasi goreng rasa... hhh bayar... :D.
Akhirnya, pulang lebih malam dari biasanya. Seperti biasa, naik Kopaja 502 kemudian turun di Kampung Melayu terus ganti naik mikrolet biru no.6. Saat naik mikrolet biru ini, tiba-tiba naiklah seorang pengamen kecil bertampang sayu. Duduklah ia di pinggir pintu mikrolet dan dengan gitar kecilnya iapun bersenandung....
Sebening tetesan embun pagi
Secerah sinarnya mentari
Bila ku tatap wajahmu Ibu
Ada kehangatan di dalam hatiku
Air wudhu slalu membasahimu
Ayat suci slalu di kumandangkan
Suara lembut penuh keluh dan kesah
Berdoa untuk putra-putrinya
Oh Ibuku engkaulah wanita
Yang ku cinta selama hidupku
Maafkan anakmu bila ada salah
Pengorbananmu tanpa balas jasa
Ya Allah ampuni dosanya
Sayangilah seperti menyayangiku
Berilah ia kebahagiaan
Di dunia juga di akhirat
Ya Rabb… lewat anak ini Engkau mengingatkan saya pada bunda… Jadi kangen sama bunda… jadi makin cintaaaaaaaaaaaaaaaa sama bunda…
Selasa, 5 Januari 2010
Hari ini LUAR BIASA!!!!
“Yang Terbaik Bagimu”-nya Ada Band menjadi lagu yang sering terlantunkan dari winamp di meja kerja saya hari ini. (besok mau copy nasyid ahh... :D). Hari ini SMS-an sama ayah... jadi kangen beliau. Bunda berpesan agar saya sering-sering SMS ayah karena sekarang ayah sudah pensiun. Sehat selalu ya yah!!!
Teringat masa kecilku
Kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu
Buatku melambung
Disisimu terngiang
Hangat nafas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi
Serta harapanmu
Kau ingin ku menjadi
Yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu
Jauhkan godaan
Yang mungkin kulakukan
Dalam waktuku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku
Terbelenggu jatuh dan terinjak
Tuhan tolonglah sampaikan
Sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji
Tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya
Ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu
Andaikan detik itu
Kan bergulir kembali
Kurindukan suasana
Basuh jiwaku
Membahagiakan aku
Yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu
Yang pernah terlewati
I love you very much, my Daddy!!!
Sebelum asar, sempat diskusi dengan kepala subdit dan dapat motivasi mulai dari quantum ikhlas, makna memberi, sampai pernikahan (waduh… hihii…). Tujuan utama beliau memanggil kami menghadap sore ini ternyata beliau ingin menghadiahi kami (saya dan mb Sulis yang sama-sama personel baru di Subdit I) sebuah agenda kerja… ada 3 agenda yang disodorkan, kami diminta memilih… dan akhirnya pilihan saya tertuju pada agenda yang bersampul merah hati… beliau memaparkan mengapa beliau memberi kami agenda kerja itu… so inspiring lah!!! Thanks a lot, Sir!!!!! Hari ini beliau pulang lebih awal karena akan merayakan ulang tahun pernikahannya yang ke-13… so switzzz….
Jadi pengin berbagi cerita inspiratif yang lain nih…
Suatu hari, seorang pimpinan berbicara di depan anak buahnya, dan ia memakai ilustrasi yang tidak akan dengan mudah dilupakan anak buahnya.
Dia mengeluarkan toples berukuran besar dan meletakkannya di atas meja. Lalu ia juga mengeluarkan selusin batu berukuran segenggam tangan, dan meletakkan dengan hati-hati batu-batu itu ke dalam toples. Ketika batu itu memenuhi toples sampai ke ujung atas dan tidak ada batu lagi yang muat untuk masuk ke dalamnya, dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” Semua anak buahnya serentak menjawab, “Sudah.”
Kemudian dia berkata, “Benarkah?” Dia lalu meraih dari bawah meja sekeranjang kerikil. Lalu dia memasukkan kerikil-kerikil itu ke dalam toples sambil sedikit mengguncang-guncangkannya, sehingga kerikil itu mendapat tempat di antara celah-celah batu-batu itu. Lalu ia bertanya kepada anak buahnya sekali lagi, “Apakah toples ini sudah penuh?” Kali ini para anak buahnya hanya tertegun, “Mungkin belum”, salah satu dari anak buahnya menjawab.
“Bagus!”, jawabnya. Kembali dia meraih ke bawah meja dan mengeluarkan sekeranjang pasir. Dia mulai memasukkan pasir itu ke dalam toples, dan pasir itu dengan mudah langsung memenuhi ruang-ruang kosong di antara kerikil dan bebatuan. Sekali lagi dia bertanya, “Apakah toples ini sudah penuh?” “Belum!” serentak anak buahnya menjawab. Sekali lagi dia berkata, “Bagus!”
Lalu ia mengambil sebotol air dan mulai menyiramkan air ke dalam toples, sampai toples itu terisi penuh hingga ke ujung atas. Lalu pimpinan tersebut dengan bijak berkata kepada para anak buahnya dan bertanya, “Apakah maksud dari ilustrasi ini?” Seorang anak buahnya yang antusias langsung menjawab, “Maksudnya, betapapun penuhnya jadwal kita, jika kita berusaha, kita masih dapat menyisipkan jadwal lain kedalamnya”. “Bukan”, jawab pimpinan itu, “Bukan itu maksudnya”.
"Sebenarnya ilustrasi ini mengajarkan kita bahwa : Kalau kamu tidak meletakkan batu besar itu sebagai yang pertama, kamu tidak akan pernah bisa memasukkannya ke dalam toples sama sekali.
Apakah batu-batu besar dalam hidupmu? Mungkin ayah ibumu, adik-kakakmu, suami/istrimu, orang-orang yang kamu sayangi, persahabatanmu, kesehatanmu, mimpi-mimpimu. Hal-hal yg kamu anggap paling berharga dalam hidupmu.
Ingatlah untuk selalu meletakkan batu-batu besar tersebut sebagai yg pertama, atau kamu tidak akan pernah punya waktu untuk memperhatikannya.
Jika kamu mendahulukan hal-hal kecil (kerikil dan pasir) dalam waktumu maka kamu hanya memenuhi hidupmu dengan hal-hal kecil, kamu tidak akan punya waktu berharga yg kamu butuhkan untuk melakukan hal-hal besar dan penting (batu-batu besar) dalam hidup…"
SIPP...!!!
Semerah hari ini...
Subdit I, Kantor Depdag (ditulis saat kerjaan sudah selesai lho!!!)
050110_17:03
Aisya Avicenna
ku sadari akhirnya kerapuhan imanku
telah membawa jiwa dan ragaku
ke dalam dunia yang tak tentu arah
ku sadari akhirnya Kau tiada duanya
tempat memohon beraneka pinta
tempat berlindung dari segala mara bahaya
oh Tuhan mohon ampun
atas dosa dan dosa selama ini
aku tak menjalankan perintahMu
tak pedulikan namaMu
tenggelam melupakan diriMu
oh Tuhan mohon ampun
atas dosa dan dosa sempatkanlah
aku bertobat hidup di jalanMu
tuk penuhi kewajibanku
sebelum tutup usia kembali padaMu
oh kembali padamu ohhh
Lagu GIGI yang menjadi BACKSONG waktu nulis ini saya persembahkan untuk seorang sahabat yang saat ini hadir kembali dalam kehidupan saya setelah sekian lama “menghilang”. Ternyata saat ia “menghilang”, ia terjerumus dalam dunia hitam yang tak pernah saya sangka ia bisa masuk dalam dunia itu. Sejak pertama kali mengenalnya, ia adalah sosok muslimah tangguh yang ulet dan pantang menyerah. Bahkan, ia jugalah yang turut berperan dalam meng”HIJRAH”kan saya. Entahlah…saya masih belum menemukan jawaban pasti mengapa ia bisa BERUBAH demikian jauhnya… Saat ini yang ia butuhkan adalah dukungan moral dari semua sahabat-sahabat dekatnya (termasuk saya). Kondisi lingkungannya sekarang memang jauuuh tidak mendukung sepak terjangnya untuk kembali seperti dulu. “APAKAH MUNGKIN AKU BISA BERUBAH???” (SMS terakhir yang ia tujukan pada saya). “MUNGKIN SAJA, TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN JIKA ALLAH SWT SUDAH BERKEHENDAK”. Saya berusaha meyakinkan ia bahwa ia tidak sendiri. JANGAN MENYERAH SAUDARIKU!!!
Hati ini kelu…
Batin ini tak menyangka…
Tatkala tahu apa yang telah terjadi padanya…
Sahabatku… maafkan aku
Yang selama ini tak tahu
Apa yang terjadi padamu
Empat tahun sudah kita berpisah
Ternyata kau kehilangan arah
Sementara aku telah menemukan arah jalanku…
Ya Rabb, jagalah ia…
Jagalah ia dengan sebaik-baik penjagaanMu
Ya Rabb, maafkan hamba…
Maafkan hamba yang tlah lalai menjaganya
Ampuni hamba ya Rabb…
Beri hamba kemudahan dan kekuatan
Untuk mengembalikannya ke jalanMu
Jalan yang Engkau ridhai….
RedZone, 050110_05:18
Aisya Avicenna
RedZone, 040110_05:22
Aisya Avicenna