Surat Cinta untuk MR ketiga...
Assalamu’alaykum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Karena dengan kasih sayang-Nya terjelmalah kedamaian dan keindahan di alam ini. Gemericiknya air yang mengalir, hijaunya dedaunan adalah keindahan yang tiada terperikan. Sholawat dan salam teruntuk Rasul junjungan yang telah mengantarkan umat ini dari gelapnya kejahiliyahan menuju kemilau cahaya di bawah naungan kasih sayang-Nya...
Apa kabar Mbak? Semoga Mbak selalu dalam lindungan-Nya. Amin Ya Rabbal ‘alamiin. Mbak, mungkin ini surat cinta pertama yang pernah Aisya buat untuk Mbak…
Mbak, Aisya kangen…Aisya ingin bertemu…Aisya rindu senyum mbak…
Aisya rindu saat-saat kita bersama dalam lingkaran suciNya. Mbak, ternyata sudah hampir satu tahun kita tidak bertemu. Meski sekarang Aisya sudah tidak menjadi adik binaan Mbak, Mbak akan tetap menjadi murobbiyah buat Aisya. Maafkan Aisya Mbak, jika selama menjadi adik binaan Mbak, Aisya punya banyak kesalahan.
Mbak, terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui. Terima kasih atas motivasi dan inspirasi yang telah Mbak berikan. Mbak, Aisya masih ingat pertemuan pertama kita. Saat itu penampilan Aisya masih sangat jahil. Maklum, baru hijrah di awal kuliah. Sedangkan engkau?? Kau sangat anggun dengan balutan gamis dan jilbab lebarmu.. Teduh… saat aku menatap wajahmu, Mbak. Setelah tahu kita berasal dari daerah yang sama, benih-benih cinta langsung menyeruak di dalam hati ini. Memperkuat ikatan ukhuwah di antara kita. Dan akhirnya, Allah mempertemukan kita dalam majelis cintaNya. HALAQOH. Sebuah lingkaran cinta yang semoga senantiasa mendapat ridhoNya. Aamiin…
Tidak cukup itu, Allah jualah yang menakdirkan kita hidup bersama dalam satu atap…satu kost. Dengan kedekatan kita inilah, Aisya semakin mengenalmu Mbak. Engkaupun demikian. Mbak, engkau telah memberikan Aisya banyak pencerahan.. tentang dien ini, tentang dakwah ini, tentang ukhuwah ini, dan masih banyak lagi. Darimu Aisya banyak belajar untuk menjadi muslimah yang luar biasa…
Setegar Khadijah… Secerdas ‘Aisyah… Sehebat Asma’…
Mungkin Aisya tidak bisa membalas semua kebaikanmu, Mbak. Tapi, semoga Allah SWT yang akan memberi pahala yang berlipat untuk Mbak… Amin. Terima kasih, Mbak!!! Mbak-lah inspirasi Aisya di saat Aisya rapuh. Semangat yang Mbak miliki, menjadi motivasi bagi Aisya…
Allah yang mempertemukan kita. Allah jualah yang memisahkan kita. Setahun setelah kebersamaan kita, Aisya dihijrahkan ke kelompok halaqoh yang baru. Kita berpisah Mbak, sedih rasanya. Tapi, meski tidak satu halaqoh lagi, engkau tetap murabbiyah Aisya, Mbak. Pada pertemuan terakhir halaqoh Aisya denganmu, kau memberikan sebuah puisi pada kami…
Kini kami berkumpul
Esok kami berpencar
Berbicara tentang kehidupan, ombak lautan, bintang dan langit
Kami berbicara tentang Tuhan
Berbicara tentang kesejatian
Tentang apa saja
Malam boleh berlalu
Gelap boleh menghadang
Di sini kami tetap berdiri, berfikir, berjaga, dan waspada
Di sini kami membuka mata
Di sini kami selalu mencari kesejatian diri
Alang-alang bergerak
Mata kami berputar
Seperti elang melayang
Seperti air kami mengalir
Seperti matahari kami berputar
Seperti gunung kami merenung
Di lingkaran cinta kami berpandangan
Di lingkaran cinta kami memujakan
Aku cinta padamu karena Allah
Puisi yang sangat indah Mbak... seindah ukhuwah kita... seindah cinta kita...
Aisya juga mencintaimu karena Allah, Mbak!!!
***
Setahun tidak bertemu dan berkomunikasi, akhirnya awal Januari kemarin Allah menghubungkan kita lagi. Ternyata skenarioNya kembali mengisahkan bahwa kita tetap dekat Mbak. Kita sama-sama kerja di Jakarta. Engkaupun memberi kabar yang sangat membahagiakan. Engkau akan menikah tanggal 28 Januari. Betapa bahagianya Aisya, Mbak. Akhirnya engkau bertemu dengan pangeran pendamping hidupmu. Dan undangan pernikahanmu, yang kau titipkan pada saudari kembar Aisya, sampailah pada Aisya. Tapi, ada yang mengejutkan Aisya setelah kubuka undanganmu itu Mbak. Ada foto prewedding, fotomu dengan calon pendamping hidupmu. Mbak, ada apa denganmu? Bukankah lelaki itu belum halal untukmu? Tapi mengapa ada foto kalian berdua di undangan suci itu? Apa yang telah terjadi???
28 Januari 2010. Afwan jiddan Mbak, Aisya tidak bisa menghadiri akad dan walimatul ‘ursy-mu.Aisya tidak bisa meninggalkan pekerjaan di Jakarta. Bukan berarti Aisya lebih mementingkan pekerjaan dibanding dirimu, Mbak. Tapi amanah ini tidak bisa Aisya kesampingkan. Insya Allah, Aisya akan silaturahim ke rumah barumu di Jakarta suatu saat nanti, Mbak. Ahh.. lagi-lagi ada tanda tanya besar yang berkecamuk dalam pikiran ini. Kemarin, Aisya mendapat kabar dari saudari kembar Aisya yang hadir dalam acara pernikahanmu, Mbak…Mengapa kau membuka auratmu, Mbak? Mengapa? Pernikahanmu juga diiringi lagu-lagu jahil. Apa yang terjadi padamu? Apa yang terjadi setelah setahun ini kita tidak bertemu? Apa “kejamnya” kota Jakarta telah meluluhlantakkan keistiqomahanmu, Mbak?
Istiqomah memang sulit. Istiqomah memang mahal harganya. Dulu kau pernah mengatakan hal itu.
Tapi, apa yang menyebabkan keistiqomahanmu luntur Mbak?? Maaf jika air mata ini untukmu, Mbak..
Hati ini kelu… Batin ini tak menyangka..
Tatkala tahu apa yang telah terjadi padanya…
Saudariku… maafkan aku yang selama ini tak tahu
Apa yang terjadi padamu
Setahun sudah kita berpisah
Ternyata kau kehilangan arah
Sementara aku telah menemukan arah jalanku…
Ya Rabb, jagalah ia…
Jagalah ia dengan sebaik-baik penjagaanMu
Ya Rabb, maafkan hamba…
Maafkan hamba yang tlah lalai menjaganya
Mungkin ini sedikit rangkaian kata dari Aisya. Apapun yang telah terjadi padamu, Mbak…
AISYA MASIH SANGAT MENCINTAIMU...
Sebelum mengakhiri surat ini, Aisya ingin menulis doa yang sering kita lantunkan bersama dengan saling menggenggam jari tangan di setiap akhir pertemuan halaqoh kita.
Ya Allah, Engkau tahu hati-hati ini berhimpun dalam cinta pada-Mu. Telah berjumpa dalam taat pada-Mu. Telah bersatu dalam dakwah pada-Mu. Telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Teguhkanlah, Ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cinta kasihnya.Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah hati-hati tersebut dengan cahaya-Mu yang tidak pernah hilang. Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan iman kepada Mu dan indahnya bertawakal kepada-Mu. Hidupkanlah hati ini dengan ma’rifat kepada-Mu. Sungguh engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah… Aaamiin Ya Rabbal ‘alamiin…
Wassalamu’alaykum Wr.Wb.
Jakarta, 290110_13:33
Adik yang akan selalu mencintaimu,
Aisya Avicenna
NB : Untuk MR pertama sampai kelima... Aisya sangat mencintai kalian....