Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, June 18, 2010

Agar Anak Makin Cinta

Friday, June 18, 2010 0 Comments

Judul Resensi : Agar Anak Makin Cinta
Judul Asli : Kaifa Takuna Abawaini Mahbubain?
Penulis : DR. Muhammad Fahd Ats Tsuwaini
Penerbit : Dar Iqra’ Iin Nasyr wat Tauzi’
Cetakan IV : 2005
Judul Terjemahan : Alfabet Cinta; 28 Cara agar Orangtua Dicintai Anaknya
Penerjemah : Arif Munandar
Penerbit : Mumtaza, Solo
Cetakan I : Juli 2009
Harga : Rp 16.000,00
Melalui buku ini kita akan berusaha mengenali sarana-sarana praktis yang setiap hari bisa kita gunakan untuk membahasakan cinta dan kasih sayang kepada putra-putri kita. Sebagai orang tua, pastinya sangat menyayangi mereka. Tetapi, terkadang kita lalai memberitahu hal itu kepada mereka, atau karena kita tidak mampu mengungkapkannya dengan kata-kata, serta malu untuk mencium atau membelai mereka.
Pada buku yang tidak terlalu tebal ini, disajikan secara runtut, sesuai urutan huruf Hijaiyah mengenai 28 cara aplikatif agar orang tua semakin dicintai anak-anaknya yang dinamakan Alfabet Cinta oleh penulisnya. Lewat Alfabet Cinta ini diharapkan dapat menjadi sarana praktis bagi orang tua dalam membahasikan cinta dan kasih sayang mereka pada putra-putrinya. Ke-28 Alfabet Cinta itu akan diuraikan secara ringkas sebagai berikut.
1.Addib = Didiklah!
Didiklah putra-putri Anda dan asuhlah mereka dengan baik seperti sabda Rasulullah SAW : “Rabbku telah mendidikku dan membaguskan pendidikanku”. Hal ini bisa terlaksana dengan mengajari anak beretika dan berinteraksi dengan baik kepada : Allah, Al-Qur’anul Karim, Rasulullah SAW, para Nabi dan Rasul lainnya, para sahabat, orang-orang shalih dan para ulama, seluruh kaum muslimin, binatang, benda-benda mati, dsb.
2.Bayyin = Jelaskan!
Ungkapkan pendapat tentang anak-anak Anda. Sebab, mereka senang mendengar penilaian Anda terhadap diri mereka dan seberapa besar keridhaan Anda pada mereka, meliputi : pekerjaan, prestasi belajar, penampilan dan tugas-tugas rumah mereka.
3.Ta’assaf = Tunjukkan Penyesalan!
Tunjukkan penyesalan dan segeralah minta maaf manakala Anda terlanjur melakukan sesuatu yang dapat menyakiti hati putra dan putri Anda.
4.Tsaqqif = Luaskan Wawasan!
Luaskan wawasan anak-anak Anda dan kenyangkan mereka dengan pengetahuan. Wawasan bisa membantu anak membangun kepribadian yang berimbang. Wawasan adalah jalan kesuksesan, peluang besar untuk menguasai berbagai ilmu serta merupakan bidang spesialisasi dan kreasi.
5.Jâhid = Berjihadlah!
Bersama anak-anak Anda, berjihadlah di jalan Allah setiap hari melalui mujahadah nafs, bersabar dalam menjalankan ketaatan dan sabar menerima cobaan dalam urusan sehari-hari.
6.Habbib = Cintakanlah!
Cintakanlah anak-anak Anda pada perbuatan baik dan bakti. Ini tak mungkin terwujud melalui ucapan dan janji-janji semata, tapi juga memerlukan sikap-sikap konkret sedari dini agar mereka tumbuh di atas kebaikan-kebaikan itu.
7.Khâlil = Sayangilah!
Sayangilah anak-anak Anda. Jadilah teman mereka dalam belajar, kawan dalam perjalanan, sahabat dalam memahami, serta mengetahui rahasia-rahasia mereka, menjadi orang yang tulus menasihati dan mengarahkan mereka.
8.Dâfi‘ = Pertahankan dan Bela!
Pertahankan anak-anak Anda. Jangan sampai mereka menjadi mangsa empuk iblis beserta antek-anteknya dari bangsa jin dan manusia. Di sini, peran Anda dalam membelanya termanifestasi dalam sikap simpati Anda terhadap dirinya jika ada seseorang yang menyakitinya, ia terancam bahaya atau menghadapi satu masalah yang membuatnya menjadi ciut.
9.Dzâkir = Ingatkan!
Orang tua mengajarkan pada anak-anak mereka untuk senantiasa beribadah dan juga berdzikir tiap saat, wajib mengingatkan anak akan urusan pribadi mereka, pekerjaan rumah, dll
10.Râghib = Rindukan!
Rindukan putra-putri Anda pada surga, bahkan pada surga Firdaus yang tertinggi, dan peringatkan mereka dari neraka.
11.Zayyin: Perindahlah!
Perindahlah ucapan, kata-kata, kalimat-kalimat dan semua yang keluar dari mulut Anda kepada anak-anak Anda. Ucapan yang baik adalah shadaqah dan berpengaruh besar pada kejiwaan anak serta kecintaanya pada orang tua.
12.Sallim = Ucapkanlah Salam!
Ucapkanlah salam kepada anak-anak setiap kali bertemu mereka. Ucapkanlah “Assalamu’alaikum”, maka bagi Anda sepuluh kebaikan. Ucapkanlah “Assalamu’alaikum Warahmatullah”, maka bagi Anda dua puluh kebaikan. Ucapkanlah “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”, maka bagi Anda tiga puluh kebaikan.
13.Syârik = Sertailah!
Sertailah putra-putri Anda dalam tugas mereka. Beri mereka kesempatan untuk melakukan tugas mereka sesuai kemampuan yang mereka miliki.
14.Shil = Jalinlah!
Jalinlah silaturahim. Ajari anak-anak menjalin silaturahmi dan mengunjungi sanak saudara.
15.Dhârib = Berbisnislah!
Berbisnislah dengan halal dan ajari anak Anda untuk berbisnis. Agama kita yang lurus menghasung kita bersikap mandiri dalam mencari rezeki, tidak meminta-minta, tidak pasrah atau bergantung pada orang lain dalam kebutuhan hidup.
16.Thabbib = Obatilah!
Obati putra-putri Anda dan jangan menerlantarkan mereka dengan alasan malas atau sibuk, atau malah berburuk sangka pada mereka. Berinisiatiflah menempuh berbagai cara untuk memproteksi mereka dari sakit, komplikasi-komplikasinya dan bermacam dampak buruknya.
17.Zhallil = Naungilah!
Naungi putra-putri Anda dengan cinta, kasih sayang, dan perhatian!
18.‘Allim = Ajarilah!
Ajarilah ilmu syar’i dan ilmu umum pada anak-anak Anda demi meraih kebaikan dunia dan akhirat.
19.Ghayyir = Ubahlah!
Ubahlah gaya kepribadian Anda yang bisa membuat malu anak-anak, baik dengan meninggalkan hal-hal yang negatif atau memunculkan hal-hal yang positif.
20.Farriq = Bedakan!
Bedakan antara generasi Anda dan generasi mereka. Bedakan antara persepsi mereka dan persepsi Anda. Mensinergiskan diri kita dan diri mereka merupakan langkah solutif bagi perbedaan besar yang terjadi antara kita dan mereka.
21.Qabbil = Ciumlah!
Ciumlah putra-putri Anda setiap hari. Demikian juga, izinkan mereka mencium Anda sebagai tanda cinta mereka pada Anda.
22.Karrim = Muliakanlah!
Muliakanlah putra-putri Anda. Jangan menghina, mengejek, dan meremehkan mereka.
23.Lâmis = Belailah!
Sentuh raganya dan jangan menghalangi mereka merasakan gelora belaian dalam menanamkan dan menumbuhkan cinta dalam hati dan cintanya.
24.Mâzih = Candailah!
Candai dan bermainlah bersama anak-anak. Bermain merupakan kebutuhan naluriah manusia, terlebih anak-anak kecil itu tumbuh dan merasakan cinta lewat permainan.
25.Nâqisy: Koreksilah!
Koreksilah, ajak berdiskusi dan berdialog!
26.Haddi’ = Tenangkanlah!
Tenangkan dirimu, jangan tegang, dan berbesar hatilah dalam menghadapi kenakalan anak-anak Anda.
27.Waddi‘ = Ucapkan Selamat Jalan!
Biasakan melepas kepergian dan menyambut kedatangan anak
28.Yassir! = Permudahlah!
Termasuk hak anak yang harus diberikan orang tua adalah anak merasa orang tua suka memberi kemudahan dalam berinteraksi dengan memberi kesempatan untuk mencoba dan terus mencoba.
Pada bagian akhir dari buku ini juga dilengkapi tabel evaluasi kadar cinta Anda pada anak yang diisi oleh anak-anak Anda. Dari hasil perhitungan pada tabel ini, Anda akan mengetahui seberapa besar kecintaan Anda pada anak-anak Anda. Hasil tersebut dapat menjadi bahan evaluasi bagi Anda.

"ROBBANA HAB LANA MIN AZWAJINA WA DZURRIYATINA QURROTA AYUN, WAJALNA LILMUTTAQINA IMAMAA." (Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah pula kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa) (QS. Al Furqon:74)
"ROBBI AWZINI AN ASYKURO NIMATAKALLATI AN AMTA ALAYYA. WA ALA WAALIDAYYA WA AN AMALA SHOLIHAN TARDHOH, WA ASHLIH LII FI DZURRIYATIY" (Wahai Robbku, ilhamkanlah padaku untuk bersyukur atas nikmatmu yang telah Engkau karuniakan padaku juga pada orang tuaku. Dan ilhamkanlah padaku untuk melakukan amal sholeh yang Engkau ridhoi dan perbaikilah keturunanku) (QS. Al Ahqof:15)
Jakarta, 170610_02:30
Aisya Avicenna

Thursday, June 17, 2010

Bukan PNS Biasa

Thursday, June 17, 2010 1 Comments

26 September 2009
Pukul 12.00, terminal Giri Adipura Kabupaten Wonogiri
“Taqabalallalahu minna wa minkum”. Kujabat tanganku erat pada sahabatku yang sudah sekian tahun tak bertemu. “Taqabal ya kariim...” jawabnya tepat di telinga kananku saat dia memelukku tak kalah erat. Sementara itu, ayahku dan ayahnya juga bersalaman dan saling tegur sapa. Keakraban pun kembali terjalin. Dialah Nuri, sahabatku sejak kelas 1 SMA. Kebetulan tiga tahun semasa SMA kita selalu satu kelas. Ehm... skenarioNya memang sangat indah. Siang ini, aku dan Nuri akan berangkat ke ibukota negeri ini, Jakarta. Nuri memang sudah 4 tahun kuliah di sana. Sebuah sekolah tinggi yang dulu juga sempat menjadi sekolah impianku. Sekolah Tinggi Ilmu Statistika (STIS). Tapi apalah daya, rencana Allah lebih indah. Nuri diterima di sekolah tinggi itu, dan akupun diterima di Universitas Sebelas Maret (UNS) yang terletak di kota Solo. Dan semuanya itu memang mendatangkan banyak hikmah bagiku, tepatnya bagi kami berdua. Hingga akhirnya, kami dipertemukan kembali untuk berjuang bersama di Jakarta. Pukul 13.00, bus Gunung Mulia berplat AD 1511 BG yang kami tunggu akhirnya datang juga. Terminal itu pun menjadi saksi bisu perpisahan dengan ayah kami masing-masing.
Pukul 15.30, di dalam bus Gunung Mulia.
“Udah bangun Ri?” tanyaku pada Nuri yang sedari tadi memejamkan matanya.
“Kamu tadi gak tidur to Nda?” tanya Nuri yang masih setengah mengantuk.
“Gak bisa tidur Ri, ku milih baca buku aja.”
Nuri melirik buku yang sedang aku pegang. “Cie..cie...bacaannya sekarang meningkat. ‘Bila Hati Rindu Menikah’ euy.. kamu mau nikah ya?? Mentang-mentang dah lulus!”
Aku hanya tersenyum simpul dan akhirnya menimpali, ”Nikah?? Ya jelas maulah.. kamu juga mau kan?? Hihi..ni salah satu langkah persiapanku, Ri. Banyak baca buku tentang ini, terutama fiqihnya. Jodoh kita sudah ada, tinggal nunggu waktunya aja untuk ketemu. Nah, biar tar ketemuannya gak malu-maluin gara-gara kita sedikit ilmu, makanya manfaatkan ‘waktu tunggu’ itu dengan sebaik-baiknya.”
Nuri mengangguk-angguk (bukan karena masih ngantuk), “Iya..bener katamu. Kita sekarang kan dah lulus. Sudah saatnya kita memikirkan hal ini lebih serius. Eh, Yanda.. teman-temanku di kampus juga dah pada syndrome pengin nikah tuh..., bahkan ada yang sudah proses..”
“Tuh kan, kamu kapan???” tanyaku menyelidik.
“Emm...tunggu saja tanggal mainnya.” jawab Nuri sambil tersenyum simpul.
“Kayaknya duluan kamu Nur, lha wong kamu dah lulus. Tinggal penempatan. Sedangkan aku, ni aja masih mau tes CPNS,” kataku.
“Wallahu‘alam. RencanaNya jauh lebih indah dari rencana kita. Yadah, aku mau Al Ma’tsuratan.”
“Kalau begitu, aku juga akan melanjutkan baca buku ini,” kataku mengakhiri pembicaraan kami.
Pukul 17.30, masih di dalam bus Gunung Mulia
Benang-benang jingga terajut membentuk nuansa senja yang indah. Kali ini senja menyambutku di kota Semarang. Ehm... banyak kisah yang telah aku torehkan di kota ini. Kisah-kisah petualanganku menggapai impian dan mengukir prestasi. Alhamdulillah, rasa syukur mendesir dalam hatiku..mengenang masa-masa perjuangan dulu di kota Semarang, kota perjuangan, kota persahabatan. Dudukku di dekat jendela, jadi dengan leluasa aku bisa menatap pemandangan di luar..
Ehm.. lagi bahagia nih.. bukan saja karena salah satu impianku akan terwujud (menginjakkan kaki di Jakarta)... tapi karena aku akan memperjuangkan terwujudnya impianku yang lain. SEMANGADH 37x.. (mencoba menyemangati diri sendiri.. kesempatan itu tak datang dua kali).
Pukul 19.00, Rumah Makan Sari Rasa, Kendal
Bus yang kami tumpangi berhenti tepat di samping Rumah Makan Sari Rasa. Di rumah makan itu sudah berjejal puluhan bus Gunung Mulia yang lain. Maklum, hari ini adalah puncaknya arus balik pasca Lebaran. Setelah sholat, aku dan Nuri menuju ruang makan. Setelah itu, kami kembali ke bus dan melanjutkan perjalanan. Laju bus terbilang lambat, agak macet. Maklum, puncak arus balik. Kupandangi langit malam ini. Meski tak begitu jelas tertangkap retina mata, tapi aku dapat menyaksikan ribuan bintang menghiasi langit. Ku menoleh ke kiri, Nuri sudah larut dalam mimpinya...dan akhirnya akupun menyusulnya...
Pukul 03.00, Bus Gunung Mulia
Aku kembali terjaga. Nokia 5300 ku bergetar. Kubuka inbox. Sebuah pesan dari bunda. “Bangun Mbak, sudah jam 3. Dah sampai mana?”. Langsung kubalas SMS itu. Sudah menjadi rutinitas bunda, kalau jam 3 SMS atau telepon membangunkan aku untuk Qiyamul Lail. Makasih ya bunda... Nuri juga terbangun. Setelah itu, aku mengerjakan Qiyamul Lail dan dilanjutkan sholat subuh. Pengalaman pertamaku sholat di dalam kendaraan yang sedang melaju. Setelah itu, lanjut membaca Al Ma’tsurat dan Al Qur’an merahku. Seiring lantunan ayat cintaNya, ternyata kami sudah memasuki daerah Subang, Jawa Barat. Alhamdulillah...
***
27 September 2009
Pukul 08.00, Bus Gunung Mulia
Terik sang surya menembus kaca bening bus yang kami tumpangi. Padahal baru jam 08.00 pagi. Yaaa..inilah JAKARTA! PANAS!! Tapi jadi ingat filosofi PANAS => Pasti Aku Nanti Akan Sukses!!!
Pukul 09.00, Terminal Rawamangun, Jakarta Timur
Alhamdulillah, untuk pertama kalinya kakiku menapak di kota yang katanya metropolitan ini. Flash...Sang Bagaskara tersenyum manis padaku…
***
28 September 2009
Pukul 10.00, Gelora Bung Karno, Senayan
Aku dan Nuri duduk di bawah pohon rindang di halaman luar Gedung Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan. Kami baru saja survey lokasi ujian tahap kedua (tes tertulis) CPNS Departemen Perdagangan (Depdag) yang akan digelar tanggal 30 September esok lusa. Alhamdulillah, aku dinyatakan lolos seleksi administrasi sehingga berhak mengikuti ujian tertulis.
***
30 September 2009
Pukul 07.30, Gedung Tenis Indoor, Gelora Bung Karno, Senayan
Sekitar 4000-an orang memenuhi Gedung Tenis Indoor Senayan pagi ini. Dari 4000-an orang yang akan mengikuti tes ini, hanya akan diambil 160 orang sesuai dengan formasi yang dibutuhkan Departemen Perdagangan. Aku duduk bersama para “CALON STATISTISI”. Ehm, bersaing dengan 80-an orang yang luar biasa dan hanya dua orang saja yang akan terpilih. Bismillahirrahmanirrahim…
Pukul 13.00, Halte Bus Senayan
Alhamdulillah, setelah berkutat dengan 300-an soal pilihan ganda yang “menantang”, akhirnya selesai juga tes tertulisnya. Tinggal menyerahkan hasilnya pada Sang Maha Kuasa. Siang ini begitu terik. Dengan berbekal petunjuk arah yang diberitahu Nuri, aku mencoba pulang ke kost Nuri sendirian. Pengalaman pertama menjelajah ibukota sendirian… SERU!!!
Pukul 14.00, Kost Oscom
Akhirnya sampai juga aku di kost Nuri. Kuceritakan kisah seruku hari ini pada Nuri. Ehm, hari ini memang luar biasa!!! Kemudian aku bersiap untuk kembali ke kampung halamanku di Wonogiri karena pengumuman ujian tertulis masih tanggal 26 Oktober. Apapun hasilnya, pastinya itulah yang terbaik dari Allah SWT. Inilah keyakinanku….
***
8 Oktober 2009
Pukul 14.00, Kantor Asuransi Bumiputera Solo
Setelah wisuda tanggal 3 September 2009 yang lalu, aku mendapat kesempatan menyelesaikan sebuah proyek di kantor Asuransi Bumiputera Solo. Hari ini suasana yang kurasakan di kantor memang lain dari biasanya. Perasaanku tak menentu. Tiba-tiba, ada SMS dari seorang teman yang juga ikut tes CPNS di Depdag. Alhamdulillah, dia mengabarkan kalau aku lolos, dia juga. Dari 80 orang diambil 4 orang untuk mengikuti tes tahap ketiga. Kami memang berasal dari satu jurusan dan satu angkatan. Oh ya, namanya Didi. Kebetulan kami juga berasal dari daerah yang sama, Wonogiri. Bahagianya!!!
***
13 Oktober 2009
Setelah dinyatakan lolos tes tertulis, aku mengikuti tes tahap III yaitu psikotes dan wawancara. Pukul 08.00 aku dan Nuri berangkat menuju lokasi tes di daerah Sawangan, Depok. Dengan berbekal selembar peta, kami pun menuju tempat tersebut. Benar-benar menggelikan sekaligus petualangan yang seru!!. Sampai di terminal Pulogadung, kami pindah naik angkot kecil warna biru. Sambil menyusuri gambar peta di dalam angkot, akhirnya sekitar pukul 10.30, kami sampai juga di daerah Wates, Sawangan, Depok. Dari tempat turun, kami masih harus berjalan sekitar 300 meter menuju kantor Pusdiklat Depdag.
Pukul 10.00, Masjid….. Sawangan, Depok
Karena peserta ujian masuk pukul 12.15, aku dan Nuri memutuskan untuk beristirahat di masjid yang berjarak 300 meter dari Pusdiklat. Sesampai di masjid, kami berdua duduk santai di serambinya. Ada sekitar tiga pedagang kaki lima yang mangkal di situ. Akhirnya, aku dan Nuri membeli segelas dawet ayu Banjarnegara pada seorang bapak tua. “Segelas aja Nda, takut ga habis.” kata Nuri. Emm..akhirnya kami meminum dawet itu segelas berdua di bawah pohon rindang..sambil menikmati sepoi angin... A beautiful friendship! Setelah dawet habis, kami kembali duduk di serambi masjid. Nuri membaca buku “Quantum Tarbiyah”nya, sedangkan aku memutuskan untuk melanjutkan tilawahku 2 halaman, setelah itu aku memilih untuk membaca ayat cinta favoritku, Q.S. Ar Rahman. Selalu ada rasa yang berbeda tatkala aku membaca surat ini. Selesai tilawah, aku mengamati bapak tua penjual dawet tadi. Beliau sedang berjuang keras memanggul dagangannya. Mungkin, beliau akan berkeliling lagi. “Ayo Pak, semangat!!! Jangan menyerah!!!!“ teriakku sambil mengepalkan tangan kala itu.. (tapi ya gak keras-keras...hanya Nuri yang dengar..^^) Setelah waktu menunjukkan pukul 11.00, kami-pun meninggalkan masjid. Berjalan kaki lagi.... Setelah makan di warung depan Pusdiklat, kami menuju lokasi tes. Setelah sholat, aku memasuki ruangan tes, sedangkan Nuri menungguku di mushola.
Test dimulai pukul 13.00. Sebelum test dimulai, semua peserta diminta mengisi lembar biodata dan 5 lembar kertas yang berisi pertanyaan mulai dari : apa pencapaian yang sudah didapat dalam waktu dua tahun terakhir, penyikapan atas suatu kasus, sampai gaji dan tunjangan yang ingin didapatkan. Waktu mengisi lembar pertanyaan ini, aku lebih banyak memberi jawaban berdasarkan pengalamanku semasa di kampus. Bagaimana kuliahku, aktivitas di kampus, dll. Akhirnya pertanyaan demi pertanyaanpun dapat ku jawab. Ehm, semakin menyadari bahwa “ngampus itu jangan hanya sekedar kuliah” (jadi inget bukunya Ustadz Hatta Syamsuddin dan istrinya, “AGAR NGAMPUS TAK SEKADAR STATUS”). Bagi yang masih ngampus, optimalkan waktu untuk mengasah potensi yang dimiliki. Memang, tujuan perdana kita menjadi “penghuni kampus” adalah untuk menjalankan amanah orang tua, kuliah yang rajin dan tidak ‘neko-neko’. Yes, that’s a good vision! Tapi kalau ngampus cuma kuliah (duduk anteng di kelas), ke kantin, dan di kost saja (istilah kerennya 3K)..ya jadi hambar dung! Aku semakin merasakan manfaat berorganisasi ketika memasuki dunia pasca kampus, lebih tepatnya waktu memasuki dunia kerja.
Lanjut ke cerita tentang psikotes. Dari tim penguji (para psikiater), membagikan beberapa buku yang berisi soal-soal psikotes. Ada beberapa soal yang sudah cukup familiar karena sering ditampilkan di buku-buku psikotes (tidak ada salahnya bagi yang mau psikotes untuk membaca dan mencoba contoh-contoh soal di buku-buku psikotes yang beredar di pasaran). . Salah satu tes yang membuat aku agak “tuing-tuing” namanya tes PAULI. Peserta dibagikan gulungan kertas besar ukuran A3 (kayaknya) yang berisi deretan angka yang dicetak bolak-balik. Wuih... so amazing! Kita diminta menghitung dari atas ke bawah. Alhamdulillah, sampai batas waktu berakhir, aku berhasil menghitung sampai tinggal satu deret terakhir. Melelahkan, menguras otak dan tenaga, tapi menantang. Asyik juga!!! Hal yang paling menyenangkan adalah waktu tes menggambar. Maklum, salah satu hobbyku kan menggambar. Peserta diminta menggambar manusia lengkap. Cling!!! Akhirnya aku mendapat ide untuk menggambar ayah. Tidak mirip sih, tapi gambar itu menjadi cerminan motivasi aku mengikuti tes CPNS di Depdag RI.
Pukul 17.00, alhamdulillah psikotes selesai. Langsung aku kabur ke mushola. Nuri masih setia menanti. Terima kasih ya!!! Lanjut sholat ashar. Terdengar guntur menggelegar di langit. Kata Nuri, tadi habis hujan deras dan angin kencang. Tapi alhamdulillah, sekarang sudah reda. Akhirnya kami pulang dengan berjalan kaki menuju tempat naik angkot, kemudian naik angkot menuju stasiun Depok Baru.. Di stasiun itu, banyak “pemandangan” yang cukup menarik perhatianku. Aku mencoba mencari inspirasi di balik apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan. Mulai dari deretan ibu-ibu pengemis yang duduk berjajar di lorong stasiun, orkestra jalanan, sampai seekor kucing yang membuatku sangat iba karena kaki kanan depannya buntung, terluka. Dia berjalan terhuyung-huyung dengan ketiga kaki lainnya yang masih normal. Kasihan sekali kucing itu. JANGAN MENYERAH PUS!!! (teriakku dalam hati). Menjelang Maghrib, kereta ekonomi non AC jurusan Jakarta tiba. Kami-pun menaikinya.
***
14 Oktober 2009
Berangkat dari kos sekitar jam 9 lebih. Sampai di sana, singgah ke warteg dulu, makan siang. Sampai di kantor Pusdiklat, alhamdulillah langsung boleh masuk. Setelah sholat di mushola, langsung menuju ruangan tempat peserta berkumpul sebelum wawancara. Seperti kemarin, Nuri menunggu di mushola. Sebenarnya jadwalku wawancara pukul 14.00-14.30, tapi baru sekitar pukul 15.30 aku memasuki “ruang eksekusi”. Sang eksekutor adalah seorang bapak paruh baya, dengan perawakan sedang dan ramah sekali. Pertanyaan demi pertanyaan pun menghujani aku. Alhamdulillah, sudah “sedia payung sebelum hujan”. Maksudnya, alhamdulillah bisa menjawab dengan lancar dengan suasana wawancara yang tidak menegangkan, malah terkesan seperti curhat seorang anak kepada ayahnya. Semuanya mengalir begitu saja, tak terasa hampir setengah jam kami berdialog. Jujur, kebanyakan jawaban yang keluar adalah menceritakan pengalaman pribadiku saat di kampus. Hampir 75 % aku menceritakan kisahku saat terlibat dalam beberapa organisasi di kampus. Alhamdulillah...Terima kasih Ya Allah atas segala kemudahan ini..
***
26 Oktober 2009
Pukul 20.13, Kost Pink, Solo
Aku mencoba menenangkan hati sembari membaca Al Qur’an merahku. Yaa.. hari ini akan ada pengumuman hasil seleksi CPNS Departemen Perdagangan. Akan tetapi, sampai jam 20.00 belum ada pengumuman. Akhirnya, aku meminta tolong Nuri untuk melihatkan pengumuman, karena dia bisa online di kostnya. Setelah membaca Qur’an, iseng-iseng aku membuka facebook-ku.. Ada pesan dinding yang masuk. Dari Nuri. “Selamat, kamu ketrima. Makan-makan lho!”.
Alhamdulillah, langsung aku sujud syukur di kamar kostku. Aku telepon Nuri untuk memastikan. Ada dua nomor ujian untuk formasi Calon Statistisi yang diterima dan salah satunya adalah nomor ujianku. Sayang, Didi belum berhasil. Ya Allah, keputusanMu memang nomor satu dan pasti yang terbaik. Langsung aku mengabari keluarga di rumah. Ibu sampai menangis haru saat mendengarnya…
***
Kini, aku resmi menjadi bagian dari Kementerian Perdagangan RI (sekarang tidak lagi bernama “Departemen Perdagangan”). Menjadi seorang abdi Negara dan abdi masyarakat. Aku bertekad untuk tidak hanya menjadi PNS yang biasa-biasa saja, tapi aku ingin menjadi PNS yang LUAR BIASA… “Penghuni Neng Surga, Pribadi Nan Sabar, Putri Nan Sholihah, Pengusaha Nan Sukses, Pendamping Nan Setia, Petualang Nan Semangat, Penulis Nan Sensasional, Pembelajar Nan Sejati, Penolong Nan Santun, Pemikir Nan Serius, Penasihat Nan Solutif, dan Pemimpin Nan Sigap”. Amin…

-based on true story-
Jakarta, 090410_22:49
Aisya Avicenna

Sebenarnya masih ada kisah yang belum saya ceritakan di sini. Dulu waktu mengalaminya, saya berazzam, kisah ini akan saya beberkan ketika saya sudah mendapatkan pekerjaan yang saya impikan. Alhamdulillah sekarang impian itu sudah terwujud, berarti saya masih punya hutang untuk menceritakannya. Sebuah kisah yang memadukan kenekatan, kekonyolan, kesedihan, tapi juga inspiratif! Tak seorang pun tahu bahwa saya pernah mengalaminya. Tapi, saya akan menceritakan semuanya!!! Tinggal menunggu waktu yang TEPAT! ^^v

Wednesday, June 16, 2010

Sekedar Joke : Itung-itung Pasca Nikah

Wednesday, June 16, 2010 0 Comments

Artikel ini nemu di sebelah… (sebelah kanan atau kiri?? Hehe, yang jelas saya edit dikit-dikit… tp ide dasar bukan dari saya…).
Selamat tersenyum!
Jangan lupa : Siapkan kalkulator atau sempoa!

Seorang temenku pernah bertanya "eh, kalo aku nikah tapi dengan gaji yang cuma Rp#### bisa ga ya?

hmmm.....

Maka dari pertanyaan itu aku membuat survey asal, dan berikut adalah daftar pengeluaran standar bulanan setelah nikah. Sekedar berbagi aja, buat temen-temen yang mungkin juga mengalami 'Matery after merit phobia syndhrome'

Daftar anggaran bulanan

(asumsi :disusun berdasarkan skala proritas, disusun dengan sangat relatif, dan berdasarkan basic needs standar menengah ke bawah)

1. Makan

Dengan asumsi sekali makan adalah 5000
Maka makan 3x sehari,kali 2 orang (kecuali kalau sepiring berdua, agak ngirit), kali 30 hari adalah Rp 900.000,00

Tips :
Rajin2 ke kondangan, dan bawa pulang nasi kotaknya. Pasti lebih ngirit!

2.Kontrakan

Dengan asumsi masih ngontrak di rumah petak, yang punya uda botak, tapi masih galak, dan punya anjing belum jinak.
Maka dana untuk kontrakan sekitar 500.000/bulan

Tips
Tinggallah di Pondok Mertua Indah. Niscaya dana di atas gak akan pernah ada.
Di pondok mertua indah, anda akan bebas makan apa aja, termasuk 'makan ati' (bagi yang mertuanya galak, so harus bersikap baik pada mertua)


3. Listrik dan Air

Dengan asumsi daya listrik 900 watt dan pake jetpam maka anggaran untuk listrik adalah 100.000/bulan

Tips
Jangan pake AC, cukup AC (angin cendela)
Jangan suka main Plestesyen, cukup main monopoli, sudamanda atau ular tangga ama istri terasa lebih romantis

4. Transportasi

Dengan asumsi naik motor ke kantor, dengan motor yang paling irit rit rit, maka untuk ongkos bensin dan servis adalah Rp 100.000,00.

Tips
Gunakanlah Bensin campur!
(maksudnyah campur dorong, pasti lebih irit)
Atau ikutlah "Nebeng Fans Club", dengan alasan mempererat silaturahmi dengan yang ditebengi maka perjalanan berangkat dan pulang kantor akan terasa lebih menyenangkan. Lebih ngirit lagi naik sepeda. Bike to work gitu lah!

5. Komunikasi

Dengan asumsi pake CDMA yang 1000/jam maka untuk sebulan, ongkos komunikasi berdua adalah Rp 100.000,00

Tips
Pakelah 'FREN' yang lebih murah (maksudnya kalo mau nelpon atau sms tinggal bilang "Freeen...minjam HP nya dong freen...")

6. Keperluan sehari-hari

Seperti sabun, odol, shampo, dll dsb
Dengan asumsi tidak pake fesyel, krimbat, manikyur, pedikyur, maka alokasi dana untuk ini sebesar Rp 50.000,00

Tips:
Mandi kalo perlu saja.
Untuk ngirit odol kembalilah memakai tumbukan batu bata (weleh… tipsnya purba banget)

7. Kesehatan

Seperti minyak kayu putih, vitamin, obat pusing, maka alokasi cadangan untuk kesehatan sebesar Rp 50.000,00

Tips
Jaga kesehatan
Jangan begadang...kalo tiada artinya...begadang bole saja...asalkan sambil ronda (halah!!)

8.Entertaiment

Nah ini kalo ada uang lebih aja, bisalaah sekali2 nomat, lari pagi, atau makan martabak sekali-kali

Jadi…
Dari asumsi basic needs di atas maka pengeluaran untuk tiap bulan adalah sebesar : 1.800.000/bulan

(masih gede juga ya… )

Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan temen-temen ketika pengen nikah, untuk kemudian dibandingkan dengan pemasukan yang ada.
Kalopun masih 'besar pasak daripada tiang' Anda bisa memperkecil pasak, atau memperbesar tiang...ataauu. ..ga usak pake pasak, tapi dipaku aja!

Tapi ada 1 hal yang ga bisa dijelaskan dengan perhitungan ketika anda memutuskan untuk menikah

(serius mode on*)

Yaitu, berkah menikah

Selalu, ALLAH SWT akan mencukupi kebutuhan umatnya yang mau berusaha dan berdoa. Selalu bersyukur dan percaya bahwa ALLAH SWT Maha Menguasai Segalanya.

Inilah pengertian ayat iyyakunu fuqara yughnihimullahu min fadhlihi wallahu waasi’un aliim, jika mereka miskin Allah akan mampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas lagi Maha mengetahui (An-Nur: 32)

so, stop accounting, just do it!

Dengan sedikit perubahan by : Aisya Avicenna

Special buat dua saudariku yang akan menggenapkan setengah diennya tahun ni! Silakan diitung sendiri, percaya kok kalian pandai berhitung. Ini sekedar joke lho ya! ^^v

Bergegaslah

Wednesday, June 16, 2010 0 Comments

Album : Di Dalam 'Beat'nya Tetap Ada Cinta
Munsyid : Suara Persaudaraan
http://liriknasyid.com

Ketika kudaratkan kaki di Hanadi
Kulihat ribuan wajah penuh cinta dan harapan
Kerinduan akan sebuah tempat persinggahan
Ditengah hiruk pikuk gemuruh panas pulau Batam

Pelabuhan hati - hati yang gersang
Dengan merindu kedamaian dan uluran kasih sayang
Peraduan jiwa - jiwa yang lelah
Sekedar melepas beban di dada yang terus bertambah

Duhai kawan kujaga slalu kuatkan azzam di hati
yang kini hidup mereka dalam curahan kasih Illahi
Duhai kawan agar tak lapuk usiamu
Sirna ditelan masa dalam lumpur debu anganmu

Jadikanlah Allah sebagai tujuan
Sandaran hati nurani agar terhempas keraguan
Jadikanlah Rasulullah teladan
Panutan hidup manusia hingga sampai akhir zaman

Jadikanlah ia sebagai Hajar
Jadikanlah ia sebagai Mariam
Jadikanlah ia sebagai Hathijah
Wanita perkasa penuh keaguangan

Jadilah dikau sebijak Lukman Hakim
Jadilah dikau setegar Ibrahim
Jadilah dikau sekasih Muhammad
Rosul akhir zaman panutan umat



Lagi senang nasyid ini.... ^^v
Aisya Avicenna

Monday, June 14, 2010

The Lost Syambel : Bukan Sekedar Buku Resep!

Monday, June 14, 2010 1 Comments

Judul Resensi : The Lost Syambel : Bukan Sekedar Buku Resep!
Judul Buku : The Lost Syambel
Penulis : Dan Bloon
Penerbit : B-First (PT. Bentang Pustaka)
Terbit : April 2010
Tebal : 156 halaman
Harga : Rp 32.500,00

The Lost Syambel adalah bacaan penuh teka-teki dan misteri yang tak terkait sama sekali satu dengan lainnya. Novel hebat yang bisa membuat pembacanya masuk ke dunia yang penuh ketegangan sekaligus kelelahan. Terdapat pesan-pesan bijaksana bagi yang menyadarinya, dan terdapat cerita yang menggugah selera bagi yang tidak menyadarinya.
Kisah memecahkan misteri yang berawal dari simbol-simbol yang terdapat pada sebuah tripleks yang ditemukan secara tidak sengaja, berbekal ilmu seadanya di dalam kedua tokoh utama (Obet dan Maemunah), mereka berusaha memecahkan arti kode tersebut. Hasilnya sungguh di luar dugaan, namun proses menuju hasil tersebut, lebih di luar dugaan.
Begitulah pengantar pembuka dari penerbit. Saya idem dengan penerbit juga deh!
Obet dan Mae (nama panggilan Maemunah binti Maomuntah) terlibat seru dalam memecahkan sebuah misteri dari simbol-simbol unik pada sebuah tripleks yang tak sengaja ditemukan di rumah kontrakan milik Obet. Ternyata simbol-simbol itu awalnya ada hubungannya dengan teks Proklamasi. Eh, pada akhirnya malah berhubungan dengan sebuah resep sambel pete. Nah lo, kok bisa???
Novel ini bukan saja berisi kisah-kisah konyol dari setiap tokohnya, tapi juga bisa disebut buku sejarah berkolaborasi dengan buku resep. Karena novel ini membawa pembaca melintasi sejarah nasionalisme bangsa Indonesia. Bahkan menambah wawasan tentang sejarah beberapa museum dan patung-patung yang ada di Indonesia, khususnya di kota Jakarta. Selain itu, novel ini menyajikan resep yang bisa pembaca praktikkan jika ingin membuat sambel yang berasa dahsyat. Hehe!
Okelah, selamat membaca sambil makan sambel!!!

Jakarta, 130610_00:02 (lewat tengah malam…)
Aisya Avicenna

2012-an Ancur!

Monday, June 14, 2010 0 Comments

Judul Resensi : 2012-an Ancur!
Judul Buku : 2012-an; Seribu Enam, Kalau Nggak Percaya Tanya Toko Sebelah!
Penulis : Iwok Abqary
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House
Terbit : Mei 2010
Tebal : 224 halaman
Harga : Rp 34.000,00
Sudah nonton film 2012 kan? Memang, film 2012 menjadi film terheboh beberapa waktu silam. Film tersebut juga berhasil menjadi film ‘termurah’. Pasalnya, tanpa merogoh kocek Rp 15.000,- untuk menonton film itu di XXI, banyak orang yang dengan mudahnya bisa menonton gratis atau hanya mengeluarkan Rp 5.000,- untuk membeli CD bajakannya. Dasar orang Indonesia, membajak kepingan CD memang lebih prospek daripada membajak sawah, begitu mungkin jalan pikirannya.
Saya tidak akan membahas film 2012. Sudah jadul. Kali ini saya akan mencoba berbagi review tentang buku baru saya. Baru beli dan baru baca maksudnya! Buku ini berisi kumpulan cerpen ancur yang ditulis oleh penulis-penulis yang tak kalah ancur. Eits, maaf! Ancur tulisannya (gokil banget, -red). Cerpen-cerpen di dalam buku ini memang memberikan efek negatif yakni membuat pembaca senyum-senyum atau ketawa-ketiwi sendiri. Nah lo!
Buku ini berisi 12 judul cerpen yang mengisahkan kekonyolan-kekonyolan para tokoh dalam menghadapi isu kiamat di tahun 2012. Ke-12 judul itu antara lain : Jomblo Parno (Iwok Abqary), 21-12-2012 is Dead! (Dhinny El-Fazila), Ki Amat Sudah Dekat (Taufan E. Prast), Ada Apa dengan Tangky (Lia Chufyana), Kiamat itu Pedas! (Tria Ayu K), Dua Ribuan Ujang (Azzura Dayana), 2012 (Zulfian Prasetyo), Gokil Show (Ratno Fadillah), Kiamat? Bolos Sekolah, Ah! (Rex), Kiamat Pulsa (Taufan E. Prast), 20:12 (Lian Kagura), dan Kiamat Datang Lebih Cepat (Abdul Gafur).
Meskipun dibalut dengan kisah-kisah kocak dari setiap pemain (tokoh) dalam masing-masing cerpen, hadirnya buku ini juga membawa pesan yang sangat mulia, yakni mengingatkan kita bahwa kiamat memang sudah dekat. Kiamat besar yang ditandai dengan luluh lantaknya alam raya ini pasti terjadi, entah kapan, dan kita semua dituntut untuk mempersiapkannya. Membekali diri kita dengan iman dan amal sholeh yang seharusnya semakin kita tambah di setiap detiknya.
Buku ini bagus untuk menambah tumpukan koleksi buku di perpus Anda (nambah 1.5 centimeter tingginya!), bagus juga untuk bahan dongeng sebelum tidur, atau untuk bantal juga bisa (weh!). Okelah, daripada lama-lama membaca tulisan saya ini, saya sarankan untuk segera membaca buku ini saja! Sip, selamat membaca dan tertawa karenanya! Mumpung belum dilarang tertawa! Tapi hati-hati, karena banyak tertawa dapat mematikan hati. So, Waspadalah! Waspadalah!!!

Jakarta, 130610_23:15
Aisya Avicenna

Friday, June 11, 2010

IBU...! Ada Surga di Bawah Telapak Kaki Muliamu...!!

Friday, June 11, 2010 0 Comments

Menjadi ibu, bagi kita adalah mimpi-mimpi yang dilatih dengan kerinduan, cinta, dan asahan rasa. Seruak cita itu adalah fithrah paling indah yang dikaruniakan Allah. Kecenderungan , rasa, kemuliaan!
IBU...!
Mulia cukup dengan telapak kaki perjuangan. Karena tak seorang pria pun memiliki kedudukan ini : tak seorang pria pun! Demi Allah, tak seorang pria pun!
IBU...!
Panggilan yang begitu menggetarkan, membiru haru, menggemakan rasa terdalam di diri setiap wanita. Selalu dan senantiasa! Ada nuansa, cita, imaji, dan gairah setiap kali kata tiga huruf plus tiga titik dan tanda seru itu diteriakkan oleh sosok-sosok mungil yang menyambut kehadirannya.
IBU...!
Ini kata tentang perempuan madrasah agung. Tempat anak-anak mempertanyakan semesta dengan bahasa paling akrab, harapan paling memuncak, dan keingintahuan paling dalam. Ini dermaga pengaduan paling luas saat mereka merasa teraniaya. Ini belai paling menenteramkan saat mereka gelisah. Dan ini dekapan paling memberi rasa aman saat mereka ketakutan. Ibu, perpustakaan paling lengkap, kelas paling nyaman, lapangan paling lapang, tak pernah ia bisa digantikan oleh gedung-gedung tak bernyawa.
IBU...!
Panggilan yang meneguhkan status kemanusiaan. Dan kehormatan. Ibumu disebut tiga kali di depan, baru ayahmu menyusul kemudian. Begitulah Rasulullah menegaskan. Ia juga panggilan yang membawa makna perjuangan. Pegalnya membawa kandungan, susahnya posisi berbaring, dan sakitnya melahirkan. Tapi juga senyum manis di saat berdarah-darah mendengar tangis sang putera pecah.
IBU...!
Banyak wanita yang kini enggan menjadi kata itu, maka kata itu pun enggan menjadi mereka. Betapa sulit meminta wanita bersedia punya anak di Singapura misalnya. Ketika mereka menolak janji-janji kata itu, kata Ustadz Anis Matta dalam Ayah, menganggapnya sebagai gerbang menuju neraka, menganggapnya sebagai pintu penjara, kata itu justru enggan membantu mereka melepaskan diri dari jeratan kesendirian, membasuh kulit mereka yang melepuh akibat sengatan matahari. Kata itu jadi enggan menyediakan dermaga tempat mereka menambat perahu hati, berlabuh dari galau kehidupan.
IBU...!
Mungkin memang tak sesederhana itu. Karena posisi ibu adalah anugerah, yang keimanan pun bukan jaminan Allah pasti mengaruniakannya pada kita. Persis sebagaimana ‘Aisyah, Hafshah, Zainab binti Jahsy, dan lainnya. Ya, tapi mereka kan ummahatul mukminin, ibu dari semua orang beriman, kata kita. Pada posisi ini, memang. Tetapi mengandung, melahirkan, menyusui, menimang adalah bagian dari saat yang dinanti bersama hakikat kata Ibu..! Itu yang juga tak dirasai oleh ‘Aisyah sekalipun.
Atau terkadang penantian panjang, kegelisahan, kecemasan, dan kata seterusnya jika panggilan itu tak segera hadir adalah ujian lain dari Allah. Alasan kesehatan, kerawanan melahirkan pada usia tertentu, menjadi gurita kecemasan lain yang mencoraki ujian itu. Lalu Allah menjawab di antara doa hambaNya, isteri Ibrahim dengan si shalih Ishaq, isteri ‘Imran dengan si suci Maryam, dan isteri Zakariyya dengan si ‘alim Yahya. Setelah penantian panjang, doa yang menghiba, dan rasa yang tersembilu...
IBU...!
Lepas dari itu, sekali lagi adalah menakjubkan urusan orang mukmin. Persis seperti kata Rasulullah, menakjubkan! Karena setiap halnya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi kecuali bagi orang mukmin. Jika disinggahi nikmat, ia bersyukur, maka kesyukuran itu baik baginya. Jika ditamui musibah ia bersabar, maka sabar itu baik baginya. Jika syukur dan sabar itu dua ekor tunggangan, kata ‘Umar, aku tak peduli harus mengendarai yang mana.
Menjadi ibu hakiki, yang melahirkan ataupun tidak, setelah ikhtiar paling gigih, doa paling tulus, dan tawakkal paling terpasrah, adalah kemuliaan tanpa berkurang sepeserpun. Tidak sedikitpun. Semuanya mulia.
IBU...!
Melodi paling harmoni yang menggemakan jagad dengan jihad agungnya.
(Baarakallaahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta, Salim A. Fillah)


Special untuk bunda tercinta :
Selamat Hari Lahir Bunda, semoga sehat selalu, senantiasa diberi rezeki yang cukup, tak letih memberikan motivasi dan doa-doa terbaik untuk kami, senantiasa diberikan keberkahan dalam usia yang semakin senja, dan diberikan kesabaran seluas samudera dalam menghadapi setiap liku-liku kehidupan ini. Bahagiaku bersamamu di dunia, semoga kebahagiaan ini kekal sampai di jannahNya. Aamiin..
Aku mencintaimu BUNDA.... SANGAT!!!

Sebening tetesan embun pagi...
Secerah sinarnya mentari...
Bilaku tatap wajahmu oh ibu...
Ada kehangatan didalam hatiku...


Air wudhu' selalu membasahimu...
Ayat suci selalu dikumandangkan...
Suaramu penuh keluh dan kesah...
Berdoa untuk putra putrinya...
Oh ibuku...
Engkaulah wanita...
Yang ku cinta selama hidupku...
Maafkan anakmu bila ada salah...
Pengorbananmu tanpa balas jasa...

Ya Allah ampuni dosanya...
Sayangilah dia seperti menyayangiku...
Berilah dia kebahagiaan...
Di dunia juga diakhirat...
(Ibu_Sakha)

Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu
Engkaulah yang kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU…
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU…
(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)

Ku awali hidup ini dengan tangisan yang menggema
Lalu ku dipeluk dibuai dalam ikatan kasih dan cinta
Sampai saat ku mulai menapak dan mengucap kata
Hingga akhirnya ku pahami apa arti duka dan cinta

Terima Kasih Ananda haturkan tuk Bunda tercinta
Sungguh tiada mampu Ananda membalas segala jasa
Mungkin hanya ini kuasa Ananda tuk lukiskan cinta
Melalui rangkaian kata yang terpahat menjadi prosa


Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan
Ibu...,. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah beliau
sebagaimana beliau menyayangi aku selagi aku kecil. Betapa aku sangat mencintainya, begitu mencintainya…

"Titip Ibuku ya Allah"
“Jagalah beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”


Jakarta, 110610 di sepertiga malam yang sunyi dengan rindu yang membuncah
Aisya Avicenna

CINTA UNTUK BUNDA DI HARI NAN ISTIMEWA…

Friday, June 11, 2010 0 Comments



Kubuka album biru penuh debu dan usang…
Kupandangi semua gambar diri, kecil bersih belum ternoda…
Fikirkupun melayang…dahulu penuh kasih….
Teringat semua cerita orang, tentang riwayatku…
Kata mereka diriku slalu dimanja…
Kata mereka diriku slalu ditimang…
Nada-nada yang indah, slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku, takkan jadi deritanya…
Tangan halus dan suci, tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup rela dia berikan…
Kata mereka diriku slalu dimanja…
Kata mereka diriku slalu ditimang…
Oh BUNDA, ada dan tiada dirimu kau slalu ada di dalam hatiku….

(BUNDA_Melly Goeslow)

Bila saya mencintai Ibu, itu semata-mata karena dari rahimnya yang suci saya terlahir. Alasan itu sudah cukup bagi saya untuk mencintainya sepenuh jiwa. Jika kemudian cinta saya berkembang dan terus bermekaran, itu karena Ibu selalu menitipkan kasihnya pada saya tanpa pernah ada keinginan untuk mengambilnya kembali. Sungguh saya merasa mendapat kemuliaan tak terkira berkesempatan menjaga cinta itu agar terus bersemi di bilik hati.

Ibu memang teramat istimewa bagi saya. Beliau adalah matahari yang tak pernah lelah menghangatkan bumi. Beliau juga bulan yang selalu setia memantulkan cahaya cinta sang matahari dalam pekatnya malam. Bahkan Ibu adalah angin pembawa kesejukan bagi nurani saya. Dan Ibu, adalah sosok wanita yang selalu saya kagumi sepenuh hati karena ketegaran dan ketulusan cintanya.

PUISI NUNGMA UNTUKMU, BUNDA…

Bunda…
Seorang wanita yang sangat berarti dalam hidup putrinya
Senyum kita adalah kebahagiaan Bunda
Dan tangis kita adalah kesedihan Bunda
Di waktu kecil, Bunda tunjukkan padaku
Bagaimana berjalan tanpa tangan Bunda…
Kini, setelah beranjak dewasa, Bunda ajarkan padaku
BERMIMPI SELUAS LANGIT!!!
Dan selalu tabah mengarungi BAHTERA KEHIDUPAN!!!


Bunda…karena engkaulah sempurna kebahagiaanku….
Setiap kali aku putus asa…
Senyum Bunda yang slalu menawarkan asa untukku…
Di waktu malam, desah nafas Bundalah yang slalu menghangatkanku
Senyum Bunda yang slalu menyambut wajah tidurku…

Aku bangga menjadi puteri Bunda….
Bagian dari diri Bunda…
Surga ada di bawah telapak kakimu!!

Tidak ada yang pernah menandingi cinta dan pengorbanan ibu, kasih sayang ibu. Tulus, tak bersyarat. Kasih ibu, sepanjang badan. Sayang ibu, sepanjang jalan. Cinta ibu, sepanjang hayat. Sekarang adalah tugas kita sebagai anaknya, untuk selalu membahagiakan ibu. Semoga kita bisa membahagiakan Ibu, meski tak mungkin mampu membalas semua kasih ibu.

Rabbigh firlii wa liwaaalidayya warhamhumma kamaa rabbayaanii shaghiiraa
[ya ALLAH ampuni saya, kedua orang tua saya dan kasihanilah mereka dengan penuh kasih sayangMU, sebagaimana mereka mendidik dan memelihara kami diwaktu kecil] …
amin ya RABB, irhamnaa ya ALLAH dan jadikan kami anak-anak yang mampu membalas sulaman cinta orang tua kami ya ALLAH…

Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu
Engkaulah yang kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU…
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU…

(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)

Senja makin merapat pada pekat. Gelap awan meninggalkan kesepian yang teramat mendalam. Membawa masuk semilir angin dingin. Tak seperti biasanya, mata ini enggan terpejam. Sekelebat…sesosok bayangan muncul perlahan. Mengajak hati untuk merindu. Menorehkan indah akan segala kenangan. Sosok wanita lembut dengan guratan-guratan wajah tegar, yang mungkin kini tengah sendiri, menanti di samudra rindu. Ingin rasanya detik ini jua menghamburkan badan pada pangkuannya dan berbisik…”I Love U IBU…”

Dik Nung sayaaaaaaannnngggg banget sama Ibu…I Love you coz Allah!!!
Selamat ulang tahun Ibu....
Semoga tambah segalanya yang baik...
Semoga panjang umur dan sehat selalu...


IBUKU,INSPIRASIKU!!!

[Zona Inspirasi Supertwin, 11 Juni 2010...00:11 WIB]

Thursday, June 10, 2010

MENCINTAI KEHILANGAN

Thursday, June 10, 2010 0 Comments

Hidup di dunia tidaklah kekal. Kalimat yang mengawali tulisan ini.
Apa yang kita miliki tidak selamanya akan terus menjadi milik kita. Demikian halnya setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup kita…ada kelahiran, selalu diiringi dengan kematian. Dari sana kita belajar tentang ‘mendapatkan’ atau sebaliknya, ‘kehilangan’, hm…begitulah hakikat hidup!!! terkadang kita sebagai manusia terlalu
mengikuti ego dan hawa nafsu untuk memiliki sesuatu, atau menambah jumlah
sesuatu kepemilikan, sehingga kita pasti pernah melakukan hal yang tidak
sepatutnya untuk mencapai yang kita inginkan, ketika kita begitu mencintai
sesuatu akan terasa sedih ketika kita kehilangannya. Karena setiap manusia
pasti pernah mengalami kehilangan. Kita bisa saja kehilangan materi, jabatan,
kesehatan, dan cinta. Bahkan, keberhasilan yang dicapai
seseorang

Banyak reaksi kita lakukan saat kita kehilangan sesuatu. Ad reaksi yang positif. Ada pula yang negatif…
kehilangan adalah sebuah proses mendapatkan dan begitu pula
sebaliknya, mendapatkan adalah bagian dari kehilangan. proses ini
mengajarkan agar tidak membuat tamak pada realitas dan menyadari hakikat
diri sebagai manusia yang memiliki titik nadir pada suatu masanya.

Kehilangan memang menyedihkan tapi kita tidak bisa menghindari itu. Jangan
pernah disesali dan ditangisi kehilangan itu, tapi renungilah, buatlah
perbandingan dengan kondisi sebelumnya,,,. Hitunglah dan ukurlah porsinya,
seberapa besar kamu kehilangan dan seberapa besar yang kamu dapatkan.

Jangan pernah terlena dengan sebuah kehilangan apalagi yang hilang itu
materi atau kebendaan. Jangan pernah menangis atau menjerit bila yang hilang
itu adalah sesuatu yang memang akan hilang pada saatnya. Lakukan yang
seharusnya kita lakukan, berbesar hatilah dan persiapkan diri kita untuk
kehilangan itu. Dalam hidup, suatu hal akan muncul dan akan pergi pada
waktunya nanti. Tak ada yg abadi di dunia ini. Kehilangan akan membuat kita
merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan bisa membuat kita tegar.

Yang perlu kita lakukan saat kehilangan adalah, INTROSPEKSI DIRI!! MUHASABAH… apakah kita pernah mengambil hak orang lain, sehingga Tuhan mengambil hak kita secara paksa. Sadari apakah kehilangan membawa manfaat contoh ketika seseorang
kehilangan pekerjaan, ternyata setelah proses kehilangan itu dia menjadi
seorang pengusaha sukses….karena dia berusaha untuk tidak meratapi episode kehilangannya…kerena dia terus berusaha untuk OPTIMIS dan BANGKIT!!! dan ingat walau dalam keadaan kehilangan akan lebih
menyejukan hati jika kita berusaha mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

Kehilangan adalah sebuah proses yang harus dilalui dalam perguliran
kehidupan. Memang, sesungguhnya apapun yang ada pada kita selama hidup di
dunia ini tiada yang abadi. Karenanya, mungkin kita harus belajar untuk
menerima kehilangan. Mempersiapkan diri agar mampu menyiasati segala bentuk
kehilangan yang bisa kapan saja terjadi pada hidup kita. Karena tak ada
yang mampu menjamin hari esok, yang dapat kita lakukan hanyalah cermat
meminimalisir risiko kehilangan, supaya kita masih kuat melangkah ketika
ada sesuatu yang diambil kembali dari kita. Semoga kita bisa menghadapi
kehilangan jika sewaktu-waktu ia datang menghampiri.

Tetapi sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena
jejak-jejak yang ditinggalkannya tak pernah benar-benar hilang. Maka, mari
belajar untuk mencintai kehilangan itu, karena ia adalah bagian alamiah dari
hidup. Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita
agar kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri,
kata orang bijak, manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup.
Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam
dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan. Kemenangan hidup
bukan berhasil mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan menikmati apa yang
didapat tanpa menguasai.

Dalam setiap kehilangan ada pembelajaran yang membuat jiwa makin dewasa atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri

“Sayangnya…kehilangan bukan hanya soal normatif, ia juga bicara tentang
perasaan. Meskipun begitu kuatnya rasio ini berpijak bahwa satu kehilangan
akan tergantikan dengan perolehan yang lain, tapi kenapa begitu sulit
merelakan yang hilang…”

“Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya.”


[Serakan Inspirasi Keisya Avicenna…terima kasih untuk catatan Bp. Erwin Arianto,SE dan Theory of Happiness nya para pakar psikologi…. “teori ini hampir sama sifatnya dengan teori kimia yang mengatakan bahwa sifat energi adalah kekal. Energi yang ada di alam semesta ini tidak akan bisa berkurang apalagi menghilang. Ia hanya dapat berpindah atau berubah bentuk”. SEMOGA SEGERA MENDAPATKAN GANTI YANG LEBIH BAIK….Amin….9 Juni 2010_Salwa Net]

Wednesday, June 09, 2010

Dukaku…

Wednesday, June 09, 2010 0 Comments

Innalillahi wa inna ilaihi roji'un...
Pada hari Selasa, 8 Juni 2010 UNS kehilangan sosok mahasiswa terbaiknya... Selamat jalan dhek Septi Kuntari (FKIP'07_membawa bendera ungu), semoga amal ibadahmu diterima Allah SWT.. aamiin... Kebersamaan kita di kampus dulu meski cm singkat, semoga akan mjd pengingat, bahwa suatu saat diri ini akan menyusulmu... itu PASTI! Selamat jalan adikku...
***
Sebuah perenungan…

ANDAI AKU DIMAKAMKAN HARI INI

Perlahan, tubuhku ditutup tanah.
Perlahan, semua pergi meninggalkanku.
Masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka
Aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
Sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apa lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang lain,
Aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, sangat pedih, aku pun demikian,
Anakku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga,
Tangan kananku menghibur mereka, kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
Tetapi aku tetap sendiri, disini, menunggu perhitungan ...

Menyesal sudah tak mungkin. Tobat tak lagi dianggap.
Dan ma'af pun tak bakal didengar, aku benar-benar harus sendiri...

Ya .ALLAH...
(entah dari mana kekuatan itu datang, setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya, tiba-tiba saja aku ingin menyebut-Nya)

Jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
Jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu, beberapa hari saja...
Aku akan berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
Yang selama ini telah merasakan zalimku, yang selama ini sengsara karena aku,
Yang tertindas dalam kuasaku, yang selama ini telah aku sakiti hatinya
Yang selama ini telah aku bohongi...

Aku akan kembalikan, semua harta kotor ini,
Yang kukumpulkan dengan wajah gembira, yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
Yang kumakan, bahkan kutelan yang sudah jelas haram...
Aku harus tuntaskan janji-janji palsu yang sering kuumbar dulu

Dan ALLAH...
Beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
Untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta,
Teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakitkan hati mereka,

Maafkan aku ayah dan ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayangmu
Beri juga aku waktu, untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
Untuk sungguh-sungguh beramal soleh ...

Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu, bersama mereka...
Begitu sesal diri ini karena hari-hari telah berlalu tanpa makna
Penuh kesia-siaan ...

Kesenangan yang pernah kuraih dulu, tak ada artinya sama sekali
Mengapa kusia-siakan saja waktu hidup yang hanya sekali itu

Andai aku bisa putar ulang waktu itu ...

Aku dimakamkan hari ini, dan semua menjadi tak terma'afkan,
Dan semua menjadi terlambat, dan aku harus sendiri,
Untuk waktu yang tak terbayangkan ...


Sumber : http://www.facebook.com/pages/Renungan-Islam/112879985422916

Jakarta, 080610
Aisya Avicenna