Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, July 23, 2010

Allah Selalu Ada

Friday, July 23, 2010 1 Comments

Alhamdulillah, malam ini bisa bangun sebelum jam 23.00. Sudah menjadi kebiasaan semenjak mengerjakan skripsi semasa kuliah dulu. Ba’da Isya langsung tidur. Berhubung sekarang jam 20.00 baru tiba dri kantor, biasanya tidurny ajam 20.30 (setelah makan malam). Jam 10 atau 11 malam diusahakan bangun. Jam 03.00 tidur lagi sampai jam 04.00. Pada waktu itu serasa kelelahan fisik sirna. Pikiran juga lebih fresh! Ini mah versi pengalaman saya, kalau ada yang punya kebiasaan lain ya monggo... ^^v. Ba’da sholat tahajud, melaksanakan amanah baru yakni membangunkan seorang ibu muda yang tinggal di Bogor. Mbak yang satu ini baru saja melahirkan anak pertamanya. Kebetulan minggu ini suaminya sedang dinas di luar kota, sehingga saya diamanahi untuk misscalled beliau agar senantiasa terjaga untuk menjaga sang buah hati. Jadi turut merasakan pengalaman menjadi ibu. ^^v. .
Setelah itu mengerjakan PR dari ustadzah saya. Oh ya, selama di Jakarta ini saya ikut kelas tahsin-tahfidz di Lembaga Bimbingan Qur’an Al Utsmani yang berada di daerah Condet, Jakarta Timur. Kuliahnya seminggu sekali. Saya mengambil kelas di hari Jumat jam 06.00 pagi. Inilah salah satu langkah saya untuk mewujudkan impian menjadi seorang hafidzah! Semoga diberi kemudahan. Aamiin...
Sejenak mengulang hafalan untuk disetorkan pekan ini. Pasca itu, menulis! Ya, menurut saya jam-jam segini adalah waktu yang sangat tepat untuk menetaskan inspirasi-inspirasi yang didapat. Malam ini sepertinya saya terinspirasi dari sebuah nasyid baru yang akhir-akhir ini sering saya dengarkan, baik di kantor maupun lewat winamp-nya si T-ONE (eh iya, T-ONE itu nama notebook merah saya. T-ONE singkatan dari TRIPLE ONE, maksudnya : T-ONE ini adalah impian saya ke-111. Alhamdulillah, bisa terwujud memiliki T-ONE dari gaji rapelan -buka kartu.com-).
Eh ya, malah ngelantur. Nasyid baru ini dibawakan oleh seorang munsyid bernama Heru Hardiana, judulnya “Dia Selalu Ada”. Nada nasyid ini sangat enak untuk didengar. Coba deh download... Atau kalau ga ketemu, bisa minta ke saya (Gratis! ^^v)
Ingatlah Allah di mana saja
Jangan kau lupa Tuhan Yang Esa
Allah, Dia adalah pencipta kita
Pencipta alam semesta
Ingatlah Dia selalu ada
Dimanapun engkau berada
Allah, Dia Tuhan kita semua
Tiada Tuhan melainkan Dia
Ingatlah slalu akan dirimu
Engkau dicipta untuk beribadah kepada-Nya
Janganlah sampai engkau terjebak
Dengan nafsu dirimu
Allah kan melihatmu
Walau kau sembunyi dimanapun jua
Allah tahu ‘kan hatimu
Walau kau tutupi semua itu
***
Dimanapun dan sampai kapanpun kita berada Allah SWT selalu mengawasi kita, dalam perbuatan baik terlebih dalam perbuatan buruk, Allah SWT selalu ada mengawasi kita. Melangkah, berlari dan bersembunyi, Allah SWT pasti mengetahuinya karena Dia adalah Yang Maha Mengetahui apapun tentang makhluknya.
Sadar atau tidak sadar, mau atau tidak mau kita pasti diawasi oleh Allah SWT. Oleh karena itu, dalam berbuat dan melakukan sesuatu, ingatlah kepada Allah SWT. Setiap perbuatan kita selalu di lihat-Nya. Allah SWT Maha Melihat. Selain itu, Allah SWT mendengar semua yang kita ucapkan karena Dia Maha Mendengar. Hendaknya hal ini menyadarkan kita agar selalu berhati-hati dalam berbuat, bertindak, berbicara dan bertingkah laku karena Allah SWT selalu ada bersama kita.
Apa yang telah kita lakukan dan kerjakan suatu saat nanti akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT dengan segala catatan yang kita punya tanpa dikurangi atau dilebihkan karena Allah SWT Maha Adil, Maha Bijaksana, Maha Mengetahui, Maha Melihat, dan Maha Mendengar. Oleh karena itu dalam mengisi kehidupan yang singkat ini usahakanlah berjalan dalam koridor yang benar yang selalu diridhai Allah SWT.
Ingatlah, Allah SWT selalu bersama kita kapan dan di manapun kita berada. Sekecil dan sebesar apapun perbuatan dan perilaku kita, Allah SWT pasti mengawasi-Nya dengan segala kebesaran-Nya. Dengan mengingat Allah SWT maka hati menjadi tenang dan damai, dengan ketenangan dan kedamaian itu perbuatan kita akan selalu tertuju pada hal-hal yang positif dan bermanfaat.
"...Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar Ra’d, 13:28).
***
Ketahuilah olehmu jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia- sia...
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.
Ketika kau sudah menangis sekian lama untuknya dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung air matamu.
Ketika dirimu sedang menunggu sesuatu dan waktu berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersamamu.
Ketika kau berpikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT sudah punya jawabannya.
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.
Ketika kau merasa sendirian dan teman- temanmu terlalu sibuk untuk menelpon dan SMS... Allah SWT selalu ada bersamamu
Ketika kau mendambakan sebuah cinta sejati yang tak kunjung datang...
Allah SWT mempunyai cinta dan kasih yang lebih besar dari segalanya.
Dia telah menciptakan seseorang yang akan menjadi pasangan hidupmu kelak.
Ketika kau merasa bahwa kau mencintai seseorang namun kau tahu bahwa cintamu tak terbalas...
Allah SWT sedang mempersiapkan segala yang terbaik baginya untukmu.
Ketika kau merasa bahwa kau talah dikhianati dan dikecewakan...
Allah SWT dapat menyembuhkan lukamu dan membuatmu tersenyum.
Ketika tiba-tiba kau merasa dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkahimu.
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban..
Allah SWT telah tersenyum kepadamu.
Ketika kau mempunyai tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dangan namamu.

Ketika kita menggantungkan harapan pada manusia, jangan heran jika kita dikecewakan...
Karena sejatinya hanya pada Allah SWT sajalah harapan itu digantungkan dan tiada pernah menemukan penyesalan.
Innallaha Ma Anna
Sudah jam 03.03 (waktu T-ONE).
Saatnya tidur lagi...
Zzzzz.
RedZone, 23 Juli 2010
Aisya Avicenna

Sapaan (Bahasa Jepang)

Friday, July 23, 2010 0 Comments

お誕生日おめでとうございます
Otanjoubi omedetou gozaimas
Selamat ulang tahun

結婚おめでとうございます
Kekkon omedetou gozaimas
Selamat menikah

明けましておめでとうございます
Akemashite omedetou gozaimas
Selamat tahun baru

お早うございます
Ohayou gozaimas
Selamat pagi

こんにちは
Konnichiwa
Selamat siang

こんばんは
Konbanwa
Selamat sore/ malam

お休みなさい
Oyasuminasai
Selamat malam (arti harfiahnya : selamat beristirahat)

さようなら
Sayounara
Selamat tinggal

Ucapan Selamat (Bahasa Jepang)

Friday, July 23, 2010 0 Comments

お誕生日おめでとうございます
Otanjoubi omedetou gozaimas
Selamat ulang tahun

結婚おめでとうございます
Kekkon omedetou gozaimas
Selamat menikah

明けましておめでとうございます
Akemashite omedetou gozaimas
Selamat tahun baru

お早うございます
Ohayou gozaimas
Selamat pagi

こんにちは
Konnichiwa
Selamat siang

こんばんは
Konbanwa
Selamat sore/ malam

お休みなさい
Oyasuminasai
Selamat malam (arti harfiahnya : selamat beristirahat)

さようなら
Sayounara
Selamat tinggal

Thursday, July 22, 2010

Ketika Harus Memilih

Thursday, July 22, 2010 0 Comments

Dalam setiap pilihan hidup, seorang mukmin beristikharah pada Allah.
Tetapi shalat istikharah itu hanyalah salah satu tahapan saja, sebagian dari tanda kepasrahannya kepada apa yang dipilihkan Allah bagi kebaikannya. Untuk dunia, agama, dan akhiratnya. Istikharah yang sesungguhnya dimulai jauh sebelum itu; dari rasa taqwa, menjaga kesucian ikhtiar, dan kepekaan dalam menjaga hubungan baik dengan Allah.
Ketika segala sebelumnya dijalani dengan apa yang diatur-Nya, maka istikharah adalah saat bertanya. Pertama tentang pantaskah kita dijawab oleh-Nya. Yang kedua, seperti apa jawab itu. Yang ketiga, beranikah kita untuk menerima jawab itu. Apa adanya. Karena itulah sejujur-jujurnya jawaban. Di situlah letak furqaan, kepekaan khas orang bertaqwa.
Karena soalnya bukanlah diberi atau tidak diberi. Soalnya, bukan diberi dia atau diberi yang lain. Urusannya adalah tentang bagaimana Allah memberi. Apakah diulungkan lembut dengan cinta, ataukah dilempar ke muka dengan penuh murka. Bisa saja yang diberikan sama, tapi rasa dan dampaknya berbeda. Dan bisa saja yang diberikan pada kita berbeda dari apa yang diharap di hati, tapi rasanya jauh melampaui. Di situlah yang kita namakan barakah.

Di jalan cinta para pejuang, ada taqwa yang menjaminkan barakah untuk kita…

(taken from Jalan Cinta Para Pejuang : Salim A. Fillah)

Ukuran Ilmu

Thursday, July 22, 2010 2 Comments

:: mengukur ilmu bukan dari tumpukan buku yang dibaca, bukan dari tumpukan naskah yang ditulis, bukan pula dari pandainya merangkai kata dalam diskusi..

tapi dari amal yang keluar dalam setiap desah nafas, itulah bukti wawasan & bentuk nyata pemahaman ::

-Ibnul Qayyim-

Kata dan Sang Penulis

Thursday, July 22, 2010 0 Comments

"Apakah aku bisa menjadi bagian yang mengisi bait dalam puisi indahmu?" tanya sebuah kata pada Sang Penulis. "Aku akan mencoba menjadikanmu tak hanya menjadi bagian, tapi juga nyawa dari puisiku" jawab Sang Penulis yakin.

Aisya Avicenna

Wednesday, July 21, 2010

Al-Qanitat

Wednesday, July 21, 2010 0 Comments

Selasa, 20 Juli 2010. Ya Allah, ternyata waktu berjalan begitu cepatnya. Sudah memasuki bulan Juli. Hari ke-20 malah! Sebentar lagi bulan Ramadhan, sebentar lagi tahun 2010 berakhir, sebentar lagi 24 tahun!! Kembali teringat tema besar di 2010 : “MERANGKAI KARYA”. Alhamdulillah, tema itu sudah terimplementasikan dengan baik, tapi memang masih harus ditingkatkan lagi. Prestasi kerja, amanah di lembaga, tulisan-tulisan, dan yang tak kalah urgennya adalah kontribusi pada masyarakat adalah sebentuk karya yang harus terus ditingkatkan, baik kualitas maupun kuantitasnya. Hmm, sembari mempersiapkan tahun 2011 yang mengangkat tema : “MEMBANGUN KISAH PENUH MAKNA”. Mmm, kisah seperti apakah itu? (Yang jelas semoga tahun 2011 sudah menemukan ending dari kisah yang sedang saya tulis).
Kembali ke pembukaan kalimat di atas. Hehe... malah ngelantur ke mana-mana. Selasa, 20 Juli 2010. Pukul 07.00 seperti biasa sudah keluar dari RedZone untuk menuju Jalan Otista Raya. Sepanjang perjalanan ternyata banyak sesuatu yang menarik dan tak sekedar melintas di benak saya. Pertama, saya melihat seorang ayah yang hendak berangkat ke kantor. Sang istri mendudukkan anaknya di jok belakang sepeda motor ayahnya. Inilah salah satu cara agar sang anak tidak rewel ketika ayahnya pergi ke kantor. Jadi teringat dengan cara Ustadz Salim A Fillah saat meninggalkan anaknya tanpa membuat anaknya rewel (cari tulisan saya di blog archive bulan Agustus 2009 berjudul “INSPIRASI PENGEMBARA CINTA”). Kedua, saya melihat seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya dalam gendongannya. Ibu itu membujuk agar anaknya bersedia memasukkan makanan ke mulut sambil memanggil seekor kucing yang bertengger di atas genteng. Yang membuat saya agak terkejut adalah mata si kucing yang demikian menyilaukan, kayak pakai lensa kontak. Hehe... (Boleh tersenyum kok setelah baca ini.. Lha wong saya juga senyum-senyum waktu menyimpulkan analisis yang rada ngaco di atas). Ketiga, saat saya sedang melintas di depan sebuah SD Muhammadiyah, tampak murid-murid begitu semangatnya mengaji di dalam kelas. Subhanallah. Sayangnya, beberapa orang tua mereka (ibu-ibu) malah asyik ngrumpi di depan pintu gerbang sekolah sambil menunggui anaknya. Saya jadi teringat salah satu tips manajemen waktu ala penulis dari Mbak Ifa Avianty, yakni : memanfaatkan waktu luang untuk menulis, termasuk saat menunggu anak di sekolah. Daripada ngrumpi, mending ngantar anak sambil bawa laptop, trus menulis deh! (Pikir saya). Hmm, kayaknya tiga aja pengamatannya. Sebenarnya banyak, kalau ditulis bisa berlembar-lembar nih. Btw, kok judul tulisan ini AL-QANITAT sih? Sebentar kawan, tunggu deretan huruf yang akan lewat selanjutnya.
Sekitar 10 menit berjalan kaki (udah biasa jalan kaki dari kost sampai gedung FMIPA UNS zaman kuliah dulu... jadinya ya ga capek! Itung-itung sembari olahraga), sampai jualah di Jalan Otista Raya. Menyeberang dan berjalan sampai depan ATM BRI. Alhamdulillah langsung ada Kopaja 502. Alhamdulillah lagi, masih tersisa beberapa bangku kosong. Akhirnya memilih duduk di deret ke dua dari belakang, bersebelahan dengan seorang mbak-mbak yang tengah terkantuk-kantuk. Sudah menjadi kebiasaan dan memang ada unsur ketersengajaan, setiap kali keluar rumah, pasti membawa buku dan membacanya di waktu luang atau di kendaraan. Kali ini buku yang saya bawa adalah buku “10 Sifat Bidadari Surga”. Buku kecil yang ditulis Dr. Aidh Al-Qarni dan Muhammad Khair Yusuf ini menjadikan bunga mawar sebagai sampul depannya. Jadi semangat membaca nih! Saat membaca di dalam kendaraan seperti itu, saya selalu membuka bukunya lebar-lebar atau terangkat ke atas, dengan harapan penumpang di dekat saya yang berdiri juga turut membacanya. Hehe... semangat membaca! Selain itu saya akan sangat senang jika bisa berdiskusi dengan penumpang di dekat saya tentang buku yang saya baca tersebut. Alhamdulillah, saat pulang kantor (ba’da Maghrib) juga mendapat tempat duduk di Kopaja 502 sehingga bisa merampungkan buku ini.
Berikut inspirasi yang saya dapat dari buku “10 SIFAT BIDADARI DUNIA”
Al-Qanitat adalah wanita yang tidak tergoda gemerlapnya perhiasan dunia di tengah banyaknya wanita yang tergoda. Akan tetapi tidak sembarang wanita di dunia ini bisa menggapainya. Tidak pula bagi wanita yang dipandang oleh masyrakat, ia secara otomatis disebut Al-Qanitat.
Al-Qanitat adalah salah satu istilah yang digunakan Al-Qur’am untuk merepresentasikan BIDADARI DUNIA. Mereka adalah wanita-wanita yang shalihah. Sebuah predikat yang diidam-idamkan seorang ayah kepada putri-putrinya, seorang suami kepada ibu dari anak-anaknya, bahkan impian dari seorang wanita muslimah itu sendiri. Hanya wanita yang mempunyai sifat-sifat tertentulah yang berhak meraih gelar tersebut. Ada sepuluh sifat yang dimiliki BIDADARI DUNIA bergelar Al-Qanitat ini.

1.Beriman kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala yang senantiasa menyertainya siang dan malam, ketika mukim (di rumah) maupun di perjalanan. Ketika sedang berdiri, duduk, atau berbaring.
Iman-lah yang menjadikan pengawasan Allah lebih dekat kepada dirinya dari urat lehernya. Dia selalu mengingat Allah pada saat sendiri atau bersama, pada saat rahasia atau terbuka, pada saat sedih atau gembira.
Setiap wanita muslimah hendaknya selalu menjaga iman di dalam hatinya, menyiraminya dengan dzikir, ibadah-ibadah sunnah, tafakkur, dan tadabbur terhadap ayat-ayat Allah
2.Berdiam di rumah dan tidak bertabarruj (bersolek untuk orang lain).
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah terdahulu (Q.S. Al-Ahzab : 33).
Berdiamnya seorang wanita di rumahnya, seorang wanita yang mampu menjaga kehormatan dan kemuliannya, maka pahala baginya lebih besar di sisi Allah. Orang Arab berlata, ‘Tidak ada yang menjaga seorang wanita kecuali tiga : suaminya, rumahnya, atau kuburnya”
3.Menundukkan pandangan dan menjaga dirinya.
Allah berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya’ “ (Q.S. An Nur : 31).
“Wanita yang shalihah adalah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada karena Allah telah memelihara dirinya.” (Q.S. An-Nisa :34)
4.Menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (adu domba).
“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.” (Q.S. Al-Hujurat : 12)
Wanita harus menjaga lisannya dari dosa-dosa tersebut, karena hal itu bisa menjerumuskannya ke dalam neraka.
5.Menjaga pendengarannya dari nyanyian-nyanyian, ucapan kotor, dan yang sejenisnya.
“Dan di antara manusia ada yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan manusia dari jalan Allah.” (Q.S. Luqman :6).
Nyanyian-nyanyian yang tiada berguna juga sebaiknya dihindari oleh muslimah karena bisa menimbulkan penyakit di dalam hati.
6.Menghormati suami, menunaikan haknya, berusaha membuatnya tentram, dan mentaatinya dalam ketaatan kepada Allah SWT.
“Apabila seorang wanita menunaikan sholat lima waktu, berpuasa di bulan puasa, dan taat kepada suaminya, niscaya dia masuk surga Tuhannya.” (H.R. Ahmad)
Di antara ketaatan kepada suaminya adalah membuatnya merasa nyaman jika dia pulang. Tersenyum untuknya, menenangkan pikirannya, tidak memicu persoalan dengannya, tidak menuntut uang belanja yang memberatkan, menjaga amanatnya jika dia tidak ada, diam ketika dia berbicara, mendidik anak-anaknya di atas Islam dan tidak menyelisihi perintahnya
7.Hemat dalam kehidupan, tidak boros dalam makanan, pakaian dan tempat tinggal
“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.” (Q.S. Al-Isra : 27)
Wanita muslimah wajib berhemat dalam segala urusannya dan urusan rumah tangganya. Jangan membebani suami di luar batas kemampuannya, hanya karena alasan-alasan remeh. Wanita muslimah hendaknya menginfakkan kelebihan hartanya di jalan Allah, di mana Allah menyimpan pahala di sisi-Nya.
8.Tidak menyerupai laki-laki.
Hendaknya setiap muslimah berusaha untuk tidak meniru laki-laki dalam cara berjalan, berpakaian, atau urusan yang menjadi kekhususan bagi laki-laki. Jangan mengubah ciptaan Allah, di mana Allah telah menciptakannya di atasnya.
“Allah telah melaknat para wanita yang menyerupai laki-laki.” (HR. Bukhari)
9.Berusaha menjaga shalat-shalat, puasa-puasa, dan sedekah sunnahnya.
Wanita mempunyai setumpuk kesibukan di rumah khususnya terhadap anak-anak.Akan tetapi, hendaknya dia tidak melupakan bagiannya, terutama Al Qur’an dan dzikir. Karena keduanya itu adalah ringan di lisan tapi berat di timbangan. Selain itu juga amalan-amalan sunnah lainnya tetap diusahakan untuk dilaksanakan.
10.Hendaknya dia menjadi seorang da'iyah di kalangan para wanita, menyeru pada kebaikan, dan melarang dari kemunkaran.
Laki-laki ada kalanya tidak bisa berdakwah di kalangan wanita. Ada masalah yang sensitif di kalangan wanita yang terkadang sosok wanita jualah yang mampu mengatasinya. Oleh karena itu, seorang da’iyah di kalangan wanita sangat dinanti perannya. Dia bisa memberi pengaruh di kalangan wanita dan menarik mereka pada kebaikan.
Semoga kita bisa mendapatkan gelar Al-Qanitat, aamiin...
***
Ternyata sudah hampir jam 6.00 pagi! Saatnya bersiap menjemput rizki. Tapi sebelum mengakhiri tulisan ini, saya ingin menulis sesuatu untukmu, saudariku...

Apa kabar saudariku?

Apa kabar saudariku? Mungkin hari-hari yang kau lalui penuh dengan ujian dan rintangan. Tapi jangan putus asa ya! Allah bersamamu selalu. Betapa pun dalam setiap sujud panjangmu kau tak pernah lalai memohonkan hidayah untukmu, keluargamu dan saudaramu, terkadang dengan deraian air mata. Tapi kau selalu tersenyum, ceria, dan penuh semangat di tengah saudarimu yang lain. Seolah tak pernah ada duka menghampiri kehidupanmu. Kau terlihat begitu tegar, bahkan kau kerap menghadiahkan taushiyah yang mampu menguatkan saudarimu yang lain. Bersama kesulitan selalu ada kemudahan, janji Allah itu membuat engkau begitu kuat dan tegar.

Apa kabar saudariku? Kulihat kau begitu bersahaja, sederhana, dan anggun dengan jilbab panjang tanpa motif dan baju muslimah sederhana yang tak banyak kau miliki. Kau tak pernah iri melihat saudarimu mengenakan jilbab dan baju beraneka model dan motif, bahkan selalu berganti setiap hari. Selalu rasa syukur yang tergambar dari teduh wajahmu, kau tidak ingin menggunakan pakaian hanya untuk terlihat modis. Sutera hijau nan indah menjadi impianmu kelak di surgaNya.

Apa kabar saudariku? Hari-harimu terlewati penuh dengan kesahajaan. Tilawah Al-Qur'an nan syahdu selalu kau sempatkan. Dzikirullah tak pernah terlepas dalam setiap harimu. Sering terdengar alunan ayat-ayat Al-Qur'an dari bibirmu ketika kau menghapalkan surat cinta dari Illahi. Ketika banyak saudarimu lebih semangat menyenandungkan bait-bait nasyid yang begitu banyak mereka hapal, kau tak pernah tergoda. Subhanallah, kudengar sudah beberapa juz Al-Qur'an tersimpan di memorimu.

Apa kabar saudariku? Sudahkah engkau menyempatkan diri membaca lara yang menimpa saudaramu di belahan bumi lain? Di Afghanistan, Palestina, Kashmir, Moro, Maluku, Poso, dan belahan bumi lainnya. Sudahkah kau membaca koran dan majalah hari ini? Ataukah kau masih suka membaca buku cerita dan serial cantik yang menjadi santapanmu ketika jahiliyah dulu? Pernahkah kau baca Tafsir Al-Qur'an di rumah ketika tilawah, menekuni buku Fiqh Dakwah, Petunjuk Jalan, dan buku-buku Islam lainnya. Ataukah kau masih menunggu ta'limat murabbiyah untuk sekedar membukanya?

Apa kabar saudariku? Begitu banyak kewajiban dakwah yang belum tersentuh tanganmu, saudariku. Bagaimana kabar dakwah di kampusmu, di keluargamu, di lingkungan rumahmu, di tempat kerjamu? Sudahkah kau memberikan kontribusi berarti untuk membangun peradaban Islami ataukah kau lebih suka menjadi penonton? Pasif, diam, tidak percaya diri, takut menghadapi dunia luar, dan sibuk dengan diri sendiri? Saatnya bangkit dan berjuang, saudariku. Mari bersama berjuang membangun peradaban. Jangan tunggu lagi!
REDZone, 21 Juli 2010_05:59
Aisya Avicenna