Jejak Karya

Jejak Karya

Sunday, September 19, 2010

“MENSYUKURI CINTA” BERSAMA PARA PENULIS FLP SOLO RAYA

Sunday, September 19, 2010 0 Comments



GORESAN PENANTIAN

Sang waktu terus membawaku dalam suatu masa yang membuatku harus selalu bertanya, ‘Kapan penantian ini usai?’
Dan ternyata....detik masih merangkak menjadi menit, menit pun berjalan. Satu jam terlewati. Jam berlari, tak terasa satu hari berganti… begitulah waktu…
Penantian memang menjadi bagian dari sebentuk ujian. Ujian kesabaran dan juga ujian kesetiaan. Penantian yang ku alami saat ini menjadi suatu fase penuh makna karena ku bisa ‘belajar lebih banyak’ untuk mengisi dan mematangkan ‘masa’ itu…Masa yang penuh dialektika, sarat akan untaian cinta, ‘masa’ yang kehadirannya kan slalu kurindukan sepanjang masa…’Masa’ dimana kuterus mencari dan memaknai setiap detik yang kulewati. Masa dimana ketegaran dan keistiqomahanku diuji. Sabar dan tawakal menjadi teman setia, mendampingi ikhtiar dan doa yang tak pernah terputus mengiringinya..
Betapa penantian menyuguhkan berjuta cerita…
Kedewasaan yang kan menjadi penengah dari semua sikap yang ‘mungkin’ pada awalnya mengedepankan emosi dan ego semata.
Karena aku masih disini, dalam sebuah penantian…
Apapun yang terjadi, jiwa ini selalu yakin…Allah pasti akan menjawab dengan lebih indah, di saat yang TEPAT dan TERBAIK!!!
Karena ku yakin, aku akan menemukan “SEBERKAS CAHAYA CINTA” di ujung penantian ini…
OPTIMISLAH!!!
[Keisya Avicenna, 16 September 2010…13:40 WIB]


Hehe…ngetik ulang tulisan yang sempat nyasar di Buku DNA [Dream ‘N Action] nya [NO]stalgia [R]o[MA]ntic alias buku catatan harian saya…bkin ketawa lagi. Tulisan sekitar 7 menitan tanpa berhenti, tanpa coretan apalagi tipexan…(nulis aja gitu gak putus…) di atas hanya sekedar ungkapan isi hati saat menunggu kehadiran seseorang…hoho… (menunggu Erny lho bukan yang lain).
Tulisan ini akan membawa saya kembali –flashback- pada sepenggal kisah yang sempat terekam dalam jejak kehidupan seorang Keisya Avicenna…

Kamis, 16 September 2010

Pagi di Istana KYDEN sudah terjadi kesibukan yang luar biasa…sempet bercengkerama ma Babe juga saat asyik ngasih makan ternak2nya yang gemuk dan lucu-lucu..beres2 rumah dan packing coz mau ‘boyongan ke Solo’ part 1..(bawa buku-buku dulu, pakaian dkk..bersambung di part2).

Hari ini ada Pesta Demokrasi pilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Wonogiri. berangkat nyoblos dulu ma Babe n Ibu ke TPS sebelum pergi ke Solo..jari kelingkingku jadi ungu deh…Semoga WONOGIRI semakin SUKSES!!!

Usai nyoblos, masih sedih euy…si cakep masih terkapar tak berdaya karena diracun orang…(hmmm, semoga Allah SWT memberikan balasan setimpal kepada orang yang tega ngasih racun kucing yang cakep dan lucu itu. Paling gak tega waktu liat ekspresi wajah si Bundel…gurat kesedihan tampak jelas di muka lucunya tatkala melihat sang kakak sudah diambang sakaratul maut…hiks…T T)

Akhirnya, menikmati perjalanan kembali ke Solo…Ada kejadian lucu waktu naik NUSA. Nungma duduk sebelahan ma simbah2..(mbah putri). Nungma taksir usianya 70+ lah…E, beliau malah curhat macem2..hihi, mulai dari kisah petualangannya, anak, putu, buyut, deelel..sempet juga menunjukkan jemari tangan kirinya yang ternyata ada 3 buah cincin yang melingkar di 3 jarinya itu. Hoho..beliau juga sempet crita kalau tadi baru aja beli cincin (beliau sambil menunjukkan cincinnya itu yang terpasang di jari tengahnya)..cegluk, Nung mbatin…”Nung aja belum pake cincin di jari jemarinya mbah, lha kok njenengan ada 3…gak berat ya mbah?? xixixi..mbahe jan gaul tenan”. Mbahnya baik juga euy, ngasih Nung sawo satu biji…tu simbah asyik cerita sambil maem sawo gaya ‘mbah-mbah’…(selamat membayangkan). Yang jelas, kalau pas lagi ada cerita seru tu mbah sempet2nya menepuk bahu Nungma, hihi…nakal ni simbah..ngelap tangannya ke jaket MITI-nya Nung. Tu simbah hobi berpetualang deh kayaknya. Kemana-mana sendiri (anak-anaknya merantau semua), ternyata simbah itu nanti mau turun palur then naik bis ke Karanganyar. Atos2 kemawon nggih mbah….Nungma hanya bisa mengungkapkan 1 kata : Salut!!! ^^v. terima kasih sawonya…^^v

Agenda siang ini mau menghadiri Acara Halal Bihalal Keluarga Besar FLP Solo Raya di Rumah Mas Aries Adenata (Ketua FLP Solo Raya). Kemarin2 sempat di SMS Mas Aris El Durra ngasih petunjuk…berhubung belum ‘ngeh’ dengan SMS dari Mas Aris, Nung sempet SMS minta petunjuk ke tuan rumahnya langsung. Hehe…

Jam 13.00 Erny ternyata masih di rumah. N dy mengabarkan kondisi di Sragen cuaca kurang bersahabat. Mendung banget gitu deh. Solo juga kok. Yadah, Nung menunggu…[sambil menunggu ±1 jam penantian…Nungma nulis “GORESAN PENANTIAN” itu deh..hoho…daripada ngalamun..tyuz sempet baca2 buku juga…intinya mengoptimalkan waktu penantian itu dengan hal-hal yang bermanfaat…]

Akhirnya, jam 14.06 Erny sampai juga di kost pink…dan kita pun berangkat. Bismillah, semoga tidak hujan…baru beberapa menit, ada SMS masuk n bertengger di inbox N5300-ku…dari mas Aris El-Durra. SMS yang sangat singkat, nanyain :”Km dtg gk to dik?” [14:14:08]…hehe, otw boz!!! Tenang, buku pesenan njenengan “RABITHAH CINTA” sudah saya bawa…

Hm, jalanan siang menjelang sore ini memang cukup ramai, apalagi jalan slamet riyadi cukup padat merayap. Akhirnya, sampai juga di Goro AsSalam, belok, lewat pabrik tyfountex, ada lapangan, ke kanan…terus…n endingnya ketemu juga, coz banyak motor yang dah parkir disitu…hyaa, Alhamdulillah belum bubar…disambut oleh tuan rumah, Mas Aries Adenata (sang penulis buku “BUANGLAH PACAR PADA TEMPATNYA”. Punya usaha jualan batik juga ya Mas??? Sip…), kemudian kita berdua gabung dengan rekan-rekan yang lain… dah sesi diskusi kayaknya…meski ilmu yang di dapat dari Mas Sakti Wibowo [penulis skenario sinetron Ketika Cinta Bertasbih] yang bisa saya tangkap cuma segelintir tapi lumayanlah dapat charger spirit untuk terus bersemangat dalam berkarya dan mencetak sejarah!!! Sempet barteran buku juga dengan Mas Aris El Durra, hehe…dipinjemi Topan Marabunta1-nya Mbak Afifah Afra dan bukunya Mas Joni Ariadinata “Aku Bisa Nulis Cerpen”. Sip, buku yang lagi Nungma butuhkan nih… {huaayoooooo, Mas Aris El Durra…reportasenya mana??? Saya tunggu!!! Nungma kan telat…^^v}
Ending yang paling saya suka : photo-photo..heehee…

Abiz salam-salaman then pulang…(“rasa-rasanya singkat amat ya Er??? perasaan baru aja kita datang dah pulang lagi…ahihihihi…tapi yang jelas, meski singkat, namun sangat berkesan, full manfaat n penuh semangat!!!…^^v”)

Flashback usai…

Ngomong-ngomong masalah judul tulisan saya di Buku DNA itu, inget…tadi pagi ada yang SMS…endingnya tanya : “….anti kapan?” (waduh, pertanyaan yang sensitif namun motivatif dan inspiratif..ahihihi..*ketawa khas bernard)

“Tidak ada siapapun yang tahu dimana ujung dari HITAM-PUTIH PENANTIANNYA, maka selalu berbaik sangkalah pada-Nya, buat Dia selalu tersenyum karena kita…’TEPAT dan TERBAIK!!!’ Segera, tapi tidak tergesa-gesa, mungkin itu jawaban saya…^^”

Jadi ingat, salah satu penggalan kalimat di buku Jalan Cinta Para Pejuang-nya Ust. Salim A. Fillah…

“Jika kita menghijrahkan cinta : dari kata benda menjadi kata kerja maka tersusunlah sebuah KALIMAT PERADABAN DALAM PARAGRAF SEJARAH. Jika kita menghijrahkan cinta : dari JATUH CINTA menjadi BANGUN CINTA, maka cinta menjadi sebuah ISTANA, TINGGI MENGGAPAI SURGA!!!”

Jadi ingat juga salah satu status ‘myinspiring ustadz’ :
“Lima titik rawan yang berpotensi mengubah haluan hidup : LULUS KULIAH, MULAI BEKERJA, PINDAH DOMISILI, MENIKAH dan MENJADI PEJABAT PUBLIK” [Ust. Wiranto]
Subhanallah…So, KEEP ISTIQOMAH!!!


[Zona NOstalgia RoMAntic, 19 September 2010…”MENSYUKURI CINTA” Cinta dapat mempertajam pena para pengarang, mendatangkan kegembiraan dalam jiwa dan perasaan. Cinta menjadi nikmat yang harus disyukuri. Cinta sebagai energi keshalihan dalam menuju keridhoan Allah SWT…-Keisya Avicenna-]

Friday, September 17, 2010

Plan and Action

Friday, September 17, 2010 0 Comments
Plan and action to be a good muslimah, honest statistician, inspirative writer, great trainer, and brave adventurer!!!

~”Plan to be” is the way to plan what we have to action~

Thursday, September 16, 2010

Bidadari Surga Terindah

Thursday, September 16, 2010 1 Comments

Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
Ia adalah wanita shalehah
***
Pagi ini, sekitar pukul 05.00 aku teringat sebuah cerpen dari seorang sahabat yang kemarin dikirimkan ke emailku. Dia memintaku untuk mengkritik cerpen itu. Ada sebuah percakapan dalam cerpen itu yang paling aku suka.
“Ehhmmm…. Sudah waktunya aku memberikan hadiah kepada ibu. Tapi siapa wanita itu?” ucapku dalam hati.
“Siapapun wanita itu yang penting dia cinta sama Allah dan Nabi-Nya, baik akhlaknya, ra neko-neko”.
Dari percakapan di atas, terbersit sebuah harapan sederhana tapi sangat mulia dari seorang ibu yang mendambakan seorang wanita shalehah yang selayaknya menjadi pilihan terbaik bagi anaknya. Membicarakan tentang wanita shalehah, seringkali dihubungkan dengan bidadari.
Apa yang terbayangkan jika mendengar kata “bidadari”? Bidadari yang bermata jeli, yang sangat indah dan jelita. Percakapan antara Rasulullah Saw dan Ummu Salamah ra berikut akan memberikan gambaran tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah ra. dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilau seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Q.S. Al-Waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Q.S.Ar-Rahman : 70)
Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Q.S. Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Q.S. Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.

Sungguh indah perkataan Rasulullah Saw yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi di kala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudariku.
Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang totalitas islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.
Sebaik-baik perhiasan ialah wanita shalehah. Dan wanita shalehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.
Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 34, bahwa wanita shalehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.
Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita shalehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang shalehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.
Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surge. Menjadikanmu bidadari-bidadari surga.
Maka, mari terus belajar dan meningkatkan kualitas diri, agar Allah ridha!
Referensi : http://multazimah.blogsome.com (dengan beberapa perubahan)
***
Jakarta, 16 September 2010
Aisya Avicenna

Meminang Sang Pangeran

Thursday, September 16, 2010 1 Comments

Aku tahu, aku hanya seorang wanita yang tugasnya menunggu sang pangeran dalam penantian.

Kata mereka, kau yang berhak memilih dan kami, perempuan, hanya bisa menolak atau menerima lamaran.

Tapi, bolehkah kali ini aku yang memilih? Memintamu untuk menjadi yang terindah di hatiku? Kau tinggal bilang ya, atau tidak. mudah kan?

Ah, mungkin benar, dunia sudah terbalik atau bisa juga ini hanya rasa khawatirku takut kalau Allah tidak menyisakan satu mujahid-Nya untukku!

Hahaha…dasar aneh! Bukankah Allah sudah berfirman bahwa Dia menciptakan makhlukNya dengan berpasang-pasangan?

Tapi, aku juga ingin tahu rasanya berbunga ketika lamaranku diterima atau kecewa saat pinanganku ditolak mungkin dengan begitu, aku bisa berbagi dengan kaumku bagaimana sih sakitnya ditolak? Agar para akhwat tak gampang mengucap kata “tidak” dengan alasan yang sengaja dibuat-buat : masih ingin melanjutkan studilah belum cukup umurlah belum siap mentallah kurang cocoklah! dan entah apa lagi…

Tapi, bagaimana cara meminangmu ya? Apa aku harus mengajukan proposal lebih dulu? Atau langsung datang ke istanamu dan memohon agar kau sudi menerimaku menjadi permaisurimu? itukah yang kau mau?

“Huh, dasar tidak tahu malu!” tiba-tiba terdengar teriakan dari jauh “Wahai akhwat, DI MANA IZZAHMU?”

IZZAH? kalian bertanya tentang IZZAH?Apakah izzah ada pada diri seorang akhwat yang malu mengungkap perasaannya kemudian memendam cinta dan mengotori hati dengan terus memikirkannya?

Apakah izzah ada pada diri seorang akhwat yang menyuburkan virus cinta di hatinya dan membaginya pada semua ikhwan yang dikaguminya dalam masa penantiannya?

Apakah izzah ada pada diri seorang akhwat yang menanti sang pangeran, namun ketika ia datang si akhwat menolak dengan alasan tidak jelas?

Di sanakah izzah bersemayam?

Ataukah izzah ada pada diri seorang Khadijah yang berterus terang meminta Muhammad untuk menjadi nakhoda dalam bahtera cintanya?

Ataukah izzah ada pada diri para bidadari yang berebut ingin melayani Zulebid yang rela meninggalkan istri tercinta di hari pertama pernikahannya demi meraih syahid?

Sungguh, kisah cinta yang agung dan suci bukan cintacinta picisan yang ingin diraih tapi jauh lebih tinggi! cinta di atas segala cinta yang tak kan habis cintaNya, Allah!

Di sana ada kejujuran, keterbukaan, kepercayaan, ketulusan, keimanan, dan ketaqwaan berbeda dari kisah Romeo dan Juliet atau Layla dan Majnun yang berakhir tragis dengan mati membawa cinta tak sampai... malang nian!

mungkin iya, aku tak seberani Bunda Khadijah aku pun bukan bidadari yang tak dianugerahi rasa malu karena ia memang diciptakan dan ditugaskan untuk melayanimu

Tapi, jika aku boleh memilih izinkan aku meminangmu sebagai kekasih bukan untuk saat ini karena mungkin waktuku tak cukup untuk menanti

tapi, nanti…

Setelah kumati…

~sebuah catatan yang bertengger manis di folder "inspirasi" dalam file lamaku~

**

SEBUAH PERENUNGAN

**

pengin buat buku tentang tema di atas, tapi masih bingung cari kontributor!

hmm.... siapa ya yang sudah berpengalaman atau punya ilmunya???

bisa dibagi dengan saya..

Yang sedang merenung dan mencari inspirasi,

Aisya Avicenna

Rabithah Cinta

Thursday, September 16, 2010 0 Comments

H-1 menjelang keberangkatan ke Jakarta, aku menyempatkan untuk menyelesaikan membaca novel karya Mbak Afifah Afra yang berjudul Rabithah Cinta. Berikut ini review-nya.
So inspiring!!!
***
Judul : Rabithah Cinta
Penulis: Afifah Afra
Penerbit : Mizan
Tanggal terbit : November - 2008
Jumlah Halaman : 336
Bagi penggemar novel dengan alur mendebarkan dan sesekali menyesakkan dada dengan haru maka Rabithah Cinta adalah jawabnya. Syakilla, seorang akhwat yang mendambakan suami seperti seorang petani [kenapa? baca aja!]. Akhirnya ia menikah dengan Riyan, seorang dokter [kenapa bukan petani? Makanya, baca!!]. Riyan punya cita-cita mulia, menanam pahala di bumi Papua. Syakilla yang lagi bersinar di karirnya enggan menuruti permintaan suaminya, tapi setelah sekian lama akhirnya mau juga berangkat ke Papua.
Bagaimana rasanya hidup di daerah asing dan terpencil yang segala sesuatunya serba terbatas? Itulah yang dialami Syakilla, muslimah yang harus memendam semua impiannya saat harus mengikuti suami tercinta dinas ke Papua. Syakilla harus rela mengabdikan hidup dan cintanya di pedalaman Papua. Hari-hari awal dilalui tetap dengan bahagia hingga suatu ketika ada badai yang datang melanda biduk rumah tangganya.
Napas cinta Syakilla serasa tercekat ketika Riyan yang sedang bertugas tiba-tiba disandera gerombolan pemberontak RI yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM). Dalam penyanderaannya, Riyan sempat bertemu dengan seorang wanita yang ternyata menaruh hati padanya, bahkan membuatnya kagum karena berani menyatakan keislamannya di hadapan Riyan. Cintanya pun diuji.
Syakilla tak menyerah. Ia menanti dalam doa dan kesabaran yang luar biasa. Bagi Syakilla, penantian merupakan bagian dari kesabaran, bukti dari ketulusan dan kesetiaan. Semua itu demi cintanya kepada sang kekasih, Mas Riyan, suami tercinta. Ia ingin membuktikan ketulusan hatinya terhadap suami tercinta bahwa apapun yang terjadi ia tetap akan menanti rabithah cintanya itu.
Kegalauan hatinya bertambah ketika di tengah penantian panjang itu seorang dokter lainnya dikirim pula ke tempat ia berada menggantikan sang suami yang belum juga ada kabarnya. Ia tak berdiam diri dan yakin bahwa suaminya masih hidup. Segala ikhtiar ditempuhnya untuk memastikan sang suami masih hidup. Lama ia menanti hingga akhirnya dokter pengganti itu datang yang tak lain adalah Andrean, mantan kekasihnya pada masa silam.
Bagaimana ujung dari penantian Syakilla?
Bagaimana nasib Riyan?
Hmm, baca aja ya!!!
***
Jakarta, 16 September 2010
Aisya Avicenna

KYDEN : MY LOVELY FAMILY

Thursday, September 16, 2010 1 Comments

KYDEN mengucapkan: SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1431 H.

SPIRIT KYDEN : "MERAH MARUN"!!

"[M]enuntun k[E] a[RAH] [M]ata [A]ngin bahagia: sebuah metamo[R]fosa kehid[U]pa[N]"

Wednesday, September 08, 2010

080910

Wednesday, September 08, 2010 0 Comments

Assalamu’alaykum. Wr.Wb…
Angka yang istimewa di hari yang istimewa…
Alhamdulillah, sampai kantor tepat pada waktunya meski semalam habis begadang di Istiqlal. Subhanallah, pagi ini disuguhkan pemandangan langit yang luar biasa mempesona. Sekitar pukul 06.00 tadi langitnya mendung, tapi saat perjalanan ke kantor langit begitu cerah.
Alhamdulillah, Allah masih memberikan kesempatan buat saya untuk sekedar menuangkan tulisan di sini.. Syukur tak terhingga atas kenikmatan-Nya yang tak akan mampu kita kalkulasikan… Allahu akbar!!!
Sholawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Teladan terbaik kita, Rasulullah SAW, semoga kita termasuk dalam barisan umat yang mendapat syafaat dari beliau.
RAMADHAN!!! Semoga Allah memberikan ridho dan berkah pada hari-hari di bulan suci yang telah kita lalui ini. AAMIIN!!!!
Gimana kabar Ramadhannya???
Semoga berkah Ramadhan, terutama Lailatul Qadr bisa kita dapatkan… AAMIIN!!!!!! Banyak kisah luar biasa yang terjadi dalam hidup saya di bulan ini. Ramadhan pertama saya di Jakarta ini memang terasa berbeda. Sangat berbeda. Betapa Allah memberikan saya banyak kesempatan dan pengalaman berharga. Terima kasih Ya Allah…
Selama 30 hari mencari cinta di bulan Ramadhan tahun ini, hari-hari saya selalu ditemani sebuah buku merah kecil yang saya namai “DIARY RAMADHANQ”. Nah, targetan + capaian amal yaumi, murajaah hafalan Qur’an dan hadist, tausyah, materi kajian dan kisah-kisah yang saya alami di bulan Ramadhan 1431 H ini terangkum manis dalam diary mungil itu. Tahun lalu saya juga punya diary serupa. Tujuan saya membuatnya karena saya ingin bisa mengisi Ramadhan tahun ini dengan lebih baik berdasar pengalaman Ramadhan setahun silam. Dan buku “DIARY RAMADHANQ” tahun ini bisa menjadi salah satu parameter untuk Ramadhan tahun depan. Semoga masih ada kesempatan untuk bertemu lagi dengan Ramadhan tahun depan… aamiin Yaa Rabb… Insya Allah, beberapa inspirasi yang sudah saya dapatkan di Ramadhan tahun ini akan saya tuliskan… Ditunggu ya…!!!


Oh ya, saya pamit… Siang ini akan pulang kampung…
Wonogiri… I’m coming!!!
Semerbak mewangi kasih ibunda…
Setegak langit cinta ayahanda..
Selaksa kasih kakak dan adik tercinta …
Kotaku yang kurindukan…
SEMANGAT MUDIK!!!
Ehm, special buat pembaca tulisan ini…
Telah datang untuk kita
Hari yang membukakan gerbang kemenangan
Hari di mana kita meneteskan air mata
Karena berlalunya Ramadhan yang suci
Hari di mana kita tersenyum menyambut
Rahmat dan cinta-Nya yang berlimpah..
Semoga kita benar-benar menang di hari kemenangan..
Taqobballahu minna wa minkum..
Minal Aidin wal Faidzin…
Mohon maaf lahir batin yaaa
***
Detik-detik berlalunya Ramadhan…
Ya Allah… hamba kembali bermunajat kepada-Mu…
Hamba memohon ampunan dari-Mu
Atas khilaf hamba yang tak terkira banyaknya
Atas dosa-dosa hamba yang tak terhitung jumlahnya
Ampuni hamba Ya Rabb..
Ampuni hamba…
AMIIIN….
Wassalamu'alaykum. Wr.Wb..
Jakarta, 080910_08:46
Aisya Avicenna

Tuesday, September 07, 2010

SEGERALAH BERBENAH DI WAKTU YANG TERSISA

Tuesday, September 07, 2010 0 Comments


Usangkah iman kita saat ini? Masih layakkah kita menemui Sang Pencipta Yang Mahasuci dan Mahamulia? Masihkah lentera hati kita bersinar terang? Pertanyaan-pertanyaan itu layak kita ajukan terutama dewasa ini, di zaman yang menyuguhkan berbagai perangkap dan tipudaya; era yang menawarkan beragam cara maksiat dan dosa; masa yang menyajikan selaksa jurang menganga yang siap menjerumuskan setiap orang yang lengah dan tak waspada. Ketenangan, kenyamanan, keserbamudahan, dan keserbacepatan yang ditawarkan zaman ini telah memerangkap kita dalam kelengahan dan kealpaan sehingga di saat datang waktu perjumpaan dengan Yang Mahamulia, kita tersentak: ternyata iman kita telah usang; ternyata kita tertolak; kita tak punya kartu hijau untuk bergabung dengan para kekasih-Nya yang dicintai dan mencintai-Nya. Ketika saat itu datang, semuanya telah terlambat. Tak bisa lagi kita menoleh ke belakang, mengajegkan langkah, dan memperbaiki tindakan. Tak ada lagi waktu untuk berbenah.

Untuk apa kita hidup di dunia? Itu memang bukan sebuah pertanyaan yang bisa dijawab dengan instan. Sebuah pertanyaan yang terkadang menenggelamkan seseorang ke dalam palung ketidakberdayaan yang sangat dalam, namun bukan untuk membuat perjalanan hidup terhenti pada titik itu. Pertanyaan ini hanya sekedar untuk mengingatkan bahwa kehidupan sejatinya seperti matahari dan benda-benda langit yang lain yang diperjalankan. Terbit di pagi hari dan tenggelam di kala senja. Maka mana lagi nikmat dari Tuhanmu yang kau dustakan?

Dan..SEGERALAH BERBENAH DI WAKTU YANG TERSISA!!!!

[Keisya Avicenna, 28 Ramadhan 1431 H….]

RENUNGAN DI UJUNG RAMADHAN…

Tuesday, September 07, 2010 0 Comments



Ya Allah, kaki ini meniti lemah anak tangga diantara gelap masjid-Mu. Malam ini adalah bagian dari 10 malam terakhir Ramadhan, malam ke-21 dari untaian malam-Mu yang penuh berkah.

Hati berseru takbir dengan kepalan jari-jari lemas terurai lagi. Ya Allah ijinkanlah aku menjumpaiMu pada malam-malam terakhir ini, Setelah sekian malam aku hanya bergulat dengan dunia…

Bacaan Al-Qur’anku tertinggal waktu. Malu pada jam yang tetap istiqomah berputar, tapi amalanku tak pernah mau untuk istiqomah berjalan. Hanya Engkau yang maha menentukan hasil dari semua usaha, aku tak sanggup mendengarkan hasil perhitungan-Mu saat ini. Amalanku yang dijejali riya’ semoga Engkau ampuni. Berapa kali shadaqohku? Ah, lagi-lagi aku malu pada kotak shodaqoh, pada tangan kanan kiri yang selalu melihat ketika kurogoh uang saku. Yang kumasukkan hanya secarik uang kertas yang paling kecil dan lusuh.

Ramadhan kali ini menyisakan sayatan pilu di ruhaniku. Aku tak mampu menghisab diri dari kebaikan dan keburukan, dari amalan dan dosa, apalagi dari ikhlas dan riya’.

Bukan terlalu banyak, tapi terlalu kecil dan tak ter-indera. Semuanya aku kembalikan pada-Mu, 20 hari kulewati tanpa makna secuil pun yang tergores di kalbu. Bukan ini mauku … Bukan ini tujuanku …
Tapi inilah yang sudah kudapat sampai saat ini … Sebuah keterlambatan …
Ya Allah, terangkanlah padaku tentang makna keterlambatan. Semuanya sudah berjalan jauh, tapi aku masih berlari kecil di tempat. Lelah ini kulahap sendiri. Ingin rasanya berlari sekencang mungkin untuk menyusul mereka yang telah jauh.

Ya Allah, berikanlah hamba keluangan dan kesempatan untuk menangis di pangkuan-Mu, untuk mengejar keterlambatan ini.

Ya Allah, ijinkanlah hamba-Mu ini memulai lagi. Merangkai malam-malam sunyi menjadi parade dzikir untuk-Mu. Mencuci diri dari noda, yang entah dari mana harus kumulai membersihkannya. Merangkak menggapai maghfirah-Mu.

Ramadhan masih tersisa beberapa hari lagi. Dan masih ada Lailatul Qadar yang senantiasa menunggu jelmaan manusia-manusia yang Dia ridhoi.
Aku sangat menyadari betapa tidak pantasnya diri ini menerima anugerah-Mu itu. Tapi, apakah salah jika manusia lemah ini menginginkan syurga-Mu ya Rabb? …

Ya Allah … Ya Rabb … ijinkanlah aku menapaki keterlambatan dengan beribu semangat juang.
Agar aku bisa sampai kehadirat-Mu seperti juga mereka yang telah sampai mendahuluiku.

Ijinkanlah aku mendapatkan anugerah Lailatul Qadar-Mu. Mungkin untuk yang pertama kali, dan mungkin untuk sekali-kalinya dalam hidup ini.
Karena aku tidak tahu apakah tahun depan bisa berjumpa Ramadhan lagi dan berjuang bersama mendapat anugerah-Mu itu.

-Semoga Bermanfaat-

[Zona NOstalgia RoMAntic, Keisya Avicenna…27 Ramadhan 1431 H]

DALAM DEKAPAN UKHUWAH PENUH CINTA BERSAMA PARA PENULIS FLP SOLO RAYA DI RUMAH MBAK AFIFAH AFRA…^^v

Tuesday, September 07, 2010 0 Comments


-Catatan [NO]stalgia [R]o[MA]ntic-

Selasa, 21 Ramadhan 1431 H [31 Agustus 2010]

Kesibukan pagi di Masjid Nurul Huda UNS… beranjak siang mulai sibuk juga di kostan. Banyak kerjaan yang harus diselesaikan. Persiapan juga untuk ngisi Pesantren Ramadhan tanggal 1-3 September (keesokan harinya) di SMP 16 Surakarta…(amanah dari Mas Anto nih. Alhamdulillah, modulnya dah ada…semoga besok dapat beraksi dengan maksimal. Amin).

Sore harinya…setelah menyelesaikan beberapa amanah sebagai Panitia I’tikaf di NH IC, jam 15.50 WIB bergegas diri ini menuju gerbang belakang UNS. Sore ini mau mengikuti agenda buka bersama FLP Solo Raya di rumah Mbak Afifah Afra. Meski ku belum resmi jadi anggota FLP. Semoga acara ini semakin memperkuat azzamku untuk terus bersemangat berdakwah lewat tulisan, karena bagi Nungma “MENULIS adalah MENJADIKAN SETIAP HURUF SEBAGAI DZARRAH KEBAIKAN!!!”

Dari gerbang belakang UNS, berangkat bareng dik Erny Ratna (anggota FLP angkatan ke-6. Semoga Nungma nanti berkesempatan menjadi angkatan ke-7. ^^v). Erny ternyata juga belum tahu lokasi rumah Mbak Afra. Untung Nungma tadi siang siap menanyakan jalur untuk menuju daerah rumah Mbak Afra ke Fina. Akhirnya buat peta buta dulu deh. Hehe…berbekal selembar peta nih…Saatnya berpetualang, pake acara nyasar2 dikit juga gakpapalah, yang penting dinikmati dan happy ending. Hehe…. Di tengah perjalanan, e…ketemu Dik Sotya (anak FLP juga, adik tingkat di MIPA juga). Tak tanyain, ternyata dia juga belum tahu lokasi rumah Mbak Afra. Yadah, regu kita tambah 1 orang. Wkwkwk…menurut SMS dari Mas Aris El Durra rumahnya Mbak Afra tu dari perempatan Joglo UNISRI ke utara (yang jalan ke Barat rel), lurus, ada GOR Rahma, kemudian belok kiri then tanya2 aja rumah dr. Ahmad. Hoho…setelah mengikuti petunjuk dipeta, dan setelah tanya bapak2 n tukang ojek yang lagi pada kongkow2 akhirnya ketemu juga kampus UNISRI (tadi sebelumnya juga sempet tanya ibu2 apakah belokan yang di deket warungnya itu yang menuju ke SMA 5 Ska..hehe). Kita bertiga sempet muter2 dulu…sampai akhirnya Nungma tanya ke seorang bapak yang lagi sibuk nyapu di emperan tokonya. Nungma tanya perempatan joglo UNISRI ke utara/jalan barat rel itu lewatnya sebelah mana….hoho, dengan penuh semangat tu bapak menjelaskan pake gagang sapunya…mencoba menggambarkan denah di jalan beraspal di depan tokonya. Hehe..lumayan agak paham…

Petualangan pun dilanjutkan. Muter rel, kita belok kiri…tapi kok kayaknya salah ya?? Akhirnya tanya lagi deh sama bapak2 yang lagi mau nata warung angkringannya. Ya to, kita salah belok. Hehe..akhirnya kita bertiga putar haluan….lurusssssssss teruuuusss….. sampai akhirnya untuk memperkuat keyakinan kita, nanya lagi deh (banyak nanya nih..xixixi. tapi malu bertanya bisa sesat di jalan kan??? Tp banyak bertanya gak memalukan kok…hihi, maksa dikit!!!)….nanya ke simbah2 arah ke GOR Rahma. Simbah itu ngasih petunjuk kalau masih lurus terus aja…nanti ada tanjakan…setelah kita mengikuti petunjukknya, tapi kok gak nemu-nemu tanjakan ya mbah??? Hehe….

Tapi akhirnya ketemu juga papan petunjuk “dr.Ahmad…”. Alhamdulillah, sampai juga di rumah Mbak Afifah Afra, salah satu penulis favorit Nungma nih. Salah satu hal yang membuat Nungma semakin termotivasi menulis dan memacu diri untuk berusaha menjadi penulis produktif seperti Mbak Afra adalah karena kita ternyata memiliki salah satu kesamaan background study…ehm, sama-sama MIPA Biologi euy…hehe…Wow, doakan ya Nungma bisa mewujudkan saah satu cita-cita Nungma yaitu menjadi PENELITI BERJIWA SENI!!! Amin. Doakan yaw…

Sambutan yang hangat dari Mbak Afra selaku tuan rumah. Di lokasi sudah ada beberapa tamu yang datang. Beberapa belum Nungma kenal, tapa beberapa orang yang kemarin sempat Nungma kenal waktu ikut Workshop Menulis bareng GiZONE.
Sore yang seru euy!!! Bisa berinspirasi di sini dengan para penulis yang karya-karyanya sungguh luar biasaaa!! Ada mbak Deasylawati, mbak Riannawati, Mas Aries Adinata….para anggota FLP Solo Raya, beberapa saat kemudian datang Mas Aris El-Durra, e….tahu gak siapa yang beliau bawa?? (hehe..redaksional yang salah…xixixi…). Replay, tahu gak Mas Aris datang sama siapa? Pada awalnya Nungma sih gak kenal..tapi pas Mas Aris menyebutkan salah satu nama yang sudah tidak asing lagi, Nungma bener2 lagi ngeh…klo orang itu ternyata kang sofa…eh, Kang Fachmy Casofa…wkwkwk…oalah, ternyata ini tho orangnya??? (tampang sih boleh kalem, tapi….*tetep pengen nimpuk!!! Peace kang sofa…gratisin buku terbarunya dung!!!hihi….)

Acara diawali dengan pembukaan oleh Mas Aris El-Durra selaku penanggungjawab agenda buka bersama kali ini. Dilanjutkan dengan sambutan dari Mbak Afifah Afra selaku tuan rumah dan Ketua FLP Jawa Tengah, kemudian Mas Aries Adinata selaku Ketua FLP Solo Raya…kemudian Mas Aris El Durra juga menyampaikan agenda-agenda terdekat FLP Solo Raya. Salah satunya PELAT PULPEN…(syarat masuk FLP nih!!! Penasaran??? Selengkapnya tanya Mas Aris El-Durra saja, sekalian minta diskonan kalau mau nyalon di Salon El-Durra…hehe).

Ada sesi perkenalan juga euy…^^v. Pada kesempatan itu, Mas Aris juga menampilkan taujihnya Ust. Yusuf Mansyur. Siip lah…(kapan-kapan Nungma minta ya Mas…yang lengkap!!!oce?). dan akhirnya waktu berbuka pun menjelang. Doa bersama dulu dipimpin Mas Aris. Kemudian bersama-sama kita membatalkan puasa, menikmati segelas teh panas, gorengan, camilan ringan……kemudian sholat Maghrib berjamaah di sebuah masjid yang letaknya bersebelahan dengan rumah Mbak Afra. Diimami dr.Ahmad, suami Mbak Afra.

Pasca sholat, lanjut makan besar…putra dan putrinya Mbak Afra lucu-lucu. Abiz maem, tak lupa menyampaikan pesan dan salam buat Mbak Afra dari mysupertwin…
Jam 18.45 WIB acara selesai…HAPPY ENDING!!!

Perjalanan pulang bersama Erny (hampir nyasar dikit..hehe). Alhamdulillah, akhirnya bisa sampai NH dengan selamat….^^v….Unforgetable experience….Terima kasih Mbak Afra, Mas Aris El Durra, Dik Erny, Mas Aries Adenata, dan semuanya!!! SEMANGAT BERKARYA UNTUK KITA SEMUA!!!

“Dalam dekapan ukhuwah, kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi. Sungguh, di surga menara-menara cahaya menjulang untuk hati yang saling mencinta. Mari membangunnya dari sini, dalam dekapan ukhuwah. Jadilah ia persaudaraan kita: sebening prasangka, sepeka nurani, sehangat semangat, senikmat berbagi, dan sekokoh janji.

Dalam dekapan ukhuwah, kita mendaki puncak segala hubungan, yakni TAQWA. Sebab, firmanNya tentang penciptaan insan yang berbangsa dan bersuku-suku untuk SALING MENGENAL ditutup dengan penegasan bahwa KEMULIAAN TERLETAK PADA KETAQWAAN. Dan ada tertulis, para kekasih di akhirat kelak akan menjadi seteru satu sama lain, kecuali mereka yang bertaqwa…”
Taken from : DALAM DEKAPAN UKHUWAH karya Ust. Salim A.Fillah

DALAM DEKAPAN UKHUWAH PENUH CINTA BERSAMA PARA PENULIS FLP SOLO RAYA DI RUMAH MBAK AFIFAH AFRA…^^v
[Zona NOstalgia RoMAntic, Keisya Avicenna….6 September 2010, *saat ku kembali masa-masa indah itu…]