Jejak Karya

Jejak Karya

Friday, October 08, 2010

MEMBINGKAI SURGA DALAM RUMAH TANGGA

Friday, October 08, 2010 0 Comments
Mendesain Rumah Islami

Posted by Ummu Khansa on 5:35 PM / Comments: (0)
Dirangkum dari majalah Nikah, vol 6 Nov 2007

Punya rumah itu impian semua orang, apalagi bagi yang sudah berumah tangga. Rasanya belum lengkap kalau belum punya rumah.

Sebagai seorang muslim, hendaknya kita memperhatikan beberapa aturan Islam dalam menata atau mendesain rumah. Juga memperhatikan lingkungannya.

Rumah ibarat cermin penghuninya
Rumah adalah cermin bagi penghuninya. Bagi mereka yang menyukai kebersihan, maka akan tampak keadaan rumahnya selalu bersih. Bagi mereka yang suka seni dan keindahan, maka akan tampak bangunan rumahnya berarsitektur indah dan dikelilingi oleh aneka rupa bunga dan ornamen2 lain yang bernilai seni dan keindahan. Demikian juga bagi mereka yang mempunya ghirah Islam dan mencintai sunnah, maka akan tampak desain dan ornamen2 rumahnya sedikit banyak akan tersentuh corak Islam dan mengikuti gaya sunnah.

Jangan bermegah-megahan
Bagi seorang muslim, janganlah rumah dijadikan wahana ajang pamer dan gengsi sehingga menjadikan sibuk berlomba2 dalam mempermegah rumah. Janganlah melalaikan dan melupakan berlomba2 yang lebih baik dari itu, yaitu berlomba2 dalam kebaikan dan takwa. Hal ini sebagaimana firman Allah, 'bermegah2an telah melalaikan kamu."

Cara mendesain rumah islami
Walaupun Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam sendiri tidak memberikan contoh dalam mendesain rumah, tapi dari sunnah2 yang ada, hendaknya itu dijadikan acuan/pegangan kita dalam membuat dan mendesain sebuah rumah.
Diantara hal2 yang harus diperhatikan adalah:

1. Tidak perlu meminta petunjuk dari orang pintar/paranormal untuk menentukan hari dan tanggal yang baik dalam membuat rumah karena semua hari dan tanggal itu baik disisi Allah. Mempercayai hal2 yang berbau takhayul bisa membuat kita jatuh dalam perbuatan syirik.

2. Karena rumah adalah kehormatan dan rahasia, maka jangan membuat rumah yang banyak kaca tembus pandangnya hingga memungkinkan orang luar bisa melihat ke dalam rumah kita. Hal ini untuk menjaga rahasia dan aurat keluarga kita.

3. Akan lebih baik jika kita membuat rumah dengan kamar yang banyak sehingga kita bisa memisahkan kamar anak laki2 dan perempuan. Juga jika sewaktu2 ada tamu yang ingin bermalam, kita bisa membantunya menyediakan kamar. Tapi hendaknya kamar untuk tamu terpisah dari ruang keluarga sehingga tidak memungkinkan tamu bisa melihat dengan bebas ruang keluarga.

4. WC atau toilet hendaknya dibuat tidak menghadap/membelakangi kiblat karena ada larangan Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam. Meskipun ada khilaf, jika tertutup dengan bangunan maka diperbolehkan. tapi untuk kehati2an lebih baik menghadap ke arah lain.

5. Jangan meninggikan bangunan, karena itu termasuk tanda2 hari kiamat sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam ketika ditanya oleh malaikat jibril.

Jadi... rumah yang baik bukanlah rumah mewah yang berarsitektur tinggi dan mahal, tetapi rumah yang didesain dengans entuhan sunnah nabi. Yang tak kalah penting, jangan lupa membangun keimanan kita agar lebih mantap dan tidak goyah oleh2 gelombang2 perusak iman.
Pendidikan Anak dalam Islam

Posted by Ummu Khansa on 12:25 PM / Comments: (0)
Pendidikan anak adalah perkara yang sangat penting di dalam Islam. Di dalam Al-Quran kita dapati bagaimana Allah menceritakan petuah-petuah Luqman yang merupakan bentuk pendidikan bagi anak-anaknya. Begitu pula dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita temui banyak juga bentuk-bentuk pendidikan terhadap anak, baik dari perintah maupun perbuatan beliau mendidik anak secara langsung.

Seorang pendidik, baik orangtua maupun guru hendaknya mengetahui betapa besarnya tanggung-jawab mereka di hadapan Allah ‘azza wa jalla terhadap pendidikan putra-putri islam.
Tentang perkara ini, Allah azza wa jalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”. (At-Tahrim: 6)

Dan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

“Setiap di antara kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban”

Untuk itu -tidak bisa tidak-, seorang guru atau orang tua harus tahu apa saja yang harus diajarkan kepada seorang anak serta bagaimana metode yang telah dituntunkan oleh junjungan umat ini, Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Beberapa tuntunan tersebut antara lain:

1. Menanamkan Tauhid dan Aqidah yang Benar kepada Anak

Suatu hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa tauhid merupakan landasan Islam. Apabila seseorang benar tauhidnya, maka dia akan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat. Sebaliknya, tanpa tauhid dia pasti terjatuh ke dalam kesyirikan dan akan menemui kecelakaan di dunia serta kekekalan di dalam adzab neraka. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan mengampuni yang lebih ringan daripada itu bagi orang-orang yang Allah kehendaki” (An- Nisa: 48)

Oleh karena itu, di dalam Al-Quran pula Allah kisahkan nasehat Luqman kepada anaknya. Salah satunya berbunyi,

يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar”.(Luqman: 13)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri telah memberikan contoh penanaman aqidah yang kokoh ini ketika beliau mengajari anak paman beliau, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dengan sanad yang hasan. Ibnu Abbas bercerita,

“Pada suatu hari aku pernah berboncengan di belakang Nabi (di atas kendaraan), beliau berkata kepadaku: “Wahai anak, aku akan mengajari engkau beberapa kalimat: Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan dapati Allah di hadapanmu. Jika engkau memohon, mohonlah kepada Allah. Jika engkau meminta tolong, minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia) berkumpul untuk memberikan satu pemberian yang bermanfaat kepadamu, tidak akan bermanfaat hal itu bagimu, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan bermanfaat bagimu). Ketahuilah. kalaupun seluruh umat (jin dan manusia)berkumpul untuk mencelakakan kamu, tidak akan mampu mencelakakanmu sedikitpun, kecuali jika itu telah ditetapkan Allah (akan sampai dan mencelakakanmu). Pena telah diangkat, dan telah kering lembaran-lembaran”.

Perkara-perkara yang diajarkan oleh Rasulllah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas di atas adalah perkara tauhid.

Termasuk aqidah yang perlu ditanamkan kepada anak sejak dini adalah tentang dimana Allah berada. Ini sangat penting, karena banyak kaum muslimin yang salah dalam perkara ini. Sebagian mengatakan bahwa Allah ada dimana-mana. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah ada di hati kita, dan beragam pendapat lainnya. Padahal dalil-dalil menunjukkan bahwa Allah itu berada di atas arsy, yaitu di atas langit.

Dalilnya antara lain,

“Ar-Rahman beristiwa di atas ‘Arsy” (Thaha: 5)
Makna istiwa adalah tinggi dan meninggi sebagaimana di dalam riwayat Al-Bukhari dari tabi’in.

Adapun dari hadits,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada seorang budak wanita, “Dimana Allah?”. Budak tersebut menjawab, “Allah di langit”. Beliau bertanya pula, “Siapa aku?” budak itu menjawab, “Engkau Rasulullah”. Rasulllah kemudian bersabda, “Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita mu’minah”. (HR. Muslim dan Abu Daud).

2. Mengajari Anak untuk Melaksanakan Ibadah

Hendaknya sejak kecil putra-putri kita diajarkan bagaimana beribadah dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mulai dari tatacara bersuci, shalat, puasa serta beragam ibadah lainnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Al-Bukhari).

“Ajarilah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika mereka berusia sepuluh tahun (bila tidak mau shalat-pen)” (Shahih. Lihat Shahih Shahihil Jami’ karya Al-Albani).

Bila mereka telah bisa menjaga ketertiban dalam shalat, maka ajak pula mereka untuk menghadiri shalat berjama’ah di masjid. Dengan melatih mereka dari dini, insya Allah ketika dewasa, mereka sudah terbiasa dengan ibadah-ibadah tersebut.

3. Mengajarkan Al-Quran, Hadits serta Doa dan Dzikir yang Ringan kepada Anak-anak

Dimulai dengan surat Al-Fathihah dan surat-surat yang pendek serta doa tahiyat untuk shalat. Dan menyediakan guru khusus bagi mereka yang mengajari tajwid, menghapal Al-Quran serta hadits. Begitu pula dengan doa dan dzikir sehari-hari. Hendaknya mereka mulai menghapalkannya, seperti doa ketika makan, keluar masuk WC dan lain-lain.

4. Mendidik Anak dengan Berbagai Adab dan Akhlaq yang Mulia

Ajarilah anak dengan berbagai adab Islami seperti makan dengan tangan kanan, mengucapkan basmalah sebelum makan, menjaga kebersihan, mengucapkan salam, dll.
Begitu pula dengan akhlak. Tanamkan kepada mereka akhlaq-akhlaq mulia seperti berkata dan bersikap jujur, berbakti kepada orang tua, dermawan, menghormati yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda, serta beragam akhlaq lainnya.

5. Melarang Anak dari Berbagai Perbuatan yang Diharamkan

Hendaknya anak sedini mungkin diperingatkan dari beragam perbuatan yang tidak baik atau bahkan diharamkan, seperti merokok, judi, minum khamr, mencuri, mengambil hak orang lain, zhalim, durhaka kepada orang tua dan segenap perbuatan haram lainnya.

Termasuk ke dalam permasalahan ini adalah musik dan gambar makhluk bernyawa. Banyak orangtua dan guru yang tidak mengetahui keharaman dua perkara ini, sehingga mereka membiarkan anak-anak bermain-main dengannya. Bahkan lebih dari itu –kita berlindung kepada Allah-, sebagian mereka menjadikan dua perkara ini sebagai metode pembelajaran bagi anak, dan memuji-mujinya sebagai cara belajar yang baik!

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda tentang musik,

لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ اَلْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ

“Sungguh akan ada dari umatku yang menghalalkan zina, sutra, khamr dan al-ma’azif (alat-alat musik)”. (Shahih, HR. Al-Bukhari dan Abu Daud).

Maknanya: Akan datang dari muslimin kaum-kaum yang meyakini bahwa perzinahan, mengenakan sutra asli (bagi laki-laki, pent.), minum khamar dan musik sebagai perkara yang halal, padahal perkara tersebut adalah haram.

Dan al-ma’azif adalah setiap alat yang bernada dan bersuara teratur seperti kecapi, seruling, drum, gendang, rebana dan yang lainnya. Bahkan lonceng juga, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Lonceng itu serulingnya syaithan”. (HR. Muslim).

Adapun tentang gambar, guru terbaik umat ini (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) telah bersabda,

كُلُّ مُصَوِّرٍ فِي النَّارِ، يَجْعَلُ لَهُ بِكُلِّ صُوْرَةٍ صَوَّرَهَا نَفْسًا فَتُعَذِّبُهُ فِي جَهَنَّمَ

“Seluruh tukang gambar (mahluk hidup) di neraka, maka kelak Allah akan jadikan pada setiap gambar-gambarnya menjadi hidup, kemudian gambar-gambar itu akan mengadzab dia di neraka jahannam”(HR. Muslim).

إِنِّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَاباً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ اَلْمُصَوِّرُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang yang paling keras siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah para tukang gambar.” (HR. Muslim).

Oleh karena itu hendaknya kita melarang anak-anak kita dari menggambar mahkluk hidup. Adapun gambar pemandangan, mobil, pesawat dan yang semacamnya maka ini tidaklah mengapa selama tidak ada gambar makhluk hidupnya.

6. Menanamkan Cinta Jihad serta Keberanian

Bacakanlah kepada mereka kisah-kisah keberanian Nabi dan para sahabatnya dalam peperangan untuk menegakkan Islam agar mereka mengetahui bahwa beliau adalah sosok yang pemberani, dan sahabat-sahabat beliau seperti Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Muawiyah telah membebaskan negeri-negeri.

Tanamkan pula kepada mereka kebencian kepada Yahudi dan orang-orang zhalim. Tanamkan bahwa kaum muslimin akan membebaskan Al-Quds ketika mereka mau kembali mempelajari Islam dan berjihad di jalan Allah. Mereka akan ditolong dengan seizin Allah.

Didiklah mereka agar berani beramar ma’ruf nahi munkar, dan hendaknya mereka tidaklah takut melainkan hanya kepada Allah. Dan tidak boleh menakut-nakuti mereka dengan cerita-cerita bohong, horor serta menakuti mereka dengan gelap.

7. Membiasakan Anak dengan Pakaian yang Syar’i

Hendaknya anak-anak dibiasakan menggunakan pakaian sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak laki-laki menggunakan pakaian laki-laki dan anak perempuan menggunakan pakaian perempuan. Jauhkan anak-anak dari model-model pakaian barat yang tidak syar’i, bahkan ketat dan menunjukkan aurat.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang meniru sebuah kaum, maka dia termasuk mereka.” (Shahih, HR. Abu Daud)

Untuk anak-anak perempuan, biasakanlah agar mereka mengenakan kerudung penutup kepala sehingga ketika dewasa mereka akan mudah untuk mengenakan jilbab yang syar’i.

Demikianlah beberapa tuntunan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik anak. Hendaknya para orang tua dan pendidik bisa merealisasikannya dalam pendidikan mereka terhadap anak-anak. Dan hendaknya pula mereka ingat, untuk selalu bersabar, menasehati putra-putri Islam dengan lembut dan penuh kasih sayang. Jangan membentak atau mencela mereka, apalagi sampai mengumbar-umbar kesalahan mereka.

Semoga bisa bermanfaat, terutama bagi orangtua dan para pendidik. Wallahu a’lam bishsawab.

Diringkas oleh Abu Umar Al-Bankawy dari kitab Kaifa Nurabbi Auladana karya Syaikh Muhammad Jamil Zainu dan hadits-hadits tentang hukum gambar ditambahkan dari Hukmu Tashwir Dzawatil Arwah karya Syaikh Muqbil bin Hadi.
Segenap Asa dalam Sebuah Nama

Posted by Ummu Khansa on 12:08 PM / Comments: (0)
Sumber: Blog Anak Muslim
Penulis: Ummu 'Abdirrahman Anisah bintu 'Imran

Memberikan nama yang baik adalah salah satu tugas orang tua bagi anaknya yang baru lahir. Ada aturan-aturan yang harus diikuti orang tua agar nama anak bisa memberikan kebaikan dan berkah bagi pemiliknya.

Sosok mungil itu telah ada dalam dekapan hangat sang ibu. Tibalah saat dia mendengar sapaan sang ayah yang penuh kasih sayang, memanggilnya dengan nama yang diberikan baginya. Nama yang indah, disertai dengan harapan yang membuncah, semoga perjalanan hidup si buah hati kelak akan sebaik nama yang disandangnya.

Barangkali jauh hari sebelum si kecil lahir ke dunia, tak kurang banyaknya nama yang dirancang oleh ayah dan ibu, dilatari oleh sekian banyak pertimbangan. Ada yang ingin menamai anaknya dengan nama tokoh yang dikagumi disertai harapan, anaknya akan sehebat tokoh itu. Ada yang membuat nama dari petikan suatu peristiwa penting untuk mengenang peristiwa itu. Ada pula yang sekedar mempertimbangkan faktor "keren dan enak didengar".

Si kecil tumpuan harapan, sudah semestinya ayah bunda memberikan nama yang terbaik bagi dirinya, nama yang dicintai oleh Rabb semesta alam. Tidak ada jalan lain untuk mendapatkannya, kecuali menelaah kembali, bagaimana Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'Alaihi Wasallam menerangkan seputar seluk-beluk nama kepada kita.

Pada hari pertama hadirnya buah hati di dunia, sang ayah boleh memberikan nama padanya. Kita bisa menyimak kisah pemberian nama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada putranya, Ibrahim.

"Semalam telah lahir anak laki-lakiku, maka aku beri nama dia dengan nama
ayahku, Ibrahim." (HR. Muslim no. 2315)

Al Imam An Nawawi menjelaskan bahwa kisah ini menunjukkan bolehnya memberikan nama anak pada hari kelahirannya. (Syarh Shahih Muslim, 15/75)

Juga kisah-kisah lainnya ketika para sahabat membawa anaknya yang baru lahir ke hadapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau memberikan nama pada hari itu juga.

Kita lihat dalam kisah kelahiran 'Abdullah bin Az Zubair ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mentahniknya: "Kemudian beliau mengusapnya dan mendoakan kebaikan baginya, serta memberinya nama 'Abdullah." (HR. Muslim no. 2146)

Demikian pula dalam kisah lahirnya 'Abdullah bin Abi Thalhah z, ketika Anas bin Malik z membawanya ke hadapan beliau: "Kemudian beliau mentahniknya dan memberinya nama 'Abdullah." (HR. Muslim no.2144)

Juga ketika Abu Usaid membawa putranya kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pada hari kelahirannya: "Maka pada hari itu beliau memberinya nama Al-Mundzir." (HR. Al Bukhari no. 6191 dan Muslim no. 2149)

Begitu pula penuturan Abu Musa Al Asy'ari:
"Telah lahir anak laki-lakiku, lalu aku membawanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan kurma." (HR. Muslim no. 2145)

Namun di sisi lain, kita dengar penjelasan bahwa seorang anak diberi nama pada hari ketujuh, sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam melalui lisannya yang mulia:
"Setiap anak tergadai dengan aqiqahnya, maka pada hari ketujuh disembelih hewan, dicukur rambutnya dan diberi nama." (HR. Abu Dawud no. 2838)

Untuk memahami dua sisi ini, kita buka penjelasan Al Hafidz Ibnu Hajar Al 'Asqalani. Beliau mengatakan bahwa anak yang tak hendak diaqiqahi, maka pemberian namanya tidak ditangguhkan hingga hari ketujuh, sebagaimana yang terjadi dalam kisah Ibrahim bin Abi Musa, 'Abdullah bin Abi Thalhah, demikian pula Ibrahim putra Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan 'Abdullah bin Az-Zubair, karena tidak ada penukilan yang menyatakan bahwa salah seorang di antara mereka diaqiqahi. Sedangkan anak yang hendak diaqiqahi, maka pemberian namanya ditangguhkan hingga hari ketujuh sebagaimana yang ada dalam hadits-hadits lain. (Fathul Bari, 9/501)

Pun ayah bunda tak lupa memilihkan nama terbaik bagi anaknya. Namun toh semua itu tetap tak lepas dari tinjauan syariat, ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah memberikan tuntunan.

"Sesungguhnya nama yang paling dicintai oleh Allah adalah 'Abdullah dan 'Abdurrahman." (HR. Muslim no. 2132)

Ucapan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini menunjukkan keutamaan kedua nama itu atas seluruh nama, demikian dijelaskan oleh Al Imam an-Nawawi. (Syarh Shahih Muslim, 14/113 )

Ayah dan ibu pun bisa memilihkan nama dari deretan nama-nama para nabi. Bahkan demikian yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bagi putranya, dan demikian pula yang beliau berikan kepada anak-anak sahabatnya. Beliau berikan nama Ibrahim kepada anak Abu Musa Al Asy'ari, dan Yusuf kepada anak 'Abdullah bin Salam, sebagaimana dikisahkan sendiri oleh Yusuf bin 'Abdillah bin Salam:

"Rasulullah memberiku nama Yusuf dan mendudukkan aku di pangkuan beliau serta mengusap kepalaku." (HR Bukhari dalam Al Adabul Mufrad, dikatakan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrad no. 282 bahwa isnadnya shahih)

Tak layak dilalaikan, ada nama-nama yang haram disandang. Kita bisa melihat penjelasan Rasulullah mengenai hal ini.

"Sesungguhnya nama yang paling hina di sisi Allah adalah seseorang yang bernama Malikul Amlak (raja dari seluruh raja)." Ibnu Abi Syaibah menambahkan dalam riwayatnya: "Tidak ada raja kecuali Allah." Al Asy'atsi berkata bahwa Sufyan mengatakan: "Seperti Syahan Syah." (HR. Al Bukhari no.6206 dan Muslim no. 2143)

Kita simak ucapan Al Imam An Nawawi ketika menjelaskan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa pemakaian nama ini haram, demikian pula memakai nama-nama Allah yang khusus bagi diri-Nya, seperti Al Quddus (Yang Maha Suci), Al Muhaimin (Yang Maha Memelihara), Khaliqul Khalq (Pencipta seluruh makhluk), dan sebagainya. (Syarh Shahih Muslim, 14/122)

Penamaan yang terlarang ini tidak hanya mencakup dalam lafadz bahasa Arab, namun lafadz dalam bahasa lain apabila maknanya demikian pun terlarang. Kita lihat dalam hadits di atas, Sufyan bin 'Uyainah memasukkan nama Syahan Syah – yang bukan berasal dari lafadz bahasa Arab namun bermakna serupa dengan Malikul Amlak – dalam larangan ini.

Hal ini dijelaskan oleh Imam Al Mubarakfuri. Beliau menyatakan bahwa Sufyan bin 'Uyainah memberikan peringatan bahwa nama yang tercela ini tidak terbatas pada Malikul Amlak saja. Akan tetapi, seluruh nama yang menunjukkan makna tersebut dengan bahasa apa pun termasuk dalam larangan ini. (Tuhfatul Ahwadzi, 8/102)

Begitu pula nama-nama yang mengandung tazkiyah ataupun nama-nama yang buruk, sehingga didapati kisah-kisah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengganti nama-nama itu dengan nama yang lebih baik. Inilah penuturan 'Abdullah bin 'Umar, mengungkapkan apa yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam:

"Anak perempuan 'Umar bin Al Khaththab bernama 'Ashiyah (wanita yang suka bermaksiat), maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberinya nama Jamilah (wanita yang cantik)." (HR. Muslim no. 2139)

Ibnul Atsir mengatakan –dalam penjelasan beliau yang dinukil di dalam 'Aunul Ma'bud– bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengganti nama 'Ashiyah tersebut karena syi'ar seseorang yang beriman adalah taat kepada Allah, sementara kemaksiatan adalah lawan dari ketaatan. ('Aunul Ma'bud, 13/201)

Selain itu, ada pula putri Abu Salamah yang semula bernama Barrah (wanita yang suci) kemudian diganti oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan nama Zainab. Dia mengisahkan sendiri peristiwa ini:
"Dulu aku bernama Barrah, kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberiku nama Zainab." (HR. Muslim no. 2142)

Bahkan kedua istri beliau, Zainab bintu Jahsy dan Juwairiyah bintu Al Harits, semula bernama Barrah, kemudian beliau mengganti nama mereka berdua. (HR .Muslim no. 2140 dan 2141)

Al Imam An Nawawi memberikan penjelasan bahwa hadits-hadits di atas mengandung makna penggantian nama yang jelek atau nama yang dibenci menjadi nama yang baik. Telah pasti pula adanya hadits-hadits yang menerangkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengganti nama banyak sahabat. Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjelaskan pula bahwa alasan penggantian nama ini ada dua, yaitu karena mengandung tazkiyah (pensucian) atau dikhawatirkan terjatuh pada tathayyur. (Syarh Shahih Muslim, 14/120-121)

Kita lihat dalam kisah Ibnu 'Umar di atas, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak mengganti nama putri 'Umar bin Al Khaththab menjadi Muthi'ah (wanita yang taat) – padahal lawan dari kata 'Ashiyah adalah Muthi'ah – karena ditakutkan nama tersebut mengandung tazkiyah. ('Aunul Ma'bud, 13/201)

Ada satu hal yang perlu diketahui, dalam Islam disyariatkan memanggil seseorang dengan nama kunyah walaupun orang itu belum memiliki anak. Demikian pula yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada seorang anak kecil, seperti yang kita dengar dalam penuturan oleh Anas bin Malik:

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan aku mempunyai saudara laki-laki yang telah disapih bernama Abu 'Umair. Apabila Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang kemudian melihatnya, beliau biasanya mengatakan: 'Wahai Abu 'Umair! Apa yang dilakukan burung kecilmu?' Dia biasa bermain-main dengan burung kecil itu." (HR. Muslim no. 2150)

Perbuatan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam ini menunjukkan bolehnya memberikan nama kunyah kepada seseorang yang belum memiliki anak atau kepada anak-anak, dan ini bukan termasuk dusta. Demikian dijelaskan oleh Al Imam An Nawawi ketika membicarakan hadits ini. (Syarh Shahih Muslim, 14/129)

Manakala telah gamblang tuntunan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apakah selayaknya seorang ayah atau seorang ibu –yang ingin mempersembahkan seluruh kebaikan bagi putra-putrinya yang mengemban segenap harapan mereka– akan melalaikan hal ini? Karena bagaimanapun, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Nabi Shallallahu 'Alaihi wasallam.

Wallahu ta'ala a'lamu bish-shawab.

FREKUENSI JODOH

Friday, October 08, 2010 0 Comments
Frekuensi Jodoh
by Arga Kusuma on Thursday, October 7, 2010 at 9:04am

Frekuensi Jodoh



Mengapa laki-laki dan perempuan mempunyai naluri untuk saling mendekat??

Mungkin uneg-uneg ilmiah populer dari saya akan sedikit menelaahnya (sok tau bangat euy !!).

Kita tahu bahwa para ahli fisika kuantum, manusia dikatakan sebagai salah satu sumber elektromagnetik yang besar dan setiap medan magnetik mempunyai dua kutub positif dan negatif.



Untuk lebih sederhananya kita umpamakan perempuan adalah sumber medan magnet positif dan laki-laki adalah sumber medan magnet negatif .. tentu saja jika berdekatan akan timbul gaya tarik menarik antar kedua kutub yang berbeda .. tanpa diajaripun gaya tarik-menarik antar keduanya akan terjadi ..



Contohnya jika ada seorang perempuan mempunyai daya tarik magnet yang kuat maka dengan mudahnya menarik laki-laki di sekitar ruang medan magnetnya .. begitupun sebaliknya, hanya saja laki-laki lebih aktif dalam mencari dan mendekat dikarenakan muatan negatifnya lebih dominan.



Tapi mengapa jika mereka secara naluriah saling tarik-menarik .. tidak semua kutub berbeda tidak dapat sembarangan disatukan atau dijodohkan .. ?? ..



Paling tidak ada tiga frekuensi manusia .. yaitu frekuensi nafsu, frekuensi akal, dan frekuensi hati .. dalam tataran frekuensi "nafsu" (berbeda lho dengan nafsu amarah) kedua kutub dapat mudah disatukan karena jangkauannya sangat luas dan sangat mudah untuk disamakan.



Selanjutnya adalah frekuansi akal .. disini mulai muncul kesulitan dalam manyatukan kedua frekuensi .. perbedaan frekuensi dalam akal akan terlihat jika ada benturan pemikiran dan benturan alur logika antar kedua kutub. Jadi .. walaupun kecocokan dalam frekuensi nafsu (cocok bukan berarti sama tapi klop salng melengkapi) tetapi dalam frekuensi akal berbeda tetap akan sulit disatukan ..



Terakhir adalah frekuensi hati .. frekuensi ini sangat sulit dipahami, tapii saya hanya berani menyatakan bahwa menyamakan frekuensi dalam tataran ini cukup sulit dan beruntunglah jika suatu kutub menemukan kutub lainnya dalam frekuensi ini dan pastilah akan bertemu ... Luar biasa jika kedua kutub mengalir dan klop dalam tiga tingkatan frekuensi yang sama ... Inilah Frekuensi Jodoh. (n_n)

hihihihihii .......



Salam Clometan

Thursday, October 07, 2010

Benci jadi Simpati

Thursday, October 07, 2010 3 Comments

Oleh : Aisya Avicenna*)

Pacaran? Seperti apa sih rasanya? Duduk berduaan, berboncengan, kemana-mana bersama! Serasa dunia milik berdua, yang lain ngontrak! Mungkin itu ya rasanya pacaran. Tapi sayang, diri ini belum pernah merasakannya! Haha, kuno! Tidak gaul! Tidak laku ya? Hmm, mungkin itu tanggapan orang-orang yang pro pacaran. “Ditembak” cowok memang sudah pernah, tapi aku tolak! Jatuh cinta juga pernah, tapi dirahasiakan saja! Menurutku pacaran hanya buang-buang waktu, mending buat baca buku daripada berduaan tidak bermutu. Begitu opiniku waktu ABG dulu. Alhamdulillah, tekad untuk tidak pacaran terus aku tanamkan dalam diri ini sampai lulus SMA. Bahkan semakin membaja tekad itu setelah membaca buku “Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan” karya Salim A. Fillah. Pacarannya sama suami setelah nikah saja, tekad bulatku!
Oh ya, nama panggilanku Yanda. Setelah melewati masa putih abu-abu, pada tahun 2005 secara resmi aku memasuki dunia baru dengan gelar baru pula. Mahasiswa, itulah gelar baruku. Saat memasuki dunia kampus ini, akupun mulai mengenakan jilbab. Menjadi mahasiswa luar biasa, mahasiswa yang tidak hanya bagus nilai akademisnya tapi juga memiliki softskill yang kompeten. Itulah impianku saat memasuki sebuah kampus negeri di Solo. Untuk mewujudkan impian tersebut, aku aktif dalam dua organisasi. Pertama, aku ikut menjadi pengurus di organisasi mahasiswa tingkat jurusan. Karena organisasi tersebut bersifat akademis, untuk mengimbanginya aku juga masuk organisasi Kerohanian Islam (Rohis) sebagai penopang sisi ruhiyahku. Di Rohis inilah aku mulai mengenal istilah “akhwat”, “ikhwan”, “akhi”, “ukhti”, “anti”, “afwan”, “syukron”, dll. Akhwat. Ya, istilah yang kemudian melekat juga padaku. Semakin membulatkan tekadku untuk terus memperbaiki diri, menjadi muslimah sejati.
Waktu terus bergulir. Sudah banyak kisah yang terukir. Semuanya memang sudah suratan takdir. Tak terasa sudah tiga tahun aku menjadi mahasiswa. Sepak terjang sebagai seorang aktivis dakwah kampus memang telah membuatku menyadari akan makna perjuangan di medan ini. Padatnya aktivitas membuat diri ini lolos dari Virus Merah Jambu (VMJ) atau Cinta Bersemi Sesama Aktivis (CBSA) yang sering merebak di kalangan aktivis dakwah.
Masuk di bulan Ramadhan tahun 2009, pada malam ke-23 aku i’tikaf di masjid kampus. Waktu itu, aku lagi senang mendengarkan nasyid berjudul “Doa Kalbu” yang dinyanyikan oleh Fika Mufla. Pagi harinya, ba’da Subuh aku update status Facebook (FB) menyunting lirik nasyid itu.
Di malam penuh bintang, di atas sajadah yang kubentang Sedu sedan sendiri, mengadu pada Yang Maha Kuasa Betapa naif diriku ini hidup tanpa ingat pada-Mu Urat nadipun tahu aku hampa Di malam penuh bintang, di bawah sinar bulan purnama Kupasrahkan semua keluh dan kesah yang aku rasa Sesak dadaku menangis pilu saat ku urai dosa-dosaku Di hadapan-Mu ku tiada artinya Doa kalbu tak bisa aku bendung deras bak hujan di gurun sahara Hatiku yang gersang terasa oh tenteram.. Hanya Engkau yang tahu siapa aku tetapkanlah seperti malam ini Sucikan diriku selama-lamanya
-bersambung-

Lantas, bagaimana kisah Yanda selanjutnya???
Penasaran, ditunggu aja deh... Soalnya kisah ini tengah dilombakan ^^v

Wednesday, October 06, 2010

SURAT UNTUKMU NAK : CAHAYA CINTA IBUNDA

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments

“Surat Untukmu, Nak. Dari Calon Ibumu.”

SURAT UNTUKMU NAK : CAHAYA CINTA IBUNDA


Kepada yang Ibu cintai sepenuh hati…

Assalamualaikum warohmatullaahi wabarokatuh

Bagaimana kabarmu sayang?? Ibu harap kamu selalu dalam lindungan Allah SWT.
Nak, kamu sekarang masih ada dalam kandungan Ibu. Tubuhmu baru mulai terbentuk dalam rahim Ibu, tapi mungkin jiwamu sudah bisa merasakan kehangatan kasih Ibu disana. Semoga engkau akan terus berkembang dan dapat lahir dengan selamat. Ibu sangat menginginkan nanti kamu akan bisa menjalani kehidupan yang lebih baik dari Ayah dan Ibumu.

Sejujurnya, sampai sekarang Ibu masih belum tahu bagaimana caranya agar Ibu bisa memberikan kehidupan yang baik untukmu Nak. Belum banyak yang bisa Ibu janjikan untukmu. Ibu sendiri masih belum dapat menjadi orang yang baik, masih belum pantas untuk menjadi contoh buat kamu. Tapi ya, tekad itu sudah ada Nak, sejak saat ini, kamu masih dalam kandungan Ibu, Ibu sudah memiliki tekad untuk mengupayakan sebisa mungkin agar perjalanan hidupmu nanti lebih baik dari Ayah dan Ibumu.

Seandainya kehidupan yang lebih baik itu tidak bisa Ibu sediakan, Ibu akan mengusahakan agar engkau paling tidak menjadi orang yang lebih baik daripada Ibu. Pengalaman selama Ibu hidup di dunia ini, akan Ibu ceritakan padamu suatu saat nanti.

1. “Nak, Ibu ingin kau bisa memiliki pribadi yang teguh pendirian!”
Ibu berharap engkau dapat menjadi orang yang memiliki keyakinan yang kuat, pendirian dan keteguhan hati. Dalam perjalanan hidup selama ini Ibu sempat merasakan, bahwa saat pegangan, keyakinan dan keteguhan hati hilang, saat itu perahu kehidupanmu akan terasa seperti kotak kayu tanpa kendali yang terombang-ambing di tengah laut, dan setiap saat bisa hancur saat ada ombak yang menghempaskannya ke batu karang. Seburuk apapun lingkungan dimana kamu berada, seaneh apapun yang tingkah laku orang sekitarmu, semua tidak akan mampu mempengaruhimu, jika engkau memiliki keteguhan hati.

2. “Dengarkan Hati Nuranimu, Nak!”

Harapan Ibu yang kedua adalah engkau selalu menjadi insan yang mampu untuk melihat jauh ke dalam lubuk hatimu, dan mendengarkan dari keheningan di dalam sana, suara-suara hati nurani yang padadasarnya dimiliki oleh setiap manusia, yang didalamnya terkandung kebenaran. Dalam mendengarkan suara-suara hati nuranimu, insya Allah engkau akan menemukan hal-hal yang benar dan baik di sana. Harapan Ibu yang berikutnya adalah agar engkau selalu dapat bertindak mengikuti kata hati, keyakinan yang engkau miliki.

3. “Nak, jagalah tindakanmu dan hawa nafsumu!”
Nak, seandainya engkau mampu mendengarkan suara hati nuranimu, tapi engkau tidak mencoba untuk mengikutinya, dan memilih untuk melakukan tindakan lain yang bertentangan dengan hati nuranimu, jiwamu akan merasa tidak tentram. Nak, berusahalah untuk selalu menyesuaikan diri dengan hati nuranimu, sehingga engkau memiliki ketenangan jiwa. Ibu berharap dan berdoa agar engkau selalu bisa memenangkan pertarungan tiada akhir antara dirimu-hati nuranimu dengan hawa nafsumu, dan memenangkan hati nuranimu.

4. “Nak, milikilah jiwa yang tegar dan tidak mudah putus asa!”

Seandainya engkau mengalami saat-saat tersulit dalam hidupmu, Ibu berpesan, jangan pernah berputus asa dan menyerah pada keadaan. Tetaplah yakin bahwa manusia sebenarnya tercipta dalam kondisi yang sempurna, sebagai manusia yang taqwa. Bisikan kebaikan, dan bisikan kearah yang tidak baik selalu datang silih berganti. Semakin dekatkan dirimu pada Sang Pencipta. Dia yang Maha Pengampun dan paling memahami hambanya, memahami kelemahan dan kekurangan kita. Dia akan tetap selalu membuka peluang untuk perbaikan diri, asal engkau tidak menjauhi peluang itu. Jangan merasa malu untuk bersimpuh dihadapan-Nya dan memohon ampun. Allah SWT, yang Maha Memberi Petunjuk tidak pernah menyukai orang yang berputus asa terhadap petunjuk dan karunianya. Baca, pelajari, pahami, ajarkan, dan amalkan ayat-ayat dalam Al Qur'an yang menganjurkan engkau untuk selalu merenungkan dan memikirkan kekuasaan Illahi.

Nak, ketika Ibu masih mengandungmu, sambil mengelus dengan lembut perut Ibu yang semakin hari semakin bertambah besar, penuh kekhusyukan Ibu panjatkan doa….
"Ya Rabbi, hamba percaya Engkau adalah arsitek yang agung, yang tidak pernah gagal. Engkau pasti sedang merajut dan merakit sel-sel dalam tubuhnya dengan sempurna. Sel-sel jantungnya dengan sempurna, sel-sel otaknya dengan sempurna, organ-organ tubuhnya dengan sempurna, kaki dan tangannya dengan sempurna, bentuk tubuhnya dengan sempurna, kulit tubuhnya dengan sempurna dan membentuknya menjadi bayi mungil, utuh dan sempurna"

Ketika terbayang wajah mungilmu yang lucu Nak ketika engkau nanti muncul di dunia ini, doa yang ingin Ibu panjatkan saat itu…

“Ya Allah, Engkaulah yang menggenggam takdir anak hamba ini. Hamba mohon ya Allah jadikan anak yang ada dihadapan hamba sebagai anak yang sholeh. Jadikanlah ia anak yang bisa membahagiakan hamba kelak dihadapan-Mu, ya Allah. Jadikanlah ia anak yang dapat membuat hamba bangga kelak di hadapan-Mu ya Allah. Pertemukan kami kelak di surgaMu ya Allah. Jangan Engkau pisahkan kami ya Allah. Jangan Kau biarkan hamba memasuki surga-Mu tanpa anak ini disamping hamba”.

Maafkan Ibu ya sayang….kalau selama ini Ibu sudah melakukan banyak kesalahan pada dirimu. Besar keinginan Ibu suatu saat nanti Ibu bisa menyayangimu sebagaimana Rasulullah SAW menyayangi putra-putrinya. Rasa sayang ini sangatlah besar, Nak.

Kelak, belajarlah untuk menghormati Ayah dan Ibumu. Cintailah mereka dengan penghormatan yang tinggi dan perhatian yang tulus. Sesungguhnya, surgamu berada di bawah telapak kaki Ibumu. Ketika kamu nanti beranjak tumbuh dan besar…dan sekali waktu Ibumu tidak mampu mengendalikan emosi atau wajahnya tampak sedikit cemberut, ketahuilah Nak tentang penat yang Ibu rasakan karena harus menyayangimu tanpa batas waktu. Kalau suatu hari nanti kau bisa berlari-lari dengan gembira, itu karena Ibu mengikhlaskan keletihan ini untuk mencurahkan kasih sayang kepadamu saat tulang-tulangmu belum kuat…

Sungguh, Nak...belajarlah untuk mencintai Ibu. Seperti kata-kata orang bijak, “Satu malam yang dijalankan oleh seorang Ibu dalam mengurusi anaknya, bernilai lebih besar daripada bertahun-tahun kehidupan seorang ayah yang setia. Kelembutan dan kasih sayang yang terkandung dalam mata berbinar seorang Ibu adalah kilatan kasih dan sayang Tuhan Sekalian Alam.”

Mungkin ini dulu ya, Nak yang bisa Ibu tuliskan. Pesan-pesan ini Nak, Ibu harap juga akan sangat bermanfaat bagi diri Ibu sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kejernihan batin bagi Ibu untuk mendengarkan suara hati nurani Ibu, dan masih memberikan pancaran-Nya untuk menuntun langkah-langkah Ibu di masa yang akan datang. Ibu sayang padamu Nak, dan Ibu sangat berharap agar engkau kelak dapat menjadi insan yang lebih baik dari Ibu.
Salam rindu, cinta, kasih, dan sayang selalu …
Dari Ibumu yang selalu mencintaimu, Anakku…

Wassalamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh


[Keisya Avicenna]

SELAKSA CINTA UNTUKMU BUNDA

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments



Bingkisan kataku menari
Di ujung jemari
Tertuang dalam puisi
Mencurahkan kerinduan yang menghentak di hati

Bunda…
Dalam temaram sang malam
Engkau hadir laksana pelita
Engkaulah wanita yang sangat berarti dalam hidup putrinya
Senyum kita adalah kebahagiaan Bunda
Dan tangis kita adalah kesedihan Bunda
Di waktu kecil, Bunda tunjukkan padaku
Bagaimana berjalan tanpa tangan Bunda…
Kini, setelah beranjak dewasa, Bunda ajarkan padaku
BERMIMPI SELUAS LANGIT!!!
Dan selalu tabah mengarungi BAHTERA KEHIDUPAN!!!

Tidak ada yang pernah bisa menandingi cinta dan pengorbanan Bunda
Kasih sayang Bunda...tulus, tak bersyarat.
Kasih Bunda sepanjang badan.
Sayang Bunda sepanjang jalan.
Cinta Bunda sepanjang hayat

Bunda...dari rahim sucimu, diri ini terlahir
Engkau bagai matahari yang tak pernah lelah hangatkan bumi
Bagai rembulan yang selau setia pantulkan cahaya cinta dalam pekatnya malam
Bahkan Bunda bagaikan angin pembawa kesejukan bagi nurani yang sepi
Bunda, jiwa yang selalu memberi dengan keikhlasan hati
Menjadi pengobar semangat akan cinta yang dalam
Memberi makna hidup yang penuh tantangan di masa depan...

Bunda…karena engkaulah sempurna kebahagiaanku….
Setiap kali aku putus asa…
Senyum Bunda yang slalu menawarkan asa untukku…
Di waktu malam, desah nafas Bundalah yang slalu menghangatkanku
Senyum Bunda yang slalu menyambut wajah tidurku…
Bunda…
Aku bangga menjadi puterimu...
Bagian dari diri Bunda
Surga ada di bawah telapak kakimu...

Malam ini…
Dalam untaian rindu yang menggelora
Terbingkai dalam rangkaian kata sederhana…
Menorehkan indah akan segala kenangan.
Terbayang sosok wanita lembut dengan guratan-guratan wajah tegar,
yang mungkin kini tengah sendiri,
Menanti di samudra rindu.
Ingin rasanya detik ini jua menghamburkan badan pada pangkuanmu
dan berbisik…”I Love U BUNDA…”

Bersama untaian do'a yang mengalun syahdu…
Kulukiskan rindu diatas langit-langit hati
Penuh do'a tulus dan suci
Semoga Bunda selalu dalam naungan cinta Illahi Robbi…

[Keisya Avicenna]

BENTHIK, NOSTALGIA ROMANTIC SEBUAH PERMAINAN TRADISIONAL YANG KINI DITINGGALKAN ZAMAN

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments



Sebuah ‘Nostalgia Romantic’ ingin kembali saya ceritakan dalam tulisan ini, tentang salah satu permainan tradisional. Permainan yang sewaktu saya kecil dulu sering dimainkan bersama teman-teman. Permainan yang selalu berhasil membuat saya tertawa senang tanpa harus mengucurkan banyak uang. Permainan yang tidak 'menyulap' kita menjadi makhluk individualis dan masih banyak lagi alasan yang membuat saya ingin membangunkan kembali memori lama yang telah terkubur. Permainan tradisional, permainan yang menciptakan kesenangan bermain bersama-sama dari akar masa lalu kita. Permainan yang menghadirkan kebahagiaan tersendiri saat masa kecil kita.

Saya berasal dari salah satu daerah di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Banaran Kelurahan Wonoboyo. Ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), seperti halnya anak-anak yang lain saya sangat suka bermain bersama teman-teman saya, sepulang sekolah atau ketika liburan. Kita sering melakukan banyak permainan dan BENTHIK merupakan salah satu permainan favorit saya dan teman-teman sepermainan saya kala itu.

Permainan benthik atau dalam nama lain dikenal dengan istilah patil lele sudah lama dikenal dalam masyarakat Jawa. Kata benthik mempunyai arti bentur. Benturan tersebut biasanya menghasilkan bunyi “thik”. Hal ini dapat dilihat dalam permainan itu sendiri, yaitu dengan alat berupa kayu yang digunakan dengan ukuran berbeda. Kayu berukuran panjang dan kayu yang berukuran pendek. Benturan antara kedua kayu tersebut menimbulkan suara thik. Nah, dari suara itulah kemudian muncul penamaan permainan itu, yaitu benthik.

Benthik, dibuat dari 2 potong stik atau kayu berbentuk silinder dengan panjang berbeda. Stik panjang yang dipergunakan sebagai pemukul dibuat dengan panjang sekitar 30 cm dan stik pendek sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar halaman, seperti pohon asam, pohon jambu biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya dari kayu yang tidak mudah patah. Alat benthik juga bisa dibuat dari potongan bambu yang berbentuk silinder dengan ukuran yang sama seperti di atas.

Pada umumnya, permainan ini bersifat kelompok. Namun, dapat pula dilakukan secara individu. Satu regu terdiri dari 3 sampai 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, regu yang menjaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang.

Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu membuat sebuah lubang di tanah dengan ukuran memanjang sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm. Lubang digunakan sebagai tolakan melemparkan stik pendek. Setelah itu melakukan hompimpah atau suit. Permainan benthik biasanya terdiri dari tiga tahap.
a. Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain, meletakkan stik pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang, stik pendek dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika stik pendek tertangkap tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10 poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan sebagainya. Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang mendapat giliran jaga melemparkan stik pendek ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang dengan posisi melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang bermain kalah.

b. Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus.

c. Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain harus meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu ujung stik dimasukkan ke dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan tanah. Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus digantikan dengan pemain lainnya. Namun jika berhasil memukul lagi satu kali, dua kali atau seterusnya, maka pemain berhak untuk mengalikan hasil tersebut. Jika terlempar sejauh 20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi, maka ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul 2 kali sebelum terlempar jauh, maka ia berhak melipat gandakan nilai yang didapatkan menjadi dua kali. Bisa jadi, ukuran untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai alat ukur benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia memukul berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan selesai terlebih dulu. Begitu seterusnya dalam permainan benthik.

Dari permainan tradisional benthik ini banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil bagi perkembangan anak. Selain dapat menguji ketangkasan, anak akan diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman bermain dan memiliki jiwa sportivitas yang tinggi. Sehingga diharapkan mampu memupuk jiwa yang berbudi luhur dan bertenggang rasa dalam hidup bermasyarakat.

Dewasa ini, permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab, permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak. Mari, kita jaga warisan budaya ini demi Indonesia kita tercinta.

Menanti Sang Mujahid

Wednesday, October 06, 2010 2 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Mujahidku, selamat pagi! Apa kabarmu di sana?
Semoga jutaan nikmat yang kau terima pagi ini, kau balas dengan syukurmu yang tak terkira. Begitupun aku yang ada di sini.
Semoga Allah senantiasa memberikan barokah-Nya dalam setiap keadaan kita ya!

Mujahidku...
Di tengah pagi yang masih sepi ini,aku hanya ingin berbagi rasa.
Rasa? Ya, rasa rindu. Aku tengah merindukan takdir kita.
Aku tengah merindukan sebuah pertemuan denganmu.
Entah kapan, hanya Dia yang Maha Tahu.
Aku hanya berharap, semoga Allah senantiasa menjagamu, menjaga kita.
Melindungi kita agar tetap berada di jalan-Nya dalam menjemput ridho-Nya
Aku selalu yakin akan skenario-Nya
Bahwa Dia akan memberiku yang terbaik, salah satunya dirimu!

Mujahidku...
Aku berdoa semoga Allah senantiasa meneguhkanmu dalam keistiqomahan
Menyelamatkanmu dari fitnah dunia
Memudahkan setiap aktivitas dakwahmu
Meskipun aku tak tahu engkau sekarang berada di mana
Sungguh, aku hanya meminta Allah meridhoi apa yang kita lakukan..

Mujahidku..
Sungguh aku tak ingin berspekulasi tentangmu!
Aku memang punya kriteria
Sholeh, bertanggung jawab, dan visioner
Satu lagi... penulis!
Hmm, moga tidak terlalu berlebihan
Toh, itu bukan kriteria mutlak!
Aku memang menginginkanmu seperti itu
Tapi, Allah Maha Tahu yang aku butuhkan

Mujahidku...
Tepat sebelum membuat tulisan ini
Aku pernah membuat surat untuk calon anak kita
Mmm, dibaca saja ya!
Surat itu sedikit memberi gambaran tentang impianku kelak
Bersamamu!
Bersama anak-anak kita!

Mujahidku...
Entah kau di mana
Jujur ingin aku katakan
Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang
Aku mengagumimu sebelum telinga ini mendengar
Sebelum hal-hal fisik lainnya merusak ketulusanku atas siapapun kau!
Aku ingin menjaga cinta ini dengan begitu sederhana!

Mujahidku...
Dalam sujud-sujud panjangku, aku meminta kepada Pemilik kita
Aku kucurkan doa agar aku layak menjadi pendampingmu
Siapapun kau, dimanapun kau berada...

Mujahidku...
Sungguh aku hanya ingin menjaga diriku
Aku ingin terus memperbaiki diri ini
Membangun komunikasi yang baik dengan orang tuaku
Agar restu mereka juga terlimpah pada kita
Hingga suatu saat nanti...
Jika Allah berkehendak mempertemukan kita
Aku telah siap mendampingimu
Kita akan berjuang bersama menapaki jalan-Nya

Mujahidku..
Engkau adalah pangeran kunci surgaku
Jika Allah berkenan menjadikanku pendampingmu
Bimbinglah aku untuk terus mendekat pada-Nya
Karena kau adalah imamku

Mujahidku...
Biarkan saat ini kesabaran yang menjadi temanku
Mengisi hari-hari ini sebelum akhirnya kita bertemu
Semoga Allah meridhoi penantian kita
Selamat berjuang, mujahidku!
Doaku selalu menyertaimu...

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 6 Oktober 2010_05:48
Untuk seseorang yang telah dijanjikan-Nya untukku...
Aisya Avicenna

Backsound : Dans – Penantian ^^v

Penantian adalah suatu ujian
Tetapkanlah ku selalu dalam harapan
Karena keimanan tak hanya diucapkan
Adalah ketabahan menghadapi cobaan….
Sabarkanlahku menanti pasangan hati
Tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
Di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
Tibalah izin-Mu atas harapan ini….
Rabbi teguhkanlah ku di penantian ini
Berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi doa dan upaya hamba-Mu ini
Hanyalah bersandar semata kepada-Mu

Ananda, Cinta Bunda Tak Bertepi

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi Ananda tersayang.
Selamat berjumpa lagi dengan hari yang baru.
Selamat merangkai karya dengan senantiasa meluruskan niat untuk Allah semata.

Semoga Ananda senantiasa menjadi pribadi yang pandai bersyukur agar kenikmatan dan karunia-Nya senantiasa berlimpah. Semoga Ananda menjadi umat tersayang dari Baginda Rasulullah Saw yang syafa'atnya turut pula dihadiahkan kepada kita sebagai umatnya. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Ananda tersayang, ini surat Bunda yang pertama untuk Ananda. Maafkan Bunda ya, bukan berarti Bunda tak mau menyempatkan waktu barang sejenak untuk menuliskannya, tapi memang terasa sulit untuk mengungkapkan isi hati Bunda lewat kata-kata. Rangkaian kata ini belum cukup mewakili cinta Bunda pada Ananda. Rangkaian kata ini belum mampu menggambarkan apa yang membuncah di hati Bunda.

Ananda tercinta, kehadiran Ananda menjadikan hidup Bunda semakin diliputi perasaan bahagia. Menjadi ibu adalah karunia dari-Nya yang begitu luar biasa. Membuat hidup Bunda terasa lengkap karena kehadiran Ananda di tengah keluarga kita. Ya, keluarga kita yang insya Allah penuh dengan kebahagiaan. Sakinah, mawadah, warahmah. Bunda bangga karena mempunyai gelar baru sebagai seorang ibu. Alhamdulillah, senangnya hati Bunda. Panggil ibumu ini dengan sebutan “Bunda” ya.

Ananda belum mengenal Bunda ya? Izinkan Bunda memperkenalkan diri dulu ya. Biar Ananda makin sayang dengan Bunda. Etika Suryandari, itulah nama Bunda yang diberikan oleh ayah Bunda, kakek Ananda tercinta. Bunda diberi nama "Etika" karena Bunda diharapkan dapat menjadi orang yang berakhlak baik (beretika), "Surya" berarti matahari. Bunda diharapkan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang layaknya matahari yang banyak menebarkan manfaat pada semua makhluk. Dan "ndari" berasal dari bahasa Jawa "ndadari" yang berarti bersinar terang. Bunda diharapkan menjadi cahaya bagi sekitar, mampu memberi inspirasi pada orang lain. Nama ini adalah tanggung jawab, Anandaku sayang. Semoga Bunda dapat menjadi seperti apa yang diharapkan ibu dan ayah Bunda. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Oh ya, Bunda sekarang beraktivitas sebagai calon Statistisi di Kementerian Perdagangan Jakarta. Statistisi? Pasti Ananda belum tahu ya maksudnya. Statistisi adalah orang yang pekerjaannya berhubungan dengan data. Banyak berhubungan dengan Matematika juga. Ya, karena Bunda sarjana Matematika, Sayang. Bunda berharap kelak Ananda juga menyukai pelajaran Matematika karena kebanyakan anak-anak tidak menyukai pelajaran ini. Bunda akan membimbing dan mengajari Ananda dengan sepenuh hati! Kita akan belajar bersama ya Sayang. Meski Bunda bekerja di kantor, Bunda berjanji tetap akan memprioritaskan urusan keluarga karena Bunda ingin selalu memberikan yang terbaik pada keluarga.
Selain beraktivitas di kantor, kini Bunda juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Di komunitas inilah Bunda belajar banyak untuk menjadi seorang penulis. Hmm, Bunda memang memiliki impian untuk menjadi penulis, Ananda sayang. Bahkan Bunda memiliki impian untuk menjadikan keluarga kita adalah keluarga penulis. Suatu saat nanti, Bunda ingin bisa melahirkan karya kita bersama. Sebuah buku karya Bunda, Ayah, dan juga Ananda. Subhanallah, alangkah bahagianya jika mimpi itu benar-benar terealisasi. Semoga saja Allah memberi kemudahan ya Sayang... aamiin..
Saat Bunda menulis surat ini, Ananda memang belum lahir. Bunda bahkan belum bertemu Ayah. Bunda akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk Ananda dengan memilih Ayah yang sholeh, yang bisa menjadi imam kita kelak. Sudah tertanam dalam diri Bunda bahwa pernikahan Bunda dengan Ayah nanti bervisi untuk mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekedar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya. Ya, kita akan berjuang bersama menuju surga-Nya. Al-Firdaus, surga tertinggi dambaan setiap muslim sejati. Ananda adalah kunci surga bagi Bunda. Maka, Bunda akan terus menjaga kunci itu sebaik-baiknya.

Sebuah konsep keluarga SMART akan Bunda bangun bersama Ayah Ananda kelak. Semoga kami bisa membimbing Ananda menjadi mujahid-mujahidah tangguh kebanggaan dien ini, Islam yang mulia. Ananda ingin tau apa itu keluarga SMART? Inilah keluarga impian Bunda yang kelak akan Bunda wujudkan bersama Ananda dan bersama Ayah tentunya.
S : Sakinah, mawadah, warahmah
M : Mengorientasikan semua aktivitas untuk mencari ridho Allah Swt yang dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah Saw
A : Al Qur’an dan Al Hadist sebagai pedoman utama
R : Rumah tangga yang menjadi surga dunia serta sebagai markas dakwah dan tarbiyah.
T : Tanggung jawab dalam menjaga keluarga (buka Q.S. At-Tahrim : 6 ya!)
Ananda tersayang, mari kita wujudkan bersama impian besar ini ya...

Menjadi seorang ibu memang tak mudah. Tapi Bunda akan terus melakukan yang terbaik untuk Ananda. Karena Ananda adalah amanah dari-Nya. Amanah yang luar biasa. Bunda akan membimbing Ananda menjadi generasi Qur’ani, generasi yang cinta Al-Qur’an. Mari membaca Al Qur'an dengan tartil, memahami artinya, menghafalnya, dan saling mengingatkan dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga di suatu masa nanti saat Bunda menghadap-Nya, Bunda akan memakai mahkota berkilauan. Ya, itu hadiah dari Ananda pada Bunda sebagai seorang anak yang cinta Al-Qur’an.

Ananda tercinta, jadilah cahaya bagi Bunda. Pilihlah kata terbaik, pilihlah sikap terpuji saat berinteraksi dengan Bunda dan yang lainnya. Karena dengan begitu, Bunda akan semakin bahagia dan bangga pada Ananda. Karena Bunda inginkan anak-anak Bunda adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah. Surga berada di telapak kaki Ibu. Semoga Allah Swt juga berkenan meletakkan surga-Nya pada diri Bunda. Bunda ingin menjadi ibu terbaik untuk Ananda kelak.

Ananda terkasih, Bunda menyadari bahwa Ananda hanyalah titipan. Ananda bukan milik Bunda. Ananda juga bukan milik Ayah. Tapi, Ananda milik Allah Swt. Bunda tidak akan menuntut balas budi Ananda atas pengorbanan Bunda yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat Ananda. Bunda hanya ingin Ananda berbakti sepenuhnya pada Allah Swt. Menjadi hamba-Nya yang beriman dan beramal sholeh.

Tak terasa, bagaskara kian meninggi. Sudah saatnya Bunda mempersiapkan diri untuk merangkai karya. Bunda akan mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk mencukupi kebutuhan Ananda kelak. Doakan Bunda ya, semoga setiap rezeki yang Bunda terima adalah rezeki yang halal dan penuh kebarokahan dari Allah Swt karena Bunda selalu inginkan yang terbaik untuk Ananda.. Sudah dulu ya, sekian surat dari Bunda.

Ananda, cinta Bunda tak bertepi.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 30 September 2010_06:13
Bunda yang sangat mencintaimu,
Aisya Avicenna


*)Aisya Avicenna adalah nama pena dari Etika Suryandari, S.Si. Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Saat ini ia berprofesi sebagai statistisi di Kementerian Perdagangan RI. Senang membaca, menulis, mengisi training, mengoleksi buku, berpetualang, berkontemplasi, dan melakukan hal-hal yang menantang serta full inspirasi. Tulisannya pernah dimuat di www.penulislepas.com. Ia tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Penulis yang berdomisili di Jalan Kebon Nanas Selatan No. 16 RT 006/RW 008, Cipinang, Cempedak Jatinegara, Jakarta Timur 13340 ini bisa dihubungi di emailnya : akhwat_visioner@yahoo.com, webblog : http://thickozone.blogspot.com, HP : 085647122037


NB : tulisan ini diikutkan dalam lomba “Surat untukmu Nak, dari Calon Ibumu”, dari sumber : http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat

Saturday, October 02, 2010

ENONG cs ENUNG : MENJAGA NYALA API MIMPI

Saturday, October 02, 2010 0 Comments



Sepenggal cerita dari mahakarya luar biasa Kang Andrea Hirata : Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas

Gulungan kertas itu dibuka Ikal dengan berdebar. Penulisnya adalah detektif swasta M. Nur yang eksentrik. Isinya, menyatakan keprihatinan atas patah hati yang dialami Ikal. M. Nur mengaku memiliki informasi soal pria perebut kekasih Ikal. Yang menarik hati Ikal, sang detektif menyisipkan nama Jose Rizal. Siapa dia? Ternyata nama merpati yang mengantar gulungan surat. Nama yang lebih bagus ketimbang orang Melayu mana pun. Ahihihihi…

Inilah bagian dari petualangan baru Ikal dalam novel terbaru Andrea Hirata. Berbeda dengan tetralogi yang diluncurkan satu demi satu, kali ini Andrea mengemasnya dalam dwilogi yang menjadi satu buku sekaligus: Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas.

Sedikit banyak, dwilogi ini masih berhubungan dengan empat novel sebelumnya: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Empat karya yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan sejumlah bahasa Eropa lain seperti Jerman dan Belanda. Juga dalam bahasa Asia seperti Cina, Jepang, dan Vietnam. Kesuksesan yang menempatkan Andrea sebagai novelis yang go international.

Novel pertama, Padang Bulan, misalnya, menceritakan lanjutan kisah cinta Ikal dengan A Ling. Gadis Tionghoa ini menjadi cinta sejati Ikal sejak kecil seperti diceritakan dalam Laskar Pelangi, sampai ayah Ikal menolak merestui hubungan keduanya dalam tetralogi terakhir. Maka diceritakan Ikal minggat dari rumah. Belakangan, Ikal menerima informasi soal perjodohan A Ling dengan Zinar, pria Tionghoa yang diceritakan mirip bintang film Hongkong.

Jadilah Ikal yang dikuasai cemburu berusaha merebut A Ling. Lucunya, upaya perebutan ini bukan dengan melakukan hal-hal yang biasa. Tapi justru melalui berbagai lomba di kampung yaitu catur, voli, tenis meja, dan sepak bola. Bahkan Ikal sampai membeli peralatan peninggi badan supaya A Ling mau kembali.

Perjuangan yang luar biasa. Kadang tak masuk akal dan berlebihan. Tapi inilah kehebatan seorang Andrea: meramu cerita biasa menjadi tak biasa-biasa saja. Lupakanlah logika sejenak karena novel ini memang fiksi. Dengan membaca santai, kita bisa semakin merasakan betapa romantisnya ternyata seorang Ikal. Perjuangan cinta yang sangat layak dinikmati. Bahkan sangat mungkin kita menjadi bagian dari cerita itu sendiri.

Selain itu, pada novel pertama juga berkisah tentang Enong yang memiliki 3 orang adik dan ayah seorang pendulang timah. Suatu ketika ayahnya terkena musibah ketika sedang mendulang timah dan meninggal dunia. Ayahnya yang merupakan satu-satunya tulang punggung keluarga telah meninggalkan keluarga Enong untuk selama-lamanya. Sebagai anak yang paling tua, Enong telah dibebani oleh tanggung jawab yang besar. Tak rela melihat ibunya berjuang sendiri, Enong memutuskan untuk keluar dari sekolahnya dan menjadi pendulang timah, pekerjaan yang paling kasar dan hanya dilakukan oleh laki-laki pada saat itu. Enong yang memiliki minat yang begitu besar pada Bahasa Inggris, berusaha dengan keras mendulang timah hingga mengalami kejadian-kejadian pahit yang tidak terlupakan selama hidupnya.

Sedangkan pada novel kedua “CINTA DI DALAM GELAS”, inti ceritanya adalah keinginan Enong yang tak lain adalah Maryamah Karpov untuk mengikuti pertandingan catur dalam menyambut 17 Agustus-an. Sebelumnya, hanya laki-laki saja yang boleh mengikuti pertandingan ini. Apa alasan Enong yang tidak bisa main catur ini bersikeras untuk mengikuti pertandingan catur? Di novel ini pula diceritakan mengapa Maryamah binti Zamzami mendapat julukan Maryamah Karpov. Dalam novel ini pula, segala kenangan pahit yang pernah dialami Enong yang belum tuntas diceritakan di novel pertamanya diulas hingga tuntas.

Jika diperhatikan lebih lanjut, di dalam novel yang kedua ini ada beberapa pesan moral yang bisa diambil: kesabaran, kerja keras, persamaan hak antara laki-laki dan wanita. Bagaimana seorang Enong yang pada mulanya tidak bisa bermain catur sama sekali berniat dan bekerja keras agar bisa bermain catur untuk mengalahkan mantan suaminya yang dulu pernah menghianatinya. Selain itu, perjuangannya pun akhirnya tidak hanya membuahkan hasil untuk dirinya sendiri, namun juga untuk masyarakatnya dimana kaum perempuan tidak dilarang lagi untuk bertanding catur pada acara 17 Agustus-an. Sungguh inspiratif!!!. Inti dari pesan moral ini mungkin bisa dirangkai dalam 3 kata: SACRIFICE, HONESTY, FREEDOM. Ketiga kata inilah yang merefleksikan hidup Enong yang penuh pengorbanan dan ketulusan untuk mencapai kebebasan yang diidam-idamkannya.

***

Hm, kalau Enong punya 3 kata itu, Enung juga punya…IPK. [I]nspiratif. [P]restatif, dan [K]ontributif!!! Enong cs Enung…(hehe, cs-an lho!! Semangat Enong patut Enung tiru!!!). Kata-kata Enong yang paling Enung suka :
“BERIKAN PADAKU SESUATU YANG PALING SULIT, AKU AKAN BELAJAR!!!”

Semangat Ikal juga terinternalisasi dalam diri Enung :
“Aku menengadah dan kepada langit ku katakan : ‘Inilah aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan! Beri aku MIMPI-MIMPI yang tak mungkin, karena AKU BELUM MENYERAH!! TAK KAN PERNAH MENYERAH!! Takkan pernah!!!”
[Ikal, Padang Bulan : 254]


***

Catatan : Enung merupakan panggilan ‘aneh’ dari seorang ‘korti Biologi 2006 yang sangat aneh’. Di saat sahabat lain manggil Nungma, dia sendiri yang manggil ‘Enung’. Ahihihihi…Dasar Backom!!!!


“Belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan!!”

{sepucuk surat atas nama “CAHAYA CINTA” untukku dengan perantara Jose Rizal pagi ini…hoho.. fiktif!!! –menyemangati diri sendiri-}

[Terima kasih Jose Rizal, kau telah mengobati kerinduanku dan menyemangati untuk tetap MENJAGA NYALA API MIMPI!!!…Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, 1 Oktober 2010]

DREAM. FIGHT. IKHLAS [Keisya Avicenna dan Mimpi ke-137]

Saturday, October 02, 2010 0 Comments



“Mimpiku memang belum padam. Di gerbang batunya, di sebelah arca Ganesha, aku mendongak ke langit. Duhai Tuhan, apakah mimpiku masih bisa jadi kenyataan??” [Alif Fikri, Novel Negeri 5 Menara hal. 222]

Senin, 27 September 2010
Pagi yang cerah di Kota Wonogiri. Target hari ini menyelesaikan segala urusan ‘pencarian’ dan ‘melengkapi’ surat-surat bersama Babe tercinta. Alhamdulillah, semuanya bisa selesai jam 11.00. sempat bertemu dengan adik bungsunya Babe (Om Wid) yang membawa berita gembira. Ehm, tinggal nunggu tanggal nih…^^v sip, bakalan punya tante baru dan mungkin sebentar lagi ‘berharap’ segera punya kakak ipar… (ayo, Mas Dhody atau Mbak Thicko, Dik Nung tunggu lho…ahihihihi…)

Bersegera balik ke Solo karena ada agenda cukup padat di Solo dan siang ini ada momentum ‘merealisasikan mimpi’. 1,5 jam perjalanan…sampai juga di Zona Nostalgia Romantic di Kost Pink. Sholat Dhuhur, rehat bentar, dapat kabar kalau dik Mira (Miratul) yang semula mau ikut ‘n nemenin aksi penyusupanku di fakultasnya, mendadak ada kuliah. Yaaahh…masak ntar Nungma kayak orang ilang di FISIP. Hehe…tapi karena tekad dah bulat, berangkatlah aku….^^v

Hm, sampai gerbang Jalan Surya dapat SMS yang membuat saya sedikit ‘syok’. Waduh, kenapa di saat ‘impian itu sudah di depan mata’ ada hal lain yang lebih urgent yang harus diselesaikan dan dikerjakan. Ya sudahlah…akhirnya Nungma balik kanan graaak…kembali jalan menyusuri jalan Surya n sampai di Salwa Net, ada beberapa hal yang harus dikirim termasuk karya tulis yang mau dimuat di Tabloid Suara Badar Jawa Timur. Tetep positif thinking, semoga suatu saat nanti bisa ketemu dan diskusi dengan Kang Ahmad Fuadi. Baru 10’ asyik berjibaku dengan si kokom cs, dik Mira SMS…”Mbak, aku gak jadi kuliah. Dosenku ternyata nanti juga jadi pembicara. Mbak sekarang dimana? Jadi ikutan bedah novel gak?”. Singkat cerita, Miratul njemput Nungma di Salwa Net. Subhanallah, di saat apa yang harus dikirim via email selesai, kabar gembira itu datang.

Sampai juga di FISIP. Siang ini akan ada acara bedah Novel Negeri 5 Menara bersama Kang Ahmad Fuadi (penulis novelnya), Bandung Mawardi (sastrawan), dan Sri Herwindya (dosennya Mira tadi). Wow, duduk di barisan bangku ke-3 dari depan. Posisi yang cukup strategis!!!

Langsung saja…pembicara pertama Kang Ahmad Fuadi, hoho…(gak nyangka, mimpi ke-137 ku terwujud!!!). Nungma langsung mengeluarkan buku catatan. Salah satunya Buku DNA Nungma : Mei-Agustus 2010, di dalam buku catatan harian Nungma ini ada tulisan-tulisan yang Nungma ambil dari novel Negeri 5 Menara. Kang Ahmad Fuadi menceritakan tentang isi novel itu, latar belakang pembuatannya (suatu malam yang sangat dingin….), sampai sekilas gambaran novel N5M yang akan difilmkan itu…(belum ada casting pemain lho!!! Ada yang berminat???).

THE SPIRIT of MAN JADDA WAJADA!!! “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan SUKSES!!!”

WOW, dahsyat deh!!! Kang Ahmad juga sempat memperlihatkan foto-fotonya saat berkeliling dunia…(Insya Allah, semoga suatu saat nanti Nungma juga bisaaa!!! AMIN)

Nih, sedikit Nungma tuliskan SINOPSIS dari Novel Negeri 5 Menara (jadi inget, dulu pernah Lomba SINOPSIS waktu SD di Semarang…*pertama kalinya ke Semarang euy…dan sejak saat itu Semarang menjadi INSPIRING TOWN bagi seorang Nungma, karena jejak prestasinya dimulai dari sana!! Dah gak penasaran lagi kan dengan ‘keistimewaan Semarang bagi Nungma’???hehe..kok malah jadi Nostalgia Romantic gini). Hm, simak baik-baik, tapi alangkah lebih baik, beli dan baca novelnya sendiri!!! Dijamin gak bakal rugi!!!

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak mengigau dalam bahasa Inggris, dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.

Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.
***
Hm, baca saja ya novelnya (bagi yang belum!!!). yups, N5M adalah buku pertama dari sebuah trilogy. Nungma kasih bocoran sedikit, valid nih. Coz Kang Ahmad sendiri yang cerita waktu ada acara INSPIRASI UNTUK INDONESIA di TV One. Novelnya yang kedua sekarang masih di tangan istrinya sendiri, selaku editor. (wah, kompak nian, bisa saling melengkapi…). Judulnya RANAH TIGA WARNA dengan mantera sakti MAN SHABARA ZHAFIRA!!! “Siapa yang bersabar, akan beruntung!!!”. Duh, rasa-rasanya dah gak sabar pengin segera beli dan baca!!!

Pada acara bedah novel itu (hihi, siang ini jadi ‘SANG PENYUSUP’, meski di awal sempat merasa asing, karena aura di FISIP beda banget dengan aura di MIPA. Tapi ya tetep enjoy saja…^^v). Setelah Kang Ahmad selesai, dilanjutkan dengan Bandung Mawardi, seorang sastrawan. Gayanya benar2 mencerminkan seorang ‘seniman sastra’. Dia menyampaikan bahwa ideology yang mengerikan adalah cara berpikir yang negatif, dst… pokoknya kalimat yang Nung suka dari apa yang beliau sampaikan : “Nalar keseharian merupakan modal untuk berubah, yang tidak menutup kemungkinan ada keajaiban, milikilah cerita kolektifitas dalam keseharian kita, tapi harus tetap ada kemerdekaan diri…” [IMAJINASI KESEHARIAN]

Sedangkan dosennya Mira, menyampaikan tentang nilai pendidikan dari N5M itu…(hehe, kayak ngajar kuliah aja cara menyampaikannya). Jam di HP sudah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Nung sempat mau pamitan ma Mira, coz harus segera ngajar di GO jam 15.30 WIB. Mira tak kasih 2 opsi, nganterin ke Sekarpace apa nunggu sampai acara selesai dan tak mintai tolong buat minta tanda tangan, kalimat motivasi, n menyampaikan salam buat Kang Ahmad nanti kalo acaranya usai. Mira pilih opsi yang kedua. Masuk sesi diskusi dan tanya jawab. Tapi, akhirnya, karena sudah masuk sesi tanya jawab sebelum Nungma beranjak bangkit dan meninggalkan ruangan, akhirnya Nungma memberanikan diri untuk mengacungkan tangan dan jadilah Nungma penanya ketiga. Hoho…

Nung tanya selama menyusun novel N5M, tingkat kesulitannya apa??? Sama, minta motivasi biar terus bersemangat “menghargai hidup dengan mendokumentasikannya”. Hm, dah hampir jam 15.00 nih (bener2 ngrasa berpacu dengan sang waktu…). Alhamdulillah, dapat pin NEGERI 5 MENARA!!! Kembali ke tempat duduk, tapi masak mau colut aja…yadah, nunggu sampai Kang Ahmad selesai njawab….Jam 15.10…jawaban Kang Ahmad sangat seru dan memuaskan!!! (Semoga beliau tidak bingung, coz waktu inagurasi FLP Jakarta angkatan 14 beberapa waktu lalu, beliau sempat bertemu juga dengan mysupertwin, Etika Aisya Avicenna dan jadi penanya juga!!! Ahihihihi…)

Akhirnya, jam 15.20 Nungma keluar ruangan dengan senyum puas dan bahagia!!! Berangkat ke GO dengan spirit MAN JADDA WAJADA!!! (Daripada telat, n Nungma adalah orang yang cukup memperhitungkan waktu, akhirnya naxi deh…^^v. untung deket, meski sempat telat 5’…n dah ditunggu anak2…tapi ngajar hari ini terasa ‘beda’. Terima kasih ya Allah….)

• Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. [Ust. Salman, hal. 106]

• Jangan pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar. [Ust. Salman, hal. 107]


• Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.

***
Dan akhirnya Miratul bisa mendapatkan tandatangan Kang Ahmad Fuadi sekaligus 3 kata motivasi dari beliau : DREAM. FIGHT. IKHLAS!!!
Tengkyu Miratul…^^v

***

[Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, awal hari yang baru di pembuka Bulan OKTOBER. Spirit OKTOBER : [O]ptimalkan [K]ompetensi diri dan [T]otalitas dalam [BER]amanah…!!!! OKTOBER akan menjadi bulan yang penuh PETUALANGAN UNTUK MEWUJUDKAN IMPIAN!!! Semangat ‘mbolaaaaaaaang…^^v]