Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, November 02, 2010

Sebelum Cahaya

Tuesday, November 02, 2010 0 Comments
Ku teringat, hati,
yang bertabur, mimpi,
kemana kau pergi, cinta
Perjalanan sunyi,
yang kau tempuh sendiri,
kuatkanlah hati, cinta


Ingatkan engkau kepada,
embun pagi bersahaja,
yang menemani mu,
sebelum cahaya
Ingatkan engkau kepada,
angin yang berhembus mesra,
yang ‘kan membelai mu, cinta

Kekuatan, hati,
yang berpegang, janji,
genggamlah tangan ku, cinta
Ku tak akan pergi,
meninggalkan mu sendiri,
temani hati mu cinta

BIDADARI-BIDADARI SURGA (TERE LIYE)

Tuesday, November 02, 2010 0 Comments

Kepedihan, penderitaan, suka cita, canda tawa, cinta dan pengorbanan, tumpah ruah di pondok bambu Lembah Lahambay rumah keluarga mamak Lainuri dan Laisa. Pengorbanan tulus tiada tara seorang Laisa. Setelah bapaknya meninggal dicabik-cabik harimau gunung Klendeng, mamak Lainuri lantas berjuang demi kelangsungan hidup anak2nya. Laisa memutuskan berhenti sekolah dan berjanji dalam hatinya untuk memperjuangkan pendidikan adik2nya hingga mereka sukses.

Suatu saat mereka menerima pesan dari mamak Lainuri: “PULANGLAH. Sakit kakak kalian semakin parah. Dokter bilang mungkin minggu depan, mungkin besok pagi, boleh jadi pula nanti malam. Benar-benar tidak ada waktu lagi. Anak-anakku, sebelum semuanya terlambat, pulanglah..”

Kisah perjalanan mereka diceritakan apik dan sederhana tapi menyentuh oleh penulis. Dengan gaya penceritaan alur mundur dan meloncat-loncat, cerita tetap enak dinikmati.

Novel ini LUAR BIASA!!! tentang pengorbanan seorang kakak (Laisa) demi kesuksesan keempat adik tirinya (Dalimunte, Ikanuri, Wibisana, dan Yashinta). Juga cinta, semangat, kerja keras, dan doa kepada Tuhan. Namun, Tere-Liye mengemasnya dengan begitu cantik, apik, menyentuh, dan sangat manusiawi. Deskripsinya tentang keindahan alam Lembah Lahambay yang dikelilingi batu cadas setinggi lima meter, Gunung Kendeng, sungai, hutan rimba, dan kebun strawberry nyaris sempurna. Pembaca seolah-olah menyaksikan sendiri panorama-panorama tersebut di depan matanya, persis menonton sebuah film dengan alur maju-mundur yang begitu rapat.


Kak Laisa, seorang teladan dalam keluarga yang sudah terbiasa bekerja keras setelah babak (ayah) nya meninggal karena dimakan harimau Gunung Kendeng. Kak Lais, begitu ia dipanggil, memiliki keterbatasan fisik. Tubuhnya pendek (ketika dewasa hanya setinggi dada adik-adiknya), hitam, rambut kumal, dan gemuk serta dempal. Berbeda sekali dengan keempat adiknya yang tampan-tampan dan cantik. Ia mungkin tidak memiliki kecantikan fisik yang didambakan oleh setiap lelaki, tetapi ia memiliki kecantikan hati yang luar biasa yang mungkin sebetulnya lebih dibutuhkan oleh semua lelaki.


Bagaimana tidak, Kak Lais dengan ikhlas meminta kepada mamak (ibu) nya untuk berhenti sekolah saja saat kelas 4 SD, demi melihat keempat adik tirinya bisa sekolah, karena ia tahu saat itu mamaknya tidak punya cukup uang untuk menyekolahkan kelima anaknya sekaligus. Dengan ketekunan kerjanya bersama mamak, akhirnya Lais berhasil memiliki ribuan hektar kebun strawberry yang sebelumnya sama sekali belum pernah ditanam oleh penduduk Lembah Lahambay.


Dari kampung terpencil di pinggir hutan, Dalimunte, Profesor muda yang mengejutkan dunia science dengan penelitiannya “Pembuktian tak terbantahkan Bulan yang pernah terbelah”. Dalimunte berhasil menciptakan rangkaian kincir air saat umurnya beranjak 12 tahun, sebagai cikal bakal kemakmuran di lembah Lahambay. Dalimunte akhirnya berhasil menjadi profesor di bidang fisika yang terkenal di seluruh dunia, dengan penelitian terbarunya tentang “Badai Elektromagnetik Antar Galaksi” yang akan menghantam planet ini sebelum kiamat. Ikanuri dan Wibisana meskipun beda jarak usianya satu tahun tetapi sering dianggap kembar, berhasil mendirikan bengkel mobil modifikasi dan akan membangun pabrik spare-part mobil sport, dan Yashinta si bungsu yang mendapat beasiswa S2 ke Belanda dan menjadi peneliti untuk konservasi ekologi, meneliti tentang burung Peregrin atau Alap-alap Kawah dan sejenisnya, serta menjadi kontributor foto untuk majalah National Geographic.


Keempat adiknya tergolong mudah dalam mencari jodoh. Bagaimana tidak, mereka secara fisik menarik, pandai, shaleh, bisa menempatkan diri dengan baik, dan tetap rendah hati. Sedangkan Kak Lais? Hingga usianya 40 tahun lebih, belum juga mendapatkan jodohnya. Kak Lais bukannya tidak peduli dengan omongan penduduk kampung, apalagi setelah dilintasi (ditinggal menikah lebih dulu) tiga kali oleh adik-adiknya, tetapi Kak Lais selalu mengatakan kepada Dalimunte bahwa Allah telah mengirimkan keluarga terbaik dalam hidupnya, dan itu sudah cukup. Ia menerima takdir Tuhannya dengan lapang dada, meski tak dipungkiri setiap habis shalat tahajjud ia sering menghabiskan waktu sendirian di lereng bukit, bernostalgia tentang adik-adiknya yang dulu nakal sekali sekarang sudah sukses semua, dan tentunya merenungi tentang hidupnya sendiri; memandangi kebun strawberry yang luas, menuggu hingga langit menyemburatkan cahayanya tanda subuh menjelang. Dalimunte lah yang sering menemani kakaknya disana, setiap dua bulan sekali kepulangannya dari luar negeri. Haru, sedih, tawa, bangga, bergantian saat membaca kisah ini. Saya dibuat menangis oleh penulis saat detik-detik kematian Laisa, bersamaan dengan pernikahan Yashinta dan Goughsky, saat Laisa menerjang hujan mencari dokter demi Yashinta. Saat ikanuri mengatakan kau bukan kakak kami.


Romantisme juga disuguhkan dalam cerita ini. Saat Dalimunte dan Cie Hui menikah di lembah strawberry. Saat Yashinta bertengkar dengan Pria setengah-setengah bermata biru keturunan Uzbekisthan. Dan saat 2 sigung bebal, Ikanuri dan Wibisana meminang Wulan dan Jasmine pada hari dengan kata2 yang sama, menikah di hari yang sama, ditambah istrinya melahirkan anak di hari yang sama pula Hingga hari kematian Kak Lais tiba karena kanker paru-paru stadium IV yang telah disembunyikan dari adik-adiknya selama sepuluh tahun, Allah belum juga menurunkan jodohnya ke bumi. Tapi mamaknya yakin sekali bahwa Lais adalah bidadari surga.


Dan sungguh di surga ada bidadari-bidadari bermata jeli (QS Al-Waqiah: 22), Pelupuk mata bidadari-bidadari itu selalu berkedip-kedip bagaikan sayap burung indah. Mereka baik lagi cantik jelita (QS Ar-Rahman: 70), Bidadari-bidadari surga, seolah-olah adalah telur yang tersimpan dengan baik (QS Ash-Shaffat: 49)
.



Maka, dalam epilog novel ini, Tere-Liye menulis:

"Dengarkanlah kabar gembira ini. Wahai wanita-wanita yang hingga usia tiga puluh, empat puluh, atau lebih dari itu, tapi belum juga menikah (mungkin karena keterbatasan fisik, kesempatan, atau tidak pernah ‘terpilih’ di dunia yang amat keterlaluan mencintai materi dan tampilan wajah), yakinlah, wanita-wanita shalehah yang sendiri, namun tetap mengisi hidupnya dengan indah, berbagi, berbuat baik, dan bersyukur, kelak di hari akhir sungguh akan menjadi bidadari-bidadari surga. Dan kabar baik itu pastilah benar. Bidadari surga parasnya cantik luar biasa."


Novel yang sarat akan makna keikhlasan dalam kerja keras, pengorbanan dan keteguhan hati. Satu pesan yang tersirat dalam novel ini adalah, bahwa kecantikan hati jauh lebih penting daripada kecantikan paras, dan sesungguhnya kecantikan hati seseorang dapat mengantarkannya menjadi seorang bidadari di surga kelak.


Dalam novel ini kita bisa belajar banyak hal, selain yang saya sebutkan di atas. Salah satunya adalah tentang takdir Tuhan, yaitu bahwa HIDUP, JODOH, REZEKI, dan MATI adalah sepenuhnya milik Allah. Manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa, tapi keputusan akhir tetaplah di tangan Allah.



[TEPAT dan TERBAIK!!!! Keisya Avicenna, 3 jam sebelum meninggalkan JAKARTA -salah satu kota yang tlah MENDEWASAKANKU!!!-...instingku mengatakan : "BANYAK KEJUTAN DI BULAN NOVEMBER NUNG!!! Teruslah bersemangat dan berusaha untuk menjadi 'MANUSIA CAHAYA', senantiasa menebarkan kebaikan untuk sesama..."]

NENG NUNG, panggilan yang akan aku rindukan...

Tuesday, November 02, 2010 0 Comments
Ibu kulihat tatapmu... amat merinduku
Ibu.. doakanlah daku.. yang menuntut ilmu...
Sinar wajahmu... bagai rembulan
Terangi langkahku
Untaian pesan engkau sampaikan
Harapanmu kepadaku
Doamu ibu.. selalu kunanti
Bagai mentari penyejuk nurani
Memagar diri mengukuh hati
Ridhomu ibu.. Ridho Illahi...
Cintamu ibu tak pernah terperi
Selembut seutera seputih melati
Sesejuk embun sesegar pagi
Temani hari tiada henti
***
Hari ke-10 Nung di kota Jakarta.. ‘misi luar biasa’ untuk merenda impian dan cita-cita...

Sore ini, Nung asyik membaca sebuah novel di kamar Mbak Thicko “REDZONE”. Sejenak melepas penat setelah seharian ‘mbolang’ di Balairung UI Depok untuk mengikuti test CPNS Badan POM RI, Alhamdulillah, pulangnya gak pakai acara nyasar meski tadi mencoba rute perjalanan yang baru. tapi Nung memang tipikal muslimah pemberani (xixixi...makanya, Mbak Thicko membiarkan Nung berkelana sendiri membelah belantara kota Jakarta...meski kadang nyasar pasti endingnya bisa pulang n balik ke Redzone sendiri kok, begitu katanya..hehehe...gubrak..).

Bosan membaca di Redzone, Nung keluar kamar,sejenak menghirup udara segar di samping kamar...setelah puas menyegarkan alveolus paru-parunya, ia beranjak ke kamar mandi. Pengin cuci muka. Otomatis melewati kamar Ais. Nung melihat Ibu Ais yang sedang khusyuk sholat Ashar sambil duduk. Subhanallah....Ibu Ais memang dibawa Ais ke kontrakan ini biar Ais bisa merawatnya, disamping Ais juga harus bekerja dari pagi sampai sore/malam di BPS. Ayah Ais ternyata sudah meninggal dan Ibu Ais menderita stroke. Ais, Nung bangga dan bersyukur mengenalmu, mengenal Ibu...Ibu yang selalu manggil dengan sebutan ‘Neng Nung’...Nung sangat terharu dengan besarnya kasih sayang Ais kepada Ibunya.

Sore itu pun Nung berkesempatan melakukan sesuatu untuk Ibu. Sesuatu hal yang belum pernah Nung lakukan sebelumnya, sesuatu hal yang karenanya Nung benar-benar merasa terharu setelah melakukannya...Sambil membantu beliau, Ibu sempat bercerita, bertanya tentang aktivitas Nung, dan mendoakan!!! Mendoakan apa yang Nung cita-citakan bisa menjadi kenyataan dan Nung bisa menjadi orang yang sukses dan berhasil. Amin Ya Rabb...terima kasih Ibu...Ibu Ais yang begitu semangat beribadah, tilawah, dzikir, puasa....dll...Ibu Ais yang LUAR BIASA!!!

Tatkala keluar dari kamar beliau air mata ini sudah tidak bisa Nung bendung lagi...Nung jadi kangen Ibu di rumah. Ibu Nung yang masih sehat, masih kuat melakukan banyak hal..meski akhir-akhir ini kalau Nung pulang Ibu sempat sedikit mengeluhkan kalau kakinya kadang pegal-pegal, punggungnya kadang sakit...mungkin karena kecapekan karena kondisi kantor juga sedang tahap pindahan ke kantor yang baru...Nung kangen banget sama Ibu...wajah tegar dengan guratan-guratan di wajahnya yang menandakan usianya tak lagi muda, Ibu....Nung sangat mencintai Ibu...Ibu yang dulu menangis tiap hari saat Nung dirawat di rumah sakit, Ibu yang selalu menyebut nama Nung di setiap doa-doanya..Ibu yang selalu menyelipkan kata “LUV U” di setiap akhir SMS nya...Ibu Nung yang sungguh LUAR BIASA!!!

Ya Allah, ibu Nung masih jauh lebih beruntung dari Ibu Ais. Nung juga sangat beruntung memiliki Ibu yang sehat. Ya Allah, jagalah Ibu Ais dan Ibu Nung Ya Allah..
Ya Allah, ringankanlah sakit yang dirasakan Ibu Ais...sembuhkanlah Ibu Ais Ya Allah...

Betapa besar kasih sayang seorang Ibu...
Ibu, Nung nangis karena Nung sangat mencintai ibu, Nung kangen banget sama Ibu...Nung ingin memeluk ibu, mencium pipi dan tangan ibu....Bu, air mata kerinduan ini untukmu, untuk Ibu yang tengah menanti Nung di samudera rindu...
Buat Mbak Thicko : maaf aku hampir menghabiskan tissue ‘Doraemon’ mu saat nulis ini...[backsong : WO NAN KUO]
[Redzone, 1 November 2010...Bu, Nung kangen...LUV U FOREVER!!!]

Monday, November 01, 2010

NOVEMBER

Monday, November 01, 2010 0 Comments

[N]ever stop fighting!
[O]ptimist!
[V]ision to action!
[E]nthusiasm with good strategy!
[M]apping ur dreams!
[B]e urself!
[E]verything is easy,if u feel easy!
[R]emember Allah.. anytime.. anywhere!!!

~memulai hari ini dengan hamdalah karena Allah masih memberi kesempatan, disusul basmalah karena Allah masih menyiapkan banyak tantangan yang harus ditaklukkan!~

011110
[Aisya Avicenna]

Kopoci

Monday, November 01, 2010 0 Comments
Bahan :
-Pisang
-Ubi
-Santan (1 liter)
-Gula Merah (3 butir)
-Gula Pasir (secukupnya)
-Teh Poci (3 sendok makan)
-Vanili (1 bungkus kecil)
-Kayu manis (± 7 cm)

Cara Membuat :
-Pisang dan ubi dikupas dan dipotong sesuai selera
-Panaskan santan, masukkan gula merah
-Masukkan ubi yang sudah dipotong sambil terus diaduk. Usahakan terus diaduk sampai santan mendidih dan ubi setengah matang agar santan tidak pecah.
-Setelah ubi agak empuk, masukkan pisang, vanili, kayu manis, dan gula pasir.
-Sementara itu, seduh teh poci dalam air panas. Saring, dan masukkan teh pada masakan.
-Aduk sampai merata.
-Matang, lalu angkat
-Saat penyajian, tambahkan teh poci (ampas teh kering) pada masakan yang sudah matang tersebut. Maksudnya, selain untuk menambah aroma, juga bisa menambah sensasi ‘kriuk’ saat disantap
-Kopoci siap dihidangkan

NB : “Kopoci” ini memang bukan ‘kolak biasa’, karena ada teh sebagai tambahan rasa dan aromanya.
Selamat mencoba!

Salam “OISSYA...”

Aisya Avicenna

Pisgoci

Monday, November 01, 2010 0 Comments
Bahan :
- Pisang
- Tepung beras
- Ampas kelapa
- Vanili (1 bungkus kecil)
- Gula pasir (5 sendok makan)
- Teh poci
- Minyak goreng (secukupnya)

Cara membuat:
- Pisang dikupas dan diiris sesuai selera (bisa dibelah dua atau dibentuk kipas)
- Siapkan adonan : tepung ditambahkan air, masukkan ampas kelapa, gula pasir, vanili, dan teh poci. Aduk merata.
- Masukkan pisang ke dalam adonan
- Panaskan minyak, lalu pisang yang sudah bercampur adonan dimasukkan
- Goreng sampai kekuningan. Angkat dan tiriskan
- Pisgoci siap dihidangkan

NB : “Pisgoci” ini bukan pisang goreng biasa. Tampak dari luar seperti ada bintik-bintik hitam yang menempel. Itulah teh poci yang dicampur pada adonan tadi. Saat dinikmati, tak hanya rasa manis dari pisangnya yang dirasa, tapi juga ada rasa teh dan kelapanya.

Salam “OISSYA...”

Aisya Avicenna

Saturday, October 30, 2010

PESONA INDAH NAN MENYEJUKKAN JIWA DI BALIK KEPRIBADIAN WANITA..! BERBAHAGIALAH WAHAI WANITA..!!!

Saturday, October 30, 2010 0 Comments


by Ratu Surya Atmajaya on Friday, October 29, 2010 at 6:00pm

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti...." Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?" Sang ayah menjawab, "Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya. Lama kemudian, si anak tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis. Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan. "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?" Dalam mimpinya, Tuhan menjawab, "Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama. Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur. Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu. Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa. Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah. Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya. Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap.



Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya. Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak? Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi. Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan". Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu jika beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga. ( sumber : dari milis seorang kawan Special untuk Hari Ibu )

.



Itulah pesona pribadi yang lahir dari seorang Ibu/wanita yang tulus, tak pernah lekang oleh waktu, tak pernah lekang oleh usia, sekalipun usia makin lapuk, jika pesona kepribadian itu sudah melekat dalam dirinya, pesona bathiniyah itu akan terus memancar lewat seraut wajah yang tampak, lewat tindakan, ucapan, tindakan juga perbuatan seorang muslimah.



Saudariku�Mutiara-Mutiara yang memancarkan pesona indah itu telah berkilauan sejak masa keislaman mulai merebak ditengah sebagian besar wanita jahiliyyah pada saat itu. Sarah Istri Ibrahim adalah seorang istri yang memiliki Kecantikan yang Luar Biasa, namun tenang dalam menghadapi cobaan, penuh tawakal kepada Allah, pintar dalam memahami resiko yang dihadapi, sehingga Allahpun memuliakan Sarah Istri Ibrahim. Begitu pula Hajar Ibu Ismail, Khadijah, Fatimah Az Zahra dll.. Pesona �Pribadi� mereka tetap harum dan terkenang sampai sekarang, walau mereka sudah tiada, bahkan diabadikan dalam hadits. Wallahu a'lam.

CALON SUAMI SHOLEH..MASA IYA SIH ADA..? HMM..DIMANA YA MENCARINYA..? KAYAK APA YA KRITERIANYA..?

Saturday, October 30, 2010 0 Comments
by Ratu Surya Atmajaya on Friday, October 29, 2010 at 3:32pm

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.

Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria – kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.

Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:

1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”

2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.

“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)

Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa 8/242)

3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.

4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.

5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.

6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.

7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.



Renungan untuk Ikhwan dan Akhwat yang Ber-ta'aruf (di Dunia Maya)

Saturday, October 30, 2010 0 Comments
“Ukhti, aku tertarik ta’aruf dengan anti.” Itulah kalimat yang sering diadukan oleh para akhwat yang penulis kenal. Dalam satu minggu, bisa ada dua tawaran ta’aruf dari ikhwan dunia maya. Berdasarkan curhat para akhwat, rata-rata si ikhwan tertarik pada akhwat melalui penilaian komentar akhwat.



Banyaknya jejaring sosial di dunia maya, seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, dan lain-lain, menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Begitu lembut dan halusnya jebakan iblis di dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.



Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tetapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata “ta’aruf” tanpa perantara.



Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit, pelajari dulu serangkaian tatacara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika menggunakan kata ta’aruf sebagai dalih untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.



Suatu ketika, ada sebuah cerita di salah satu situs jejaring sosial, pasangan akhwat-ikhwan mengatakan sedang ta’aruf, dan untuk menjaga perasaan masing-masing, digantilah status mereka berdua sebagai pasutri. Sungguh memiriskan hati. Pernah juga ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya. Berikut ini petikan obrolannya.



“Assalamu’alaikum, Ukhti,” sapa si ikhwan.



“Wa’alaikumsalam, Akhi,” balas si akhwat.



“Subhanallah, Ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti, seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti Azwar, bla bla bla bla…,” puji ikhwan tersebut.



Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya, yang ditemui ini juga akhwat genit, berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab, “Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan Akhi kelak.”



Si ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat, “Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”



Owh, mengerikan, ber-lebay-lebay di dunia maya, syaithan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.



Dengan bangganya si ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet Mars, mengunjungi benua-benua di dunia, hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.



Ikhwan-nya membabi buta, akhwat-nya terpedaya. Na’udzubillah. Bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.



Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!

Muslimah itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik, yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’aruf-mu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tetapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.



Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan, bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudari seimanmu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekadar main-main.



Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka. Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam. Biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.



Wahai ikhwan, ini sekadar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolok ukur ke-shalih-an mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah, yang membantumu mencari data dan informasinya.



Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang kau miliki tidak menjadikan kau mulia jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.



Duhai Akhwat, Jaga Hijab-mu!

Agar tidak runtuh kewibaanmu, jagalah hijab-mu! Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan ta’aruf. Karena ta’aruf yang tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.



Duhai akhwat, terkadang, kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka (ikhwan), apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadap mereka?



Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya (pun di dunia nyata) tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya. Waspadalah! Karena kau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.



Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis untuk suamimu kelak.



Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah. [Yulianna PS/voa-islam.com]



Sumber: http://www.voa-islam.com/teenage/young-spirit/2010/10/10/10760/renungan-buat-ikhwanakhwat-yang-bertaaruf-di-dunia-maya/

untuk CaLOn ibunya anak2

Saturday, October 30, 2010 0 Comments
Andai... Setiap wanita sadar akan perannya kelak sebagai sumber pendidikan utama anaknya

Mungkin...

Tak akan ada lagi gosip murahan maupun sinetron picisan di layar kaca, ratingnya anjlok karena mayoritas penontonnya lebih memilih buku-buku semacam Positive Parenting karya Ust Fauzil 'Adhim. Mereka mengerti, bahwa apapun yg mereka lihat dan dengar akan memengaruhi paradigma yg secara langsung/tidak juga berimbas pada pembentukan mind set anaknya



Andai... Setiap wanita faham bahwa dari rahimnya lah akan lahir sosok satria atau onggok pengecut

Mungkin... Mulai detik ini tak akan ada lagi junk food yg melewati tenggorokan, pemikiran jahat yg meracuni pikiran, pun malas yg melemahkan fisik dan menumpulkan hati. Mereka persiapkan hati-pikiran-fisik sejak 25 tahun sebelum kelahiran buah hati tercinta... karena memilih opsi pertama



Andai... Setiap wanita mengerti bahwa kata menjadi sangat bermakna untuk perkembangan moral anaknya

Mungkin... Hanya ada kosa kata positif yg terdengar dalam rumah-rmah yang nantinya merambah di masyarakat, negara, bahkan dunia. Mereka sadar bahwa sosoknya adalah teladan untuk anaknya yg sedikit kesalahannya bisa dijadikan pembenaran untuk mereka. Seperti apa yg ditorehkan Jack Canfield dlm bukunya The 2nd Helping of Chicken Soup for The Soul, bahwa Ada Mata yang Selalu Mengawasimu. Mereka tahu bahwa ada penggemar terbesar dalam lingkup terdekatnya yg mengimitasi bahkan mengidentifikasi sosoknya, anaknya



Andai... Setiap wanita bercita-cita menjadi ibu rumah tangga --tidak masalah baginya pekerjaan sampingan sebagai dokter/pengacara/dosen/polwan/guru-- dan bukan sebaliknya

Mungkin... Tak akan ada cerita anak-anak yg menderita krn kurang kasih sayang dari ibunya, semacam cerita ibu dosen Ira ttg pelecehan seksual baby sitter thd anak asuhnya apalagi kisah Arie Hanggara



Andai... Setiap wanita berani menjadi bunda hebat bagi para pejuang Islam yg dahsyat Mungkin... Tidak ada ragu untuk belajar menjadi profil luar biasa bagi anak-anaknya. Melalui cinta, kasih sayang, pendidikan, dan orientasi jangka panjang... spesial untuk anak-anaknya. Ya, anak-anak... bukan sekedar anak



Andai... Setiap yg kuandaikan di sini adalah nyata

Mungkin... Kemungkinan-kemungkinan yg kutulis akan menjelma realita







~ kebersamaan penuh cinta dgn mereka yg senantiasa kurindukan

*copied: FAUziah Nur Wahdhani