TEPAT dan TERBAIK : Catatan Perjalanan “24 HARI SEBELUM 24 TAHUN”
Keisya Avicenna
Sunday, January 09, 2011
0 Comments
Sabtu, 8 Januari 2011
Perjalanan Kembali ke Solo
Kembali ke kota Solo setelah setengah hari berada di bumi cinta Wonogiri. Menikmati perjalanan sambil mengedarkan pandangan ke luar jendela. Subhanallah…kembali terkagum-kagum dengan lukisan agung karya Sang Pencipta.
Alhamdulillah, sampai juga di kota Solo. Kota perjuangan saya!!!. Minimal selama 1 tahun ini kemungkinan besar saya masih ingin berkarya di Solo. Ntah tahun depan. Yang jelas masih ada beberapa impian yang masih ingin saya wujudkan di kota ini. Setelah beberapa waktu lalu, Allah SWT memberikan skenario lain tatkala saya belum bisa menjadi abdi Negara di tahun 2010 lalu, baik di tingkat pusat maupun di daerah (“Yakin, Allah SWT pasti akan menjawab dengan lebih indah di saat yang TEPAT dan TERBAIK”). Setidaknya itu memperkuat azzam saya untuk totalitas menjalankan plan B dalam peta hidup saya. Yup, Solo akan menjadi kota dimana saya akan mengembangkan diri. Mencoba lebih profesional dalam mengemban beberapa amanah yang masih berada di pundak saya dan terus berusaha memperbaiki diri untuk sebuah pencapaian besar (cita-cita) yang ingin saya wujudkan di tahun ini. Bismillah…
Setidaknya saya mempunyai arahan kerja dalam hidup saya selama 5 tahun ke depan yang saya visualisasikan lewat Dream Board 2011-2015 yang sekarang telah terpasang manis di dinding Zona Inspirasi saya, yang setiap saat bisa saya lihat, saya bawa ke alam bawah sadar saya, dan semoga suatu saat nanti pada waktu yang TEPAT dan TERBAIK, dengan izin Allah SWT tentunya, impian-impian itu bisa terwujud. Semoga…Amin Ya Rabb…
***
Pondok Pesantren Qur’an (PPQ) Al Mahir dan Ganesha Operation Solo
Pagi ini dengan semangat’45 berangkat dari kost sekitar jam 08.30. melakukan sebuah perjalanan Qur’ani menuju suatu tempat di daerah Colomadu yang semoga akan meningkatkan kecintaan saya pada Al Qur’an. Bismillah…kemudian pulangnya mampir ke suatu tempat di mana saya bisa meningkatkan aktualisasi diri saya di Solo, yup, mampir Ganesha Operation dulu untuk mengambil jadwal mengajar selama satu pekan ke depan.
Betapa bersyukurnya saya bisa menjadi bagian dari keluarga besar Ganesha. Disini saya bisa belajar banyak hal. Apalagi saya menjadi pengajar ‘paling muda’ (dari segi angkatan dan umur tentunya). Hehe…tapi menjadi ‘si bontot’ justru menjadikan saya bisa belajar banyak hal dari senior-senior saya. Apalagi beberapa orang sudah ada yang berkeluarga. Banyak dapat ilmu tentang banyak hal kalau kita sedang berkumpul dan melakukan diskusi. ^^v
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Jam 11.10 Alhamdulillah, sudah bisa sampai di Sekarpace. Menanti jemputan seorang sahabat, Fina, yang meminta saya menemani survey tempat foto buat ijazah ke daerah UMS. Menunggu beberapa saat…saya gunakan untuk membaca buku. Oh ya, di tas saya selalu ada buku bacaan yang setia menemani kemanapun saya pergi. Hari ini bawa bukunya Mas Gola Gong Novel Labirin Lazuardi yang ke-3 yang judulnya PUSARAN ARUS WAKTU. Tenggelam dalam kisah Lazuardi dalam novel itu. Sekitar jam 11.30 Fina datang. Let’s Go!!! Hm, satu hal yang paling saya suka…melakukan sebuah perjalanan…hehe. Ntar kalau mendapati diri saya lagi ‘suntuk’ cukup ajak saya jalan-jalan keliling kota atau ke toko/pameran buku, atau ngasih jus alpukat, pasti saya akan ‘sumringah’ n ‘ceria’ lagi. Hehe…(apalagi kalau digratisin buku atau ditraktir makan…wkwkwk).
Sampai juga di lokasi…Fina segera melakukan negosiasi, saya berinspirasi aja disitu…mencoba mengambil hikmah yang bisa saya letakkan di hati…apa itu? Hanya saya dan Pemilik Hati saya yang tahu…^^
Perjalanan pulang…kembali menikmati apa yang bisa saya tangkap dengan panca indera saya. Paling seru pas liat spanduk bertuliskan “PAMERAN BUKU NASIONAL di Goro Assalam tanggal 29 Januari-6 Februari 2011”. Chipirilli….saatnya bersiap!!!
Kost Pink
Sampai kost, sholat, makan siang, menikmati menu yang luar biasa, lengkap dengan penutup es cincau dan cireng Bandung yang tadi sempat beli di belakang kampus UNS (jadi mengenang masa-masa perjuangan di Jakarta, tepatnya di deket kostnya Mbak Thicko, tiap kali dulu balik dari mbolang keliling Jakarta pasti beli cireng di depan warnet deket jembatan.hehe)
Masjid Perjuangan Nurul Huda UNS (NH IC)
Siang itu berkesempatan diskusi dengan salah satu staf ahli Kementerian Ristek sekaligus dari MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia). Banyak hal luar biasa yang bisa saya dapatkan. Sebuah motivasi yang semakin melejitkan semangat saya untuk bisa melanjutkan kuliah S2. Semoga bisa terwujud…(Mudahkanlah Ya Rabb…amin). Yups..”ibarat menanam pohon jati…”. Mencoba menjadi profesional dengan dasar-dasar kompetensi keilmuan kita!!! Bismillah…Pesan beliau : “Tetap Semangat dan Jaga Idealisme!!!”
Hujan turun cukup deras di luar sana…lanjut Shalat Ashar sekalian di NH. Ba’da sholat, menenggelamkan diri bersama ayat-ayat cinta-Nya. Sambil menikmati senandung air hujan. Damai banget gitu rasanya… saat mengembalikan mukena ke tempatnya semula, mata ini tertuju pada 2 lembar kertas yang tertempel di rak kaca. O, itu perpus JN UKMI ya? Sipsip…sambil nunggu hujan reda, bisa baca buku dulu nih. Mata ini semakin berbinar tatkala menangkap sebuah buku karangan Mas Gola Gong yang berjudul “Clay : Cinta dalam Segenggam Tanah Liat”
Wow, Mas Gola kan penulis favoritnya Nungma!!! Asyik deh. Saat itu, lantai 2 NH masih ada beberapa orang. Viana, adik kost sekaligus adik yang sekamar sama saya juga masih di situ, kita sepakat pulang agak nanti aja, ‘ngadem’ dulu. Yadah, saya mengambil posisi duduk di pojokan. Hingga tetesan air hujan bisa terdengar lebih jelas, sambil melihat bangunan NH IC yang semakin kokoh saja berdiri. Menikmati alur cerita dalam buku itu. Bercerita tentang kehidupan seorang wanita bernama “Clay”. Clay, sosok yang meyakini Tuhan, tapi dia tidak beragama. Pernah melakukan aborsi selama 2 kali hingga Clay harus mengidap penyakit kista dalam perutnya (salah satunya dari hasil hubungan gelapnya dengan Bryan). Bryan adalah mantan pacarnya Clay. Pada suatu malam Bryan datang ke apartemennya, padahal Clay sudah memutuskan hubungan mereka satu tahun lalu. Keesokan harinya Bryan kedapatan bunuh diri….dst. ada kisah menarik, ternyata Bryan juga menghamili 2 orang wanita yang ternyata anak penjaga villa milik Bryan di beberapa kota. Marry dan Nia, dua wanita (masih SMA) itu mendatangi Clay setelah mengetahui kabar kalau Bryan meninggal. Mereka mendapatkan warisan villa dari Bryan. Ah, Clay sebenarnya dah gak ingin berpusing-pusing ria lagi mengurusi segala hal yang ada hubungannya dengan Bryan. Ada kabar lain yang mengejutkan Clay, Bryan ternyata mengidap HIV.
Hoho. Apakah Clay juga tertular virus HIV? Ada kisah menarik lainnya…muncul sosok Elang, seorang seniman jalanan yang ternyata punya galeri gerabah!! Dan Clay merasakan ada getaran lain dalam hatinya tatkala ia mengenal sosok itu. (hm, bagus banget deh alur ceritanya….^^). Ternyata buku itu masih bersambung…hm, masih penasaran…yang jelas ada kisah cinta ibu dan anak juga disana. Ibunya Clay ternyata seorang pengrajin gerabah juga. Clay artinya gerabah/ keramik…Clay yang kemudian tenggelam dalam cinta di segenggam tanah liat.
Hehe…gak terasa 173 halaman selesai saya baca. Setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling…lho kok gak ada orang? Sepi amat? Xixixi…akhirnya, saya kembalikan buku itu ke tempat semula. Ambil satu buku lagi (coz disuruh nunggu Viana syuro dulu, yadah, baca lagi aja…hujan juga masih menderas di luar sana). Membaca sambil mencatat hal-hal penting dalam buku terbitan tahun 2004 itu. Bagus banget ni buku. Benar-benar menggambarkan suasana hati saya kala itu. Hehe…
Jam 17.15, gak terasa waktu begitu cepat berlalu…melangkahkan kaki meninggalkan NH IC bareng Viana, sepayung berdua. Padahal saya paling suka kalau hujan-hujan. Hehe…tapi berhubung ada beberapa buku di tas saya, jadinya ya eman-eman banget kalau sampai basah…
Aku sangat mencintai hujan
Hujan dan ketulusan itu…
Ia menyejukkan bumi, rela turun dalam wujud batang-batang air untuk menjalankan titah Tuhannya, dengan tulus…
“Karena ketulusan adalah ketika engkau memberikan sesuatu dengan tangan kananmu dan kau butakan tangan kirimu…”
Salah satu hikmah hari ini : “Betapapun hidup, berputarnya waktu dan usia adalah suatu keniscayaan, namun kedewasaan adalah sebuah pilihan”. Semoga perjalanan hari ini bisa tercatat dalam catatan terbaik saat buku DNA saya berceloteh mendokumentasikan hidup saya hari ini…perjalanan yang ‘mendewasakan’ dan ‘memperkaya hati dan pikiran ini’…Semoga…
[Keisya Avicenna, yang masih terus bermetamorfosa menjadi lebih baik dengan semangat “TEPAT dan TERBAIK”…dalam perjalanan “24 HARI SEBELUM 24 TAHUN”. Ketika ada pertanyaan :’Kamu ingin kado buku yang judulnya apa, Kei???’ hoho…apa aja deh…semakin banyak semakin baik…deuuu…maunya!!!wkwkwk…]