REALISASI IMPIAN DI KOTA MENDOAN
Keisya Avicenna
Thursday, October 04, 2012
0 Comments
Anton (Presiden BEM MIPA UNSOED), Sinta Ar Djahrie (FLP Purwokerto),
,Keisya Avicenna (FLP Solo Raya), Kun Geia (penulis novel TLJ)
“Suatu saat, ya suatu saat nanti catatan-catatan sederhana ini akan membuatmu menemukan siapakah diriku yang sebenarnya. Mungkin manuskrip sederhana ini akan menjadi warisan termahal dalam sejarah hidupku hingga nanti kaupun sadar, apa itu arti DEWASA, seberapa besar CINTA yang aku punya, seberapa banyak TETES AIR MATA dan PELUH RASA LELAH yang telah tercipta…”
Dan izinkan aku kembali mendokumentasikan sebuah jejak kelana penuh makna lewat rerentet kata.
Realisasi Impian di Kota Mendoan
Rabu, 19 September 2012
Dulu, ketika masih mahasiswa aku mempunyai sebuah “DREAM BOOK” (catatan impian yang Nung tulis tahun 2009_sekarang sudah direvisi). Salah satu impian yang tertulis: “Mengukir jejak istimewa di kampus-kampus ternama di Pulau Jawa.” Semua kampus yang tertulis di situ sudah berhasil terealisasi lewat skenario-Nya yang sungguh istimewa bahkan ada yang di luar nalar Nungma sebagai manusia biasa. Dan hanya satu kampus yang belum Nung kunjungi, yakni UNSOED (“Universitas Jenderal Naik Kuda”). Yups, dan impian itu sebentar lagi menjejak nyata! Bismillah…
Setelah pagi disibukkan dengan segudang aktivitas di Istana 5 Cinta, siang baru selesai packing dan akhirnya baru bisa berangkat ke Solo sekitar jam 12:15 dari rumah. Nunggu bis juga cukup lama, jam 12:45 baru dapat bis, jalanan Wonogiri-Solo juga lumayan padat. Dalam hati jadi harap-harap cemas euy! Semoga nggak telat sampai di Stasiun Jebres. Karena menurut jadwal, kereta LOGAWA berangkat jam 14:15. Menenangkan diri sambil menikmati perjalanan dengan melakukan serangkaian aktivitas yang bermanfaat.
Sekitar jam 13:45 baru sampai Gemblegan, lanjut naik bis kota NUSA menuju stasiun. Heuheu, pake agenda ngetime pula. Benar-benar memacu adrenalin! Waktu yang tersedia tinggal setengah jam. Hm, nyantai Nung! Dilarang galau! Lhoh? Dengan membawa tas ala “backpacker” pluz satu tas jinjing berisi camilan (hehe) jam 14:05 sampai juga di dekat palang kereta api Jebres, langsung ngibrit naik becak dan sedikit berlari saat masuk ke stasiun. Benar-benar INJURY TIME! Lewat pintu pemeriksaan karcis, Nung menatap sosok yang sudah nggak asing. Asyik, dapat barengan mbolang nih! (yakin aja kita bakal barengan) Seorang akhwat, dulu Arsitek angkatan 2005. Beliau asli Purwokerto dan kala itu beliau sedang menjalani chapter angkut-angkut barang dari kost buat dibawa pulang. Wow, bawaannya banyak banget! Kesempatan bantuin nih! Mantaaap. Skenario Allah Swt memang super kereeen. Kita satu gerbong dan tempat duduknya juga nggak jauh-jauh amat. Hm, ternyata kereta “delay” setengah jam. Episode “penantian” aku gunakan untuk mengobrol banyak hal sama mbak itu temasuk ngobrolin The Lost Java. Hihi.
Mengukir Jejak Istimewa Bersama Logawa
Bismillahi majreha wamursaha…
Ular besi LOGAWA mulai meninggalkan Stasiun Jebres jam 14:45. Have a nice mbolang day, Nung! ^_^
Perjalanan yang super awesome, meski udara cukup bikin gerah, tapi kipas Doraemon cukup “menyelamatkan”. Hihi. Ada banyak cerita yang bisa Nung tangkap dari sekeliling. Ada banyak kisah yang mengurai berjuta hikmah. Mbak tadi juga sempat cerita kalau adiknya baru saja meninggal secara mendadak (karena sakit) di kamar kostnya di Jakarta. Beliau bercerita sambil menahan perasaan sedih yang menyergap hatinya.
Wajah-wajah dengan gurat harapan juga berhasil Nung tangkap dari para penumpang kereta. Terus ada lagi, dekat Nung duduk ada seorang Ibu yang jika ada pedagang asongan yang menjajakan sesuatu dan anaknya kemudian minta, Ibu itu pasti menuruti kemauan anaknya (Nung sampai geleng-geleng kepala dan tersenyum dibuatnya). Kursi di dekatnya sampai penuh makanan dan barang-barang. Anak kecil itu pasti langsung merengek atau mengeluarkan jurus andalannya (nangis.com) jika Ibunya tidak mau menuruti kemauannya. Hmm… (Nung belajar memetik hikmah dan berpikir visioner. *Cliiing…). Paling nggak banget waktu ada pengamen banci yang cukup mengusik ketenangan kami. Aarrrghhh…
Dan satu hal paling istimewa adalah saat retina menangkap indahnya SENJA! Wow, subhanallah… kereeen!
Saat hari mulai gelap, penumpang di gerbong juga sudah tidak sepenuh awal tadi. Ada 2 mahasiswa baru yang duduk di dekat kursinya Nung. Satu yang cewek dari FKIP Mat UNS, yang cowok dari Teknik Elektro UGM dan kita sharing banyak hal, sampai nggak terasa kalau sudah harus turun di Stasiun Purwokerto.
Melipatgandakan Cinta di Kota SATRIA
SMS PJ penjemput yang tak lain adalah Ibu Presiden BEM MIPA UNSOED (Westhy), suatu kehormatan nih! Hehe… Asyiknya!
Nunggu sejenak kemudian bertemu Westhy, Kang Anton Maulana (Mantan Wakil Presiden BEM UNSOED) dan Syukron yang biasa dipanggil Uon (Ketua Teater Receh MIPA). Uon pakai jas almamater UNSOED. Hihi, lucu amat ni anak! Ajaib!
Singkat cerita, Nung “diculik” di tempat mereka biasa nongkrong dan makan. Sebuah warung angkringan di dekat pasar, menjual beraneka gorengan dan makanan. Asyiiik, mendoan panas dan kupat siap disantap! Kuliner yang mengenyangkan.
Rombongan kami pun sudah lengkap! Ada Kun Geia (PJ nraktir), Thalhah (biasa dipanggil “Sopir”, anak Teater Receh juga), Ajun (tangan kanannya Westhy). Seruuu bangeeet deh! Nung menemukan “keluarga baru” yang sungguh ajaib di Kota Satria, Purwokerto. Dalam hati ini langsung ingin berteriak: “Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?”
Makan, ngobrol, sambil cekikikan super keren dan berbobot. Berakhir dengan sebuah rencana istimewa: “Besok pagi kumpul jam 08.00 di depan sekre BEM, kita ke BATURRADEN.” Wuaaa, mantaaap euy!
Selesai makan, kita pun berpisah ke “tempat peristirahatan” masing-masing. Nung pun nebeng di kost-kostan Westhy. Ibu Pres BEM yang satu ini memang super kereeen. SEMANGAT, bu! HIDUP MAHASISWA! Hehe. Malam ini kita ngobrol sampai kantuk membuat kita terlelap dan terbuai dengan mimpi indah masing-masing. Insya Allah, besok akan menjadi hari yang super keren dan ARROGANT! ^_^
Kamis, 20 September 2012
Saat jarum pendek berhenti di angka 3 dan jarum panjang menunjuk angka 12 (bahasa khas Kun Geia nih! *nyomot, ya Prof! xixixi) diri ini sudah terjaga dan mencoba memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Ya Rabb, terima kasih atas semua karunia dan nikmat yang telah Engkau berikan…
Ba’da Subuh, Nung dan Westhy pun siap-siap. Westhy juga masih sibuk ngeprint surat-surat. kalau Nung sibuk nulis-nulis aja di catatan harian.
Sekitar jam 07.30 kita pun keluar kost dan sarapan. Nasi kuning komplit. Enak banget euy! Lanjut ke kampus MIPA UNSOED, menelusuri tiap lorong sampai akhirnya ke depan sekre BEM. Jun yang pertama kali datang, menyusul Uon dan Kun Geia, then Sopir (jalan kaki.com). Kang Anton nggak bisa ikut, ada acara pagi ini.
Uon masih sibuk memegang novel The Lost Java. Rencananya siang nanti akan ada parodi novel The Lost Java yang akan dipersembahkan oleh anak-anak Teater Receh. Hihi. Paraaah! Setelah semua siap dan lengkap, ekspedisi Tim WAR14 pun dimulai. Hihi. Nggak nyangka kalau jumlah kita pas ada 6 orang (Kun Geia, Uon, Jun, Sopir, Westhy, Nungma) sama dengan jumlah anggota Tim WAR beneran di novel The Lost Java. Sipp… Baturradeeeeen… Tim WAR 14 siap menaklukkanmu! *masingmasingpegangiceaxes
Subhanallah, pemandangan yang super kereeen dengan udara yang sangat sejuk. Lagi-lagi langsung teriak dalam hati: “Dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang akan kamu dustakan?”
Sampailah kita di lokasi objek wisata Baturraden. Beli tiket masuk (dibayarin KG lagi nih!) tak lupa foto-foto dan Tim WAR14 pun mulai menjelajah. Berasa mau mendaki puncak Vinson Massif-nya Purwokerto. Di chapter pertama kita mendaki batu terjal yang lokasinya dekat jembatan gantung yang beberapa waktu silam memakan korban jiwa. Hm, di chapter ini kita sempat diminta turun oleh petugas yang jaga. Nakal-nakal deh kita! Sungguh ugal-ugalan…
Paling seru dan keren saat mulai “mendaki” ke atas, menuju pancuran 7. Adegan-adegan Tim WAR14 ala novel The Lost Java pun mulai bermunculan. Uon, Sopir, dan Jun yang paling heboh. Sopir yang jadi Mahmoud, Jun jadi Davis, Uon jadi Rio, Kun Geia jadi Dr. Gia Ihza, Nung jadi Sharma, Westhy jadi Joda.
Konyol banget saat Sharma (Nung) mulai mengikuti langkah-langkah Mahmoud (Sopir, yang berjalan paling depan saat kita mulai melakukan “pendakian”) kemudian Rio (Uon) berusaha mengikuti dari belakang, lalu berkata: “Sharma, fisikmu kuat sekaliii. Aku saja sudah ngos-ngosan!” (dengan aktingnya yang cukup gila). Haha… dasar anak teater! Subhanallah, setelah sampai lumayan atas, kita dimanjakan dengan pemandangan yang sungguh spektakuler. Keren bangeeet!
Waktu sudah menunjukkan pukul 11, dan akhirnya kita memutuskan untuk tidak melanjutkan pendakian karena acara bedah buku dimulai jam 13.00. Hihi, semua berteriak: “MISSION FAILED” ^_^ Karena pendakian kita tidak sampai di pancuran 7. Dan sepanjang jalan selama kita turun, Uon, Sopir, dan Jun mulai heboh lagi dengan aksi mereka untuk mempersiapkan parodi The Lost Java.
Alhamdulillaah, kita sampai di bawah dengan selamat tapi tetap dengan kehebohan masing-masing. Perjalanan pun dilanjutkan,kembali ke kampus UNSOED dan langsung mempersiapkan acara di Pendhopo PKM.
Bedah Novel The Lost Java bersama Kun Geia (penulisnya), Keisya Avicenna (FLP Solo Raya), dan Sinta arDjahrie (FLP Purwokerto)
Acara dimulai dengan sangat heboh karena Rio dan Mahmoud (Uon dan Sopir) yang jadi MC-nya. Selanjutnya ada penampilan parodi dari Teater Receh yang sungguh sangat “merusak” isi cerita. Tapi, aksi mereka membuat Nung sukses terpingkal-pingkal.
Pendopo PKM UNSOED pun kita sulap menjadi tempat berkonspirasi bersama untuk sharing ilmu, berbincang banyak hal, membedah The Lost Java, dll. Hm, pokoknya semua terwakili dengan satu kata: ARROGANT! Seru banget… Penasaran? Nantikan kehadiran Kun Geia di event-event roadshow The Lost Java di kota Anda! *ngiklan… Silakan contact: 085647122033 untuk menghadirkan Kun Geia baik dalam pelatihan kepenulisan bersama Penari Pena Writing Laboratory maupun bedah novel THE LOST JAVA! Asyik apa asyik bangeeet?
Hmm, ada yang paling kereeen saat acara bedah novel berlangsung. Saat salah satu tamu undangan (undangan apa tak diundang ya? hihi) membawakan kami sepiring mendoan buatan sendiri (hatur nuhun, Kang Asep). Enaaak bangeeet dah…
Jelajah Malam Kota Satria
Ba’da Maghrib, Nung dan Westhy kembali ke sekre BEM. Evaluasi sedikit dengan Kun Geia terkait acara tadi sekaligus Nung mendapatkan hiburan istimewa dari anak-anak Teater Receh yang sedang heboh latihan. Setelah sholat Isya’ di mushola, kita pun membelah malam kota Satria menuju stasiun untuk membeli tiket pulang. Injury time euy. Karena loket tutup jam 20.00! Dan akhirnya kita beli tiketnya di Indomaret stasiun dan besok pagi setengah jam sebelum keberangkatan baru ditukarkan. Aihaih…
Menikmati kuliner malam kota Purwokerto. Kali ini Nung disuguhkan dengan “Lumpia Raksasa” rasa udang yang sungguh lezat dan mengenyangkan (semoga bisa bikin gemuk.hihi). Terima kasih, Prof!
Dan apa yang bisa aku tinggalkan di Purwokerto?
HARAPAN!
Ya, sebuah harapan… Harapan yang arrogant! Suatu saat nanti aku akan kembali ke kota ini! Bi’idznillah.
Terima kasih Westhy, Kang Anton, Uon, Sopir, Jun, dan semua keluarga hebatku di UNSOED dan Purwokerto!
Terima kasih Kun Geia dan The Lost Java! ^_^
Akhirnya, impian itu menjejak nyata…
Terima kasih Tim Management The Lost Java…
Terima kasih, Ya Rabb…
“Ketika semua asa sudah tidak sabar untuk dijelma oleh kecerdasan isi kepala, ketika segala rencana telah disusun dengan begitu sempurna, ketika seluruh prosedur operasional telah dilewati dengan sangat teliti, ketika takdir berbicara untuk menentukan akhir dari segalanya…”
Dan inilah mahadaya kata, sebuah spirit yang luar biasa:
“KUN FAYAKUUN!”
“KUN FAYAKUUN!”
Hm, bagaimana serunya roadshow The Lost Java di Solo bersama Kang Arul? Pluz kehebohan roadshow di Semarang saat Kun Geia terserang insomnia karena esoknya harus ngomongin CINTA? Tunggu dan ikuti catatan reportase selanjutnya…
[Keisya Avicenna, 27 September 2012… *catatanmanager #NM]