MELATI [18]: “BAROKALLAHU LAKA…” [Dari NORMA untuk NURMA]
Keisya Avicenna
Wednesday, August 08, 2012
0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, August 7, 2012 at 5:44am ·
Rerentet aksara ini menari…
Dalam goresan pena dari gerakan jemari
Kertas putih pun pasrah terbentang
Mencoba lukiskan cinta dalam untaian kata
Curahkan kerinduan yang menghentak di dada
Untuk belahan jiwa tercinta
Dunia pun tersenyum menyambut…
Perasaan tulus yang tengah tercipta
Teruntuk sosok istimewa
Kekasih hati pilihan-Nya
Cinta, ketika nanti telah berbilang waktu
Hariku berlalu bersamamu
Diri ini takkan pernah lelah berharap…
Agar engkau tak pernah jemu
‘tuk bantu aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu
Cinta, engkaulah yang ‘kan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia
Taman istimewa, taman surga…
Sayang, aku ingat nasihat emas Rasulullah Saw. :
“Maka perhatikanlah wahai istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu? Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad]
Sayang, aku berharap surga!
Ya, aku sangat berharap surga!
Dan engkaulah salah satu kunci surgaku, Sayang…
Maka, bimbinglah aku!
Buatlah aku mampu melakukan apapun yang membuatmu ridho padaku…
Dengan begitu, Allah pun akan meridhoiku
Cinta, aku berharap agar kita selalu melangkah bersama
‘tuk menggapai ridho-Nya
Seandainya ada tinta emas dalam pena perjalanan kita…
Mari kita tulis bersama
Episode cinta kita yang penuh makna!
Karna hanya mendamba surga dan keridhoan-Nya semata
Bersyukurlah kepada-Nya, Cinta…
Sebelum engkau ucapkan kata terima kasihmu padaku
Sayang, asa hadirmu adalah selaksa makna
Selaksa makna yang dapat kutulis di antara kelopak edelweiss
Bermekaran indah nan abadi di taman hati ini
Sayang, jika cinta itu hanya sebuah mimpi…
Mungkin Hawa-pun akan tetap tinggal di surga
dan aku tak akan pernah terlahir ke dunia ini
Sayang, cinta telah membuat dunia ini menjadi hidup
Cinta adalah bagian kehidupan dari manusia
Dimana keindahan tumbuh di saat memberi atau menerima
Di saat berbagi tangis juga tawa
Dan engkaulah cintaku, Cinta…
Bersama kita ‘kan membangun rumah terindah di dunia, jua di surga
Tempat di mana jiwa kita berlabuh…
Tempat di mana rindu kita berteduh…
[Keisya Avicenna, puisi ini saya dedikasikan untuk Mbak NURMA yang hari ini menggenapkan “setengah dien”-nya di lembar ke-18 Ramadhan. Masih teringat SMS-an terakhir denganmu, mbak… Alhamdulillah, do’a-do’a itu melesat sangat cepat ke singgasana Arsy-Nya… Barokallahulaka wabaroka’alaika wajama’a bainakumma fiikhoir. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah, serta mampu menjadikan rumah tangga sebagai markas dakwah, segera diberikan amanah putra-putri yang shalih dan shalihah…Aamiin Ya Rabb… *Mbak NURMA, engkaulah kakak yang luar biasa buat NORMA. Kakak yang menjadi teman setia mbolang ketika kita menjelajah Jogja. Luph you coz Allah Swt…]