Aduh, dia melirik lagi. Sorot mata tajam nan teduh itu kembali menatapku. Andai aku bisa, ingin rasanya aku lari dari pandangannya. Sepasang mata yang dimiliki oleh sesosok muslimah anggun dengan wajah bercahaya penuh makna. Siapa yang tidak berdetak jadinya?
Eeeit, dia melirik lagi. Wah jadi Ge eR nich. Sejak 20 menit yang lalu telah lima kali dia melirikku. Dan diruangan 3 x 4 meter ini hanya ada aku dan dia. Ingin rasanya aku menyapanya, berkenalan dengannnya. Tapi lihat, dia kelihatan gelisah. Sesekali dia memandang ke luar. Apakah ada yang ditunggunya.? Wah, jadi jealeous nich. Apa aku gak cukup untuk menemaninya?
Ditangannya ada secarik kertas. Jadi penasaran ama isinya. Ehmmm, kopnya sich sebuah institusi dakwah. Truzz kubaca sampai bawah. Oh, ternyata sebuah surat undangan. Kalau melihat tanggalnya sih hari ini, dan tempatnya diruangan ini dan jamnya, ternyata 20 menit yang lalu. Pantesan dia gelisah. Peserta rapat yang lain belum datang dan sudah cukup lama dia menunggu.
Sssst. Ada yang datang tuch. Dua orang akhwat yang memakai jilbab ungu dan hitam. “Assalamu’alaikum Ukhti Keisya. Afwan terlambat ane ada acara. Baru selesai beres – beres kontrakan,” kata yang lebih tua. “Wa’alaikum salam Ukhti Nia. Ayo silahkan duduk, yang lain belum pada datang nich”, jawabnya. Jadi yang sedari tadi melirikku itu namanya Keisya, dan yang datang adalah Nia dan Resha. Selanjutnya, 10 menit kemudian semua peserta rapat baru hadir semua dan 5 menit kemudian rapat baru dimulai.
**************************************************************************
Saudaraku, kita telah ikrarkan diri kita adalah jundi – jundi dakwah – para anshorullah yang selalu siap untuk mempersembahkan segala yang kita miliki untuk mewujudkan izul Islam wal muslimin. Namun, adalah sunatullah bahwasannya setiap yang Haq akan memiliki pesaing tunggal yaitu kebatilan. Kebatilan yang terorganisir akan mampu mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.
Saudaraku, salah satu ciri suatu kelompok yang terorganisir adalah bagaimana ia menghargai waktu. Waktu yang dimiliki oleh tiap manusia semua sama yaitu 24 jam sehari dan 3600 detik tiap jamnya. Tidak ada seorangpun yang mendapatkan kurang atau lebih dari jumlah tersebut. Tinggal bagaimana kita memanfaatkandan mengatur waktu tersebut sebaik – baiknya.
Sehingga, para pakar manajemen yang meneliti masalah waktu merumuskan dua teori manajemen tentang waktu berdasarkan pengalaman orang – orang yang sukses dengan waktunya.
Pertama, teori yang disebut Just In Time ( JIT ) atau yang mudahnya dijabarkan dengan waktu yang tepat untuk melaksanakan sesuatu sehingga sasaran tercapai. Kalau kita mempelajari siroh nabawiyah, maka akan kita lihat Rosulullah melaksanakan JIT dengan bagus sekali. Kapan saat yang tepat untuk dakwah secara rahasia (siriyah), kapan saat yang tepat untuk dakwah secara terang – terangan (Amniyah), kapan berhijrah, kapan berperang dan sebagainya.
Kedua, teori yang disebut sebagai Just On Time ( JOT ) yang mudahnya diartikan sebagai tepat waktu. Disini Islam telah mengajarkan kita untuk selalu tepat waktu. Sholat lima waktu kita telah mengajarkan kita untuk tepat waktu dalam pelaksanaannya. Shoum kita telah mendidik kita untuk tahu kapan mulai berpuasa dan kapan dapat berbuka. Tidak ada yang sholatnya diluar waktunya atau kita baru sahur ketika adzan shubuh selesai dikumandangkan. Semua pasti tepat waktu. Dan sebagai kader dakwah hendaknya pengajaran dan pendidikan ini bukan hanya kita rasakan saat itu saja, namun harus diaplikasikan dilain bidang juga.
Jadi, kalau kita ingin memenangkan dakwah diatas kebatilan, maka kita harus mempraktekkan JIT dan JOT tersebut semaksimal mungkin. Agar apa, agar kita lebih terorganisir dalam mencapai tujuan dakwah tersebut.
Manusia adalah makhluk yang diciptakan sebagai sebaik – baik penciptaan. Dengan akalnya dia mudah menciptakan 1001 alasan untuk membela diri ketika terjadi hal – hal yang tidak kita inginkan akibat perbuatan kita. Namun, sebagai prajurit Allah hendaknya kita sadar untuk mengkoreksi diri dan selanjutnya berazam untuk memperbaiki diri agar dakwah ini mendapat kemajuan yang berarti. Dan membuat alasan, atau mencari – cari alasan adalah bukan termasuk melakukan koreksi diri.
****************************************************************************
Andai saja semua kader dakwah bisa melakukan JIT dan JOT (semoga ini bukan andai-andai yang semu….), tentu dakwah ini akan berjaya. Tidak perlu ada lagi orang yang dikecewakan karena harus menunggu peserta rapat yang lain. Tidak perlu ada rencana untuk membuat undangan sejam sebelum acara dimulai. Tidak perlu ada orang yang beralasan terlambat karena baru bangun tidur, baru makan, baru nyuci baju, dan baru – baru yang lainnya, karena ia tahu kapan saat yang tepat untuk melakukannya dan ia tahu ia harus tepat waktu hadir di kegiatan yang lain. Yang terpenting tidak perlu lagi mendengar ungkapan “Afwan Ane Ada Acara” ketika dia terlambat.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jangan khawatir, aku tak akan kecewa andaikata tidak ada lagi sorot mata yang melirikku berkali – kali, tidak lagi berduaan dalam ruangan kecil ini dengan sesorang yang sedang “menunggu”, tidak lagi berdetak – detak diri ini, karena aku hanyalah jam dinding tua yang sudah usang.
-afwan jiddan jika ada kesamaan “peristiwa”, nama tokoh, dsb..benar-benar tanpa adanya unsurekesengajaan…-
[Zona INSPIRASI SUPERTWIN, di 0,03 malam terakhir…. H-1 penghujung Bulan Oktober…]
Pertanyaan terbesar yang kuajukan untuk diriku sendiri : “Sudahkah targetan di Bulan Oktober terpenuhi??? Sudahkah kamu memanfaatkan WAKTU dengan sebaik-baiknya untuk merealisasikan tema Oktober??? “OKTOBER : Optimalkan Kompetensi diri dengan Tekad dan Optimisme Besar, full semangat Ruaaaar biasa besaaarrrr!!! TAHUN KE-4, PANTANG JALAN DI TEMPAT, karena SUKSES = RANGKAIAN ACTION!!!” hmmm….masih ada ‘sedikit waktu Nungma…LET’S MOVE!!!!!!!!!!]
Wednesday, November 18, 2009
AKU INGIN BERDAMAI DENGAN SANG WAKTU...!!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna