Cinta Pertama?? First Love? Pernah ngrasain kan?? Eits, tapi ni bukan cinta pertama versi anak SMA yang notabene cinta monyet itu… tapi inilah kisah cinta pertama saya… begitu indah… dengannya…seseorang yang sangat saya cintai…
2 Februari… 22 tahun silam …
Lunglai…
Tubuhnya terkulai lemah dengan sisa butiran keringat yang masih tampak berkilauan di dahinya. Perjuangan hidup mati yang menggadaikan jiwa baru saja usai. Semburat pucat di wajah pun perlahan lenyap. Namun ia tersenyum, lalu bibirnya melafadzkanhamdalah. Takzim… dan tafakur…
Tak lama, dua sosok mungil itu ada di hadapan. Dipeluknya dengan segenap kehangatan kasih sayang, padahal dirinya sendiri masih tampak lelah. Terlihat matanya berbinar-binar senang seraya tak henti-hentinya menyapa buah hatinya tercinta. Tetes air bening pun mengalir dari sudut mata, air mata bahagia.
Bagai melepas kerinduan yang teramat dalam, pipi yang masih kemerah-merahan itu dicium dengan lembut dan kepalanya dibelai dengan manja. Yang dirindukan pun sedikit menggeliat.
Subhanallah, betapa indahnya ciptaan-Mu, ya Allah.
Mata kecilnya memang belum bisa melihat dengan sempurna, namun nalurinya berkata, dirinya berada di tangan seseorang yang sangat mencintainya.
Elusan lembut dan sapaan yang sering terdengar saat masih di dalam rahim, kini dapat dirasakan. Aura cinta pun memancar dari kedalaman hati seorang ibunda, menyelimuti sang buah hati yang baru saja menyapa dunia dengan lengkingan tangisannya.
Indah… bahkan teramat indah…
Cinta ibunda memang cinta yang paling indah. Cinta itu selalu ada di sisi mereka, dan tiada pernah ragu untuk dilimpahkannya. Merekalah yang tak pernah kenal lelah menjaga dan membesarkan kita semua. Bahkan, ketika kita belum mengenal sepatah kata, ibunda jua yang mengajarkan tentang makna kasih sayang dan cinta.
Adakah cinta yang dapat menyaingi cinta ibunda???
Betapa dengan kasihnya, masa kehamilan dilewati dengan keikhlasan dan kesabaran. Perasaan mual, pusing, ditambah dengan membawa beban di perutnya yang semakin hari semakin berat, hingga saat antara hidup dan mati ketika melahirkan, tak akan tergantikan oleh cinta-cinta lain yang penuh kepalsuan.
Ibunda pun bagaikan pelabuhan cinta bagi anak-anaknya. Kerelaan mereka untuk sekadar disinggahi, lalu ditimbun dengan segala resah dan gundah, bahkan amarah, hanya dibalas dengan senyum kesabaran. Tak heran, seorang ibunda sanggup memelihara sedemikian banyak anak yang dilahirkannya, namun belum tentu satu anak pun bersedia menjaga dirinya hingga beliau tutup usia.
Aaah…….
Rasanya kita semua pernah mengalami jatuh cinta. Dan, cinta pertama itu selalu terhatur pada seseorang yang selalu berada di samping kita, tempat curahan, suka dan duka. Ketika lapar, dengan tangannya, ia menyuapkan makanan, diberikannya air susu dengan tulus saat kita haus, hingga diajarkannya berakhlak mulia bagaikan Rasulullah SAW, uswatun hasanah.
Ibunda memang bukan hanya madrasah pertama bagi anak-anaknya, tapi ibunda adalah cinta pertama kita…
Dan, apakah ada cinta yang paling indah daripada cinta pertama???
Jemari itu tak lagi lentik
Mata rabun dan kaki semakin payah
Namun tak pernah cinta luruh dari sisinya
Disemainya doa hanya untuk ananda tercinta
Selalu…
Ibunda, cinta ini tak akan luntur untukmu….
Tetaplah Bersama Ibu, sebab Surga Terletak di Bawah Telapak Kakinya
Diriwayatkan dari Mu’awiyah bin Jahimah, dia berkata : Seorang pria datang menemui Rasulullah SAW, lalu dia berkata : ‘Wahai Rasulullah, aku ingin ikut berperang dan aku datang meminta pendapat engkau’. Rasulullah SAW bertanya ‘Apakah kamu masih mempunyai ibu?’ Pria itu menjawab :’Masih!’.Rasulullah SAW bersabda :’Maka tetaplah bersamanya, sebab sesungguhnya surga itu terletak di bawah telapak kakinya’.(HR. Nasa’i)
Bila kuingat masa kecilku, ku slalu menyusahkanmu
Bila kuingat masa kanakku, ku slalu mengecewakanmu
Banyak sekali pengorbananmu yang kau berikan padaku
Tanpa letih dan tanpa pamrih
Kau berikan semua itu
Engkaulah yang kukasihi
Engkaulah yang kurindu
Kuharap slalu doamu
Dari dirimu ya IBU…
Tanpa doamu takkan kuraih
Tanpa doamu takkan kucapai
Segala cita yang kuinginkan
Dari dirimu ya IBU…
(Ingatlah Ibu_Shoutul Haq)
Ku awali hidup ini dengan tangisan yang menggema
Lalu ku dipeluk dibuai dalam ikatan kasih dan cinta
Sampai saat ku mulai menapak dan mengucap kata
Hingga akhirnya ku pahami apa arti duka dan cinta
Terima Kasih Ananda haturkan tuk Bunda tercinta
Sungguh tiada mampu Ananda membalas segala jasa
Mungkin hanya ini kuasa Ananda tuk lukiskan cinta
Melalui rangkaian kata yang terpahat menjadi prosa
Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu...
Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil.
Betapa aku sangat mencintainya, begitu mencintainya…
"Titip Ibuku ya Allah"
“Jagalah beliau ketika penjagaanku tak sampai padanya”
AAMIIN…
_Aisya Avicenna_
RedZone, Jakarta, 221209_03:27
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna