Bulan Februari akan selalu menjadi bulan yang sangat istimewa buat Aisya Avicenna. Pasalnya, selain ia milad di bulan ini, ada banyak kisah yang ia alami di bulan ini. Kisah yang sangat luar biasa menurutnya, bahkan ia sendiri tak menyangka dan menduga akan mengalami liku kisah seperti yang ia alami di bulan Februari tahun ini.
Sensasi akhir Februari??? Ya…
Sensasi 44
Pukul 06.30 Aisya keluar dari “RedZone” (kostnya tercinta) untuk berpetualang lagi hari ini. “Merintis Impian di Kota Impian”. Masih ingat kan di mana kota impiannya??? (kalau lupa, baca kembali tulisan-tulisan sebelumnya ^^). Ehm, rencana awal mau berangkat lebih pagi lagi, karena keasyikan di depan laptop (MENULIS…), akhirnya agak molor berangkatnya. Hihi… Klo dah di depan laptop dan beradu dengan keyboard memang susah untuk dihentikan. Alhamdulillah, bisa menghasilkan 1.5 karya (yang 1 sudah diupload, yang 0.5 belum jadi karena mengingat sang bagaskara yang sudah semakin tersenyum cerah pertanda hari sudah semakin siang). Akhirnya Aisya memutuskan untuk menghentikan aktivitas menulisnya pagi itu dan segera beranjak menuju jalan raya. Sebenarnya berniat ke pasar dulu untuk membeli sarapan, tapi Aisya mengurungkan niatnya, nanti saja sarapannya di Bogor (begitu rencananya). Sampai di jalan raya (Jalan Otista Raya), Aisya menanti kedatangan Mikrolet biru bernomor 44. Akan tetapi, sudah seperempat jam lebih, yang dinanti tak kunjung datang. Aisya mulai bertanya-tanya. Ada apa gerangan??? Akhirnya ia mendekati seorang abang penjual rokok yang mangkal di sekitar situ. Wealah… ternyata kalau hari Ahad, mikrolet 44 memang tidak lewat situ. Ketinggalan kereta nih… (seminggu lalu kan naik kereta yang jam 06:45 waktu ke Bogor juga). Padahal, hari Jumat sore kemarin, waktu Aisya jalan-jalan dengan “MBAK”nya tercinta, mikrolet 44 lewat jalan itu, jadi ya tenang-tenang saja waktu menunggu di situ. Hehe… ternyata salah tempat. Ya sudah, akhirnya berjalan menuju halte depan kampus STIS dan alhamdulillah ada mikrolet 44 yang sudah mangkal di sana. Naik dan meluncur ke stasiun Tebet.
Sensasi Kereta Ekonomi
Sesampainya di stasiun Tebet, Aisya segera menuju loket pembelian karcis, tapi ternyata kereta AC Ekonomi tujuan Bogor baru akan berangkat pukul 08.00. Aisya memutuskan untuk naik kereta ekonomi yang akan berangkat sebentar lagi. Pukul 07.30, Aisya sudah bergelayutan di dalam kereta ekonomi yang membawanya menuju kota impiannya. Tidak dapat tempat duduk. Berdiri lah ia. Kereta ekonomi memang memberikan warna tersendiri. Beraneka “pelaku bisnis” yang menawarkan beragam barang dagangannya menjadi perhatian menarik bagi Aisya.
“Jeruk…jeruk…”, “Sapu tangan bu…”, “Tahu sumedang… masih anget… masih anget…”, “Baterei HP… baterei HP… murah… sepuluh ribu… ”, “Koran Jakarta…seribu…”, dan masih banyak lagi. Tak sedikit juga para pengemis yang dengan segala kreativitasnya meminta-minta pada para penumpang kereta. Bermacam-macam caranya. Ehm… membuat Aisya miris, seperti inilah kehidupan… masih banyak orang di sekitarnya yang hidupnya tak seberuntung dirinya. Banyak-banyak bersyukur ya!!!
Sensasi Dhuha di Masjid Raya
Sekitar pukul 08.30, sampailah ia di stasiun Bogor. CERAH SEKALI BOGOR PAGI INI!!! Keluar dari stasiun, Aisya “searching” warung makan yang bersih, rapi, dan enak… ehm, akhirnya pilihannya tertambat pada sebuah warung soto Bogor dan iapun memesan semangkuk soto daging sapi. Alhamdulillah, konser di lambungnya sudah selesai. Sembari sarapan, ia sempat SMS-an dengan salah seorang pihak yang akan ia temui pagi itu (namanya Mbak Tatiek). Mbak Tatiek bilang, beliau juga sedang dalam perjalanan menuju Masjid Raya Bogor. Setelah sarapan, Aisya naik angkot hijau nomor 03 menuju Masjid Raya Bogor. Ia memilih duduk di depan agar leluasa memandang sajian kota beriman itu di pagi hari.
Alhamdulillah, sampailah ia di Masjid Raya Bogor yang terletak di daerah Pajajaran, sebelah selatan terminal Baranangsiang, Bogor. Masuk masjid, SEPI!!! Aisya langsung menuju tempat wudhu putri. Tidak ada orang. Lantas menuju tempat sholat putri. Ada dua akhwat yang sedang menyapu. Ta’mirohnya mungkin. Aisya memandang sekeliling, subhanallah… pemandangan yang tampak dari sebelah masjid sangat luar biasa… Lukisan alam yang begitu mengagumkan. Ba’da sholat dhuha dan tilawah, Aisya menulis…
Pagi yang cerah…
Daun bambu melambai-lambai
Bergoyang seiring terpaan sang bayu
Burung-burung kecil bernyanyi menyapa pagi
Kutatap langit biru
Mega putih berjajar menarik kalbu
Ku tatap gunung itu…
Begitu kokoh… begitu agung…
Lalu kutersungkur dalam syukur…
Munajat panjang di atas sajadah hijau yang terbentang
Rabbi, indah sekali pagi ini…
Rabbi, izinkanku ungkapkan semua rasa dalam jiwa ini
Rabbi, di pintuMu aku mengetuk
Rabbi, di hadapanMu aku mengadu
Izinkanku mendekatiMu… selalu!!!
(Masjid Raya Bogor, 280210_10:10)
Ada SMS, dari Mbak Tatiek, beliau bilang hendak membeli es buah dulu. Ehm, sambil menunggu, Aisya membaca majalah Tarbawi yang dibawanya. Dalam majalah itu dikisahkan tentang beberapa anak balita yang sudah hafal AL QUR’AN, dan rahasianya adalah mereka telah dilatih untuk cinta Al Qur’an sejak dalam kandungan. Ibunyalah yang berperan besar. Ehm… jadi sangat terinspirasi dan berAZZAM untuk bisa mencetak generasi Rabbani pecinta Al Qur’an. Semuanya memang harus dipersiapkan sejak sekarang dan dimulai dari diri sendiri. Sip, insya Allah Aisya juga sedang berikhtiar mewujudkannya dengan mengikuti “kuliah khusus” tiap Sabtu pagi di salah satu “kampus” di Jakarta sebagai sarana untuk mewujudkan impiannya yang satu ini, AYO SEMANGAT!!! Mencetak hafidz + hafidzah…. ^^ dimulai dari calon UMMI-nya dulu ^^v
Sensasi Lingkaran Inspirasi
Pukul 10.15 dapat SMS dari Mbak Tatiek bahwa beliau sudah berada di teras Masjid Raya Bogor sebelah timur. Akhirnya Aisya menuju ke tempat itu, dan bertemulah ia dengan Mbak Tatiek dan beberapa rekan barunya. Bercakap-cakap sebentar sambil berkenalan dengan mereka. Setelah beberapa saat, “lingkaran inspirasi” itu dibuka oleh Bang Eko. Dan kamipun larut dalam nuansa keakraban sebuah komunitas baru yang baru saja lahir di kota BERIMAN ini. Secara special, hari ini hadirlah seorang jurnalis yang sangat inspiratif, beliau bernama Pak Iqbal. Dan di bawah asuhan beliaulah nantinya kami akan bersama-sama mengukir kata emas yang penuh motivasi dan inspirasi. Terkait komunitas ini, insya Allah akan saya ceritakan dalam tulisan yang lain. OK!
Sensasi Soto Bogor
Hujan turun tepat saat beberapa progress dan impian-impian ke depan terikrarkan dalam pertemuan perdana komunitas itu. Subhanallah… semoga sebentuk ikhtiar ini mendapat ridho dariNya dan senantiasa diberi kemudahan untuk mewujudkannya. Aamiin.. Adzan berkumandang menggema di setiap sudut Masjid Raya Bogor. Konsolidasi pun diakhiri. Setelah sholat Dhuhur, Aisya beranjak keluar masjid dan hendak mencari makan siang. Akhirnya ia memilih warung soto Bogor yang mangkal di depan masjid. Kali ini soto ayam yang dipesannya (tadi pagi kan soto sapi). Alhamdulillah… mengunyah sambil terus merenungkan inspirasi yang didapat hari ini.
Sensasi Jendela Dunia
Setelah melahap semangkuk soto ayam Bogor, Aisya menuju toko buku Gramedia yang berlokasi tepat di depan masjid raya Bogor. Buku adalah jendela dunia. Benda minimalis yang mampu membawa pembacanya hanyut dalam khazanah ilmu yang luar biasa (jika buku yang dibaca bermutu lho!!!). Aisya memilih dan memilah buku yang ia butuhkan. Dan pilihannya jatuh pada dua buah buku yang akhirnya dibelinya. Buku adalah asset berharga baginya. Salah satu impian besarnya tahun ini adalah “Koleksi buku di perpus pribadinya (Perpus AL FIRDAUS) mencapai 1000 buah buku”. Sampai detik ini koleksinya sudah mencapai 300-an lebih. Ada yang mau menambah koleksi Aisya?? Aisya akan menerima dengan senang hati. Salah satu hal yang sering dilakukan Aisya adalah saat ia berkunjung ke sebuah daerah baru (berpetualang,-red), dia selalu membeli buku.
Sensasi Coklat
Keluar dari Gramedia, sebenarnya Aisya ingin segera pulang ke Jakarta. Akan tetapi, ada ajakan dari sahabatnya untuk berdiskusi sebentar. Terpilihlah McD sebagai tempat untuk berbagi cerita. Ditemani segelas eskrim coklat. Gratis lagi!!! ^^v. Aisya bersama dua orang sahabatnya menikmati sensasi coklat di siang itu. Backsong yang terdengar di McD siang itu : “Sorry… I can't be perfect” nya Hoobastank…(kayaknya lho). Aisya merenung… Memang, tak ada manusia yang sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah. MAHA segala MAHA.
Sensasi AC Ekonomi
Setelah menikmati eskrim coklat dan sedikit berbagi cerita dengan dua orang sahabatnya yang kini beraktivitas di Bogor, Aisya naik angkot hijau 03 untuk menuju stasiun Bogor. Sesampainya di stasiun Bogor ternyata semua kereta tujuan Jakarta berhenti di stasiun Pasar Minggu. Wahhh…. Surprise!!! Ya sudahlah… Pukul 15.30 kereta AC Ekonomi yang hendak Aisya tumpangi, sampai jua di Stasiun Bogor. Alhamdulillah, dapat tempat duduk. Aisya langsung mengeluarkan majalah Tarbawi yang belum selesai dibacanya. Kereta belum mau berjalan. Berkali-kali diinformasikan bahwa semua kereta jurusan Jakarta hanya berhenti sampai stasiun Pasar Minggu karena ada sedikit trouble di Stasiun Manggarai. Waktu terus berjalan tak mau ditahan, lambat laun kereta jadi penuh sesak. Maklum, hari libur…. Aisya akhirnya berdiri dan memberikan tempat duduknya pada dua orang gadis kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Beberapa ibu terlihat kelelahan sambil menggendong bayinya. Sayangnya, tiga pemuda yang duduk tak jauh dari tempat Aisya berdiri tidak peka dengan kondisi di sekitarnya. Mereka tetap asyik bercerita dan bermain HP. Bikin gemes aja sih! Ga nyadar bahwa di depannya banyak yang seharusnya lebih berhak untuk duduk. Pemuda oh pemuda…
Sensasi Senja
Alhamdulillah, sekitar pukul 17.00 sampailah Aisya di Stasiun Tebet (Alhamdulillah, tidak jadi berhenti di Stasiun Pasar Minggu karena permasalahan di Stasiun Manggarai bisa diatasi). Sesampainya di OSCOM (kostnya tercinta…). Aisya mendapat SMS dari seorang sahabatnya yang pernah satu kampus dengannya meski lain jurusan. SMS itu membuatnya sedikit terkejut. Aisya mencoba mengaitkan dengan beberapa kejadian sebelumnya…. Yaa… inilah skenarioNya. Hari ini memang banyak sekali kejutan yang Aisya dapatkan…
Di senja ini…
Ya Allah…
Alangkah Maha Agung, Maha Besar, Maha Kuasa Engkau
dan alangkah lemah, kecil, kerdil, dan tidak berdayanya diri ini…
Sadarkan hamba… bahwa seluruh yang ada di alam semesta ini tercipta karena Kuasa dan KehendakMu…
Buatlah hamba selalu ridha pada semua ketentuanMu.
Buatlah hamba selalu berhuznudhan kepadaMu…
Agar hamba menjadikan ridhaMu sebagai satu-satunya cita-cita dan tujuan hidup.
Berharap hanya kepadaMu…
Tunduk dan patuh kepada ketentuanMu
Jakarta, 040310_00:07
Aisya Avicenna
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna