Ada seorang laki-laki masuk ke masjid di luar shalat fardhu. Ia menemukan seorang anak kecil yang berumur 10 tahun sedang melakukan shalat sunnah degan khusyu’. Kemudian lelaki tu menunggu anak kecil menyelesaikan shalatnya. Setelah itu ia mendatanginya dan mengucapkan salam, lalu bertanya: ”Wahai anak, kamu putra siapa?”. Anak itu hanya menundukkan kepalanya dan meneteskan air mata. Lalu ia mengangkat kepalanya dan berkata: “Wahai paman, saya anak yatim piatu, tidak berbapak dan tidak memiliki ibu”.
Laki-laki itu tertegun dan muncul rasa kasihan. Ia berkata: “Apakah engkau mau ku angkat sebagai anak angkatku?”. Anak kecil tadi balik bertanya: “Apakah jika saya lapar engkau akan memberi saya makan?”. Laki-laki itu lalu menjawab: “Ya”. Si anak bertanya lagi: “Apakah jika saya telanjang engkau akan memberi saya pakaian ?”. Laki-laki itu menjawab: “Iya”. Si anak bertanya lagi: “Apakah jika saya sakit engkau akan menyembuhkan saya ?”. Laki-laki itu menjawab: “Itu tidak mungkin”. Si kecil bertanya lagi: “Apakah jika saya mati engkau mampu menghidupkan saya lagi ?”. Laki-laki itu kembali menjawab: “Itu jelas tidak mungkin!”. Si kecil lalu berkata: “Wahai paman, kalau begitu tinggalkanlah saya sendiri dengan Tuhan Yang Menciptakan saya, Yang memberi saya petunjuk, Yang memberi saya makan dan minum, Yang menyembuhkan saya saat saya sakit, Yang mengampuni dosa saya di hari akhir”. Laki-laki itu lalu terdiam membisu, ia kagum terhadap jawaban anak kecil itu. Lalu ia pun meninggalkannya dan berkata: “Saya percaya Allah, barang siapa bertawakkal pada-Nya niscaya akan dicukupkan segala kebutuhannya”.
***
Dari sepenggal kisah di atas kita belajar bagaimana seharusnya kita menyikapi setiap kemungkinan dari setiap peristiwa/kejadian yang singgah dalam episode perjalanan hidup kita...manusia boleh berusaha, ikhtiar semaksimal mungkin, tak lupa diiringi dengan doa optimal semampu kita. KEPASRAHAN TOTAL. Tapi pada akhirnya, Allah SWT-lah yang paling tahu episode yang TEPAT dan TERBAIK untuk setiap hamba-Nya…
“Manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,kemudian akan diberikan balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan sesungguhnya kepada Allah SWT-lah kesudahan segala sesuatu.” [Q.S. An Najm : 39-42]
[Keisya Avicenna…masih dalam semangat “TEPAT dan TERBAIK”!!!]
***
“TEPAT dan TERBAIK” [poem_version, taken from : “MENCINTAI ITU MENGINSPIRASI” by : SUPERTWIN ^^v]
Waktu yang selalu TEPAT melaju…
Mengajak diri lakukan aktivitas TERBAIK
Kudengar sendiri hela nafas TEPAT satu-satu
Dalam deguban TERBAIK kerja si jantung
Jiwa yang terbalut rapuh, TEPAT di dasar hati
Mencoba mengerti apa artinya cinta TERBAIK
Aku kutip semua serpihan-serpihan rindu dengan TEPAT
Berserakan di singgasana TERBAIK para perindu
Mimpi indah TEPAT beriringan terus semalam
Melewati hari-hari dan malam-malam hanya dengan harapan TERBAIK
Jiwaku melanglang buana menari-nari, TEPAT seirama simfoni alam
Membumbung tinggi, menembus sunyi, bermuara pada dekapan TERBAIK sang malam….
Ketika menebar senyum dan matanya tertuju TEPAT di hati
Sebuah bayangan kerinduan : kau yang nun entah dimana, di tempat TERBAIK pastinya…
Saat bayangan itu TEPAT terpantul di cermin kehidupan
Saat itulah suatu masa TERBAIK yang tlah Dia siapkan…
Teriring cahaya TEPAT benderang, tampak sebuah sinaran nan suci
Menuju kembara TERBAIK kerinduan hakiki
Tujuan yang TEPAT, indah tanpa tepi
Labuhkan diri didetik akhir perjalanan TERBAIK ini….
Desahkan nafas kerinduan, TEPAT hentikan jeritan jiwa
Di puncak TERBAIK, berteman keheningan
Isyarat itu TEPAT terbaca sebagai petunjuk arah
Menghentikan laju ini pada dermaga TERBAIK, saat pemberhentian tiba
Berenang dengan TEPAT separuh nafas, dalam samudera rindu yang berpeluh
Ungkapkan rasa, menitipkannya bersama hujan dalam tetesan TERBAIK
Saat kepak sayapku TEPAT lengkap, sempurna….
Cinta-Nya lah yang menjadi penawar TERBAIK sayap yang dulunya terluka
Suara lembut itu TEPAT menggema di lorong hatiku…
Menerjemahkan dengan TERBAIK rindu yang mulai terkikis oleh waktu…
Saat sang waktu tertatih berjalan, rinduku menyelinap TEPAT di palung hati
Tangan ini pun menggenggam erat pena dan menulis surat cinta TERBAIK untuknya….
Mata, hati dan jiwa meniti baris demi baris kata merangkainya dengan TEPAT
Berteman kesunyian TERBAIK yang tak pernah ia kenal sebelumnya…
Bagi jiwa yang selalu TEPAT merindu, membuka selaksa kenangan yang pernah tercipta dahulu…
Terdengar alunan simfoni TERBAIK laksana nyanyian surga
Saat cinta-Nya TEPAT ‘berbicara’…
Dalam rukuk dan sujud tanda pengabdian TERBAIK sang hamba…
[TEPAT dan TERBAIK_1]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna