Dalam malam beratapkan langit terpulas kelabu
Terlihat sang rembulan mengintip malu-malu
Terdengar kidung alam yang menyayat kalbu
Mengalun sendu bersama kesepian yang s’makin menderu
Kidung itu mengalun begitu lembut
Sayup-sayup terbawa angin
Belaian sederhana dalam nuansa dingin penuh pesona
Pada malam-malam miteri
Di antara kegelapan yang menyelimuti
Kurasakan cinta malam itu
Menyejukkan, damai kurasa di hatiku
Kurindukan belaian cahaya
Lepas dari cengkeraman gelap
yang menyayat dan sembunyikan kasih
Belaian angkasa bisikkan hati semesta
Cahaya itu akan datang padaku
Gelap ini akan sampai pada akhirnya
Segera setelah cinta itu kembali lengkap, sempurna…
CAHAYA CINTA….
dari Sang Pencipta!!!
*Tetes hujan masih saja belum berhenti, kepasrahan total di atas sajadah panjangku…Masih banyak doa-doa yang belum terlantun dari lafazku….
***
Nasehat yang masih berusaha ku terjemahkan apa artinya….
“Nasehat pertama untuk memberikan kesetiaan agar satu tidak boleh dipilih menjadi dua, yang kedua tidak menjadi ketiga dan yang keempat tidak bisa menjadi lima. Namun perkalian antara satu dan dua bisa menghasilkan satu yang utuh dan menjadi kesempurnaan. Tidak ada satu yang menjadi dua dan sebaliknya. Sebentar lagi dua akan menjadi tiga dalam batin kita, KUN FAYAKUN!! Terciptalah !!!”
[Keisya Avicenna…saat gulita kembali menyapa, “DERAP DALAM GELAP”…karna ku yakin esok kan ku temui kembali “cahaya” itu…25 Juli 2010@Istana KYDEN]
***
Hidup memang bukan semata penungguan. Tapi, ia adalah sebuah rentang yang harus diberi makna. Seorang yang berjalan sambil ‘memetik mawar’, tentu berbeda dengan seseorang yang berjalan ‘tanpa mengambil apapun’. Maka, tunggulah saja apa yang seharusnya kau tunggu, tapi jangan berdiam diri tanpa arti…
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna