Usangkah iman kita saat ini? Masih layakkah kita menemui Sang Pencipta Yang Mahasuci dan Mahamulia? Masihkah lentera hati kita bersinar terang? Pertanyaan-pertanyaan itu layak kita ajukan terutama dewasa ini, di zaman yang menyuguhkan berbagai perangkap dan tipudaya; era yang menawarkan beragam cara maksiat dan dosa; masa yang menyajikan selaksa jurang menganga yang siap menjerumuskan setiap orang yang lengah dan tak waspada. Ketenangan, kenyamanan, keserbamudahan, dan keserbacepatan yang ditawarkan zaman ini telah memerangkap kita dalam kelengahan dan kealpaan sehingga di saat datang waktu perjumpaan dengan Yang Mahamulia, kita tersentak: ternyata iman kita telah usang; ternyata kita tertolak; kita tak punya kartu hijau untuk bergabung dengan para kekasih-Nya yang dicintai dan mencintai-Nya. Ketika saat itu datang, semuanya telah terlambat. Tak bisa lagi kita menoleh ke belakang, mengajegkan langkah, dan memperbaiki tindakan. Tak ada lagi waktu untuk berbenah.
Untuk apa kita hidup di dunia? Itu memang bukan sebuah pertanyaan yang bisa dijawab dengan instan. Sebuah pertanyaan yang terkadang menenggelamkan seseorang ke dalam palung ketidakberdayaan yang sangat dalam, namun bukan untuk membuat perjalanan hidup terhenti pada titik itu. Pertanyaan ini hanya sekedar untuk mengingatkan bahwa kehidupan sejatinya seperti matahari dan benda-benda langit yang lain yang diperjalankan. Terbit di pagi hari dan tenggelam di kala senja. Maka mana lagi nikmat dari Tuhanmu yang kau dustakan?
Dan..SEGERALAH BERBENAH DI WAKTU YANG TERSISA!!!!
[Keisya Avicenna, 28 Ramadhan 1431 H….]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna