Hari yang istimewa. Triple Ten euy! Subhanallah walhamdulillah, banyak kisah istimewa pula pada hari ini.
From Monas with Love
Kalau biasanya ba’da Subuh sampai jam 06.00 pagi aku ‘berkhalwat’ dengan si T-ONE (nama netbookku), kali ini aku bersiap-siap untuk pergi. Tas punggung “bodypack” aku keluarkan dari almari. Aku isi dengan mushaf, mukena coklat keemasan, sebotol air mineral, snack “egg drops”-nya Monde, sekotak susu Anlene coklat, notes kecil, bolpoin “Faster”, kamera digital, dua bateray “Alkaline” sebagai cadangan, jaket “IHMSI”, dan buku “Dalam Dekapan Ukhuwah” yang rencananya mau kuberikan kepada seorang kakak tingkat yang memesannya beberapa waktu silam. Ada yang kurang! Ya, payung! Payung merah hatiku rusak karena patah saat diterjang angin.
Pukul 06.30, aku keluar kost untuk membeli sarapan. Aku mampir sejenak di warung dekat kos. “Mbak, nasinya sudah ada?” Saat mendapat jawaban “sudah” dari pemilik warung, aku lantas berujar. “Ya sudah, nanti mampir lagi. Mau ke indomaret dulu”. Aku pun melangkah ke Indomaret yang terletak lumayan jauh dari kost. Alhamdulillah, masih ada sebuah payung yang tersisa. Sayang warna biru. Aku kan suka warna merah! Hehe, tak apalah, yang penting punya payung! Habis dari Indomaret, aku membeli dua bungkus nasi uduk. Satu untukku, satunya untuk Izzah. Sampai di kost, aku makan berdua dengan Izzah.
Pukul 06.00 aku, Izzah, dan Yuni keluar dari kost menuju kost Adzkiya menjemput dua sahabatku. Akhirnya kami berlima menuju Jalan Otista Raya. Hari sudah semakin siang. Tujuan kami : Patung Kuda Monas. Kami berlima sepakat untuk naik taksi. Hehe, untungnya patungan! Jadi tidak terlalu mahal dan lagi bisa lebih cepat sampai. Sampai di Patung Kuda Monas, sudah nampak ramai. Ada ondel-ondel, barongsai, marawis, dll. Seru! SMS kakak tingkatku yang rencananya mau mengambil pesanannya (buku DDU), ternyata beliau tidak jadi datang karena sakit. Hmm, semoga cepat sembuh!
Maher Zain melantunkan “For the Rest of My Life”-nya dari HP. Pertanda ada telepon yang masuk. Dari Mbak Ratna Unsoed. Beliau juga sudah sampai di tempat itu, hanya saja masih mencari tempat keberadaanku. Aku mengarahkan beliau menuju tempatku. Akhirnya kami bertemu juga. Selama ini kami hanya berkomunikasi lewat SMS. Beliau baru saja hijrah di Jakarta. Awalnya, aku mendapat nomor Mbak Ratna dari seorang kakak tingkat yang juga bekerja di Jakarta. Mbak Ratna ingin cari kost. Alhamdulillah, akhirnya Allah mempertemukan kami di sini. Saat tengah asyik mengobrol dengan Mbak Ratna, tiba-tiba pandangan mataku tertuju pada seorang akhwat berjilbab biru! Beliau berjalan mendekatiku. Allahu akbar! Ukhti Herlina. Alhamdulillah, aku bisa bertemu kembali dengannya. Pertama kali bertemu saat kami mengikuti DM II KAMMI yang diselenggarakan di Solo beberapa tahun silam. Beliau dari UNNES, jurusan Pendidikan Biologi angkatan 2005. Sekarang bekerja di Bank Muammalat cabang Rawamangun, Jakarta Timur. Tidak menyangka, Allah mempertemukan kami di Jakarta. Alhamdulillah, semakin banyak saja sahabat-sahabat perjuanganku di kota ini. Aku juga mendapat kenalan baru, namanya Dek Ita, mahasiswi UNJ angkatan 2010.
Tak lupa aku memperkenalkan Mbak Ratna, Ukhti Herlina, dan Dek Ita kepada keempat sahabatku yang lain. Setelah cukup lama bercakap-cakap, aku berpisah dengan Ukhti Herlina karena beliau harus membersamai temannya. Sempat bertukar nomor HP juga. Rabb, Engkau memang konektor yang luar biasa!
Pukul 08.30 acarapun dimulai. Banyak kesenian khas Jakarta dan modern yang turut meramaikan acara pagi ini. Ondhel-ondhel, Gambang Kromong, Marawis, Marching Band, Barongsai, dll. Ada pula penampilan nasyid “Gondhes” yang sangat menghibur karena lirik nasyidnya tak jauh-jauh dari sindiran untuk para bujang. Hehe... Kami melakukan ‘jalan santai’ dari Monas sampai Bundaran HI. Kebetulan tanggal 10 Oktober 2010 juga ditetapkan sebagai “Hari Jalan Kaki Sedunia”. Meski panas, tapi tak menyurutkan semangat! Pukul 09.30 sampai jualah di Bundaran HI. Foto-foto sejenak dengan ondel-ondel, kemudian pulang. Aku berpisah dengan Mbak Ratna dan Dek Ita karena mereka akan naik busway, sedangkan aku dan yang lain mau naik taksi saja. Pukul 10.00 aku sudah harus sampai di Masjid Amir Hamzah, Taman Ismail Marzuki untuk pertemuan rutin FLP Jakarta.
Alhamdulillah, impianku untuk “long march” dari Monas sampai Bundaran HI akhirnya terwujud juga!
Jalan Cinta Para Penulis
Pukul 10.00, sampai jualah di pintu gerbang TIM. Yuni, Nia, dan Wulan juga ikut turun dan berganti naik Kopaja 502. Izzah tadi sudah izin pulang duluan karena ada agenda lain. Aku masih harus berjalan masuk untuk sampai ke Masjid Mimaza. Alhamdulillah, 10 menit kemudian (jadinya tepat tanggal 10, bulan 10, tahun ‘10, jam 10 lebihnya 10 menit) sampai jua di sana. Bersamaan dengan Kang Taufan E.Prast (kepala suku FLP Jakarta) dan istrinya (Mbak Era). Teman-teman Muda 14 FLP Jakarta sudah banyak yang datang. Hmm, aku langsung bagi oleh-oleh dari Garut! Serbu!!!
Koordinator Muda 14, yakni Kang Ervan juga sudah datang. Akhirnya, pertemuanpun dimulai. Agenda pertemuan kali ini adalah pemilihan kelas untuk bimbingan dua pekanan angkatan Muda. Untuk kelompok fiksi akan dibagi menjadi kelas novel, cerpen, skenario, dll. Sedangkan untuk kelas nonfiksi akan dibagi menjadi kelas tulisan “how to”, inspirasi, artikel, dll. Pengadaan kelas akan disesuaikan dengan jumlah peserta yang berminat mengikutinya. Pada kesempatan kali ini, beberapa penulis senior yang sudah berpengalaman turut sharing informasi terkait dunia kepenulisan yang pernah mereka jalani. Ada Mbak Era, Mbak Dala, Mbak Astri, Mbak Iecha dan Kang Taufan. Setelah acara selesai, eh.. dapat buku gratis dari Mbak Iecha, judulnya “Don’t Touch Me!”. Alhamdulillah, buat tambahan koleksi di perpus Al-Firdaus. Tak lupa minta tanda tangan dari para penulisnya yang kebetulan ada 4 orang yang datang (Mbak Era, Mbak Dala, Mbak Astri, Mbak Iecha).
Pukul 12.00, saat hendak mengambil wudhu di dekat mushola, eh.. ketemu dengan Dhek Ita yang tadi pagi ikut jalan-jalan bareng dari Monas sampai HI. Surprise juga! Ternyata Dhek Ita sedang mengantar temannya yang siang itu ada acara di Masjid Amir Hamzah, TIM. Hmm, sekali lagi aku tuliskan... Allah memang konektor terbaik! Atas kehendak-Nya pula kami dipertemukan kembali.
Saatnya Berburu!!!
Setelah sholat Dhuhur berjamaah, kami (khususnya Muda angkatan 14) berdiskusi bersama. Hmm, diskusi yang seru! Setelah itu, aku dan beberapa rekan-rekan FLP Jakarta (Mawah, Fitri, Mbak Yathi, Mbak Nunung, Mbak Dwi, Mbak Nain, Soson, Arief, Ikal, Azzam, Naufal, dan Sumarlan) makan siang bersama di kantin samping planetarium TIM. Kemudian sebagian dari kami berangkat ke Indonesia Book Fair 2010 di Gelora Bung Karno. Rombongan pertama aku, Mbak Yathi, Fitri, Mbak Nain, dan Azzam. Kami naik Blue Bird. Hehe, patungan! Trus, rombongan kedua Soson, Ikal, Naufal, dan Sumarlan. Mereka naik angkot. Weleh... Sampai di IBF bertemu dengan Mbak Anisa dan Deasy yang memang sudah berangkat duluan naik motor. Setelah sholat Asar, kedua rombongan tadi baru bertemu. Lanjut hunting buku bareng deh! Eh, selain ketemu Upin dan Ipin (badutnya), kami juga ketemu rekan-rekan FLP Jakarta juga (Kang Taufan, Mbak Era, Mbak Iecha, dan Pak Arya).
Hasil hunting buku hari ini : My Wife My Princess, Be Pede Please!, Asmaul Husna untuk Anak, Juz Amma untuk Anak, 75 Celoteh Anak, Serial Lazuardi : Ketika Bumi Menangis, Serial Lazuardi : Langit Merah Saga, Buku Tes CPNS, dan Bright Mom. Mmm, memang sedang pengin nambah koleksi buku tentang anak dan parenting. Sebenarnya pengin beli Riyadhus Shalihin jilid 2, tapi sayang penerbitnya ternyata tidak turut serta dalam IBF kali ini, nunggu Jakarta Islamic Book Fair aja kali ya!
Pukul 17.00, pulang bareng Mbak Nain. Rekan-rekan yang lain juga pulang ke istana masing-masing.
Alhamdulillah, hari yang luar biasa!
Jakarta, 141010_05:55
Aisya Avicenna
ini mana materi tentang 10-10-10 nya??
ReplyDeletedr awal bc smpai selesai kok g ada blas 10-10-10 nya
malah 14-10-10
huft..
menipu nih..
:(