Ikan bandeng. Siapa yang tak suka? Dagingnya memang lezat, sayangnya bandeng memiliki tulang dan duri yang susah dipisahkan dari dagingnya. Tersimpan manis dalam ingatan, saat ibu bersusah payah memisahkan tulang dan duri satu per satu dari ikan bandeng saat menyuapi saya waktu kecil dulu. Betapa sangat berhati-hati agar tidak ada satu ruas duri pun yang masuk ke dalam mulut mungil saya. Semoga Allah memberkahi kasih sayang ibu... aamiin...
Salah satu cara mengatasi masalah tulang dan duri itu adalah dengan mengolah bandeng menjadi bandeng presto.Bandeng diolah dengan pressure cooker, alat masak yang bekerja dengan memberikan tekanan tinggi. Tekanan ini telah diatur sedemikian rupa, sehingga tulang dan duri bandeng tersebut menjadi lunak, tetapi dagingnya sendiri tidak rusak.
Hampir mirip dengan ikan bandeng, ada juga “tulang dan duri” dalam diri kita yang membuat hidup kita terkadang tidak menyenangkan. Entah itu bagi diri kita sendiri, orang lain, bahkan Sang Pemilik kita. Mungkin “tulang dan duri” itu berupa kesombongan, kekerasan hati, egois, pola pikir yang keliru, tingkah yang tidak beretika, dan lain sebagainya.
Maka, kerap kali Allah Swt harus mengatasinya dengan “memasukkan” kita untuk sementara waktu ke dalam pressure cooker, yakni situasi hidup yang membuat kita tertekan atau stress. Tentu Allah Swt mengaturnya dalam tekanan yang sesuai dan tidak melebihi kemampuan kita untuk menanggungnya. Tekanan itu akan cukup kuat untuk “melunakkan duri dan tulang” atau membentuk kita, tetapi tidak sampai membuat kita hancur.
Oleh karena itu, apabila saat ini kita dihadapkan pada situasi yang “tertekan”, misal : batas pengumpulan skripsi yang makin dekat, deadline pembayaran hutang, deadline naskah (bagi penulis nih!), isi dompet menipis padahal kebutuhan hidup semakin banyak, dll maka janganlah menyerah! Gunakan kesempatan ini untuk merenung dan mencari apa yang Dia inginkan untuk kita ubah. Jalani semua ini dengan kesabaran dan ketekunan.
Semoga dengan ‘tekanan’ itu, akan mengubah pribadi kita menjadi lebih baik...
Backsong : “Cermin Tak Pernah Berdusta” (Star Five)
Cermin yang biasa kupandangi di setiap hari
Sekali lagi membiaskan bayangan diri
Wajah ini hati ini tempat sgala rasa bermula
Kan indahkah akhir sgala kita
Apakah diriku ini kan bercahaya bersinar di syurga-Mu menatap penuh rindu
Ataukah diriku ini kan hangus legam terbakar dalam nyala di neraka membara
Sungguh berbeda yang nampak dan yang tersembunyi
Hanya kepalsuan menipu topeng belakajiwa ini tubuh ini hati yang merajai diri
Tlah bersalah hamba-Mu melangkah
Cermin tak pernah berdusta yang indah topeng semata
Ya Allah aku malu tlah tertipu
Ampuni hamba sebelum akhir waktu Kemanakah diriku ini berakhir di surga atau di neraka-Mu
Aku takkan mampu
Ampuni hamba sebelum akhir waktu
Selamatkan aku...
Kemanakah diriku... Diriku ini berakhir...
Amin Ya Rabbal 'alamiin...
Saat DEADLINE mendera,
30 November 2010_05:40
Aisya Avicenna
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna