The Spirit of “GANESHA”
Rabu, 26 Januari 2011
Jam 14.00 Nungma sudah melangkahkan kaki untuk berangkat menjemput rizki. Hm, semangat!!! Di perjalanan, aktivitas yang dilakukan adalah membaca. Masih asyik membaca buku tentang pengalaman dan perjalanan seseorang yang menunaikan ibadah HAJI. Semakin merindu tanah suci!!! Sampai di kantor bimbel Ganesha Operation sudah ada seorang pengajar yang tengah piket jam 14.00. kebetulan hari ini Nungma gak ada jadwal piket, baik siang atau malam. Tapi meskipun begitu Nung tetap berusaha sampai GO sebelum jam 14.45 karena biasanya adik-adik banyak yang sudah asyik mengerjakan PR di Ruang Diskusi dan tentu saja butuh pendampingan. Belum sempat duduk dan meletakkan tas, dua orang siswi dari SD Bratan I sudah menyodorkan buku UASBN. “Bu NM, ada PR Bahasa Indonesia…”. “Sipp, ayo..silahkan dikerjakan dulu…nanti sambil Ibu cek hasil jawabanmu”. Mereka berdua pun mengerjakan dengan penuh semangat. Beberapa siswa juga sudah berdatangan, para pengajar satu persatu juga berdatangan. Ruang diskusi semakin penuh dengan siswa-siswa yang mengerjakan PR.
Eh, Nungma dikagetkan oleh kedatangan Nares (anak kelas 5 SD yang chubby banget pluz pake kacamata), dia datang sambil menjinjing LKS dan tempat pensil. Waktu itu sudah jam 15.00. “Bu, ada PR Matematika tentang pecahan. Saya kerjakan di kertas coret-coretan ini dulu ya Bu. Nanti Ibu tinggal ngoreksi”. Hm, Nares memang tergolong siswa yang cerdas. Kayaknya dia itu selalu minta Nungma-lah yang menjadi korektor sekaligus pembimbing PR-PRnya. Hehe. Lucu lah…^^v. Jam 15.20, Nares tinggal 2 no. lagi PR Matnya. Nungma izin dulu buat sholat. Nares jawab : “OKe Bu, nanti kalau belum selesai tolong dikoreksinya nanti kalau pas pulang aja ya.” Nung jawab : “oke deh..”. Nung tinggalkan ruang diskusi, Nares masih asyik dengan soal Matematikanya. Jam 15.30 bel berbunyi. Hari ini Nung dapat jadwal ngajar kelas 6 SDR 1 (WATT).hm, seru dan gayeng banget. Apalagi Nung sudah “klop” dengan ke-14 siswa yang hadir. Kalau kelas reguler biasanya dalam satu kelas terdiri dari 20 siswa.
Jadwal hari ini Nung tidak perlu menyampaikan materi karena kebetulan jadwalnya mengerjakan paket soal UASBN. Sesi pertama Matematika 20 soal, sekaligus nanti Nung koreksi dan bahas. Jam 16.15 para siswa mengerjakan tes harian. Jam 16.30 istirahat. Ada seorang siswa menyodorkan biscuit. Hehe…terima kasih dik. Di sela aktivitas mengajar Nung masih bisa menyempatkan diri untuk menulis di buku DNA. Atau menulis di kertas yang gak kepake. Paling gak tega lihat kertas kosong. Hehe….sesi dua lanjut mengerjakan 25 soal Bahasa Indonesia. Jam 17.45 kelas usai….Seru!!
Kembali ke ruang diskusi, sekitar jam 18.00 Eka datang. Meski tidak ada jadwal les, dia selalu datang untuk minta jam tambahan buat persiapan Olimpiade Sains bulan Februari nanti. Wah, ni anak pintar dan cerdas juga. Yadah, diskusi-diskusi ser pluz latihan soal-soal pun dimulai. Kali ini kita belajar Biologi dan Astronomi. Dua bidang sains yang sangat Nung suka. Hehe…Eka belajar dengan penuh semangat. Kalau disuruh baca aja ni anak kadang ngantuk, apalagi materi yang pake bahasa Inggris. Tapi kalau kita latihan soal dulu trus Nung jelaskan pasti dia lebih semangat.
Vega Merah, Mas Dhody dan Puing Reruntuhan Masa Lalu….
Biasanya Eka minta tambahan sampai jam 19.00, kebetulan Nung juga sekalian nunggu jemputan.Hm, GO dah sepi banget. Jadi pengajar yang pulang terakhir nih…^^. Jam 19.10 Mas Dhody baru datang dengan VEGA Merah nya. Hm, selalu banyak cerita dengan si Vega…^^v. Sepanjang perjalanan sambil menikmati malam kota Solo, dia bilang kalau kepalanya agak pusing n pengin beli makan yang panas dan berkuah gitu. Akhirnya tak usulin capjay. Tapi mau beli dimana y? di sekitar kampus dah biasa. Akhirnya si Vega sampai di daerah stasiun Balapan. Kita berdua makan di situ deh. Tapi Ma s Dhody mengubah menu makannya. Dia malah jadi kepengin nasi goreng aja. Nung tetap pesanc apjay pluz pake nasi.
Sambil menunggu makan malam kita dibuat, akhirnya terjadilah obrolan seru kakak-adik. Nung tanya tentang beberapa “planning” nya ke depan termasuk dalam hal berwirausaha. Mas Dhody pun crita banyak banget. Obrolan hangat dan penuh kasih sayang lah. Nung benar-benar merasa sangat beruntung dan bersyukur punya seorang kakak seperti dia. Rela berkorban, bertanggung jawab, dan sangat tangguh!! Di sela obrolannya dia juga berkisah tentang ‘sesorang yang masih misterius’ itu. Hehe….ini mah dah menyangkut kemantaban hati. Wkwk…semoga kau segera menemukan “kakak iparku”, Mas….
Sampai akhirnya Mas Dhody mengajakku flash back masa lalu. Betapa ia ingin kita bertiga (dia, aku n mbak Thicko) harus senantiasa ingat akan perjuangan dan pengorbanan bapak ibu. Dulu ketika Nung sakit bapak ibu bener2 gak “tegel” liat kondisi Nung kala itu, tapi Mas Dhody-lah orang yang pertama kali yakin, Nung pasti bisa sembuh total (Mas Dhody bilang : “buktinya sekarang? Alhamdulillah, kamu bisa sembuh total dik.” Ya Alhamdulillah, seolah Nung diberikan “kesempatan kedua” oleh Allah SWT untuk hidup. Nung bisa selesai SMA bahkan jadi sarjana. Keyakinan itu juga yang sekarang bersemayam dalam hati Mas Dhody tentang ‘seseorang’ yang kini tengah diuji Allah dengan ‘rasa sakit’).
Mas Dhody cerita, seumur-umur dia bener-bener merasa sedih bahkan sampai menangis sekencang-kencangnya waktu awal Nung sakit dulu (tahun 2003). Waktu itu, dia sampai membanting pintu kamarnya kemudian mengurung diri di kamar dan menangis sejadi-jadinya. Dia bertanya sama Allah SWT, “Ya Allah, apa dosa keluargaku hingga kau timpakan ujian yang begitu berat dan kenapa harus adikku?”. Mas Dhody benar-benar menangis sejadi-jadinya kala itu (pas bagian cerita ini, Nung berusaha nahan air mata biar gak nangis di depan Mas Dhody di warung itu…hehe..banyak orang juga sih. Kan malu.^^. Tahan…tahan…..gak nangis!!! Tapi hujan air mata di hatiku dah menderas. Akhirnya nangisnya di kost, ba’da sholat Isya’…hehe…).
Waktu itu, Babe mengetuk pintu kamarnya dan bertanya ada apa, tapi Mas Dhody bilang gak kenapa-napa. Ya Rabb….betapa sosok di hadapan hamba ini benar-benar lelaki kedua yang sangat mencintai diri ini. Mas Dhody juga bilang, “ntah kenapa dik dulu itu kamu lebih “klop” sama aku. Kamu gak mau minum obat kalau bukan aku yang menyiapkan dan membantumu meminumnya…”.(hiks….pas ngetik ini Nung dah gak bisa nahan air mata…tisuuuuu….T_T). Mas Dhody juga yang senantiasa menjaga Nung di rumah sebelum dia kembali kerja di Solo.
Ada dua kisah yang gak bisa Nung ceritakan di sini. Tapi itu cukup menjadi bukti bahwa jika ada orang yang ingin ‘bertindak semena-mena’, baik itu mencaci, menggunjing, dsb kepada diri kita, Allah SWT sudah menyiapkan balasan yang setimpal untuk dirinya. Karena tiada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula begitupun sebaliknya….(dari Allah SWT tentunya). Dan itu cukup menjadi bukti bahwa Mas Dhody adalah sosok seorang kakak yang sangat mencintai adik-adiknya, dia berani membela mati-matian sampai harus menahan emosi, kesedihan yang sangat mendalam, dsb. Dan malam ini kami berdua kembali mengenangnya….RERUNTUHAN MASA LALU…dimana puing-puing yang berserak itu justru bisa menjadikan diri ini semakin tegar dan tangguh dalam menjalani kehidupan..
Terima kasih Mas Dhody….doakan, semoga suatu saat nanti Dik Nung-mu ini mampu membalas kebaikan dan pengorbananmu selama ini meski mungkin takkan pernah bisa sebanding dengan semua yang telah kamu lakukan untukku (sekarang Nung tengah memperjuangkannya!!!). Begitu juga dengan mbak Thicko. Sosok MY SUPERTWIN yang darinya Nung belajar makna kerja keras, sungguh-sungguh, disiplin dan totalitas. Wah, betapa beruntungnya dan bersyukurnya Nungma menjadi adik dari dua orang yang LUAR BIASA itu!!! Alhamdulillah, scenario-Mu begitu INDAH, Ya Rabb….Kita akan terus bersama, berjuang untuk KYDEN!!!
Satu pintaku :….”Jangan pernah letih untuk mencintaiku…”
***
Perjalanan malam yang tenang
Dengan kesenduan jiwa
Tak terwakili dengan kata atau kalimat
Suatu keadaan yang menghentak di kalbu
Ketika hati begitu lembut
Halus..
Bak kain sutra yang terajut harmonis di tangan sang maestro
Malam..
Begitu tepat untuk mengalirkan tetes-tetes lembut air mata
Deras…
Lebih deras dibanding rintiknya air hujan
Dalam malam di sepertiga bagiannya
Kupintalkan doa untuk orang-orang tercinta…
Ya Rabb, perkenankan doa hamba..
“Di relung hatiku, di lubuknya yang paling dalam…aku berjanji akan membalas semua yang tlah kau curahkan padaku, sepanjang mampu bibir ini mengucap doa, selagi dapat otak ini berpikir dengan logika, selagi masih jiwa ini bernama nurani….”
[Keisya Avicenna, 27 Januari 2011…ditulis dalam rintik air mata….”Menuju 24 : untuk jiwaku yang sedang bertumbuh, untuk rinduku yang berpeluh, jadilah engkau pribadi yang tegar dan tangguh!!!” SEMANGAT TEPAT dan TERBAIK!!!]
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna