Pukul 03.00, aku terbangun. Lagi-lagi tanpa alarm. Alhamdulillah. Setelah sholat malam, aku sempat murojaah 3 hadist yang harus aku setorkan pagi ini. Pukul 03.30 aku buka kulkas, ambil telur dan beberapa cabai, terus menuju lantai 1. Saatnya memasak!!! Beberapa waktu kemudian, akhirnya jadi juga masakan lezat ala chef Aisya Avicenna. Sempat dikreasi saat menghidangkan. Halah! "Nasi Goreng Chicken Stick” itu akhirnya aku lahap bersama seorang sahabat. Selesai sarapan, aku bersiap-siap hendak “kuliah pagi".
Sekitar pukul 05.30, aku sudah berdiri di Jalan Otista Raya untuk menunggu mikrolet 53 yang hendak aku tumpangi. Sambil menunggu, aku manfaatkan untuk muroja’ah hafalan hadistku. Hari ini ada 3 hadist lagi yang harus disetorkan. Tiba-tiba ada sepeda motor berhenti di depanku. Kaget! Rasa kaget itu sirna sudah tatkala tahu siapa pengendaranya. Beliau adalah salaha satu mahasiswi LBQ Al-Utsmani juga, tapi levelnya di atasku. Dia mengajakku naik motornya. Uhuy! Alhamdulillah... Sepanjang perjalanan, aku masih sibuk dengan hafalanku.
Sampai di kampus, ternyata aku tetap menjadi mahasiswi yang datang paling awal di kelasku. Hehe... Pukul 06.15 kelas dimulai dan alhamdulillahh hari ini berhasil setor hafalan 3 hadist. Pukul 08.00 kelas berakhir. Sebelum pulang, aku sempatkan ke kantor LBQ Al-Utsmani dulu untuk membayar SPP. Setelah itu melanjutkan agenda berikutnya yakni “imunisasi pekanan”. Hmm, ada yang special hari ini. Semangat! Setelah “imunisasi pekanan” aku “diculik” salah satu saudariku untuk mengantarkannya ke toko “RAIHAN” di dekat UNJ.
Pukul 13.30 aku tiba di kost untuk makan siang. Setelah itu, aku menuju stasiun Tebet untuk naik kereta ke Depok. Saat di kereta aku sempat cemas karena tidak begitu tahu jalurnya dan belum begitu familier dengan stasiun Lenteng Agung, tempat aku turun. Di dalam kereta ekonomi AC itu, aku berdiri. Tiba-tiba aku melihat toko buku Leksika dari jendela. Wah, sepertinya terlewat nih stasiunnya. Akhirnya aku turun di stasiun berikutnya. Saat hendak keluar, aku tanya ke bapak penjaga tiket apakah stasiun Lenteng Agung sudah terlewat. Ternyata oh ternyata, tempatku berpijak saat itu adalah stasiun Lenteng Agung. Hehe... Subhanallah, walhamdulillah!
Setelah keluar dari stasiun, aku berganti angkot kecil warna biru jurusan Pasa Minggu dan akhirnya sampai juga di toko buku Leksika. Berhubung masih pukul 14.35, aku pun melihat-lihat buku dulu. Sempat menamatkan sebuah buku di sana yang berjudul “Shalat Istikharah”. Menjelang Asar, aku ke mushola. Aku sholat Asar berjamaah dengan seorang laki-laki yang logatnya Jawa banget!
Setelah sholat, aku ke lantai 4 yang menjadi tempat acara launching buku “PARA GURU KEHIDUPAN”. Saat mengisi absensi, aku bertanya pada panitianya siapa sih penanggung jawab proyek ini. “Mas Epri Tsaqib. Itu Mbak, orangnya ada di depan,” kata seorang muslimah berjilbab lebar yang mengaku sebagai asisten Mas Epri (yang ternyata adalah istrinya! Baru tahu di akhir acara! ^^v). Selain itu, baru aku ketahui bahwa laki-laki yang tadi menjadi imam sholat Asar itu bernama Muhammad Trimanto, ketua FLP Depok yang juga salah satu penulis dalam buku antologi “PARA GURU KEHIDUPAN”. Sebelum acara dimulai, kami sempat kenalan, tukar tanda tangan dan kartu nama serta bercakap-cakap dengan beberapa penulis yang juga urun karya di antologi tersebut.
Acara dimulai dengan pembukaan dan doa bersama yang dipimpin oleh Mas Epri tsaqib. Selanjutnya pada sesi ice breaking, tampillah Mas Niko cs yang menyanyikan lagu tentang bumi karena bertepatan hari itu adalah hari Bumi. Setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan naskah oleh Mbak Achi TM yang bercerita tentang pengalaman pribadinya bersama ayahanda tercinta sebelum beliau wafat. Impian Mbak Achi melalui dorongan semangat dan ketegasan sang Ayah membuatnya kini semakin percaya diri menapaki setiap langkahnya di dunia kepenulisan.
Selanjutnya ada penampilan Teater Pusat Bumi yang dibawakan Nadia Sarah Adzani bersama 2 orang rekannya. Nadia juga salah satu penulis dalam buku tersebut. Kemudian, pembacaan naskah oleh Mbak Lya Herlianti. Ia tak kuasa membendung air matanya saat membacakan naskahnya yang berjudul "Sang Pembuka Hati." Ia bercerita mengenai pengalaman pribadinya dengan Jossete, sahabatnya di Belanda yang menyadarkannya akan cinta yang telah lama hilang.
Demikian juga dengan Mbak Wiwiek ketika membacakan kisahnya tentang Ibu yang selalu menjadi peneduh ketika masalah demi masalah datang menghampiri, audiens pun ikut merasakan betapa damainya memiliki seorang ibu yang begitu mencintai putrinya.
Setelah itu acara dilanjutkan dengan penyerahan buku “PARA GURU KEHIDUPAN” secara simbolis lanjut foto bersama. Seru! Apalagi waktu Mas Epri Tsaqib foto bersama istrinya. Kedua naskah mereka tergabung juga dalam buku ini. Wah, so inspiring! Suami istri yang kompak. Hmm, jadi teringat salah satu impianku adalah menulis bersama suamiku kelak. Hehe.. semoga terwujud. Aamiin...
Berikutnya adalah pembacaan naskah oleh Wahyu Widianingrum yang membuat hadirin tergelak dan senyum-senyum saat mendengar kisah yang dituturkannya. Pada penghujung acara, Mbak Achi TM tampil kembali bersama Mas Niko dan Niki dari Rumah Pena dengan membacakan puisi karya Mas Epri Tsaqib.
Acara launching diakhiri dengan Book Signing para penulisnya.
Dengan lahirnya buku ini semoga dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi kita semua dan menjadi ladang amal kebaikan khususnya bagi para penulisnya. Aamiin...
Jakarta, 220411
Aisya Avicenna
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna