Mengapa saya menggunakan kata “Kartini” pada judul catatan ini? Alasan pertama karena Kartini itu wanita luar biasa dan kali ini saya akan menceritakan seorang wanita luar biasa yang cukup berpengaruh bagi saya. Alasan kedua karena catatan ini merupakan Catatan Aisya edisi ke-21 yang saya tulis tanggal 21 April 2011 bertepatan dengan peringatan hari Kartini. Hmm… ya begitulah!
***
Bila Izrail datang memanggil
Jasad terbujur di pembaringan
Seluruh tubuh akan menggigil
Seluruh badan kan kedinginan
Lagu itu lagi! Ya, setiap kali si ibu itu beraksi, lagu tersebut yang dinyanyikan. Hanya bermodal suara, tanpa alat musik yang melatarinya, ibu itu membawakan setiap lagu yang dinyanyikannya. Lagu di ataslah yang sering dinyanyikan sebelum lagu lainnya. Ibu berjilbab yang berprofesi sebagai pengamen itu sudah puluhan kali “manggung” di Kopaja 502 yang aku tumpangi. Hampir setiap “pentas”, beliau membawakan lagu itu. Benar-benar mengingatkan diri ini, harapannya pesan yang tersurat dan tersirat dalam lagu yang ia bawakan juga sampai ke penumpang yang lain. Kadang merinding juga saat ibu itu menyanyikannya.
Sayang, pagi tadi saya hanya melihat ibu itu di pinggir jalan. Awalnya si ibu akan naik Kopaja 502 yang saya tumpangi. Tapi, jarak beliau dan berhentinya Kopaja terlalu jauh dan lagi penumpangnya juga membludak. Akhirnya beliau tidak jadi naik Kopaja 502 tersebut. Ada rasa kecewa juga, karena pagi ini saya tidak mendengarkan lagu pengingat mati itu.
Ibu itu biasa beraksi di sepanjang jalan dari kawasan Kampung Melayu sampai Matraman. Ah, saya bertekad suatu saat ingin menemui ibu itu. Saya penasaran dengan latar belakang kehidupannya. Mungkin saya pun akan bertanya mengapa lagu pengingat mati itu yang terus ia nyanyikan. Semoga ada kesempatan.
Berbicara tentang kematian, banyak sarana yang bisa mengingatkan kita pada kematian. Coba tanyakan pada diri kita, seberapa banyak kita mengingat mati dalam hidup kita. Hanya kita sendiri yang bisa menjawabnya. Jika kenyataannya kita masih sangat sedikit dalam mengingat mati di tengah kesibukan dan semua urusan duniawi kita, maka segeralah ubah hal tersebut. Kita tidak pernah tahu kapan kematian mendatangi kita. Mengingat mati akan membuat kita seakan punya rem untuk menghindari perbuatan dosa. Mengingat mati juga merupakan satu cara yang sangat efektif untuk mengendalikan hawa nafsu. Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi)
Ya Allah yang Maha Menghidupkan dan yang Maha Mematikan, wafatkanlah kami dalam keadaan husnul khatimah. Dan kami berlindung kepada-Mu dari keadaan suul khatimah.
Semoga Allah Swt menutup akhir hayat kita dengan husnul khatimah dan menerima semua amal shalih kita. Aamiin Yaa Rabb…
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati..."(QS.Ali Imran:185).
Jakarta, 210411_13:06
Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna