by Norma Keisya Avicenna on Sunday, April 17, 2011 at 7:33am
Sabtu, 16 April 2011
Menyapa Pagi di Bumi Cinta Wonogiri
Dalam pagi-Mu yang luar biasa…
Menikmati pesona pagi dengan pemandangan yang mengagumkan. Awan berarak cerah, tampak goresan pelangi di langit sebelah barat. Subhanallah, tak cukup satu jam aku mengaguminya.
Mengawali hari. Hm, salah satu aktivitas yang Nung lakukan adalah riyadhoh pagi bareng Babe. Jam 05.30 kita mulai jalan-jalan keliling “komplek”. Asyiknya bisa menyapa para tetangga, melihat aktivitas beberapa orang dari mereka. Melihat adik-adik kecil yang tengah asyik bermain sepeda. Ada juga yang sedang belajar naik sepeda roda empat. Lucu sekali. Biasanya moment jalan-jalan pagi seperti ini juga jadi ajang sharing seorang putri kepada ayahnya. Hehe… ya, bercerita tentang banyak hal.
Mampir di rumah Mbokdhe Warni. Penjual bakmi pecel dan gethuk yang sangat enak dan cukup terkenal di daerah Nungma. Mantebz dah! Sesampai di rumah, segera bergabung dengan Ibuk dan menyiapkan segala keperluan untuk hari ini. Beres-beres rumah juga. Rencananya jam 07.30 Nung balik ke Solo. Ya, agenda siang nanti ada pertemuan dengan adik-adik FLP UNS. Babe pun sibuk dengan aktivitas rutin setiap pagi. Sibuk dengan ternak-ternaknya yang semakin banyak saja. Sedangkan Ibuk juga bersiap karena agenda pagi ini beliau ada rapat pengurus terbatas di Koperasi Sari Asih PT Air Mancur Wonogiri. Selalu salut dengan semangatnya Babe dan Ibuk. Senantiasa totalitas dalam melakukan segala hal dan dalam beramanah! Mas Dhody pun dah sibuk di kamar depan. Dengan sorot lampu meja, dia sibuk ngutak-atik benda-benda elektronik yang ada kaitannya dengan HP. Kakakku yang satu ini memang lagi melebarkan sayap bisnis counter HP-nya. Kiosnya terletak di sebelah timur Pasar Pokoh. Sosok yang teramat sayang dengan adik kembarnya. Meski terkadang keusilannya kumat juga. Hehehe…Ah, KYDEN. Istana Lima Cinta-ku!
***
Bersama Laskar Kang Nass (FLP UNS)
Sampai di Solo, tempat pertama kali yang kudatangi adalah Warnet Salwa dekat kost. Ada email yang harus segera Nung kirim. Sekitar jam 10 Mbak Santi datang ke kost, njemput, then kita berangkat bareng ke bawah Jembatan Jurug. Lebih tepatnya di Taman Pujangga Ronggowarsito, tempat favoritnya Trio Permen Sunduk. Sampai lokasi, menemukan Wien, Wildan, dan adik-adik FLP UNS yang sudah asyik melingkar-ria di DPR (Di bawah Pohon Rindang). Nung dan Mbak Santi pun segera bergabung dengan mereka. Senangnya bertemu orang-orang baru dan pastinya akan banyak ilmu yang bisa Nung dapatkan di sini. Semoga…
Mbak Santi dan Nungma pun didaulat bercerita tentang kepenulisan, perlombaan menulis, pengalaman-pengalaman, motivasi, tentang keluarga FLP Pelangi, dll. Hehe. Jadi bintang tamu dadakan nih! FLP UNS yang menamakan diri mereka “LASKAR KANG NASS” ini memang sungguh luar biasa. UNS, ah…selalu mengingatkan Nung dengan ‘kawah candradimuka’ selama 3,6 tahun! Berjuang di kampus itu dengan segala pernak-pernik yang ada. Tapi benar-benar merasakan “KAMPUS adalah MEDAN LUAR BIASAKU dalam BERPROSES!!!”. Dan ketika hari menjelang siang itu aku merasakan saat-saat bernostalgia dengan kampusku…
Kang Nass datang jam 11.00. Selanjutnya, giliran beliau yang berbagi. Lagi-lagi banyak dapat pemantik semangat dari beliau. Bagi Kang Nass, ketika menulis itu diniatkan sebagai ibadah berarti sama halnya dengan sholat, puasa, dll. So, menulis itu kewajiban! Jadi, jika kita meninggalkan kewajiban kita itu, kita akan merasa berdosa. Salah satu kelemahan ketika melakoni aktivitas menulis adalah keinginan pertama untuk segera sempurna. Akhirnya hanya sibuk berkutat di “satu paragraph” saja. Tidak selesai-selesai. Tidak segera tuntas. Maka, jangan pernah pedulikan penilaian kita pada diri kita, pada tulisan kita. Mulailah dari menulis apapun. Dan biarkan semua berjalan sebagai sebuah “proses untuk menjadi tulisan yang bagus”. Ahay…sipp dah!
E, ada sosok yang thingak-thinguk di atas. Ternyata Mas Tyo. Akhirnya, doi juga bergabung dengan kita-kita. SMS Kang Sofa kok gak dibales-bales. Pas ditelp Mas Tyo, ternyata dia benar-benar belum konek. Sajakmen lagi tangi turu. Hadeh…begitulah akibat karena ditinggal Cut Mala. Hahaha. Hm, pembahasan sekaligus pembantaian karya adik-adik di Laskar Kang Nass pun berlangsung sangat seru. Senangnya bisa ikutan belajar!
Mak nyuzz-nya Empek-Empek Ny. KAMTO
Sekitar jam 12an, Nungma, Mbak Santi, dan Mas Tyo pamit duluan. Mas Tyo balik ke kantornya. Nungma dan Mbak Santi mau makan siang bareng. Sebelumnya mampir mushola Jurug dulu. Setelah itu, kita berdua meluncur ke Jln. Yosodipuro. Makan siang “Empek-Empek Ny. Kamto”. Pesan yang kapal selam. Cihuy. Mantabz dah. Terima kasih ya Mbak Santi atas traktirannya. Kapan-kapan kalau diajak lagi, gak nolak kok! Karena posisi kita menghadap jalan raya, Nung bisa lihat Mas El pas lewat dengan Vega Birunya. Hihi. Ternyata Pak Sekjend juga baru mo berangkat. Setelah selesai makan siang dan puas ngobrolnya -Mbak Santi cerita pengalaman backpackerannya ke Pulau Dewata-, Mbak Santi nganterin aku sampai ke PGSD. Sekali lagi makasih ya, Mbak!
Rapat Pengurus FLP Solo Raya
Yupz, agenda selanjutnya Rapat Pengurus FLP Solo Raya. Di mushola PGSD itu dah ada Mbak Asri, Mbak Tetra, Sotya, Bening, Kang Sofa dengan tampang ngeneznya, dan Mas Ranu Muda dengan kaos TAUBATAN NASUHA. Hihihi…pakdhe! Gek Mas Aris El Durra ternyata izin telat. Hadeh…Mbak Yatik juga menyusul kemudian. Rapat pun berlangsung seru! Pembahasan tentang kehadiran Mas Seno Gumira, persiapan OUTBOND PENA tanggal 22 Mei, kegiatan dari Divisi Produksi Karya yang dipaparkan Kang Sofa, dll. Banyak kejadian lucu juga yang terekam. Saat Mas Ranu bilang (setelah dapat undangan pernikahannya Mbak Ramah). “Nek nikah kie rasah ngomong-ngomong (ujug-ujug ngasih undangan gitu), lha nek bengok-bengok kie jenenge kernet”. Gubrak! Tyuz adegan mainan kesepuluh jari tangan dengan Mas El. Jian tenan…medungdung…^^v.
Pokokmen, Nung belajar banyak banget hari ini. Jam 15.10 rapat diakhiri. Nung juga harus segera kabur. Menuju lokasi selanjutnya yang memakan waktu hampir 1 jam. Tapi Alhamdulillah, bisa sampai lokasi tepat waktu. Agenda dahsyat akhir pekan! Cihuy…
Hari Sabtu, “Hari Khusus-ku!
Sangat tidak menyesal ketika Nungma dulu menandatangani kontrak kesanggupan mengajar di GO hanya hari Senin-Jumat. Dan hari Sabtu tidak! Ya, Nungma dah bertekad hari Sabtu menjadi hari khusus untuk “mengembangkan diri”, hari khusus untuk “berproses lebih”, hari khusus untuk “charger ruhiyah tiap pekan”, hari khusus untuk “mengenal lebih jauh siapa aku”, hari khusus “menulis”, hari khusus untuk “belajar lebih banyak”, dll. Ya, Sabtu adalah “hari khusus”. Dan hari Ahad adalah hari khusus pula untuk Pelangiku…^^v.
***
Selanjutnya, masih ada yang tetap rahasia dalam mengarungi hari-hariku yang sudah menjadi scenario-Nya…
[Keisya Avicenna, 17 April 2011. 01:00 – 01:52 WIB. Ketika aku sudah “terjaga” dari lelapku. Kriyap-kriyip euy…^^v]
Tuesday, April 19, 2011
Celoteh Aksara [17]: “HARI SABTU, ‘HARI KHUSUS’-ku!”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna