Senandung Pagi di Istana KYDEN, Wonogiri
Semilir angin di sepertiga malam
Menjadi salah satu bukti kebesaran-Nya
Pun dengan nafas yang masih berhembus
Deguban jantung, dan denyut sang nadi
Aku masih diizinkan menikmati pagi
Itu artinya semangat perbaikan diri
Karna maut tanpa ketuk pintu saat bertandang
Maka kuucapkan: Semangat pagi!!!
Jam 3 pagi, suara Ibu yang membangunkanku terdengar dari kamar sebelah bersamaan dengan bunyi alarm “Open Your Eyes”-nya Maher Zain dari N5310-ku. Bersegera aku bangkit dari buaian mimpi untuk mengambil air wudhu. Bermunajat pada-Nya. Memintalkan doa-doa. Menjelang waktu Subuh, aku menikmati sarapan dan bersiap. Karena pagi ini aku harus kembali menunaikan sederet amanah dan aktivitasku di Solo. Mendirikan sholat Subuh berjamaah dengan ibunda tercinta. Merasakan betapa khusyuknya beliau berdoa. Dan aku yakin ada namaku disebut dalam doanya. Ibu, aku sangat mencintaimu!
Jam 05.15, dengan diantar Babe aku menuju tempat yang biasa aku gunakan untuk menunggu bus jurusan Wonogiri-Solo. Menikmati udara pagi sepanjang perjalanan. Subhanallah…Alhamdulillah.
Satu jam kemudian, sampailah di Solo. Pagi ini berkesempatan naik becaknya Pak Katno. Dengan senyum sumringah dan penuh semangat beliau sudah menyambutku tatkala aku baru saja turun dari bis kota. Pak Katno, seorang tukang becak yang biasa mangkal di pojokan Pedharingan. Beliau sudah jadi langganan SUPERTWIN sejak dulu. Tepatnya sejak bis kota yang biasa lewat di belakang kampus (SUMBER RAHAYU) tidak beroperasi lagi.
Sesampai di Zona Inspirasi, sejenak aku istirahat. Mengeluarkan barang-barang dari dalam tas untuk kemudian mengisinya kembali dengan pernak-pernik yang harus aku bawa dan aku perlukan hari ini. Sempat kupeluk boneka kesayanganku, KAIZENEMON. Ah, kamu Mon! senyummu menjadi salah satu sumber inspirasiku setiap hari. Hehe…
Writing Class SSD (School of Science Development)
Tepat jam 8, aku berangkat menuju PUSKOM UNS diantar dik Viana yang juga anak SIM (Studi Ilmiah Mahasiswa). Ya, hari ini aku mendapatkan undangan sekaligus kesempatan untuk mengisi training pluz motivasi di “WRITING CLASS”-nya adik-adik SSD. Berbekal ilmu dan olah kanuragan yang telah aku dapatkan dulu semasa jadi mahasiswa, hasil olah ‘pughaba’ bersama Pak Bambang Trim di Tiga Serangkai, dan petuah dari pethunya FLP Pelangi (Fachmy Casofa), aku menyampaikan beberapa hal yang sudah aku pelajari dan aku kuasai tentang dunia MENULIS! “Menulis untuk Mendokumentasikan Hidup”. “Buktikan, dengan Menulis Kamu Bisa Mengukir Prestasi!”, dll…
Penyampaian selama satu jam kemudian dilanjutkan dengan berperan menjadi “KRITIKUS TULISAN”. Pekan yang lalu mereka sudah dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan mendapatkan tugas untuk membuat tulisan apa saja. Aku dapat tugas untuk mengkritik satu persatu karya tim mereka setelah presentasi. Ah, seru banget! Bisa berkumpul dengan 30-an mahasiswa/i dengan semangat-semangat dahsyatnya. “Masa muda adalah masa yang berapi-api”. Begitu kata Bang Haji Rhoma Irama. Hadeh…hehe. Momentum yang luar biasa untukku BELAJAR. Ya, belajar public speaking, belajar untuk berinteraksi dengan orang-orang baru, menambah khazanah ilmu, memperbaiki komitmen, dan yang pasti memacu semangatku untuk meningkatkan skill serta kompetensiku dalam menulis. SEMANGAT NUNGMA!
Di Taman Pujangga, Kembali Kuukir Cerita
Selesai acara, aku bertemu dengan adikku, Ferawati. Anak PGSD 2008. Sosok yang penuh semangat dan prestatif. Siang itu aku mengajaknya makan di tempat favoritku khususnya saat aku ingin dekat dengan alam dan mencari inspirasi. Taman Pujangga Ronggowarsito. Tepatnya di bawah Jembatan Jurug dengan menu utama degan dan tahu kupat/ mie ayam. Tempat favorit Trio Unyu (Nungma-Diah Cmut-Ayu’). Ah, sudah banyak kisah yang istimewa terukir di tempat ini.
Iseng aku SMS Mas Tyo (salah seorang kakakku di FLP Pelangi), bukan bermaksud mengundang tapi hanya sekedar pemberitahuan. Ngiming-ngimingi gitu. Eladalah, gak perlu dalam hitungan menit, sephianya Pethunya itu datang. Syok aku! Xixixi…datang gak diundang pulang gak diantar.wkwkwk. Ternyata pas tadi aku SMS, kebetulan dia ada di sekitar lokasi. Gubrak tenan dah. Paling semangat kalau ada makan-makan gratis. Hadeh….(ngikikgulingguling).
Menu yang kebalik siang itu, seharusnya Fera yang pesan tahu kupat super pedas dan aku yang sedang-sedang saja. Tapi malah kebalik. Alhasil, aku lebih kenyang minum daripada menghabiskan tahu kupat tanpa tahu itu. Fera ngikik garing…^^
Mampir TSTJ dulu, bukan bermaksud survey tapi untuk menunaikan sholat Dhuhur sekaligus bernostalgia. Mushola ini sangat bersejarah buatku. Banyak kisah terukir di sana bersama sahabat-sahabatku yang luar biasa. Sekitar tahun 2007/2008 silam…
Ajang Bedah Buku Jadi Ajang Pelepas Rindu [Solo Muslim Fair 2011]
Selesai sholat, aku diantar Fera ke depan kampus. Naik ATMO. Menikmati perjalanan menuju SOLO MUSLIM FAIR 2011 di Goro AsSalam. Jam 12.50 aku sampai di lokasi. Melepas kerinduanku dengan adik-adik FLP STAIN. Langsung heboh saat bertemu Ham-Ham, ngobrol seru bareng dik Putri, dan yang lainnya. Termasuk adik-adik FLP UNS, rekan-rekan di FLP Pelangi. Ah, benar-benar jadi ajang pelepas rindu. Termasuk saat saudariku yang jauh-jauh datang dari Bali, Mbak Wahyu, beliau anak FLP Bali yang kebetulan sedang mudik. Aku masih surprise saat dulu bertemu dengan beliau saat mengikuti Up Grading Nasional FLP di Kaliurang. Benar-benar pertemuan yang sangat luar biasa. Siang ini aku tidak bisa menghadiri pertemuan FLP Pelangi di Balaikambang karena aku sudah ada janji terlebih dahulu dengan Mbak Wahyu. Dan aku pantang ingkar janji!
Alhamdulillah, dapat pin. Jam 13.30 acara bedah buku DON’T CRY: KETIKA MENCINTAI TAK BISA MENIKAHI dimulai. Sang penulis, Kang Fadlan Al Ikhwani menyampaikan materi-materi yang dahsyat, menggugah, memotivasi dan mencerahkan. Dipandu oleh moderator kocak, Mas Ranu Muda. Hehehe. Banyak inspirasi yang didapat euy. Dan aku sempat menjadi salah satu penanya. Tentang proporsional antara “MELUPAKAN dan MEMAAFKAN” (jika punya masa lalu yang ada kaitannya dengan interaksi ikhwan-akhwat), ‘n sejauh mana batasan “MENCINTAI DALAM DIAM”, karena di satu sisi bermaksud ‘menjaga’ tapi ada ketakutan lain. Bisa jadi menimbulkan penyakit hati atau berujung pada penyesalan karena cinta yang tak terungkapkan. Deuuu…(*catatan: bukan pengalaman pribadi lho yak!).
Alhamdulillah, aku dapat buku “ENGKAULAH KEKASIHKU”. Cihuy, salah satu tips SUPERTWIN untuk menambah koleksi buku yang beranilah bertanya saat ada event bedah buku! Xixixi. Setelah acara selesai, minta tanda tangan Kang Fadlan di dua buku karya beliau yang kupunya. Ada pesan yang tertulis: “TETAP SEMANGAT DI DALAM ISLAM dan MENJEMPUT JODOH!”. Senyum…^^v
Selanjutnya, ngobrol bareng Mbak Wahyu, Mbak Bella, adik-adik STAIN. Alhamdulillah, acara FLP ini sangat sukses. Terbukti dengan kehadiran peserta yang kata Mas Aris El Durra lebih dari 100, yang daftar kemarin aja tercatat 174. Siip. Semoga agenda FLP selanjutnya juga sukses! CREATIVE WRITING tanggal 10 April di Panggung Muslim Fair jam 15.00-end, bersama MBak Asri Istiqomah, Mbak Deasylawati, dan Kang Fachmy Casofa.
Ada adegan paling surprise saat pundakku ditepuk oleh seorang akhwat yang wajahnya tak asing lagi bagiku. “Norma ya?”. “Subhanallah, ukhti Nunik apa Ninuk ya?”. “Ninuk, ukh!”. Seorang sahabat lama (PGSD 2006) yang dulu aku pernah mengukir kisah-kisah luar biasa dengan beliau di tahun 2007/2008 (bluetooth dengan mushola tadi). Dah lamaaaaaaaaaaaa banget aku lost contact dengan beliau. Sampai akhirnya aku bertanya, “Lha suami anti mana?”. Beliau hanya senyum. Ku tanya lagi, “Kesini sama siapa Ukh?”. Beliau menjawab: “Ni sama Yasmin”. Ada adegan Mbak Yatik memberikan Yasmin ke Ukh. Ninuk. Jiaaah, otakku langsung konek. Tadi kan Kang Fadlan sempat menyebut-nyebut kalau Yasmin itu putrinya. Berarti…. Hadeh, ternyata Ukh. Ninuk itu istrinya Kang Fadlan. Subhanallah…dulu pas walimatul’ursy nya beliau, kebetulan aku gak bisa datang. Ya Rabb, benar-benar scenario-Mu sangat indah. Ajang bedah buku jadi ajang pelepas rindu. Pertemuan singkat itu berakhir dengan sebuah pertanyaan, “Lha anti kapan nikah? Yasmin dah mau punya adik lho?”. Cegluk…xixixi. Insya Allah, mohon doanya ya, Ukh…(njawabe sambil pasang tampang cengar-cengir).
Sore itu berakhir dengan sangat indah. Aksi mbolang dengan Mbak Wahyu membuatku membeli 3 buku yang akan menjadi anggota keluarga baru di perpus AL FIRDAUS 2 dan hiasan “DORAEMON” yang ada tulisan Assalamu’alaikum-nya. Salah satu buku yang kubeli PERNAK-PERNIK ROMANTIS-nya Kang Fadlan yang setelah kubaca sekilas ada kisah Ukh. Ninuk juga tertulis di sana. Hihi. Semoga kelak aku pun bisa nulis bareng. (impian no. sekian….).
Mengutip dari buku Kang Fadlan yang “KUJEMPUT JODOHKU” :
“Wahai Saudaraku, jika engkau saat ini sedang mengalami kesendirian dalam menanti sang pujaan, yakinlah bahwa dirinya yang akan segera diberikan pun sedang melakukan hal yang sama. Si dia pun sedang ditarbiyah dan ditempa oleh-Nya untuk menjadi pendamping ikhwah sepertimu.”
“Wahai Saudariku, demikian pula engkau; jangan berkecil hati dan sempit pandangan hanya lantaran si dia yang pernah menjadi pujaan, diyakini menjadi kawan perjuangan, justru bukan sebaik-baik pilihan. Allah pasti sudah menyiapkan gantinya yang jauh lebih baik, jauh lebih saleh, jika engkau berupaya menjaga dirimu.”
“Tiada yang salah dengan janji-Nya. Tiada yang melesat dengan ketetapan-Nya. Tiada yang keliru dengan segala iradat-Nya. Semua telah dituliskan. Semua telah dibukukan.”
WOW, DAHSYAT!!!
Semoga menginspirasi dan bermanfaat!
“Yakinlah, Allah SWT pasti akan menjawab dengan lebih indah di saat yang TEPAT dan TERBAIK!” [Keisya Avicenna, A.M.A.N.A.H]
[Keisya Avicenna, 3 April 2011…”ketikan satu jam”. MENULIS UNTUK MENDOKUMENTASIKAN HIDUP!]
Sunday, April 03, 2011
Celoteh Aksara [2]: “Ajang Bedah Buku Jadi Ajang Pelepas Rindu”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna