Duduk bersanding dengan Mbak Helvy dan Bunda Pipiet... Hihi... ^^v |
Masih ingat tema saya di bulan MEI? Bagi yang lupa, saya ingatkan lagi ya. Pada bulan ini saya mengangkat tema : [M]elangkah pasti, optimalkan [E]nergi, tuk raih [I]mpian yang menawan. Alhamdulillah, dua impian yang menawan bisa terwujud dalam sebuah event di bulan Mei ini sesuai dengan tema tersebut. Bagaimana bisa? Begini ceritanya.
Kamis, 26 Mei 2011 akan digelar acara launching buku terakhir karya almarhumah Nurul F. Huda di Ruang HB Jassin, Taman Ismail Marzuki. Saya mengetahui informasi acara itu setelah diundang oleh salah seorang teman di FLP Jakarta yang bernama Ikal di FB. Saat mengetahui kalau acara akan diselenggarakan jam 15.30, langsung agak kecewa. Pasalnya, masih jam kerja. Kemungkinan untuk datang semakin kecil. Mengingat pekerjaan di kantor juga lagi banyak-banyaknya, semakin mengurangi prosentase kesempatan itu. Terlebih saat ini saya menjadi "single fighter" karena tiga partner kerja saya pada cuti. Jadi, saya juga menghandle tugas mereka. Jadinya, dalam pekan ini sampai dua pekan mendatang, saya akan bekerja secara nomaden di tiga komputer yang berbeda. Tapi, ada semangat membara untuk bisa menghadirinya terlebih saat tahu lokasi (TIM) dekat dengan kantor saya.HARUS BISA DATANG! HARUS BISA DATANG! Akhirnya menyusun strategi terutama tentang bagaimana caranya agar pekerjaan hari itu bisa selesai dengan cepat.
Hari Kamis pun tiba. Menjelang siang, kerjaan masih banyak. Tapi alhamdulillah, meski baru bisa keluar kantor sekitar jam 16.00, akhirnya dengan naik KOpaja 502, sampai juga di TIM meski terlambat. Saat masuk ruangan, langsung disambut dengan gegap gempita oleh Mbak Dina Sedunia dan Mbak Ria Syakrey sehingga membuat beberapa orang menoleh dan menatap saya. Wah, dikira ada artis datang! Hihihi...
Setelah duduk, baru sadar kalau ternyata tadi yang menoleh adalah Mbak Izzatul Jannah, Mbak Helvy Tiana Rosa, dan Bunda Pipiet Senja. Saya duduk di belakang mereka dan sempat menyapa serta cipika-cipiki dengan Mbak Izzatul Jannah. Subhanallah walhamdulillah, impian saya untuk bertemu dengan Mbak Helvy dan Bunda Pipiet Senja akhirnya terwujud juga! Tak menyangka! Hmm, semakin bersyukur... Inilah salah satu hikmah atas hijrah saya ke kota Jakarta ini.
Mbak Rahmadiyanti (Mbak Dee) sedang memandu acara. Sesaat kemudian Mbak Dee meminta Bunda Pipiet untuk maju ke depan. Bunda Pipiet tak mampu membendung air matanya saat beliau bercerita tentang almarhumah Nurul F. Huda. Bunda Pipiet bertutur tentang bagaimana kisah kebersamaannya dengan Mbak Nurul. Setelah Bunda Pipiet, Mas Yanuar juga diminta maju ke depan dan membaca puisi tentang kematian.
Satu persatu penulis yang hadir digiring maju untuk berkisah. Termasuk sang Ketua FLP Jakarta (Kang Tep) yang saat itu datang berbarengan dengan Bang Boim Lebon dan Mas Fahri Aziza. Ahh, mereka pun tak mampu menyembunyikan kesedihan. Meski acara menjadi bernuansa haru, tapi akhirnya kembali ceria penuh canda saat Bang Boim Lebon mengambil alih acara dengan lelang buku. Buku pertama yang dilelang adalah buku terakhir Mbak Nurul yang berjudul "Hingga Jantungku Berhenti Berdetak". Lelang cukup seru. Dari harga awal Rp 40.000,- akhirnya buku terjual Rp 1.000.000,-! Subhanallah... Ada bukunya Bang Boim juga yang dilelang judulnya "Kekonyolan dalam Rumah Tangga". Paling lucu waktu Bang Boim melelang buku "The Last Empress" yang ia pelesetkan menjadi "The Last Pampers". Gubrakz!!! Puluhan buku habis terlelang sebelum adzan Maghrib tiba. Oh ya, Mbak Helvy juga melelang kalung ungu kesayangannya. Tapi, beliau sendiri yang berhasil memenangkan lelang atas kalungnya.
Adzan Maghrib pun berkumandang. Sebelum menuju masjid TIM, saya dan beberapa teman FLP (Ikal, Mbak Elen, dan Mbak Ria) sempat menyapa dan foto bersama Mbak Helvy, Bunda Pipiet serta Mbak Dee. Oh ya, Mbak Dina Sedunia sudah balik lagi ke kampusnya untuk mengajar jam 18.00 tadi. Setelah itu kami menuju masjid Amir Hamzah. Hmm, banyak kenangan bersama teman-teman FLP Jakarta di masjid ini. Subhanallah, masjid ini sudah banyak berubah. Lebih keren!
Setelah sholat Maghrib, saya bersama Mbak Ria dan Mbak Elen kembali ke tempat acara. Sampai di ruangan, Mbak Helvy tengah membaca puisi yang kata beliau merupakan salah satu puisi yang sangat disukai Mbak Nurul. Setelah itu, satu persatu turut sumbang suara untuk membaca puisi. Mas Nahar Rasjidi, Mas Fahri, dan Bang Boim pun beraksi. Mas Nahar dan Mas Fahri begitu semangat dalam membaca puisi. Paling gokil ya Bang Boim, malah berpuisi atas puisi "Perahu Kertas" yang seharusnya dibaca.
Di penghujung acara, Mbak Dee mengumumkan hasil lelang yang akhirnya digenapkan Mbak Helvy menjadi Rp 5.000.000,-. Alhamdulillah...Secara simbolis (simbolnya berupa selembar kertas tulisannya Mbak Dee yang berisi daftar hasil lelang ^^), hasil lelang diserahkan Mbak Dee kepada Bunda Pipiet Senja. Insya Allah, semua hasil lelang didedikasikan untuk anak-anak almarhumah juga untuk membantu pelunasan biaya rumah sakit beliau.
Acara diakhiri dengan doa bersama dipimpin Mas Yanuar. Kemudian dilanjutkan foto -foto. Subhanallah, hari yang indah... Semoga full barokah... Semangat kebersamaan dan semangat berbagi inilah yang menjadikan FLP begitu luar biasa. Semangat itu pulalah yang juga dimiliki Mbak Nurul F. Huda. Semoga karya-karya beliau menjadi amal jariyah pemberat timbangan kebaikannya di akherat kelak. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran yang luar biasa. Dan semoga kami yang masih harus melanjutkan hidup di dunia, senantiasa diberi kemudahan untuk meneruskan perjuangan beliau. Semangat merangkai karya!
Jakarta, 28 Mei 2011_19:24
Aisya Avicenna
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna