·
(Tanpa sengaja saya menemukan tulisan ini di folder lama doralepito saya. Dan entah ini tulisan siapa karena tidak saya temukan sumbernya.)
Pemuda itu mencoba kembali menuju perahunya.
Dan beberapa orang lelaki dan perempuan memburunya lalu mereka bertanya tentang gadis seperti apakah yang sebenarnya dia inginkan.
Sang pemuda tersenyum dan berkata;
“Aku sedang mencari perhiasan terbaik untuk menghiasi indahnya perjalanan hidupku. Aku ingin jikalau aku memandangnya maka bahagialah aku, jika aku memberikan arahan atau perintah maka dia taat akan itu, dan jikalau aku jauh darinya aku tetap yakin bahwa dia bisa menjaga kehormatannya dan kehormatanku.”
Lalu datang lelaki tua berwajah teduh. Dia mendekat dan menepuk pundak pemuda itu, lalu dia pun berkata;
“Duhai pemuda, kau sedang mencari sesuatu yang sangat berharga. Kuharap saat berlayar nanti kau sempatkan diri tuk bercermin di kebeningan air.”
Sang pemuda segera beranjak menaiki perahunya, lalu perahu itu pun menjauh dari tepian. Di tengah lautan dia coba bercermin di permukaan air yang lumayan tenang. Dia pun mendapatkan jawabannya. Bahwa lelaki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan begitu sebaliknya. Dia teramat malu akan dirinya, lalu dia pun segera mencari pantai tuk menepi.
Di pantai itu dia melihat sebuah gubuk yang sangat sederhana. Terdengar lantunan ayat-ayat cinta dari suara merdu anak perindu. Dihampirinya gubuk itu, dan terlihatlah seorang perempuan sedang mengajarkan tiga anak kecil mengaji. Pemuda itu amat terpesona akan suasana penuh kesejukan cinta.
Pemuda itu terkejut saat tepukan lembut di bahu menyadarkannya. Tampak di sampingnya seorang lelaki tersenyum ramah. Tanpa ditanya lelaki itu tiba-tiba berkata;
“Wanita akan dimuliakan oleh lelaki yang mulia dan wanita akan dihinakan oleh lelaki yang hina pula.”
Lalu lelaki itu pun melangkah menuju gubuk indah yang bertuliskan sakinah mawaddah warahmah. Dan pemuda itu kini semakin tahu apa yang harus dilakukannya...
Pemuda itu mencoba kembali menuju perahunya.
Dan beberapa orang lelaki dan perempuan memburunya lalu mereka bertanya tentang gadis seperti apakah yang sebenarnya dia inginkan.
Sang pemuda tersenyum dan berkata;
“Aku sedang mencari perhiasan terbaik untuk menghiasi indahnya perjalanan hidupku. Aku ingin jikalau aku memandangnya maka bahagialah aku, jika aku memberikan arahan atau perintah maka dia taat akan itu, dan jikalau aku jauh darinya aku tetap yakin bahwa dia bisa menjaga kehormatannya dan kehormatanku.”
Lalu datang lelaki tua berwajah teduh. Dia mendekat dan menepuk pundak pemuda itu, lalu dia pun berkata;
“Duhai pemuda, kau sedang mencari sesuatu yang sangat berharga. Kuharap saat berlayar nanti kau sempatkan diri tuk bercermin di kebeningan air.”
Sang pemuda segera beranjak menaiki perahunya, lalu perahu itu pun menjauh dari tepian. Di tengah lautan dia coba bercermin di permukaan air yang lumayan tenang. Dia pun mendapatkan jawabannya. Bahwa lelaki yang baik adalah untuk perempuan yang baik dan begitu sebaliknya. Dia teramat malu akan dirinya, lalu dia pun segera mencari pantai tuk menepi.
Di pantai itu dia melihat sebuah gubuk yang sangat sederhana. Terdengar lantunan ayat-ayat cinta dari suara merdu anak perindu. Dihampirinya gubuk itu, dan terlihatlah seorang perempuan sedang mengajarkan tiga anak kecil mengaji. Pemuda itu amat terpesona akan suasana penuh kesejukan cinta.
Pemuda itu terkejut saat tepukan lembut di bahu menyadarkannya. Tampak di sampingnya seorang lelaki tersenyum ramah. Tanpa ditanya lelaki itu tiba-tiba berkata;
“Wanita akan dimuliakan oleh lelaki yang mulia dan wanita akan dihinakan oleh lelaki yang hina pula.”
Lalu lelaki itu pun melangkah menuju gubuk indah yang bertuliskan sakinah mawaddah warahmah. Dan pemuda itu kini semakin tahu apa yang harus dilakukannya...
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna