BUMI CINTA NIBIRU MENEBAR WANGI MELATI
BERSAMA KEPAKAN ‘SETENGAH’ SAYAP SIRARADHI
BERSAMA KEPAKAN ‘SETENGAH’ SAYAP SIRARADHI
“Dhaca!” Sira berteriak, sementara badannya masih melayang-layang di udara. “Lawan!”
Dhaca terpana. Kebingungan sendiri.
“Jangan pikirkan aku!” Sira berteriak lagi. Genggaman tangannya pada ujung sabuk bulan mulai melonggar. Sengaja dia lakukan. “Kau pasti akan menemukan aku!” Sira menatap Dhaca dengan cara yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Dia tersenyum! Senyum pertama yang pernah dia berikan kepada Dhaca.
**
Melati asyik tenggelam dalam barisan aksara di novel NIBIRU yang sejak setengah jam lalu menemaninya menanti kedatangan Nisa, sahabatnya. Sambil menikmati pemandangan di sekitar taman bunga itu, Melati asyik membaca. Sebuah senyuman terlukis di wajahnya saat membaca novel karya Tasaro GK di halaman 566-567 pada bagian kalimat itu. Hm…ada sekelebat bayangan yang memenuhi ruang imajinasinya. Melati memang langsung jatuh cinta dengan sosok Siraradhi Luminya yang artinya “bidadari mulia”, saat pertama kali sosok itu muncul melengkapi kisah Dhaca Suli serta ketiga sahabatnya, Muwu Thedmamu, Sothap Bhepami, dan Nyithal Sadeth, yang tergabung dalam Empat Keparat Kecil. “Novel ini memang luar biasa!” gumam Melati. Banyak kisah yang penuh sensasi kejutan.
“Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ukhti…hayoo…lagi ngalamunin apa nih? Kok senyam-senyum sendiri?” kata Nisa mengagetkan Melati, yang masih asyik terbuai dalam imajinya dengan tangan masih memegang erat novel setebal 704 halaman itu.
Seketika, Melati tersadar dari lamunannya, “Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ah, kamu Nis! Ngagetin aja. Lagi asyik baca novel terbaru yang baru saja aku beli nih. Judulnya NIBIRU. Bagus banget lho. Harry Potter lewaaat…hehe. Lha kamu kok baru datang sih? Aku dah setengah jam nungguin kamu nih.” Melati protes.
“Hehe..afwan jiddan ya ukhti. Tadi mendadak Ibu minta tolong. Aku nganterin beliau dulu ke rumah Budhe. Jadi ke sininya agak telat. Jangan ngambek ya. Ntar ku traktir jus alpukat deh…” rayu Nisa sambil menepuk pundak Melati.
“Hm, oke deh. Untung tadi ku bawa NIBIRU. Jadi bisa memanfaatkan waktu penantianku dengan membaca. Dasar kau! Hm, yang penting jus alpukat ya…asyik. Yadah, ayo kita segera berangkat ke Masjid Al Ikhlas. Keburu kajiannya dimulai” sahut Melati penuh semangat.
“Ayo…let’s go! Saatnya mencari dan mengumpulkan ilmu Allah yang bertebaran di muka bumi…” kata Nisa tak kalah semangat.
Dan dua sosok muslimah yang sudah bersahabat sejak semester 1 ini pun menuju Masjid Al Ikhlas, tempat penyelenggaraan sebuah kajian yang Insya Allah sangat bermanfaat bagi mereka. Agenda Ahad pagi ini merupakan salah satu program kerja dari “Lingkaran Qecil Si Windu” mereka. Melati dan Nisa Alhamdulillah, sudah menyelesaikan studinya di kampus 5 bulan yang lalu dan sekarang sudah bekerja, sedangkan ke-5 sahabatnya yang lain sedang tahap akhir penyelesaian skripsi mereka. Si Windu memang sangat solid, mereka saling memotivasi satu dengan yang lain…^^
Sampai di lokasi, Melati dan Nisa segera mencari sahabatnya yang lain. Setelah semua lengkap, mereka ber-7 segera memasuki ruangan. Alhamdulillah, belum telat.
Melati surprise banget, akhirnya impiannya untuk mengikuti kajian secara langsung oleh Ust. Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik pun bisa menjadi kenyataan. Segera ia mengeluarkan buku catatan dan penanya. Saatnya mengikat ilmu dengan menuliskannya. Sekaligus bikin reportase untuk dilaporkan saat pertemuan pekan depan.
Pada kesempatan itu, Kang Abik menyampaikan sebuah tema “MERAIH CINTA HAKIKI MENUJU KELUARGA ROBBANI”. Beliau menyampaikan beberapa kalimat yang diambil dari novel BUMI CINTA karyanya.
***
“Menurutmu apa yang harus aku lakukan?” tanya Anastasia Pallazo.
“Menurutku masalah Doktor sangat remeh, bukan masalah besar” jawab Muhammad Ayyas
“Masalah remeh, apa maksudmu?”
“Doktor hanya perlu menikah segera dengan lelaki yang Doktor pilih, maka masalah Doktor selesai, Ibunda Doktor tidak akan meminta hal yang macam-macam dan si Boris Melnikov dan keluarganya juga tidak akan macam-macam. Ibunda Doktor meminta Doktor menikah dengan A atau B atau C , itu karena melihat Doktor tidak juga menikah dan memiliki pilihan yang jelas. Itu masalahnya.”
“Jadi aku harus menikah?”
“Ya untuk kasus Doktor saya katakan, menikahlah sebelum Anda dipaksa menikah!” jawab Ayyas..
[Diambil dari Bab 21 novel Bumi Cinta karya Kang Abik]
***
“Saya berlindung kepada Allah dari zina. Semoga sampai akhir hayat Allah menjauhkan saya dari perbuatan dosa itu. Saya ingin menjaga kesucian diri saya. Kalau pun melakukan hubungan dengan lawan jenis, saya ingin yang berlandaskan kesucian, yaitu menikah. Dengan menikah saya ingin memuliakan istri saya, saya ingin setia padanya sampai akhir hayat. Saya ingin menjaga kesuciannya. Saya berharap istri saya juga melakukan hal yang sama. Pernikahan itu menjadi hubungan saling mencintai dan mengasihi yang ditaburi rahmat Allah SWT. Dari percintaan yang harmonis dan indah itu saya ingin lahir anak turun yang juga bersih, dan terjaga kesuciannya. Maka saya berusaha mati-matian menjaga kesucian saya, sebab saya ingin memiliki istri yang juga terjaga kesuciannya.”
[Diambil dari halaman 232 novel Bumi Cinta karya Kang Abik... Hmm, moga banyak Ayyas-Ayyas lainnya yang bertebaran di muka bumi ini... ]
***
Melati, Nisa, dan yang lainnya sangat menikmati kajian dari Kang Abik itu. Tentang sesuatu yang sangat luar biasa. Sebuah universitas bernama PERNIKAHAN. Hehe..ke-7 muslimah itu saling berpandangan dan tersenyum penuh arti.
*) Pernikahan adalah langkah awal bagi sebuah bangunan baru dalam masyarakat muslim dan tiang pancang baru untuk menyangga keutuhan bangunan tersebut maka sangatlah pantas bila semua anggota masyarakat menyambut gembira peristiwa itu dengan ucapan selamat dan doa keberkahan yang diliputi rasa gembira dan bersuka ria.
Menikah mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
- Menikah merupakan salah satu perintah Allah, lihat saja dalam Q.S. An Nisa’ :3, Q.S. An Nur :32 dan sabda Rasulullah : “Menikahlah karena sesungguhnya aku bangga dengan umatku yang banyak... “(HR Baihaqi). Kebahagiaan dan ketenangan hati orang mukmin hanyalah dengan mentaati Allah dan RasulNya.
- Untuk melestarikan keturunan dan memakmurkan bumi Allah sehingga tujuan penciptaan makhluk bisa terealisasi dengan baik yaitu ibadah kepada Allah
- Untuk menyalurkan kebutuhan biologis antara laki-laki dan perempuan sehingga bisa terjaga kesucian masing-masing
- Dalam rangka untuk menjaga keutuhan nasab karena bila tidak ada pernikahan yang resmi sesuai dengan aturan agama maka akan terjadi kekacauan kehidupan sehingga banyak anak manusia yang terlahir tanpa orang tua dan tidak sah menurut agama.
- Dengan pernikahan akan terbentuk keluarga, dan keluarga sebagai tempat untuk mengurus anak-anak dari mulai pendidikan dan pengasuhannya sehingga mereka akan merasakan kasih sayang, kelembutan, dan kecintaan penuh dari kedua orang tua
- Untuk meraih ketenangan jiwa yang menjadi tujuan utama hidup manusia (Q.S. Ar Rum :21)
- Memperbanyak jumlah umat Nabi Muhammad SAW sehingga menjadi umat yang disegani dan diperhitungkan seperti yang diinginkan Allah SWT
- Dalam rangka untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya berbagai penyakit moral dan kerusakan akhlak.
Hmm... banyak sekali ya tujuan dari pernikahan itu. Semuanya begitu mulia dan tentunya akan bernilai pahala dan dihitung sebagai ibadah jika memang diniatkan semata-mata karena Allah. Lantas, bagaimana cara memilih pasangan hidup? Bagaimana meminang itu? Bagaimana akad nikah itu? Bagaimana walimah yang baik? Apa saja hak dan kewajiban suami istri itu?? Wow..betapa indahnya Islam!
***
Kajian yang luar biasa. Banyak dapat ilmu baru dan inspirasi hari ini. Melati, Nisa, dan ke-5 sahabatnya yang lain segera meninggalkan ruangan. Banyak hal memenuhi pikiran masing-masing.
“Ukh, ku jadi ingat salah satu ayat-ayat cintaNya :Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An Nur: 26). Semoga kajian hari ini membuat kita semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik,” kata Melati.
“Iya, ukh! Kita harus saling mengingatkan satu dengan yang lain. Saling menjaga dan memotivasi ya!" sahut Nisa.
“Yup, ingat pesan Murobbiyah kita…menikah itu tidak sekedar ingin dan menikah bukanlah sarana unjuk prestasi. Menikah harus by planning.Banyak hal yang harus kita persiapkan. Bedakan antara ‘menyegerakan’ dan ‘tergesa-gesa’. Yuks, semangat menjadi pribadi yang lebih baik sehingga nanti kita benar-benar mendapatkan yang TEPAT dan TERBAIK. Hehe…betul gak?” ujar Melati dengan semangat berapi-api.
“Betul ukhtiii…” kata sahabat-sahabatnya kompak.
Dan crew Si Windu pun berpisah….(tapi sebelumnya, Nisa memenuhi janjinya kepada Melati untuk mentraktir jus alpukat.hehe)
**
Setelah selesai, Melati pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya. Naik bus kota 22 yang lewat depan rumahnya. Di dalam bus ia buka lagi novel NIBIRU nya lagi :
Melati tersenyum saat membaca kalimat pesan dar Waribh Bhemamu pada Dhaca Suli :
“Ada waktunya kau harus mengikuti kata hatimu dan melanjutkan hidupmu”
Sesampai di rumah ia buka buku hariannya, menggoreskan pena di atas lembaran kertas di dalamnya :
“Tekad adalah mata rantai dari perwujudan sebuah niat. Tekad lahir tatkala iltizam telah terpatri dalam hati. Tekad kuat iringilah dengan pembersihan hati dan penyucian jiwa. 'Tidak ada siapapun yang tahu dimana ujung dari hitam dan putih penantiannya, maka selalu berbaik sangkalah pada-Nya, buat Dia selalu tersenyum karena kita' [HPP]. Dan yakinlah, Allah SWT pasti akan menjawab dengan lebih indah di saat yang TEPAT dan TERBAIK!!!”
[Melati, tak pernah diri ini sanggup menceraikanmu dari harumnya. Wahai diri yang bernama “MELATI”, jadilah “melati” itu…sebab ia akan tebar wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia putih seolah tanpa cacat, sebab ia tak takut hadapi angin dan hujan dengan mungil tubuhnya…]
***
Melati menutup buku hariannya….dan kembali menengelamkan dirinya bersama kisah aksi fantasi NIBIRU…Betapa kisah Siraradhi Luminya membuatnya sangat terinspirasi dengan sosok itu…ah, membuat semakin penasaran saja... Melati bergumam, “Aku ingin tenggelam dalam mimpiku dan karam di dalamnya…” ^^v
[Keisya Avicenna... catatan Januari 2012 hari ke-13]
*)diambil dari catatan Aisya Avicenna saat mengikuti kajian Half A Dien di Jakarta.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna