Salah satu tulisan dari Almarhumah Novi yang sangat menginspirasiku
http://novilialutfiatul.wordpress.com/2012/11/01/seribu-buku/
09 MEI 2020
saat kubuka pintu, semerbak aroma bunga lavender langsung merangsang saraf olfaktori . berjuta-juta neuron dikerahkan untuk mengirimkan impuls ke hipothalamus. sedetik saja, tak butuh waktu lama, langsung kutahu bahwa ini adalah wangi kesukaanku.
kulangkahkan kaki memasuki ruangan, karpet shaggy warna coklat dengan kualitas terbaik merangsang reseptor meissner di kakiku. halus dan lembut, demikian interpretasi cerebrumku.
kuarahkan occulomotor untuk menggerakkan bola mata menyusuri seluruh inchi ruangan. foton-foton yang dipancarkan setiap benda mulai bergerak berlomba-lomba menuju lensa mata, menembus retina, merangsang saraf opticus dan diinterpretasikan di lobus occipitale. cepat dan tetap dalam keteraturannya. sungguh nikmat-Nya yang luar biasa.
maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan???
aku bersyukur menjadi dokter, sedikit pengetahuan tentang gen, sel, hingga sistem organ dengan kompleksitas dan detailisasinya membuatku makin jatuh cinta dan terkagum-kagum pada-Nya.
dindingnya bercat coklat muda. elegan dan tetap kalem. sepadan dengan warna karpet, sofa dan tirai disana. semuanya serba berwarna coklat. warna kesukaanku.
tak lupa kuputar murottal surat Ar-Rahman, pengantinnya Al-Qur’an, pelan tapi cukup mampu menggetarkan membran tymphani di telingaku. sungguh, suasana yang sangat nyaman untuk memulai aktivitas kesukaanku.
kutelusuri rak-rak yang berderet rapi di depanku. rak-rak yang terbuat dari kayu jati terbaik. kokoh dan tetap elegan. setiiap rak mewakili kategori buku tersendiri. kali ini aku berhenti sejenak didepan rak novel. bernostalgia dengan massa lampau, membuka lembaran-lembaran memory yang masih tersimpan di korteks cerebrum. neuron-neuron pun berkonduksi di sel schwan melalui mekanisme saltatory, berloncat-loncatan dari satu sel ke sel lainnya.
mengingat zaman-zaman kuliah dulu membuatku tertawa. zaman dimana aku bermimpi mempunyai seribu buku. zaman dimana aku selalu menyisihkan uang saku untuk membeli buku. zaman dimana aku bermimpi mempunyai suami yang juga suka membaca buku
zaman-zaman penuh mimpi.
ruangan ini juga salah satu impianku. ruangan yang sejak dulu selalu memenuhi benakku.
luasnya 10m x 10m. mengalahkan ruang-ruang yang lainnya . sengaja aku request saat pembangunan rumah dahulu. karena aku berharap ruangan inilah yang paling produktif nantinya. disinilah aku dan dia menghabiskan waktu untuk membaca. disinilah nantinya anak-anakku kudidik untuk menyukai buku. dan dari sinilah akan ku jadikan mereka sebagai muslim intelektual yang mampu mengubah bangsa dan negara. ruangan ini adalah central semua aktivitas yang ada di rumah. tak perlu ada TV, cukuplah perpustakaan ini menjadi pusat hiburan kami sekeluarga.
setiap minggu, kami selalu mengundang anak-anak yatim kemari untuk membaca buku sepuas mereka. berbagi itu indah. rasanya bahagia sekali, saat buku-buku yang kita beli bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain. apalagi kalau karya sendiri ya… suatu saat pasti bisa menghasilkan buku. tiga saja setidaknya.aaamiin
beruntungnya aku mempunyai dia yang juga suka membaca. dia yang juga bermimpi untuk memiliki perpustakaan pribadi. dia yang sedari dulu juga senantiasa meyisihkan uang saku untuk membeli buku. sehingga tak muluk-muluk, our dreams become true. perpustakaan yang besar dan nyaman disertai koleksi buku-buku yang lengkap dan menarik. tak hanya seribu buku ada di perpustakaan kami, mencapai dua ribu buku, karena dia juga bermimpi memiliki seribu buku. sehingga, summasi dari impuls-impuls mimpi yang ditransfer ke cerebrum kami menghasilkan dua ribu buku ini. semoga jumlahnya terus bertambah kedepannya.
buku adalah investasi, sehingga tak pernah menyesal ketika banyak menghabiskan uang untuk membeli buku. godaan terbesar bagi mataku adalah buku yang melambai-lambai. rasanya tak pernah puas berada di Gramedia, Toga Mas, dll sebelum memborong semua buku disana.
aargh, suatu saat nanti mesti punya toko buku sendiri. aaamiin
hari ini aku sengaja pulang lebih cepat dari tempat praktek. tak ada siapa-siapa di rumah. hanya ada bibi yang sedang membersihkan kebun. dia juga belum pulang. biasanya sore-sore begini, kami menghabiskan waktu di ruangan ini, membaca buku sambil minum jus alpukat dan diringi murottal. berdiskusi sejenak menjelang maghrib, menceritakan hikmah dan sedikit isi cerita dari buku yang kami baca. saat-saat yang sangat membahagiakan bersamanya :D
jadi, sore ini aku hanya sendiri. duduk di sofa empuk bersandarkan bantal empuk berbentuk matahari, membaca kembali buku “La Tahzan For Student”, buku yang dahulu sangat menginspirasi aku dan sahabat-sahabatku untuk kuliah di Jepang. diawali dengan kursus bahasa jepang di ASPAC di sela-sela anatomi yang menguras waktu dan tenaga. semuanya memang butuh perjuangan. dan akhirnya mimpi kami terkabul. selesai S1 profesi dokter, kami bertiga mendapatkan beasiswa kuliah di negeri matahari terbit itu. anugerah yang luar biasa. (mau tau lebih detail? tunggu di cerita selanjutnya ya )
inilah mimpiku dulu. mimpi seribu buku. mimpi perpustakan pribadi. semuanya berhasil terwujud karena Allah Maha Kaya dan Maha Besar untuk mewujudkannya…
the power of dream, jangan takut untuk bermimpi karena semua berawal dari mimpi…..
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna