by Norma Keisya Avicenna on Tuesday, November 27, 2012 at 10:11pm ·
Di suatu senja dengan temaram cahaya
Saat simfoni cinta bersenandung mewah di lubuk jiwa
Berpendar mesra seiring derap sang kala
Rerentet aksara pun terlahir dari jemari yang menari
Berbaris dalam laju keheningan menjelma setangkai puisi
Puisi yang menenangkan jua melipur hati
Saat malam menghamparkan selendang hitam
Masih kau pasrahkan lelahmu dalam khusyuknya sajadah malam
Semesta pun setia bersenandung tentang harapan
Harapan dalam sebaik-baik penghambaan
Karna kau pun percaya, sang waktu pasti menggoreskan takdir…
Takdir cinta nan istimewa untuk dirimu jua sosok ‘tepat dan terbaik’ itu
Kau pun luruh dan hanyut dalam samudera rindu
Saat ekspedisi mimpi membawa imajinasimu berkelana
Meneguhkan ketegaran yang tak pernah menguap oleh sang waktu
Sampailah tapak jejakmu pada sebuah tempat yang asing
Kau pun mulai menyusuri taman melati yang memutih dan kian mewangi
Inilah saat istimewa di mana hatimu merindu hakikat pemaknaan diri
“Awal perjalanan melacak jejak surga…”
Sampai nanti, saat hujan mengering…
Tepat di ujung pelangi, kau ‘kan kembali menguatkan rasa percaya…
Saat sang pekerja bahagia mengembangkan senyuman
Meluruhkan sepi yang menggelayuti jiwa
Lisanmu pun basah mengeja pinta
Karena jika masa penuh cahaya itu tlah tiba
Impian cintamu ‘kan menjejak nyata
Atas izin-Nya…
Atas kehendak-Nya…
“…Saudariku, kaulah mutiara terindah dunia. Bunga melati terharum sepanjang masa. Ada kilau cahaya berpendar indah di matamu. Sebagai tanda eloknya pesona akhlaqmu. Bidadari bermata jeli pun terbakar api cemburu kepadamu. Kelak, jika tlah tiba masanya, kau ‘kan dapat hadiah tahta teristimewa dari-Nya, terindah dari segala yang ada…”
[Inilah SEDERHANANYA KATA yang terangkum dalam SELAKSA CINTA yang kami persembahkan untuk kakak terkasih: Juariah Windarsih… Klaten, 18 November 2012]
*Sebuah puisi yang kami bacakan saat episode "DOWNLOAD MANTU" SIS-NUNG di Klaten ^_^
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna