Selasa, 19 November 2013
#SundaySharing with Ani Berta, Meraih Pundi-Pundi dari Blog dan Media Sosial
Ani Berta |
Sebenarnya, kalau kita jeli dan mau memanfaatkan peluang, blog dan media sosial bukan hanya bisa jadi tempat curhat atau fun, lho. Salah satu rekan blogger yang sudah meraih pundi-pundi (yang tidak sedikit) dari blog dan media sosial adalah Ani Berta. Maka, ketika beliau woro-woro ingin sharing tips dan trik seputar hal ini di blognya, saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan berguru. *pasang ikat kepala*
Hari Minggu (17/11) bertempat di Aldevco Octagon Building lantai 4, Jakarta Selatan, saya dan teman-teman blogger berkumpul. Saat saya tiba, Ani tampak sedang mengobrol bareng soul mate-nya, Fransisca Asri.
Acara yang difasilitasi Detikcom ini dimulai pukul 11.30 pagi. Acara dibuka oleh Asri dan dilanjutkan oleh pembicara pertama, Ardhi Suryadhi, editor Detikcom. Jadi, hari Minggu itu ada dua pembicara rupanya. Asyiiikkk! Saya bisa tambah ilmu sekalian cuci mata dari mas tjakep yang sudah bertahun-tahun malang-melintang jadi wartawan ini bhihihi.
Ardhi Suryadhi |
Ardhi sharing santai tentang cara merangkai kalimat yang soft selling. Berikut tips dari Ardhi yang saya rangkum:
1. Jangan memakai kalimat dari press release. Selain tidak kreatif (hayooo …), kalimat di press release biasanya juga terkesan bombastis-fantastis-dramatis.
2. Pakai bahasa sehari-hari kita. Contoh, Ardhi lebih suka menggunakan kata antijerawat daripada beautify. Kesannya lebih merakyat dan catchy.
3. Tulis kritik secara halus. Alangkah baiknya jika sekalian memberikan solusi.
Contoh:
- Kelemahan dari provider A adalah sulit sinyal di daerah pemukiman (kritik).
- Mungkin bisa dipertimbangkan untuk memberdayakan rumah-rumah yang tinggi, dengan memasang BTS misalnya, agar sinyal bisa lebih baik (solusi).
4. Saat sedang menulis review brand A, sebaiknya tidak membanding-bandingkan brand A dengan brand B, apalagi kalau brand A lebih buruk.
5. Permainan bahasa sangat penting. Jika kita memang belum pernah memakai produk tersebut, pakailah kalimat pasif. Andai terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan di belakang hari (pembaca komplain), kita bisa mengatakan kalau keterangan yang kita tulis adalah informasi dari perusahaan semata.
Contoh:
- Ketahanan baterai laptop ini diklaim sampai 10 jam (belum pernah memakai/keterangan dari perusahaan).
- Ketahanan baterai laptop ini sampai 10 jam (pernah memakai).
Sesi berikutnya, giliran Ani. Kalau Ardhi bergaya santai, Ani beda lagi. Materi dikemas berupa poin-poin yang sistematis dan mudah dimengerti. Sebagai awal, Ani memperlihatkan pundi-pundi yang pernah dia raih saat bekerja sama dengan Idblognetwork. Aaakkk … mupeng! Satu tulisan dibayar 7 digit, Bok! Ani juga pernah dibiayai provider ternama untuk meliput acara di berbagai kota. Jalan-jalan dibayarin? Siapa yang enggak mau! Nah, Teman-Teman pengin tahu caranya? Yuuukkk.
Presentasi Ani Berta |
Blog
Berikut adalah blog yang dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan job on blogging:
Teman-Teman yang postingan blognya masih sedikit, jangan lemes dulu. Ayo menulis dan terus menulis. Konsisten meng-update blog. Tak ada ide? Jangan khawatir, menurut Ani, hal-hal sederhana di sekitar kita bisa jadi konten yang menarik, kok. Oiya, no konten pornografi, termasuk iklan-iklan di side bar seperti memperbesar anu, memperpanjang inu, dst. *pengsan* Rajin-rajin blogwalking dan meninggalkan komentar. Selain menambah teman, nama kita juga jadi lebih mudah terdeteksi di mesin pencari. Bergabunglah dengan komunitas. Aneka ilmu didapat, bukan cuma dari jalur sekolah. Personal branding juga perlu. Catet!
Cukup banyak job on blogging yang bisa kita lirik, yakni reviewproduk/jasa (yang sudah ada atau baru diluncurkan, penyelenggara giveaway sebuah brand, kampanye untuk elektabilitas tokoh, ghost writer, dan banner affiliation.
Untuk review produk/jasa itu sendiri, kita harus mulai menulis dari mana?
Sebenarnya, apa keuntungan berpromosi di blog? Berpromosi di blog tentu beda dengan pasang iklan biasa. Di blog, kita menceritakan self experience. Ada keterikatan emosional dengan pembaca. Ada interaksi menyenangkan yang terbangun di sana. Link tulisan di blog pun dapat disebarkan di berbagai media sosial. Praktis, kan? *alis naik turun*
Nah, pastinya job on blogging tidak akan ujug-ujug kita dapat. Usaha meeen usahaaa. Aktiflah di komunitas-komunitas blogger. Sempatkan kopdar dan menghadiri acara launching produk/jasa. Tulis reportasenya, lalu mention akun brand. Share postingan kita di berbagai media sosial. Jangan lupa, huntingsitus-situs (lokal maupun internasional) yang menghubungkan blogger dan advertiser seperti Idblognetwork, SITTI, Pay Per Post, Paid Review, Buy Blog Reviews, dll.
Isi nasi kotak yang harus diberantas |
Twitter
Bagi Teman-Teman yang memiliki akun Twitter, Twitter-nya jangan dianggurin aja. Manfaatkan buat cari duwiiid duwiiid duwiiid *ngedangdut*. Berikut persyaratannya:
Percaya, deh, energi negatif itu menular. Demikian juga energi positif. So, mendingan update status kece daripada status galau, nyinyir, dan nyindir. Sesekali bikin kultwit (tweet sesuai bahasa personal, tidak kaku) bermanfaat. Adakan kuis atau diskusi untuk memancing banyak reply. Sediakan hadiah kecil sebagai complimentuntuk followers kita. Nah, enggak susah-susah banget, kan?
Ini dia kiat agar Twitter kita dilirik brand.
Berikut tips dari Ani yang saya suka banget. Kalau hadir ke acara gathering atau launching produk/jasa, jangan ragu jangan malu untuk live tweet (walaupun tidak ada kompetisi live tweet), lalu mention tuan rumah acara atau brand. Kalau memang ada kompetisi live tweet, anggap saja sebagai latihan. Konsisten, bukan plek berharap menang. Setelah acara, jangan langsung unfollow brand, yaaa. Hayo, siapa yang suka begini? Xixixi. Jalin terus komunikasi yang baik.
Horeee! Usaha pun berbuah hasil. Akhirnya, ada advertiser yang menawarkan job kepada kita. Eits, senang, sih, boleeeh. Tapi, tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan. Apakah advertiser atau agensi tersebut bisa dipercaya? Buat MoU antara dua belah pihak, dengan segala ketentuan hak dan kewajiban. Pastikan masing-masing pihak paham. Perhatikan juga kode etik.
Nah, berkaitan dengan kode etik ini, saya tergelitik untuk melontarkan pertanyaan, “Adakah jeda setelah kita menulis review brandA, baru kemudian boleh menulis brand B? Di mana kedua brand adalah produk kompetitor. Secara, imej kita sudah cukup lekat dengan brand A. Tahu-tahu kita pakai brandB. Bagaimana reaksi pembaca blog kita nanti?”
Serius amat ngeliatin saya. Hahaha! |
Ani menjawab bahwa biasanya tidak ada aturan tertulis untuk hal tersebut. Namun, ada beberapa cara untuk menyiasatinya. Yang pertama, “timbun” postingan brand A dengan postingan lain yang orisinal. Tujuannya agar pembaca “lupa”. Tetap perhatikan bahwa perbandingan konten orisinal dan iklan di blog adalah 70:30. Jadi, isi blog bukan iklan semua. Yang kedua, coba “beternak” blog. Kita bisa menulis review brand B di blog yang lain.
Pertanyaan saya ini juga mendapat sambutan dari Karel Anderson. Oiya, dari tadi saya belum nyebut ada Karel, yaaa? Yak, di mana ada Karel, di situlah kehebohan tercipta. Caranya menjawab sukses bikin peserta #SundaySharing ngakak ngikik ngukuk. Enggak percaya? Lihat aja bukti otentik di bawah ini.
Atit uyut berjamaah |
Ini beberapa petuah Karel yang saya rangkum:
1. Sekali lagi, pandai-pandailah mempermainkan bahasa. Kalau di sebuah postingan kita sudah menulis memakai providerA, misalnya, di postingan lain kita bisa mengakali dengan membuat postingan yang mengarah ke link saja (tidak terang-terangan menyatakan memakai). Misal, Lima Tips Hemat Ala Karel. Tips 1-4 bikin aja tips suka-suka. Begitu masuk tips ke-5, masukkan provider B secara soft (bikin link hidup). Bikin keterangan 1-2 kalimat aja.
2. Jangan membuat judul postingan yang bikin ilfil atau menulis nama produk di judul postingan (untuk reviewsoft selling). Soalnya, belum apa-apa pembaca sudah pasti bisa menebak isi seluruh postingan kita.
Contoh: Provider A Memang yang Paling Canggih di Kelasnya!
Cape deeeh. Oiya, kalau ada yang membaca postingan saya sebelum ini, kebetulan itu adalah artikel hard selling. Tergantung advertiser-nya, menginginkan review soft selling atau hard selling. Lanjuuuttt.
Karel Anderson |
3. Jadilah blogger yang unik dan berkarakter. Apa bidang yang paling kita kuasai? Food? Travel? Atau, photography? Hayuk! Gado-gado? Enggak masyalah. Belum tentu seleb blog melulu yang dapat job. Hanya, kebetulan, seleb blog inilah yang kelihatan di permukaan. Ada juga blogger-blogger yang bukan seleb blog yang dicari advertiser.
4. Jangan jadi blogger minder! Bahaya, nih. Minder ini terbagi 2:
- Minder karena merasa tidak bisa menulis dengan baik. Kalau minder terus, kapan ngeblognya? Pan, katanya blogger?
- Minder ketika advertiseratau agensi menanyakan harga (rate card) kita. Akhirnya, kita kasih harga yang rendaaah banget. Kita harus bisa mematok harga sendiri, tapi tetap yang rasional, ya. Jangan setahun cuma menulis 1 postingan, begitu dapat tawaran minta bayaran 5 juta per postingan hahaha! Asiiin.
Ani menambahkan, blogger pemula sebaiknya memang tidak mematok harga terlalu tinggi. Jadikan tawaran awal sebagai batu loncatan. Untuk ke depannya, insya Allah kita akan mendapatkan tawaran lagi dengan harga yang lebih tinggi. Semuanya bertahap dan butuh proses.
Kembali ke Twitter. Jangan bingung mencari bahan untuk buzzing Twitter. Bahan buzzing Twitter bisa dari brief advertiser, press release (tapi jangan sontek mentah-mentah), kronologis liputan acara, paparan narasumber, testimoni pengguna, dll.
Beberapa poin penting yang tidak boleh terlupa adalah, jangan bolak-balik mengganti nama akun atau blog agar advertiser (yang belum atau sudah kenal) tidak kesulitan mencari kita. Sesekali tulis review jujur, tapi diplomatis, tanpa bayaran.
Hadiah ngawur dari Karel |
Foto bersama |
Nah, seorang Ani Berta sudah berinisiatif “memberikan kail” kepada kita. Apakah kita sendiri sudah siap “memancing ikan” atau tidak? Ah, siapa takuuut! Yuk, “mancing” rame-rame! [] Haya Aliya Zaki
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna