Ini nih beberapa keutamaan bulan Muharram seperti yang saya kutip dari http://pastipanji.wordpress.com/2009/12/14/keutamaan-bulan-muharram/.
Bulan Muharram adalah salah satu dari empat bulan
haram atau bulan yang dimuliakan Allah. Empat bulan tersebut adalah,
Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah Ta’ala berfirman yamg
artimya:
“Sesungguhnya jumlah bulan di kitabullah (Al Quran) itu ada dua
belas bulan sejak Allah menciptakan langit dan bumi, empat di antaranya
adalah bulan-bulan haram” (QS. At Taubah: 36)
Kata Muharram artinya ‘dilarang’. Sebelum datangnya ajaran Islam,
bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan dimuliakan oleh
masyarakat Jahiliyah. Pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal
seperti peperangan dan bentuk persengketaan lainnya. Kemudian ketika
Islam datang kemuliaan bulan haram ditetapkan dan dipertahankan
sementara tradisi jahiliyah yang lain dihapuskan termasuk kesepakatan
tidak berperang.
Bulan Muharram memiliki banyak keutamaan, sehingga bulan ini disebut
bulan Allah (syahrullah). Beribadah pada bulan haram pahalanya
dilipatgandakan dan bermaksiat di bulan ini dosanya dilipatgandakan
pula. Pada bulan ini tepatnya pada tanggal 10 Muharram Allah
menyelamatkan nabi Musa as dan Bani Israil dari kejaran Firaun. Mereka
memuliakannya dengan berpuasa. Kemudian Rasulullah saw. menetapkan puasa
pada tanggal 10 Muharram sebagai kesyukuran atas pertolongan Allah.
MasyarakatJahiliyah sebelumnya juga berpuasa. Puasa 10 Muharram tadinya hukumnya
wajib, kemudian berubah menjadi sunnah setelah turun kewajiban puasa
Ramadhan. Rasulullah saw. bersabda:
Dari Ibnu Abbas ra, bahwa nabi saw. ketika datang ke Madinah, mendapatkan orang Yahudi berpuasa satu hari, yaitu ‘Asyuraa (10 Muharram). Mereka berkata, “
Ini adalah hari yang agung yaitu hari Allah menyelamatkan Musa dan
menenggelamkan keluarga Firaun. Maka Nabi Musa as berpuasa sebagai bukti
syukur kepada Allah. Rasul saw. berkata, “Saya lebih berhak mengikuti
Musa as. dari mereka.” Maka beliau berpuasa dan memerintahkan (umatnya) untuk berpuasa” (HR Bukhari).
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baiknya
puasa setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan
sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)
Walaupun ada kesamaan dalam ibadah, khususnya berpuasa, tetapi
Rasulullah saw. memerintahkan pada umatnya agar berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh Yahudi, apalagi oleh orang-orang musyrik. Oleh karena itu
beberapa hadits menyarankan agar puasa hari ‘Asyura diikuti oleh puasa
satu hari sebelum atau sesudah puasa hari ‘Asyura.
Secara umum, puasa Muharram dapat dilakukan dengan beberapa pilihan.
Pertama, berpuasa tiga hari, sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya,
yaitu puasa tanggal 9, 10 dan 11 Muharram. Kedua, berpuasa pada hari itu
dan satu hari sesudah atau sebelumnya, yaitu puasa tanggal: 9 dan 10,
atau 10 dan 11. Ketiga, puasa pada tanggal 10 saja, hal ini karena
ketika Rasulullah saw memerintahkan untuk puasa pada hari ‘Asyura para
shabat berkata: “Itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang
Yahudi dan Nasrani, beliau bersabda: “Jika datang tahun depan insya
Allah kita akan berpuasa hari kesembilan, akan tetapi beliau meninggal
pada tahun tersebut.” (HR. Muslim).
Landasan puasa tanggal 11 Muharram didasarkan pada keumuman dalil
keutamaan berpuasa pada bulan Muharram. Di samping itu sebagai bentuk
kehati-hatian jika terjadi kesalahan dalam penghitungan awal Muharram.
Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan
menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram.
Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti
Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu baik untuk dilakukan.
Demikian juga sebagian umat Islam menjadikan bulan Muharram sebagai
bulan anak yatim. Menyantuni dan memelihara anak yatim adalah sesuatu
yang sangat mulia dan dapat dilakukan kapan saja. Dan tidak ada landasan
yang kuat mengaitkan menyayangi dan menyantuni anak yatim hanya pada
bulan Muharram.
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Oleh
karena itu salah satu momentum yang sangat penting bagi umat Islam
yaitu menjadikan pergantian tahun baru Islam sebagai sarana umat Islam
untuk muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah dilakukan dan
rencana ke depan yang lebih baik lagi. Momentum perubahan dan perbaikan
menuju kebangkitan Islam sesuai dengan jiwa hijrah Rasulullah saw. dan sahabatnya dari Makkah dan Madinah.
Nah, di tahun baru ini saya dan suami memiliki beberapa resolusi, mohon doa ya semuanya. Resolusi kami, antara lain :
1. Punya momongan (kembar cewek-cowok)
2. Tidak tinggal berjauhan lagi (tidak LDR lagi)
3. Umroh romantis
4. Hafal 3 juz dalam Al-Qur'an
5. Launching buku baru
6. Suami bisa lanjut S2
Semoga Allah memudahkan ikhtiar kami untuk mewujudkan impian/resolusi tersebut. aamiin
Selamat Tahun Baru yaaaa
Salam hangat,
Aisya Avicenna
Wednesday, November 06, 2013
Resolusi Tahun Baru 1 Muharram 1435 H
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna