Sekelumit kisah ini menjadi
pengingat bagi saya (pada khususnya) saat bertemu dengan Almarhum Kang Aden-Edcoustic.
Kisah yang sama juga pernah ditulis oleh saudari kembar saya, ini versi
revisinya.
Norma-Kang Aden (alm.)-Kang Eggie-Saya
Sore itu, hari ke-24 di Bulan Desember, jam 17.00 kami menuju
Daarut Tauhid. Acara Launching album hits satu dekade EDCOUSTIC. Bismillah,
semoga tidak macet karena sore ini malam Natal. Surprise oey! Ternyata meski kami nggak
janjian, ternyata kami kompakan memakai baju model sama, baju favorit kami yang
dulu menjadi saksi saat kami menjejak di kota Palembang. Redholic ‘n Greenholic… Uhuy, SUPERTWIN bener-bener sehati deh! :)
Alhamdulillah, meskipun jalanan
padat tapi macetnya tidak terlalu parah. Sampai di kompleks Daarut Tauhid bertepatan
dengan adzan Maghrib bonus gerimis rintik-rintik. Subhanallah, syahdu banget!
Pasca sholat, kami menuju Daarul
Hajj, tempat yang akan digunakan untuk konser eksklusif hits satu dekade
EDCOUSTIC. Baru saja kami menginjakkan kaki tepat
di depan pintu ruangan, bersamaan dengan hujan yang mengguyur cukup deras.
Alhamdulillah, hujan adalah keberkahan. Dan semoga pertemuan SUPERTWIN dengan
orang-orang luar biasa malam ini juga penuh dengan keberkahan. Aamiin…
Terima kasih kang Aden, darimu kami belajar bahwa sebagai manusia, kami harus menjadi manusia yang bermanfaat. Manusia yang ketika meninggal nanti, tidak hanya meninggalkan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat di nisan pusaranya…
Bersua dengan panitia yang notabene sudah
kami kenal. Kemudian SUPERTWIN pun memilih kursi depan yang cukup strategis.
Sipp… tak lupa bertegur sapa dan kenalan dengan orang kanan-kiri. Nambah
saudara sekaligus promo buku “THE SECRET
OF SHALIHAH” saya. Hehe… Manteeebz!
Ba’da shalat Isya’, konser pun
dimulai. Diawali dengan tasmi’ dari Gibraltar. Bocah kecil hafal 3 juz yang
sungguh inspiratif! (SUPERTWIN tadi sempat ngobrol dengannya sebelum acara
dimulai). Detik berikutnya, hadirlah 3 sosok munsyid:
1. Ali Sastra yang membawakan tembang
“DI PERSIMPANGAN AKU BERDIRI.”
“Di persimpangan, aku berdiri membisu
Harusku putuskan kemanakah ku melangkah…”
2. Bima bersenandung “PERTENGKARAN
KECIL”.
“Bila ingat kembali janji persahabatan kami, takkan mau
berpisah karna ini… Pertengkaran kecil kemarin cukup jadi lembaran hikmah,
karena aku ingin tetap sahabatmu…”
3. Fika
Mupla menyanyikan
tembang “AKU INGIN MENCINTAI-MU”.
Kemudian mereka pun menyanyi bertiga.
“Aku ingin mencintai-Mu setulusnya, sebenar-benar aku cinta,
dalam doa, dalam ucapan, dalam setiap langkahku. Aku ingin mendekatimu
selamanya, sehina apapun diriku. Ku berharap untuk bertemu dengan –Mu, Ya
Rabbi…”
Performa luar biasa selanjutnya dari
Kang Aden dan Kang Eggie. Hm, “NANTIKANKU
DI BATAS WAKTU” euy!
“Sungguh, walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku… Namun,
penantianmu pada diriku jangan salahkan… Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu
sampai aku datang nanti, kubawa kau pergi ke syurga abadi. Kini belumlah
saatnya aku membalas cintamu, nantikanku di batas waktu…”
[SUPERTWIN meresapi bener-bener deh!
:), waktu itu kami belum menikah]
Penampilan berikutnya
dari Fika Mupla, pelantun tembang “DOA QALBU”:
“Doa qalbu…tak bisa aku bendung, deras bak hujan di gurun
sahara. Hatiku yang gersang terasa oh tenteram.
Hanya Engkau yang tahu siapa aku, tetapkanlah seperti malam ini. Sucikan
diriku... selama-lamanya...”
Selanjutnya Kang Aden dan Kang Eggie kembali melantunkan tembang andalan
yang berbahasa Jepang. Yupz, “KAMISAMA”.
“Kamisama,
yoruga otozureta tok
Kamisama, tai
you ga sizumu to doujini...”
Aksi EDCOUSTIC selanjutnya adalah penampilan Kang Aden duet dengan Kang
Fika Mupla. Sebelum tembang terbaru mereka “7
SURGA” terlantun, ada video singkat (lebih tepatnya video konyol gubahan
film 3 IDIOTS) yang menceritakan sejarah
kerjasama mereka dalam lagu “7 SURGA”.
“...Tujuh surga
pun aku tak pantas. Menerima diri yang bersimbah dosa. Kuharap cinta dan
ampunan-Mu. Setinggi arsy-Mu, seluas semesta cinta...”
Perform EDCOUSTIC selanjutnya mengingatkan SUPERTWIN saat berkiprah di
ranah per-nasyid-an zaman kuliah dulu.
Ihiiir, mantan vokalis STREAM nih! (Seni dan Teater Akhwat MIPA). Dan tembang “MENJADI DIRIKU” adalah salah satu
tembang andalannya STREAM.
“Tak seperti
bintang di langit. Tak seperti indah pelangi. Karna diriku bukanlah mereka, ku
apa adanya. Wajahku kan memang begini, sikapku jelas tak sempurna. Ku akui ku
bukanlah mereka, ku apa adanya. Menjadi diriku dengan segala kekurangan.
Menjadi diriku atas kelebihanku...” ^^v
Manteeebz dah!
Setelah tuntas membawakan tembang itu, Kang Aden menggantikan posisi Kang
Eggie jadi gitaris. Nah, kali ini yang nyanyi Kang Ali Sastra. Dengan suaranya
yang sangat renyah dan empuk, ia membawakan tembang yang berjudul “AZALIA”. Tembang ciptaan Kang Aden
yang terinspirasi juga dari novel yang tengah ia tulis. Wow!
Yups, perkenalan tembang “AZALIA”
nih! Kata Kang Aden baru pertama kali itu dinyanyiin lho. Sipp... tembangnya
asyik coz ada merah-merahnya. SUPERTWIN banget lah! Hehe...
“Kulihat
bintang-bintang
Tersenyum
saksikan kau merekah
Sang kumbang
datang hap hap hinggap perlahan
Bunganya
merekah berkembang-kembang
Warnamu merah
merah
Semerah danau
di Katumiri
Aku melangkah
tu wa ga mendekati
Betapa indahnya
kusuka...
Detik-detik
waktuku kian berlalu
Tak jemu aku
memandangnya
Detak-detak
jantungku berdenyut selalu
Ku jatuh hati
memetiknya
Azalia, kau
bunga yang kucinta...”
Wah, jadi penasaran kan? Easy listening euy!
EDCOUSTIC pun membuka ruang testimoni kepada para audience untuk
menyampaikan kesan, pesan, kritik, saran, atau apapun itu untuk EDCOUSTIC. Ada
seorang audience yang maju kemudian mengungkapkan isi hatinya yang sangat
terkesan dengan tembang “NANTIKANKU DI BATAS WAKTU.” Hm...
Selanjutnya...
“Kata-kata cinta
terucap indah, mengalir berdzikir di kidung doaku. Sakit yang kurasa biar jadi
penawar dosaku... Butir-butir cinta air mataku, teringat semua yang Kau beri
untukku. Ampuni khilaf dan salah slama ini, Ya Ilahi... Muhasabah Cinta-ku!”
Yupz, Kang Aden berduet dengan Kang Bima. Hm... syahdu banget membawakan
tembang yang membuat EDCOUSTIC semakin digemari banyak orang. Ya, “MUHASABAH CINTA”!
Detik selanjutnya, Kang Aden bilang kalau berdasarkan laporan dari panitia
ada tamu yang rela datang dari jauh demi menyaksikan launching hits dekade
EDCOUSTIC. Siapakah dia? Kami sibuk nolah-noleh. Detik berikutnya,
Kang Aden bilang kalau tamu itu datang dari Solo. Ngik! Tapi Norma (My
SUPERTWIN) belum nyadar juga kalau ternyata yang dimaksud Kang Aden itu
dirinya. Sampai akhirnya, Teh Yunita
(manajer EDCOUSTIC, sahabat saya) nunjuk Norma dan disuruh naik panggung membersamai
EDCOUSTIC. Whuaaatz? Surprise and jadi salting gaya bidadari gitu deh...
Tenang, Kei! Kalem... kendalikan
dirimu (hehehe). Norma pun mengucapkan salam, menyapa audience, memperkenalkan
diri, dan berucap terima kasih buanyak atas kesempatan luar biasa yang sudah
diberikan. Beneran nggak nyangka bakal dapat surprise kayak ginian. Hm, pasti
ulah Teh Yunita nih! Xixixi... Norma pun bilang kalau ke Daarul Hajj sama
saudari kembar. Dan momentum selanjutnya, Saya pun didaulat
Kang Aden buat maju naik ke panggung. Uhuy, jadinya SUPERTWIN featuring
EDCOUSTIC deh! Seruuu, SUPERTWIN pun menyampaikan kesannya untuk EDCOUSTIC yang
tembang-tembangnya telah mewarnai dan menemani ‘masa-masa hijrah’ SUPERTWIN
dulu saat masih SMA.
Pada kesempatan istimewa itu, Saya pun memberikan
kado terindah untuk Kang Aden dan Kang Eggie masing-masing buku terbaru saya, “THE SECRET OF SHALIHAH.” Sekaligus promo buku single perdana saya. Sipp, pokoknya seru banget deh! Excited tingkat
bidadari... ^^v
Penampilan terakhir dari EDCOUSTIC featuring Fika Mupla membawakan tembang “SEBIRU HARI INI”. Sebelumnya Kang Aden
sempat bilang sambil memegang buku “THE SECRET OF SHALIHAH”:
”Buat Etika dan
Norma, terima kasih yaaa...” dan selanjutnya, jreeeng...
“Sebiru hari
ini...birunya bagai langit terang benderang
Sebiru hati kami
bersama di sini
Seindah hari
ini, indahnya bak permadani taman surga
Seindah hati kami
walau kami kan berpisah...”
***
Ending konser yang luar biasa, selanjutnya kesempatan foto bareng
EDCOUSTIC, Kang Fika Mupla, Kang Ali Sastra, Kang Bima. Surprise juga saat
SUPERTWIN foto bareng Kang Teddy, sang vokalis SNADA. Beliau pun memberikan
apresiasi luar biasa untuk buku “THE SECRET OF SHALIHAH”. Norma juga sempat
bilang ke Kang Teddy, “Berasa mimpi yang
terwujud nyata saja nih Kang, saya bisa ketemu dan ngobrol langsung sama salah
satu munsyid favorit saya. Sibuk apa Kang sekarang?” Kang Teddy pun
menceritakan kesibukan aktivitasnya lengkap dengan kabar SNADA. Wow,
Subhanallah...
“Bila kau mau
sadari...
Cinta kasih tak
memilih
Kau dan aku, kami
semua sama...
Bila kau mau
berbagi, apalagi yang dinanti...
Kasih putih
karunia Ilahi...”
Hm, tembang dari SNADA yang paling SUPERTWIN suka!
Tambah surprise lagi, saat SUPERTWIN tahu kalau pelantun tembang “Ketika
Cinta Bertasbih”, “Ujung Penantian”, “Duhai Cinta”, dll... juga hadir
di antara kami. Yupz, Kang Suby dan Teh Ina. Pasangan suami-istri yang
semakin memperkokoh kecintaan di antara mereka dengan menjadi munsyid yang
produktif dan inspiratif. Pasangan munsyid itu pun memberikan apresiasi pada
buku TSOS. Sipp...
“Duhai jiwa
yang mendamba belahan kalbu... Duhai hati yang mendamba cinta tulus suci...” [Duhai Jiwa:
Suby-Ina]
“Jika memang
takdir, cinta pasti bertemu. Meski kau dan aku ada di ujung dunia...” [KCB:
Suby-Ina]
SKENARIO ALLAH
SWT INDAH... SANGAT INDAH!!
Itulah
kenangan kami yang menjadi pertemuan terakhir saya dengan Kang Aden Edcoustic..
***
Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun...
Betapa
terkejutnya saya, kala malam itu, tanggal 30 Desember 2013 ba’da Isya’, saya
mendapat kabar kalau Kang Aden telah meninggal dunia karena sakit maag kronis
yang dideritanya…
Ya Allah.. kini Kang
Aden sudah menemui-Mu…
Pinta hamba,
lapangkanlah peristirahatannya
Terimalah segala
amalnya yang luar biasa banyaknya
Ampunilah segala
dosanya…
Jadikan karya-karyanya
sebagai pemberat timbangan amalnya
Terima kasih kang Aden, darimu kami belajar bahwa sebagai manusia, kami harus menjadi manusia yang bermanfaat. Manusia yang ketika meninggal nanti, tidak hanya meninggalkan nama, tanggal lahir, dan tanggal wafat di nisan pusaranya…
Kau
mengajarkan pada kami, bahwa kami harus menebar manfaat lewat karya…
Selamat
jalan, Kang Aden…
Karyamu
akan mengabadi…
-Aisya
Avicenna-