Alhamdulillah, Allah SWT telah
memberikan begitu banyak kenikmatan dalam hidup saya. Salah satunya, berada di
tengah-tengah keluarga besar yang sangat menyayangi saya.
Ada keluarga Wonogiri
karena saya lahir di Wonogiri, keluarga Klaten karena saya menikah dengan putra
asli Klaten, dan keluarga Semarang karena saya tinggal di Semarang. Hihihi,
sebenarnya masih banyak keluarga lain dari berbagai pulau. Namun, dalam
postingan kali ini saya akan menceritakan kebersamaan saya dengan keluarga
Wonogiri dan keluarga Klaten.
Keluarga Wonogiri
“Bahagia
itu sederhana, temukan jalan pulang dan kumpul dengan keluarga tersayang”.
Salah satu kalimat di iklan masyarakat yang terpampang di baliho saat memasuki
Kabupaten Semarang. Ya, betul sekali! Setelah sekian tahun tumbuh dan besar
dalam lingkungan keluarga, lalu setelah dewasa ‘hijrah’ untuk membuka lembar
kehidupan yang baru, tentu saja aktivitas pulang dan kumpul keluarga tersayang
selalu jadi momen yang sangat dirindukan.
Setelah menikah, saya
sempat ikut suami tinggal di Bogor selama tiga bulan. Setelah memutuskan
resign, suami mengajak saya untuk tinggal di Kota Semarang karena keluarga
besar suami (3 kakaknya) tinggal di Semarang. Alhamdulillah, saya sangat
bersyukur, karena saya merasa lebih cocok tinggal di lingkungan Jawa Tengah.
Paling tidak minimal satu
bulan sekali saya dan suami pulang ke Klaten sekaligus Wonogiri. Karena dari
rumah bumer (ibu mertua) di Klaten ke rumah saya Wonogiri ada jalan pintas.
Kurang lebih satu jam naik motor sampai ke Wonogiri.
Keluarga Wonogiri kita beri
nama KYDFENS, singkatan dari Kadri-Yati-Dhody-Febri-Etika-Norma-Sis.
Biasanya bisa kumpul lengkap kalau Lebaran, itupun kalau Kak Thicko dan Kak
Febri pas jadwalnya tidak Lebaran di Lahat, Sum-Sel. Banyak momen istimewa saat
kami berkumpul. Biasanya kita jalan-jalan, piknik bersama, pergi ke rumah
simbah di Nawangan, makan-makan bersama. Pokoknya super seru! Apalagi, kami
tergolong keluarga super konyol yang selalu penuh canda tawa. Maklum, Babe itu
pensiunan PNS yang hobi melawak dan pernah mendapatkan juara 3 lomba “guyon
maton” (nglawak) tingkat Kabupaten Wonogiri. Kalau jaman dulu udah ada stand up comedy, mungkin Babe bisa
ikutan. Hihihi.
Saat Lebaran ngumpul dengan Keluarga Nawangan |
Babe, Ibuk, dan Mas Dhody
tinggal di Wonogiri. Mas Dhody belum menikah, doain ya semoga segera ketemu
jodohnya yang cantik hatinya dan shalihah. Aamiiin. Kak Thicko dan Kak Febri
sekarang tinggal di Depok. Jadi, momen ngumpul-ngumpul bareng selalu kami
rindukan. Insya Allah, Mei nanti kita akan ngumpul bareng lagi. Uhuy… Untuk
mengobati rasa kangen, kita pun bikin grup Whatsapp
(WA). Setidaknya, jauh di mata namun selalu dekat dalam doa.
KYDFENS piknik di Pantai Pacitan. Seruuu! |
Keluarga
Klaten
Alhamdulillah, saya bisa
diterima dengan sangat baik dan menjadi bagian dari keluarga yang sangat kompak
dalam banyak hal. Memiliki suami sholeh yang sangat mencintai keluarganya
adalah harta tak ternilai dalam hidup saya. Suami adalah anak bungsu dari 5 bersaudara.
Dari keluarga suami, saya sekarang jadi tante dengan buanyak ponakan. Bahkan
ada 2 ponakan (anak pertama dan kedua dari kakak pertama) yang sekarang ikut
tinggal bersama kami di Semarang. Anak pertama kerja sebagai perawat di RSI
Sultan Agung dan yang kedua kuliah.
Tante imut dengan ponakan-ponakannya. 11-12, kaaan? hehehe |
Dari 5 bersaudara itu, 4
diantaranya tinggal di Semarang. Hanya kakak pertama yang tinggal di Klaten,
tepatnya di Desa Jerukan, Kecamatan Bayat. Biasanya kita ngumpul-ngumpul
bersama di Klaten saat liburan panjang, Lebaran, Idul Adha, saat ada kerabat
yang menikah atau saat ada saudara yang meninggal dunia. Seperti dengan
Keluarga Wonogiri, kami pun membuat grup WA.
Saat Idul Adha, kurban sapi bersama |
Banyak keseruan yang
terjadi saat momen kumpul bersama. Apalagi ada dua ponakan masih balita yang
lagi lucu-lucunya. Kita pun sangat kompak untuk saling membantu satu dengan
yang lainnya. Alhamdulillah, sampai detik ini tidak pernah ada konflik di
antara kami, semoga rukun dan adem ayem hingga seterusnya.
Saat berkumpul bersama
keluarga adalah saat yang sangat istimewa. Saya sendiri merasakan, di situlah
saya belajar untuk lebih mensyukuri nikmat Allah SWT yang begitu luar biasa. Di
luar sana, masih banyak orang yang hidup sebatang kara, bahkan tidak punya
tempat tinggal yang layak untuk ditempati. Ada juga yang harus bertahun-tahun
terpisah dengan keluarganya karena tuntutan pekerjaan atau realitas kehidupan
yang memang harus mereka jalani. Saya pun bisa memompa semangat untuk terus
memperbaiki diri.
Selain itu, saat berkumpul
bersama keluarga menjadi saat istimewa bagi saya untuk melipatgandakan doa. Ya,
saya sering mendapatkan pertanyaan, “kapan punya momongan?” Jujur, saya sendiri
pun tidak bisa menjawabnya. Itu wilayah kerja Allah. Sebagai manusia, saya
hanya mampu melaksanakan titah-Nya dengan sebaik-baiknya, dengan terus ikhtiar
(usaha) diiring doa yang tak pernah putus, dan diakhiri tawakal. Impian
terbesar saya itu (punya anak shalih dan shalihah), selalu saya sampaikan saat
kumpul-kumpul dengan keluarga besar. Saya
minta didoakan. Karena bisa jadi, doa orang lain untuk kita justru yang
lebih mustajab dan dikabulkan oleh-Nya. Sahabat Blogger, doakan saya juga, ya!
^_^
Okey, mungkin ini sedikit
cerita saya. Manfaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya ketika berkumpul bersama
keluarga. Dokumentasikan semuanya dengan istimewa, penuh cinta…
[Keisya
Avicenna, 30 Maret 2016]
Day#3 One Day One Post FUN BLOGGING
saya doakan juga mba *eh *minta apaaa qiqiqi
ReplyDeletesaya suka kumpul keluarga karena bagian dari silaturahmi. Abis silaturahmi, adaa aja rejeki ^^
Paling seneng itu kalo sudah ngumpul bareng keluarga besar...bisa ketawa-ketiwi..seru-seruan..
ReplyDeleteaah jadi kangen ngumpul lagi :D
rupanya keluarga besarnya di wonogiri, ini berarti bersebelahan dengan kampung halaman keluarga kami di gunungkidul, hehe
ReplyDeleteSeru itu memang kalau pulang kampung dan ketemu keluarga besar :)
ReplyDeleteaslinya dari klaten ya mbak...wiih buku2nya udah buanyak...kpn ya aku nerbitin buku ?
ReplyDelete