Sabtu-Ahad kemarin (20-21 Oktober 2018), aku mudik ke
kampung halaman, Wonogiri tercinta. Dua bulan lalu, rumah yang menjadi saksi
beragam peristiwa dalam perjalanan hidupku Allah izinkan untuk direnovasi meski
belum selesai 100%. Aku kumpulkan kembali puzzle-puzzle kenangan yang sempat
aku dokumentasikan dalam catatan harianku. Hingga akhirnya, tanganku memegang
buku bersampul Doraemon dan kubuka lembar demi lembarnya. Sampailah pada judul
di atas dan kenangan tentang Keluarga Pelangi pun berkelebat memenuhi memori
otakku. Aku hadirkan kembali wajah-wajah istimewa yang pernah berjuang bersama
dalam merangkai aksara hingga menjadi kata yang bermakna dan kalimat yang
berdaya. Satu per satu dari mereka pun kini telah melahirkan buku, buah dari
semangat juang dalam belajar dan berlatih sejak 2011, kala itu. Ah, ingin
rasanya bisa belajar dan berkumpul kembali dengan mereka secara fisik. Meski
sampai detik ini pun kami masih saling sapa lewat dunia maya.
Izinkan jemari ini menuliskan kembali peristiwa yang
berkaitan dengan judul itu. Judul yang sangat menginspirasi kami, untuk menjadi
seorang penulis sekaligus mantu idaman. Hehe.
[*]
Sabtu, 19 Februari 2012
Alhamdulillah, ada yang istimewa hari ini…
Hm, barakallahu untuk Babe dan Ibuk tersayang. Hari ini
adalah hari milad pernikahan Babe dan Ibunya SUPERTWIN dan Aa’ Dodoy ke-31.
Semoga senantiasa rukun, kompak, menjadi keluarga yang sakinah, mawwadah,
warohmah. Selalu bersama hingga ke syurga-Nya. Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin.
Istana KYDEN juga semakin ramai karena SUPERTWIN lengkap. Dari
pagi kita sudah disibukkan dengan berbagai aktivitas. Banyak moment istimewa
yang akan terjadi di Istana 5 Cinta. Uhuy…
Sekitar jam 09.30 rombongan Keluarga SAMARA-nya Nung di Solo
datang. Yupz, hari ini KYDEN mendapatkan kunjungan istimewa dari Keluarga
Pelangi. Halah, meski pakai adegan nyasar, keremphongan kalian teteup saja ugal-ugalan. Ada ponakan
tersayang Ayu’, cucumut Diah Cmut, Mbak Eka, Kang Casofa Fachmy, Mas Alib, si
imut Isa, Nunu, Danar, Mas Tyo, dan pak sopir jadi rombongan satu mobil. Mas
Cowie nyepeda sendiri.
Alhamdulillah, Pelangi disambut dengan hangat di Istana 5
Cinta, Mas Dodoy sibuk ngecet pintu dan bikin tulisan nomor rumah. Babe dan
Ibuk pun menyempatkan membersamai obrolan ramah tamah Keluarga Pelangi. Saling
memperkenalkan diri dengan sangat uwuh
sekali.
Adegan paling haru pas ada sesi potong kue milad pernikahan
Babe dan Ibuknya SUPERTWIN, hadiah terindah dari Pelangi. Wow, hikshiks… bikin
haru nih! Terus ada pengumuman kalau salah satu putrinya Babe Insya Allah bukan
depan akan melangsungkan akad nikah (Mbak Thicko-red). Hihi… langsung deh ada adegan “gembrebeg”. Mehehehe…
Aksi Pelangi pun semakin heboh tatkala ada adegan foto
bersama lanjut makan siang bersama di kawasan objek wisata Waduk Gajah Mungkur,
tepatnya di warung nila bakar Moro Seneng. Seruuu bangeeet! Sorenya Babe
ngebawain mereka si ngaaak, angsa yang telah tumbuh dewasa peliharaannya Babe.
Hadeuh, makin remphong dah… Hahaha.
Hari pun ditutup dengan guyuran hujan yang sangat deras…
Syahdu dan melagukan rindu.
[*]
Hahaha. Teman-teman yang baca catatan di atas, pasti sempat
roaming dengan beberapa keanehan bahasanya. Tapi itu, adalah bahasa gaul ala
anak-anak Pelangi. Semacam mehehehe, gembrebeg, uwuh, dll. Sampai kita dulu
sempat nyusun kamusnya. Wkwkwk.
Catatan di atas sebenarnya kurang begitu mewakili judul, yes… Tapi apa sih yang nggak buat
Pelangi. Haha. Maksa! Intinya, tulisan di atas mengingatkanku pada adegan
kumpul-kumpul Pelangi saat main ke Wonogiri sekaligus jelang pernikahan Mbak
Thicko. Waktu itu kan banyak anggota Pelangi yang memang sudah cukup umur untuk
segera memutus mata rantai kegalauan dan kejombloan mereka. Alhasil, setelah
hari itu, jargon “Penulis adalah mantu idaman sepanjang masa” menjadi semangat
yang terus kami kobarkan setiap saat. Bahwa dengan menulis bisa menjadi salah
satu jalan juang kami untuk menjemput rezeki. Bahwa dengan menulis bisa menjadi
salah satu cara kami mensyukuri segala kenikmatan yang telah Allah beri. Bahwa
dengan menulis bisa menjadi salah satu jalan kami menjadi mantu idaman,
syukur-syukur ada yang dipertemukan jodohnya lewat ‘jalan juang’ ini. Bahwa
dengan menulis bisa menjadi salah satu ikhtiar kami untuk menjadi sebaik-baik
manusia.
Akhirnya,
makna hakiki dari sebuah kesuksesan adalah terletak pada proses yang dijalani
dan bukan pada apa yang diraih. Kita hanya melihat kesuksesan seseorang ketika
ia telah mencapai tujuannya dan sangat jarang kita melihat proses seperti apa
yang ada di balik kesuksesan yang diraihnya. Orang-orang sukses pada umumnya
adalah orang-orang yang mau mengambil resiko dan berani menghadapi kegagalan.
Orientasi awal mereka dalam melakukan suatu tindakan bukanlah pada hasil
melainkan pada proses yang dilakukannya.
Semua itu
butuh proses dan proses mensyaratkan waktu. Butuh rasa cinta untuk totalitas
mencintai KESABARAN. Ya, SABAR! Sabar dengan apa yang tengah kita perjuangkan,
syukur dengan apapun yang telah kita dapatkan…
Teruslah
berpendar dalam goresan warna penuh cinta, Pelangiku…
Di sini…kita pernah
bertemu
Mencari warna seindah
PELANGI…
Ketika kau
mengulurkan tangamu
Membawaku ke daerah
yang baru
Dan hidupku kini
ceria…
Kini dengarkanlah…
dendangan lagu tanda ingatanku
Kepadamu, teman…agar
ikatan ukhuwah kan bersimpul padu…
(untuk selamanya…)
UNTUKMU TEMAN
(Brothers)
Keisya Avicenna, 24
Oktober 2018
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna