Sumber : http://portalsemarang.com |
Sejarah
Semarang
Kurang lebih pada abad ke-8 M, Semarang adalah daerah
pesisir yang bernama Pragota (sekarang Bergota), di bawah kekuasaan Kerajaan
Mataram Kuno. Akhir abad ke-15 M, Pangeran Made Pandan mendapatkan tugas dari
Kerajaan Demak untuk menyebarkan agama Islam di perbukitan Pragota. Seiring
berjalannya waktu, daerah Pragota menjadi semakin subur. Hingga akhirnya muncul
pohon asam yang tumbuh dengan jarak yang jarang-jarang (bahasa Jawa : Asem Arang). Dari fenomena inilah
akhirnya daerah tersebut mendapatkan julukan Semarang. Pangeran Made Pandan pun kemudian menjadi kepala daerah
setempat dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Seiring bergulirnya sang
waktu, Semarang pun terus berkembang hingga sekarang.
Saat
Masalah Jadi Batu Sandungan Sekaligus Tantangan yang Harus Ditaklukkan
Kini, Semarang telah menjadi kota metropolitan utama di
Provinsi Jawa Tengah. Namun, di usianya yang ke-472 tanggal 2 Mei 2019 nanti,
ternyata Semarang masih menyimpan PR yang cukup banyak.
Pertama, di beberapa titik kawasan di Semarang
tidak memiliki pola pembangunan yang jelas. Hal ini bisa kita lihat dari banyak
bangunan yang terbengkalai akibat salah prosedur, salah urus, dan lain-lain.
Maraknya pembangunan perumahan (khususnya di wilayah ‘Semarang atas’) dengan
wilayah perbukitan juga menyisakan kekhawatiran tersendiri. Lahan hijau dan
perbukitan yang dulunya merupakan daerah resapan air hujan kini telah banyak
yang dibabat habis, berakibat banjir kiriman yang sering melanda wilayah
‘Semarang bawah’.
Kedua, Kota Semarang sangat tidak jelas
dalam pola pembangunan kawasan sesuai dengan peruntukannya. Sebut saja,
terdapat pusat perbelanjaan di kawasan perkantoran (seperti yang ada di Jalan
Pemuda), pabrik-pabrik industri di kawasan pemukiman padat penduduk, dsb.
Ketiga, sentralisasi fasilitas rakyat. Hal
ini bisa kita lihat pada pelayanan kesehatan untuk daerah yang benar-benar
membutuhkan. Fakta di lapangan, pembangunan rumah sakit kebanyakan ada di pusat
kota, seharusnya ada pemerataan agar tidak timbul ketimpangan akses terhadap
pelayanan kesehatan.
Bencana rob yang sering melanda Semarang, bencana banjir dan
tanah longsor bisa jadi tantangan yang harus diatasi dengan sikap yang bijak.
Kegiatan penanaman bakau di beberapa garis pantai perlu digalakkan, pembabatan
habis pepohonan hijau dan daerah resapan air perlu diimbangi dengan peremajaan
kembali. Selain itu, ada baiknya Pemerintah merancang ulang pola-pola perkotaan
yang efektif. Pembangunan gedung, fasilitas jalan, dan sarana-prasarana
masyarakat harus diperhitungkan dengan sebaik-baiknya. Alangkah baiknya jika
masyarakat umum pun turut dilibatkan dalam perencanaan pembangunan Kota
Semarang.
Beragam masalah yang masih jadi PR kita semua –sebagai warga
Kota Semarang- tersebut, harapannya bisa menjadi pelecut semangat untuk
membulatkan tekad menjadi Kota Semarang yang hebat.
Kota Semarang sebagai Kota Wisata,
Dagang, dan Jasa
Kota Semarang terletak sekitar 466 Km di sebelah timur Kota
Jakarta dan 312 Km di sebelah barat Kota Surabaya. Dengan letak geografis yang
sangat strategis, tak heran jika seiring berjalannya waktu, Semarang tumbuh
menjadi kota perdagangan dan jasa yang kaya potensi dan kearifan lokal.
Sebagai
ibukota Provinsi Jawa Tengah tentunya Kota Semarang menduduki peran yang sangat
kruisal sebagai wajah 35 Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah. Peran Kota Semarang
sebagai “Kota Wisata, Dagang, dan Jasa” didukung paling tidak
oleh 4 hal:
1.
Infrastruktur
penunjang
a. Keberadaan
Pelabuhan Tanjung Mas dan Bandara International Ahmad Yani, Terminal Provinsi
Terboyo dan Terminal Kota Mangkang, Stasiun Kereta Api Regional Tawang, dan Stasiun Poncol.
b. Infrastuktur
jalan (Jalan Tol Semarang-Solo, jalan
tol Semarang-Batang, Jalan lintas
utara Pantura penghubung Jawa Barat-Jawa Timur).
2.
Posisi
geografis Kota Semarang yang sangat strategis
a. Merupakan kota segitiga
ekonomi JOGLOSEMAR (Jogjakarta, Solo, Semarang).
b. Central Point Regional Marketing dengan kota besar lain di Pulau Jawa (Jakarta,
Bandung, Surabaya).
3.
Pariwisata
Program Visit Semarang yang digagas Pemerintah Kota
Semarang semenjak tahun 2010 merupakan salah satu upaya dalam membranding Kota
Semarang sebagai Kota Pariwisata. Ditambah lagi gawe tahunan masyarakat Kota Semarang dalam rangka Hari Jadi Kota
Semarang.
Wisata di Kota Semarang bisa dikategorikan menjadi
beberapa macam jenis yaitu wisata alam, wisata religi, wisata sejarah, wisata
belanja, dan wisata kuliner. Di bawah ini beberapa tempat wisata paling
istimewa di Semarang :
1) Kompleks
Tugu Muda, Lawang Sewu, dan Museum Mandala Bakti.
2) Pusat
Belanja Simpang Lima dan Pusat Oleh-oleh
Khas Semarang Jalan Pandanaran.
3) Kawasan
Kota Lama Semarang.
4) Pantai
Marina dan Pantai Maron.
5) Masjid
Agung Jawa Tengah dan Masjid
Baiturrahman.
6) Pagoda
dan Vihara Watu Gong.
7) Klenteng
Sampoo Kong.
8) Museum
Ronggowarsito.
9) Museum
Rekor Jamu Jago dan Taman Tabanas.
10) Kebun
Binatang Mangkang Semarang.
Masih banyak lagi potensi pariwisata Kota Semarang
yang masih bisa dikembangkan.
4.
Perguruan
Tinggi Nasional
Universitas
Diponegoro dan
Universitas Negeri Semarang sebagai universitas negeri skala nasional berada di
Kota Semarang. Ditambah lagi universitas swasta
skala nasional seperti UNIKA
Soegijapranata, UNISBANK, IKIP PGRI, UDINUS, UNISSULA dan masih banyak lagi memberikan
peran yang sangat signifikan untuk Kota Semarang agar terus tumbuh dan
berkembang dengan dukungan sumber daya manusia yang memadai.
Semarang
sebagai kota industri, memiliki banyak UKM yang harus terus di-back up baik dari permodalan,
pengembangan, pemasaran, dsb. Industri kecil dan menengah harus senantiasa
berorientasi pada ekonomi kerakyatan. Batik Semarangan, lumpia, bandeng, wingko
babat, industri olahan lainnya, bisa menjadi daya saing daerah dan meningkatkan
pendapatan daerah. Pemerintah juga harus memperhatikan pengembangan pasar
tradisional yang memiliki daya tarik dan daya saing terhadap pasar modern.
Semuanya bisa diusahakan bersama
asal
ada sinergi yang baik dan harmonis dari masyarakat dan pemerintah. Pemerintah
juga harus menyediakan pelayanan publik di berbagai bidang secara memadai, juga
meningkatkan kualitas pelayanan publik, seperti hotel, perbankan, transportasi,
kesehatan (rumah sakit), pendidikan, ruang pameran, tempat olahraga, dan lain
sebagainya.
Inilah
kisah kota kita, Kota Semarang tercinta...
Saya turut bangga dengan deretan pencapaian prestasi yang diperoleh
Kota Semarang. Selama tiga tahun berturut-turut mendapatkan Adipura. Pada 2014
kemarin, Kota Semarang kembali mendapatkan Adipura kategori “Kota Metropolitan”
berkat pengolahan 850 ton sampah. Luar biasa sekali! Kebersihan memang menjadi
tantangan besar bagi seluruh daerah termasuk Kota Semarang karena memiliki
wilayah yang sangat luas dan populasi penduduknya yang selalu bertambah. Semoga
ke depan bisa terus ditingkatkan dengan deretan prestasi di berbagai bidang
lainnya.
Pemerintah Kota masih kurang memerhatikan sektor Kebudayaan dan
Pariwisata di Kota Semarang, walaupun sudah ada beberapa peningkatan. Tapi
sayangnya, pengelolaan aset-aset budaya ataupun pariwisata masih sangat kurang,
baik dari infrastruktur bangunan dan beragam fasilitas pendukungnya, juga
promosi pariwisata yang tidak berjalan dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari
minimnya kegiatan kebudayaan di Kota Semarang. Infrastruktur bangunan pendukung
kebudayaan kondisinya sangat memprihatinkan. Kita bisa lihat bersama, kondisi
Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) yang kurang terawat.
Pembangunan tempat-tempat wisata di Kota Semarang tidak sebanding
dengan semangat pembangunan mall-mall dan gedung-gedung pencakar langit. Padahal Semarang menyimpan aset-aset sejarah dan
potensi pariwisata yang begitu fantastis.
Pemerintah bisa memulai dengan memperbaiki fasilitas transportasi
pendukung, memperbaiki infrastruktur bangunan, mengadakan program perawatan
secara rutin, dan melakukan promosi besar-besaran untuk mengundang wisatawan lokal,
luar kota, luar pulau, bahkan wisatawan asing. Adanya bus wisata SI KENANG juga bisa menjadi daya
tarik tersendiri untuk mengenalkan tempat-tempat wisata di Semarang.
Bulatkan
Tekad, Semarang Hebat
Sejahtera dan hebat tidak hanya dilihat dari kualitas fisik
kotanya saja, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas juga menjadi salah
satu faktor yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Jadi, masih banyak PR untuk
pemerintah dalam upaya mewujudkan SDM dan masyarakat Kota Semarang yang
berkualitas.
Semarang banyak memiliki komunitas dan industri kreatif yang mampu
‘mengangkat’ nama dan citra positif Kota Semarang dari karya-karya yang mereka
hasilkan. Sebut saja Komunitas Cah Semarang (KCS), Komunitas Blogger Semarang
Loenpia.net, Komunitas Pecinta Sejarah Semarang Lopen, Komunitas Peduli
Lingkungan, komunitas berbasis desain grafis, dan masih banyak lagi. Ada juga
komunitas perempuan Semarang dan sekitarnya yang suka menulis khususnya menulis di blog
yakni komunitas Blogger Gandjel Rel, yang tahun ini akan merayakan hari jadinya
yang ke-4. Para anggotanya telah banyak menghasilkan karya dan prestasi dari
aktivitas ngeblog mereka. Beragam komunitas ini jika dapat dikoordinasikan
dengan baik (karena mungkin saat ini masih banyak yang bergerak
sendiri-sendiri), pasti akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat.
Komunitas-komunitas ini bisa membantu menyumbangkan ide, urun rembug, serta
menjadikan Semarang lebih dikenal lewat tulisan juga karya-karya mereka.
5 Srikandi Founder Gandjel Rel |
Dengan kesungguhan, komitmen, kebersamaan, ikhtiar dan kerja keras
selama ini dari semua komponen masyarakat, Kota Semarang terus menunjukkan
perbaikan di berbagai bidang. Belajar dari masa lalu, membuka ingatan atas
prestasi maupun penghargaan yang telah diraih bersama, mengevaluasi kelemahan
dan kekurangan yang terjadi, untuk selanjutnya dijadikan titik awal membangun
tekad, komitmen, dan kebersamaan dalam melakukan perbaikan serta percepatan
program pembangunan di masa yang akan datang demi peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Bangga
Kota Semarang
Introspeksi merupakan sebuah keniscayaan bahkan
menjadi sebuah keharusan dalam mensyukuri dan memaknai perjalanan
panjang Kota Semarang yang 2 Mei nanti berusia 472
tahun. Kota Semarang sudah tidak bisa dibilang kota muda. Seiring usia yang
bertambah, Kota Semarang harus mampu bertumbuh dengan bijaksana, tumbuh dengan
harmonis, terukur dan terencana.
Semoga para pemimpin dan
semua warga Semarang mau
bekerja lebih keras dari biasanya, berdoa lebih banyak dari biasanya, melakukan
terobosan-terobosan baru, para pemimpin bisa lebih ‘merangkul’ masyarakat,
mengambil langkah kebijakan yang lebih dahsyat sehingga bisa melipatgandakan
proses dan hasil pembangunan, sehingga Kota Semarang mampu mengejar
ketertinggalan. Semoga Kota Semarang benar-benar menjadi Kota ATLAS yang selalu Aman,
Tentram, Lancar, Asri dan Sentausa. Semarang
menjadi Kota Multitalenta yang Masyarakatnya Sejahtera. Aamiin.
Ini impian saya, juga impian kita semua.
#Semarangangenin
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna