Sebagai
muslimah, teladan terbaik kita adalah Rasulullah dan para shahabiyah. Dalam
diri Rasulullah, terdapat banyak pelajaran hidup yang dapat membimbing kita
untuk mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kita tidak
bisa menutup mata bahwa banyak sekali godaan di era milenial sekarang ini, seringkali
menjauhkan seorang muslimah dari sifat-sifat yang diajarkan Rasulullah SAW.
Untuk itu, yuk kita resapi kembali apa saja yang perlu ditiru untuk menjadi
muslimah tangguh dengan meneladani sifat-sifat yang selalu melekat pada pribadi
Rasulullah, yaitu:
Selalu
merasa takut pada Allah SWT (Khasyyah)
Sifat ini menjadi salah satu
syarat yang menunjukkan kesungguhan iman seorang hamba. Segala perbuatan kita akan terhindar dari maksiat saat hati merasa
takut pada Allah SWT yang senantiasa mengawasi. Tidak ada yang ditakuti orang
beriman selain Allah SWT. Tidak ada yang merisaukan seorang Mukmin kecuali
urusannya kepada Allah SWT. Orang beriman meletakkan takut pada tempatnya.
Orang
beriman diliputi sayap-sayap takut (khauf), harap (raja'), dan cinta
(mahabbah). Masing-masing sayap memperkuat iman dan kepada Sang Pencipta. Takut
bukan ciri khas orang yang lemah. Takut justru menjadi sebab seseorang
memperoleh kekuatan.
Orang
yang takut di hadapan manusia maka akan lemah di hadapan orang lain. Orang yang
menggigil takut saat bertemu seseorang maka akan dihinakan di hadapan orang
tersebut. Namun, jika ia memosisikan takut pada tempatnya, tak ada lagi sesuatu
pun yang membuatnya takut di dunia ini. Semakin ia takut, semakin ia berani.
Tak
ada gertakan yang mampu menyiutkan nyalinya selain ancaman azab dari Allah SWT.
Tidak ada tantangan yang memundurkan langkahnya selain tantangan dari Allah
SWT. Ketakutannya, ia letakkan pada puncak ketakutan. Jika ia sudah mencapai
puncak, tak ada lagi sisa-sisa ketakutan di dunia. "Karena itu janganlah
kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku." (QS al-Maidah:
44).
Allah
sudah menegaskan tak boleh ada ketakutan jika ia tak disandarkan pada Allah SWT
semata.
Rendah
diri di hadapan Allah SWT (Khusyu')
Seseorang
yang punya sikap khusyu' akan selalu tunduk dan pasrah
pada setiap ketentuan Allah SWT. Sepelik apa pun persoalan hidup, akan selalu
dihadapi dengan sikap tenang, hati yang lapang dan sabar. Hati yang merendah
pada Allah SWT, seharusnya membuat kita berserah diri sepenuhnya dalam rasa
ikhlas. Rasulullah adalah sosok teladan sejati yang selalu khusyuk dalam
salatnya. Sampai dikisahkan Rasulullah salat hingga bengkak kakinya.
Tidak sombong pada siapa
pun (Tawadhu’)
Rasulullah
Muhammad SAW merupakan contoh paripurna dalam sifat tawadhu. Beliau memiliki
derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. Di alam semesta ini, beliau juga
dimuliakan. Akan tetapi, beliau menjauhi sifat sombong. Beliau memilih sikap
tawadhu di tengah manusia.
Dengan tawadhu, Rasulullah
kian bertambah kewibawaannya. Orang-orang musyrik justru menjadi gentar dan
segan. Sementara, kaum Mukminin kian mencintai beliau dengan sepenuh hati.
Ketawadhuan Rasulullah juga tampak dalam
perannya sebagai kepala rumah tangga. Aisyah RA menuturkan, Rasulullah tak
segan-segan membantu pekerjaan rumah tangga. Beliau memperbaiki sendiri
sandalnya yang tanggal. Beliau juga menjahit sendiri bajunya.
Mempunyai
akhlak yang bagus (Khusnul khuluq)
"Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling baik
akhlaknya." (HR. Ahmad)
Bahkan
Rasulullah SAW sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak. Ketakwaan kita tidak
hanya diukur dari banyaknya ibadah kepada Allah SWT, tapi juga bagaimana
interaksi kita pada sesama (hablumminannas).
Sekalipun
kita rajin ibadah, tapi kalau lisan selalu menyakiti hati orang lain, maka
pupuslah amal ibadah itu akibat akhlak yang buruk. Akhlak mulia adalah amalan
yang wajib, bahkan penyempurna iman seseorang.
Hidupnya
tidak hanya berorientasi pada dunia (Zuhud)
Rasulullah SAW sudah condong pada
kezuhudan bahkan sebelum menerima risalah kenabian. Sebagai seorang pedagang
yang sukses, bereputasi baik, dan kaya, beliau ternyata gemar meringankan beban
orang lain, alih-alih menumpuk harta.Kenikmatan dunia jangan sampai membuat kita lalai pada
kehidupan akhirat. Caranya, kita harus meniatkan segala aktifitas positif
karena Allah semata. Jadikan lelah kita hanya Lillah, yaitu
demi mengharap ridha-Nya. Gak perlu deh yang namanya mengharapkan sanjungan
atau pujian manusia bagi orang yang zuhud. Sikap seorang yang zuhud saat
tertimpa musibah adalah lebih mengharap pahala dari musibah itu daripada
kembalinya harta benda dunia yang hilang.
***
Itulah
di antara sifat yang diajarkan Rasulullah untuk kita teladani sebagai
umatnya. Selain itu, ada beberapa amalan sunah yang merupakan pengiring dan pelengkap
amalan-amalan wajib kita dalam keseharian. Meskipun terkadang berat untuk
melakukannya, tapi kalau kita berjuang sungguh-sungguh,lama-kelamaan bisa
menjadi kebiasaan. Insya Allah,
kebiasaan ini akan terus menyatu dan
melebur dalam kehidupan kita, sulit dipisahkan, dan sulit untuk
ditinggalkan. Dan terus istiqomah dilaksanakan sampai Allah Swt memanggil kita
dalam husnul khatimah. Aamiin yaa
Rabbal’alamin…
Ada beberapa
sunah harian yang bisa kita amalkan dalam keseharian kita, yaitu:
- Salat Tahajud
- Tadabur Al Qur’an
- Salat Dhuha
- Memperbanyak sedekah
- Menjaga wudu
- Berzikir setiap saat
Sebagai seorang ibu, saat di rumah pun
aku berusaha menghadirkan sosok Rasulullah saat membersamai Dzaky, seperti
berkisah tentang kehidupan dan pribadi Rasulullah, mengajarkan adab-adab sesuai
sunnah yang diajarkan Rasulullah, dan banyak lagi.
Akhirnya, marilah kita isi hari-hari kita dengan amalan
ibadah sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW dengan penuh kesungguhan
dilandasi keimanan yang teguh, keikhlasan dalam pengabdian, penuh harap akan
diterimanya seluruh amal ibadah, semoga kita mendapat ridha dari Allah Swt.
Aamiin…
Rindu kami padamu,
ya Rasul
Rindu tiada terpera
Berabad jarak
darimu, ya Rasul
Serasa dikau di
sini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Cinta ikhlasmu pada manusia
Bagai cahaya suarga
Dapatkah kami
membalas cintamu
Secara bersahaja
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna