Alhamdulillah, 21-23 Desember 2020
kemarin telah terlaksana DNA Writing Holiday #12 dengan peserta berjumlah 51
anak. Serunya mereka berasal dari Sumatera Utara hingga Papua. Ibarat kata
peserta se-tanah air, dari Sabang sampai Merauke. Ini kali pertama DNA mengadakan
kegiatan liburan secara online. Mau tidak mau, kami pun harus beradaptasi dengan model pendidikan di era pandemi, yaitu
dengan pembelajaran online atau daring (dalam jaringan).
Dulu, ketika DNA Writing Holiday 1-11
yang terlaksana secara offline, kami hanya berkegiatan di wilayah seputar
Semarang. Saat sesi ke-9 kami pernah membagi lokasi menjadi 4 titik:
Banyumanik, Ungaran, Pedurungan, dan Ngaliyan. Tetap saja hanya seputar Kota
Semarang dan Kabupaten Semarang. Hikmahnya karena pandemi ini sehingga
pembelajaran dilakukan secara online, jangkauan wilayahnya pun menjadi lebih
luas, dari Sabang sampai Merauke. Alhamdulillah. Pasti selalu banyak hikmah.
Nah, selama 3 hari kami nge-zoom
kemarin dengan agenda:
❤Hari
#1:
- Tema khas KKPK
- Bedah karya KKPK
- Proses kreatif penulis KKPK
- Hunting ide
❤Hari
#2:
- Unsur cerita pendek
- Riset tulisan
❤Hari#3:
- Cara asyik menulis cerita
- Editing dasar
- Rahasia tembus penerbit
Pada hari pertama, kakak-kakak mentor
yang terdiri dari Kak Norma, Kak Etika, dan Kak Siti melakukan perkenalan dan
memberikan motivasi tentang manfaat menulis. Selain itu, karena output kegiatan
ini adalah naskah siap kirim ke KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) di Penerbit
Dar!Mizan, makanya kami menjelaskan segala hal tentang KKPK. Anak-anak sangat
antusias saat menyimak. Bahkan diskusi kami pun berlangsung sangat seru. Pada
hari pertama anak-anak mendapatkan tugas untuk memilih satu tema dari 10 tema
khas KKPK.
Pada hari kedua, zoom class sempat
mengalami kendala teknis. Anak-anak sempat harus berpindah ruang kelas. Tapi
tak masalah. Semuanya tetap happy dan berlangsung seruuu. Hari kedua, anak-anak
belajar tentang unsur intrinsik cerita pendek. Mulai dari tokoh sampai meramu
konflik. Selain itu, anak-anak juga praktik menulis kalimat percakapan
(dialog). Selanjutnya, mereka juga belajar cara membuat kerangka karangan
dengan metode BMA dan teknik melakukan riset atau penelitian kecil-kecilan
untuk memperkuat tulisan mereka. Kami memberikan contoh cerpen karya Kak Khansa
yang bisa mereka baca sekaligus pelajari.
Pada hari ketiga, kakak mentor
mengulang kembali penjelasan mengenai riset untuk memperkuat tulisan juga
teknik menulis cerita secara utuh dari awal hingga akhir. Kakak mentor juga
menjelaskan tentang penggunaan tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan teknik
editing dasar. Semua sangat antusias memperhatikan dan sudah tak sabar untuk
segera menuangkan ide-ide mereka dalam sebuah cerita pendek.
Pandemi Corona ini memberikan wajah baru dalam metode pembelajaran. Semuanya kini serba online. Untuk kegiatan DNA ini pun, peran orang tua sangat luar biasa. Karena di lingkungan keluarga, budaya literasi itu pertama kali ditumbuhkan. Saya pun optimis, anak-anak bisa mendapatkan manfaat positif dari aktivitas menulis. Mereka akan belajar mengasah kepekaan emosi, mengasah kejelian panca indera, mengasah imajinasi, melatih kreativitas, dan banyak lainnya. Tentu saja untuk mewujudkan ini semua, dukungan orang tua yang paling utama. Alhamdulillah, banyak orang tua zaman now yang semangat untuk belajar parenting.
Para orang tua kini semakin sadar
bahwa pengasuhan itu butuh ilmu tidak hanya sekadar pakai naluri semata. Mereka
pun kini semakin “melek literasi”. Ya, memang seharusnya seperti itu. Karena
orang tua adalah “sekolah pertama dan utama” untuk mendidik anak-anaknya.
Semoga pandemi segera usai, dan
pembelajaran tatap muka bisa dilangsungkan lagi. Itu salah satu harapan saya di
2021 ini.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna