Alhamdulillah
terlahir benar-benar kembar itu membuat saya dan Mamiko (panggilan sayang untuk
saudari kembar saya) terbiasa memakai baju kembar sejak bayi. Beranjak balita, ibu
lebih senang membeli kain kemudian menjahitkannya ke tukang jahit. Banyak baju
motif kembar yang kami punya. Tak heran ketika bepergian, banyak pasang mata
tertuju kepada kami. Si kembar identik yang imut, lucu, dan sangat menggemaskan.
Hehe. Jikalau dulu sudah ramai media sosial mungkin Babe n Ibuk bakalan bikin
akun medsos khusus untuk mendokumentasikan keseharian si kembar. Xixixi.
Oh ya, saat SUPERTWIN kecil, ibu sering menjahitkan baju model rok terusan gitu dengan motif yang lucu-lucu. Kebiasaan ini berlanjut sampai kami SD. Kalau piyama, atau baju atasan-bawahan, jika beli jadi, terkadang motif atau gambarnya saja yang kembar, nah warnanya sejak kecil Ibu seperti sudah “menyiapkan” kami jadi si penyuka warna merah (Mamiko) dan saya si penyuka warna hijau. Hehe.
Lucu saja gitu ketika membuka-buka kembali album foto masa kecil dan mendapati
foto diri kami dengan baju-baju kembaran. Apalagi kami adalah kembar generasi
pertama di trah keluarga besar, baik dari keluarga Almarhum Babe maupun dari
keluarga Ibu. Bahkan dulu Budhe sempat pingsan ketika mendapati Ibuk (adiknya)
yang notabene bertubuh mungil tapi kuat melahirkan bayi kembar secara normal. Masya
Allah.
Kelahiran
kami tentu saja disambut suka cita oleh keluarga besar. Bahkan, kakak laki-laki
kami (Dedoy), selalu jadi satpam alias penjaga di pintu kamar saat ada banyak
tamu yang menjenguk si kembar. Dedoy yang saat itu berusia 5 tahun tidak
mengizinkan siapapun untuk menggendong atau membawa adik kembarnya. Hihi
lutunaaaaa.
Nah,
salah satu pengalaman tak terlupakan jadi si kembar adalah saat TK B. Waktu itu
ada sesi pemotretan untuk keperluan buku rapor. Tukang fotonya tidak tahu kalau
kami kembar. Kok ya pas waktu itu bu guru juga kurang memperhatikan. Jadi waktu
itu yang difoto hanya Mamiko saja dan saya belum. Sesampai di rumah saya nangis
karena tidak difoto. Babe lalu lapor ke bu guru. Beberapa hari kemudian, tukang
fotonya khusus datang ke rumah untuk memotret saya. Hehe. Dan banyak pengalaman
keren lainnya menjadi sosok kembar.
Semoga
kami selalu semangat jadi SUPERTWIN, menjadi sebaik-baik Muslimah yang terus
semangat menebar manfaat dengan motto: “MULIA KARENA TAQWA, BERCAHAYA DALAM
KARYA, MENGINSPIRASI DENGAN PRESTASI”.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Mohon untuk tidak meninggalkan link hidup.
Salam,
Keisya Avicenna