Antara AKU, MEA, dan DNA
Keisya Avicenna
Monday, March 28, 2016
9 Comments
Baru kemarin ditanya Kak Thicko (My SUPERTWIN), “Cenung, kamu nggak les
Inggris ‘n ikut tes TOEFL lagi?”
“Belum, sih, masih bingung ngatur waktu. Heuheu, udah banyak yang
menguap nih vocab-nya.”
“Ikut SEKOLAH TOEFL aja. Online. Score TOEFL-ku udah …, lho!” (Kak Thicko menyebut tiga deret angka
yang sangat fantastis. Memang sih, di kantornya (Kementerian Perdagangan RI)
TOEFL-nya harus selalu di-upgrade.
Kembaranku itu juga lulusan Pascasarjana ITB, yang mau nggak mau score
TOEFL-nya harus di atas 550. Apalagi tahun depan kemungkinan dia dapat tugas
untuk dinas ke luar negeri.
Yups, setelah mengantongi izin dari Macis –sang Pangeran Kunci Surga-, akhirnya
aku pun mendaftarkan diri untuk ikut Sekolah TOEFL. Insya Allah, pembelajaran
secara online akan dimulai tanggal 4 April nanti. Doain ya, semoga bisa jadi
murid yang rajin dan tekun, selalu belajar dengan sungguh-sungguh. Hihihi.
Semangat!
Ya, sejak SMP saya memang suka Bahasa Inggris, terutama saat WESTLIFE
menjadi salah satu boyband yang digandrungi para remaja di jaman itu. Hihihi.
Belajar Bahasa Inggris biar mudeng lagu-lagunya WESTLIFE *cita-cita mulia seorang remaja. Hm,
tapi yang namanya bahasa kalau nggak sering dipakai lama-lama menguap dengan
sendirinya. Lulus kuliah, sempat belajar Bahasa Arab juga, tapi sekarang juga
udah banyak yang menguap. Heuheu.
Baiklah, mengingat pada tanggal 31
Desember 2015 silam, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) resmi diberlakukan, maka saya
pun harus mempersiapkan banyak hal. Salah satunya meng-upgrade kemampuan Bahasa Inggris. Apalagi saya punya murid di DNA
Writing Class yang sering setor tulisan berbahasa Inggris. Malu dong, kalau
nanya dia mulu arti tulisannya itu apa? Hehehe.
MEA
merupakan wujud kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk
membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan
daya saing ekonomi kawasan. MEA
dijalankan dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi
dunia serta menciptakan pasar regional bagi kurang lebih 500 juta penduduknya. Wow, fantastis!
Oh ya, dengan adanya MEA, tentu saja saingan kita
tidak hanya dari dalam negeri, tetapi dari negara tetangga juga. Untuk itu,
kita pun harus berkaca pada diri sendiri, apakah kita sudah mempersiapkannya
dengan baik? Nah, penasaran dengan persiapan saya untuk menghadapi MEA? Yuk,
cekidot!
Belajar
bahasa asing
Target tahun 2016 ini sih, belajar Bahasa Inggris dan
Bahasa Arab. Buku-buku penunjang Alhamdulillah sudah ada, tinggal mengencangkan
ikat kepala dan konsisten pada jadwal yang sudah dibuat. Yups, karena aku sadar
mempelajari bahasa asing merupakan salah satu bekal yang sangat penting di era
globalisasi saat ini. Dengan mempelajari bahasa asing, akan membantu kita dalam
hal berkomunikasi, mengasah keterampilan, mengasah kognitifitas, dan sebagainya.
Berlatih berpikir Out of The Box
Belajar jadi pribadi yang penuh kreatif,
inovatif, dan kompetitif.
Belajar mengembangkan industri kreatif
Di bawah payung “DNA CREATIVE HOUSE”, saat
ini saya dan suami sedang mengembangkan beberapa jenis bisnis. Itung-itung saya
sendiri belajar jadi muslimahplanner sekaligus
muslimahpreneur.
Manajemen waktu yang baik
Jatah waktu 24 jam dalam sehari harus
benar-benar dapat digunakan secara produktif. Nikmat sehat dan waktu luang, ini
yang sering membuat kita terlena. So, cara terbaik mensyukuri nikmat itu adalah
dengan menjadikan hari-hari kita penuh makna, tidak ada hal yang sia-sia.
Lebih disiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi dengan semangat DNA
“DNA… Dream ‘N Action!” inilah salah satu jargon hidup saya. Ya, punya
impian itu gratis. Makanya, saya harus berani memiliki impian besar. Tapi, yang
terpenting saya harus memiliki disiplin yang tinggi dan aksi yang nyata untuk
menjadikan impian-impian itu menjejak nyata atas izin dan ridho dari-Nya.