CANTIK DARI HATI, BIKIN CEMBURU PARA BIDADARI
Keisya Avicenna
Friday, July 15, 2016
0 Comments
"Jadilah wanita dunia yang layak dicemburui para bidadari surga" (Beauty Jannaty) #cantikitudarihati #HalaldariAwal |
Cantik itu…
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, cantik memiliki arti : indah, jelita, elok, dan molek. Dewasa ini,
arti tersebut mengalami perluasan makna. Ada kecantikan luar (outer beauty) yang menyangkut fisik,
seperti wajah, kulit, dan bentuk. Ada juga kecantikan dalam (inner beauty) yang berhubungan dengan kepribadian yang dimiliki
seseorang, dimensi psikis rohani, dan memiliki sifat yang lebih abadi. Namun,
kecantikan luar dan kecantikan dalam memiliki nilai serta makna tersendiri dan
keduanya tidak bisa diabaikan.
Shalihah, Sudah Cantik-kah
Engkau Hari Ini?
Bagi seorang perempuan atau muslimah, kecantikan
adalah suatu hal yang menjadi dambaan. Bahkan bisa memengaruhi tingkat
kepercayaan diri seseorang. Namun sayang, banyak yang menganggap cantik itu
hanya dilihat dari fisik saja, lahiriah saja. Berkulit putih, hidung mancung,
jemari lentik, bibir sensual, postur tubuh tinggi, dan segala yang dinilai dari
yang tampak di luar saja. Sebenarnya, cantik itu relatif bagi setiap orang. Namun
kenyataannya saat ini –secara sadar atau tidak sadar- banyak yang mengusik pola
pikir seorang muslimah tentang definisi “perempuan cantik” karena pengaruh
media, lingkungan sosialnya, adanya berbagai kontes kecantikan, dan lain
sebagainya.
Padahal sesungguhnya, kecantikan hati dan
perilaku ‘levelnya’ jauh lebih di atas kecantikan fisik. Kecantikan fisik
tidaklah kekal. Seiring berjalannya waktu, usia yang semakin menua, kulit yang
dulunya kencang perlahan menjadi berkeriput. Beda halnya dengan kecantikan hati
dan kecantikan perilaku, sifatnya jauh lebih kekal dan memberikan dampak
positif dalam kehidupan. Karena itu, aspek ruhaniah seseorang atau inner beauty harus lebih diutamakan.
Cantik dari hati adalah kecantikan sesungguhnya, yang harus bisa memberikan energi
positif untuk dirinya sendiri, terlebih untuk orang-orang di sekitarnya dan
lingkungannya. Sehingga harapannya, yang semula memberikan definisi kalau
cantik itu berkulit putih, tinggi dan langsing akan berubah menjadi seorang
perempuan yang memiliki prestasi yang membanggakan, kreativitas tinggi,
keterampilan unik yang mampu memberikan manfaat. Selain itu, ia memiliki akhlak
yang baik, peduli terhadap sesama, ringan tangan, gemar bersedekah, dll. Inner beauty itu dengan sendirinya akan
terpancar dari diri seorang perempuan yang dalam tingkah laku kesehariannya
mampu memberikan perubahan positif dan sebesar-besarnya manfaat untuk
lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
Maka Saudariku
Shalihah, bersihkan hatimu, perbaiki akhlakmu, lebih dekatkan dirimu pada Al-Qur’an,
dan biasakan menjalankan sunnah Nabi dalam keseharian, insya Allah setiap hari
engkau akan semakin cantik. Mengingat, cantik hari ini seolah telah menjadi
sebuah kebutuhan. Kebutuhan akan pengakuan sosial, penghargaan, dan aktualisasi
diri. Namun yang terpenting, niatkanlah semua hanya karena Allah semata, bukan
mengharapkan pujian dan penilaian dari manusia.
"Tjantik-nya tuh di HATIMU..." (Tjantik = Cantik) |
Pancarkan Pesona Cantikmu!
Bukan suatu hal yang baru jika seorang
muslimah yang benar-benar sadar akan ajaran agamanya
sangat memerhatikan pakaian dan penampilannya
serta berparas menawan tanpa harus dengan tabarruj
(bersolek), tidak juga berlebih-lebihan, yang menyenangkan jika dilihat suami
(khusus bagi yang sudah menikah), anak-anaknya, muhrimnya, serta para muslimah
lainnya. Ia tidak akan pernah memperlihatkan diri kepada orang-orang yang diperbolehkan melihatnya dengan paras
acak-acakan dan serba semrawut. Tetapi sebaliknya, senantiasa berdandan dengan rapi dan berparas menarik sesuai
dengan yang diajarkan Islam yang senantiasa mengajak kepada penampilan baik dan
menarik serta berhias diri dengan tidak berlebih-lebihan.
Saudariku Shalihah, perbaikilah penampilan! Hendaklah
seorang muslimah memperbaiki penampilannya untuk menampakkan nikmat Allah SWT yang telah diberikan
kepadanya. “Sesungguhnya
Allah senang melihat tanda nikmat yang diberikan kepada hamba-hambaNya.”
(HR. Tirmidzi dan Hakim)
Sudah
menjadi salah satu fitrah seorang wanita untuk terlihat anggun sesuai kodrat
kewanitaannya. Tapi keinginan ini jangan sampai menjadikan kita terlena hingga
diri berlebih-lebihan dalam berhias. Nah, berhias bagi wanita ada 3 macam,
yaitu berhias untuk suami, berhias di depan wanita dan lelaki mahram (orang
yang haram dinikahi), dan berhias di depan lelaki bukan mahram.
Seorang muslimah diperbolehkan
untuk menghiasi dirinya dengan hal-hal yang mubah misalnya mengenakan sutra dan
emas, mutiara dan berbagai jenis batu permata, celak, menggunakan inai (pacar)
pada kuku dan menyemir rambut yang beruban –bukan dengan
semir warna hitam-, menggunakan kosmetik alami atau
kosmetik yang tidak mengandung zat berbahaya dengan tidak berlebihan. Dan tentu
saja berhias di sini bukanlah dengan maksud mempercantik diri di hadapan lelaki
yang bukan mahramnya.
Shalihah, Pilihlah Kosmetik
yang Halal untuk Kecantikanmu yang Penuh Berkah
Seorang muslimah harus pandai merawat dan memerhatikan
tubuhnya. Kecantikan luar memang bisa terlihat secara langsung, misalnya pada
wajah, paras, bentuk, dan kulit. Karenanya, kulit -terutama kulit wajah- banyak
yang memperlakukannya bagaikan sebuah tanaman, di mana perlu dipelihara,
disiram, dan diberi pupuk supaya subur. Tentu saja dengan cara memakai kosmetik
yang aman, sehat dan halal. Saat ini,
semakin banyak muslimah yang menyadari pentingnya menggunakan produk kosmetik
yang aman, sehat, dan halal.
Adapun kriteria kosmetik
yang aman, sehat, dan halal bisa dilihat dari :
1.
Label halal dari MUI dan legalitas produk dari BPOM
Kehalalan suatu produk bisa kita cross check ke
Halal MUI. Selain itu, produk kosmetik yang legal ditunjukkan dengan
dicantumkannya nomor pendaftaran di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
2.
Komposisi bahan
Biasakan selalu mengecek komposisi bahan yang
digunakan. Pastikan bahan produk tidak menggunakan zat seperti diambil dari
lemak babi atau zat tidak halal lainnya. Hati-hati saat mengecek produk karena
terkadang istilah mengandung babi bisa diganti dengan istilah lain. Baca kode
makanan yang mengandung daging babi dan dapat ditanyakan pada ahlinya serta
cari informasi melalui internet tentang sumber bahan-bahan tersebut.
3.
Cara produksi
Bukan hanya soal bahan pembuat produk, kita juga harus
memastikan produk tersebut dibuat dengan cara yang halal
4.
Mudah dibersihkan
Hendaknya, saat wudhu tidak boleh ada kosmetik yang
menghalangi air membersihkan tubuh.
5.
Nama dan alamat produsen tercantum dengan jelas
Nama dan alamat jelas produsen harus jelas tercantum
pada label kemasan yang mengindikasikan mudahnya akses bagi konsumen untuk
memperoleh informasi lanjutan mengenai produk bersangkutan.
Nah, untuk mengetahui daftar produk kosmetik
halal yang telah mendapat sertifikasi LPOM MUI, Saudariku Shalihah bisa dilihat pada tautan berikut: http://www.muslimconsumergroup.com/cosmetic.html
Ini kosmetika halalku, mana kosmetik halalmu? WARDAH, #HalaldariAwal |
Hijab Hati, Hijab Diri Bekal Meraih Kecantikan Surgawi
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutup kain kerudung ke dadanya…"
(QS. An-Nuur [24]: 31)
Hidup berisi dengan aneka macam peristiwa.
Peristiwa yang menghadirkan silih berganti perasaan yang mengisi jiwa. Maka,
kokohkanlah keimanan saat perjalanan membuat kita bertanya, saat membuat kita
meragu dan kecewa. Yakinlah, skenario Allah SWT tengah berlangsung dan jadilah
penyimak yang baik dengan penuh sangka yang baik pada-Nya. Tanamkan dalam diri
kita Allah Mahatahu yang tepat dan terbaik bagi hamba-Nya!
Sesungguhnya Allah menjadikan seluruh tubuh seorang wanita
ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki. Segala sesuatu dari tubuh
seorang wanita yang terlihat oleh orang yang bukan mahromnya, semuanya akan
dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah kelak.
Hakikat jilbab adalah hijab lahir dan batin. Hijab mata kita
dari hal-hal yang mendatangkan murka Allah, jagalah pandangan dari hal-hal yang
dilarang. Hijab lidah kita adalah menjauhkan diri dari ghibah dan perkataan yang sia-sia, usahakan selalu basahi lisan
kita dengan berdzikir kepada Allah. Hijab tangan kita adalah ringan berbuat
tatkala ada orang lain yang membutuhkan bantuan. Hijab kaki kita adalah saat
kita gunakan menapak di jalan-jalan kebaikan. Hijab pikiran kita adalah saat
kita mampu berpikir visioner jauh menatap masa depan serta menjauhkan pikiran
kita dari hal-hal negatif. Hijab hati kita untuk selalu meletakkan nama Allah
di tingkatan tertinggi, kemudian Rasulullah, orang tua, dan seterusnya.
Kecantikan surgawi, kecantikan yang
membuat cemburu para bidadari, perwujudan cita-cita menjadi bagian dari para perempuan
langit, para perempuan yang dirindukan surga.
“Mereka yang dalam
diam tiada henti menyebut nama Allah. Mereka yang selalu giat menghafalkan Al-Qur'an
demi mendapat keridhoan Allah. Mereka yang hendak memberikan mahkota penuh
cahaya untuk kedua orang tua kelak di surga nanti. Mereka yang bersikukuh
mengenakan hijab sebagai bentuk kecintaan kepada Allah. Walau ‘diancam’ akan
kehilangan pesona dunia, mereka tiada gentar untuk tetap bertahan. Mereka yakin
bahwasanya perhiasan sejati seorang muslimah itu adalah dari amal ibadah dan
akhlaknya yang jernih, bukan berasal dari moleknya tubuh yang mengundang nafsu
dan syahwat. Ya, mereka adalah perempuan langit!”
Bismillah… Karena
seorang muslimah itu indah dan mulia, seperti sejarah para ummul mukminin dan
para shohabiyah. Semoga senantiasa mampu menjadi muslimah shalihah yang dirindu
Jannah. Aamiin…
“Dan (di dalam surga itu) ada
bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik.
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. Al Waqi’ah [56]: 22-24).
Pasti kita semua ingin menjadi muslimah secantik dan sejelita bidadari surga, tidak
sekadar cantik dari segi fisik, namun cantik dari hati yang lebih utama, karena bidadari surga adalah gambaran
kesempurnaan pesona seorang wanita dan kita pasti mendambakannya. Maka dari
itu, milikilah pribadi cantik dari hati, dan
buatlah cemburu para bidadari!
“Dunia ini adalah perhiasan,
dan sebaik-baik perhiasan adalah muslimah yang shalihah.”
[HR.
Muslim]