NOSTALGIA PERAYAAN KEMERDEKAAN DI KAMPUNG HALAMAN
PUISI #1
Untukmu Kusuma Bangsa
Untukmu
yang telah mendahului kami
Wahai
kusuma bangsa…
Kau
begitu berjasa
Hingga
Indonesia kini merdeka…
Untukmu yang telah mendahului kami
wahai kusuma bangsa
di
tanah juang ini kami lahir…
di
medan juang ini pula kami dibesarkan…
Kini…
Indonesia telah merdeka
Tapi, jiwa-jiwa ini belumlah
merdeka sepenuhnya
Kebodohan, kemalasan, orientasi
duniawi…
Menjadi belenggu yang mampu
butakan hati nurani anak negeri!
Marilah kawan…
Kita satukan langkah!
Bulatkan tekad!
Bergerak dan berjuang bersama…
Untuk pahlawanku…
Untuk ayah dan bundaku…
Untuk
bangsaku…
Masa depan indonesia ada di tangan kita…
Merdeka!
Merdeka!
Merdeka!
*Puisi ini dibacakan oleh Dek Esa pada saat malam tirakatan dalam rangka
perayaan 17 Agustus ke-63 (tahun 2008) di
Banaran, Wonogiri.
PUISI #2
Malam
bergelayut manja
Gelap
merayap… terang berganti kelam…
Mentari pun tlah usai tunaikan
tugasnya
Di balik cakrawala senja…
Dan
sang rembulan berganti menyapa
Ditemani
kilauan bintang
Berkedip-kedip
penuh suka cita…
Suasana
semakin syahdu
Bersama embusan
angin yang mampu sentuh kalbuku
Malam ini, kita semua menjadi
saksi
Dalam waktu yang terus bergulir
dan berganti
63 tahun bukanlah waktu yang
singkat
Untuk sebuah perjuangan
Indonesia, tempat kita berpijak…
Tuk wujudkan segala cita dan asa!
Perjuangan ini belum berhenti, Kawan…
Indonesia
butuh tangan-tangan kita
Pikiran-pikiran
cerdas kita
yang
‘kan mampu ubah nasib bangsa
Menuju
indonesia lebih baik dan sejahtera
Malam ini pun menjadi saksi…
Terpautnya
hati-hati ini untuk sebuah janji
Yang kini terpatri di dalam diri…
Karna kami adalah pemuda dan
pemudi
Calon pemimpin bangsa ini!
*Puisi ini dibacakan oleh Dek Tomy pada saat malam tirakatan dalam rangka perayaan 17 Agustus ke-63 (tahun 2008) di Banaran, Wonogiri.
[*]
Saya
pun kembali bernostalgia pada masa remaja. Waktu itu, saya cukup aktif di
kegiatan Karang Taruna RT, meskipun saya sedang kuliah dan ngekos di Solo.
Salah satu kegiatan kami jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI adalah menyiapkan
malam tirakatan. Sebelum malam tirakatan, para remaja Karang Taruna biasanya
mengadakan aneka perlombaan untuk anak-anak hingga orang dewasa. Seperti lomba
balap kelereng, lomba memasukkan pensil dalam botol, joget balon, dan banyak
lagi. Seru sekali! Para pemenang lomba akan mendapatkan hadiah yang akan
diserahkan pada malam tirakatan.
Waktu
itu, saya mendapatkan tugas mendampingi anak-anak (usia SD) untuk persiapan
manggung. Mereka akan membaca puisi dan paduan suara. Saya pun mulai membuatkan
naskah puisi dan melatih mereka bernyanyi lagu-lagu kebangsaan. Anak-anak
berlatih dengan penuh semangat. Mereka latihan di rumah setiap malam di rumah
saya.
Sampai
akhirnya, hari-H pun tiba. Anak-anak pakai kostum ala pejuang kemerdekaan.
Mereka deg-degan sekaligus sangat excited.
Alhamdulillah, semua berjalan dengan lancar. Tepuk tangan meriah mereka
dapatkan dari para penonton. Dalam acara ini, banyak hal yang dipelajari
anak-anak. Mereka belajar untuk meneladani nilai-nilai kepahlawanan, seperti:
berani, rajin berlatih, tampil percaya diri, bekerja sama, dan banyak lagi.
[*]
Tahun-tahun
berikutnya, baik malam tirakatan, lomba-lomba perayaan 17 Agustus di kampung
halaman saya semakin variatif. Bahkan almarhum Ahha Wok sering pentas drama
komedi yang tetap ada unsur kepahlawanannya dan selalu sukses membuat para
penonton merasa terhibur.