DARI HOBI YANG MENYENANGKAN JADI CUAN YANG MEMBAHAGIAKAN
Sejak kecil, saya dan kakak-kakak saya memang punya hobi membaca. Bahkan Dedoy, Kakak laki-laki saya, saat masih berumur 3 tahunan sudah lancar membaca koran. Tak heran karena sejak belia kami sudah berakrab ria dengan buku, majalah, setiap hari dibacakan cerita, mendongeng, dan banyak aktivitas literasi di rumah. Sampai-sampai saat saya membantu ibu memasak di dapur, kertas bekas dari bungkus tempe selalu saya kumpulkan terlebih dulu untuk kemudian saya baca.
Hobi membaca
yang sangat didukung oleh orang tua, tidak hanya menjadikan saya seorang kutu
buku tapi juga predator buku. Babe dan Ibuk rela merogoh kocek yang lumayan
untuk kami berlangganan beberapa bacaan di rumah. Saat remaja, ketika liburan
sekolah, tempat yang paling favorit untuk Saya kunjungi dan berlama-lama di
sana adalah perpustakaan yang letaknya di depan PKPN, samping gereja.
Hobi membaca
mengantarkan saya pula untuk memiliki hobi menulis. Mengawali hobi menulis
dengan aktivitas menulis diary, bahkan sejak SD. Hingga sekarang. Meski
beberapa kali kadang tidak konsisten karena satu dan lain hal. Tapi, bagi saya,
menulis diary bisa mendatangkan banyak manfaat.
Ternyata,
asyik sekali bisa curhat dengan diri sendiri, menuangkan segala hal yang
berkecamuk dalam diri, rasanya hati juga lebih plong, lega luar biasa.
Jalan juang
untuk menjadi seorang penulis juga penuh liku-liku. Satu hal yang pasti tempat
untuk menimba ilmu kepenulisan adalah di Komunitas Forum Lingkar Pena Solo Raya
ranting FLP Pelangi. Di Komunitas ini kami ditempa untuk Menghasilkan karya
nonfiksi dan karya fiksi. Alhamdulillah, hingga akhirnya terbit buku solo
perdana saya yang berjudul "BEAUTY JANNATY" di Penerbit Tiga
Serangkai. Lantas, bermunculan karya-karya yang lain. Di tahun 2013, saya pun
mendirikan komunitas penulis cilik yang saya beri nama "DNA WRITING
CLUB". Tujuannya semata-mata untuk menumbuhkan budaya membaca dan menulis
(literasi dasar) kepada anak-anak sejak belia. Alhamdulillah, DNA Writing Club
telah melahirkan lebih dari 100 penulis cilik hingga sekarang.
Untuk
menjaga imunitas tubuh dan kewarasan lahir batin selama pandemi tahun 2020-2021
salah satu hobi yang masih istiqomah saya tekuni adalah membaca dan menulis.
Ada sebuah proyek menulis buku yang ditawarkan kepada saya. Alhamdulillah
pertama saya ditawari untuk mengerjakan 3 judul lalu bertambah 10 judul. Hingga
akhirnya saya berhasil merampungkan 29 judul buku. Meski ada sedikit kendala
dalam hal pembayaran fee karena pandemi memang memporak-porandakan banyak hal.
Alhamdulillah, tetap ada "cuan" yang membuat rekening saya gemuk efek
dari menekuni dua hobi tersebut. Kalau misal per judul dihargai 1 juta, sudah
lumayan bukan? Kalau misal per judul dihargai 2 juta, juga sudah mantab sekali,
bukan?
Bersyukur rasanya ketika apa yang kita
jadikan hobi yang menyenangkan bisa menjelma juga menjadi hobi yang
menghasilkan.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang
kamu dustakan?