Sabarlah, Kita Akan Kembali Pada-Nya
Keisya Avicenna
Tuesday, September 29, 2009
0 Comments
Dalam surat Al-Baqarah, Allah dua kali menggandengkan kata ”sabar” dengan keyakinan akan kembalinya kita kepada Allah SWT. Yang pertama ada pada ayat ke 45 & 46.
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS 2: 45-46).
Dan yang berikutnya ada pada ayat 155-156.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS 2 : 155-156). Arti Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un itu seperti yang sudah kita ketahui bersama: ”Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.” Kalimat itu dinamakan kalimat istirja’ yang disunatkan dibaca ketika mendapat musibah.
Kalimat tersebut tentu saja bukanlah sebuah mantra yang dibaca tanpa makna. Tapi kalimat itu sendiri adalah kalimat mendalam yang memberikan kesejukan, hiburan, kekuatan, dan sugesti ketika musibah datang. Sugesti itu tidak akan datang sendirinya tanpa kita memahami dan menghayati maknanya.
Kesadaran bahwa kita akan kembali pada-Nya memang merupakan sebuah penyejuk. Dalam surat Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman, ”… Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Janji Allah tentang pahala tanpa batas ini tidak akan terealisasi kecuali setelah kita kembali pada-Nya. Selama kita masih di dunia, kematian menjadi batas bagi pahala yang kita dapat. Tapi setelah kita kembali pada-Nya, dalam kehidupan surga yang abadi (QS 98 ayat , itulah saat yang mungkin pahala tanpa batas terealisasi.
Dan ingat juga tentang apa yang telah Allah janjikan bagi orang yang sabar,”Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 96)
Kita akan kembali pada Allah yang kekal, meninggalkan segala sesuatu yang akan lenyap. Karena itu, kenapa kita bersedih atas apa yang akan binasa? Kenapa kita tidak mengharapkan pahala yang kekal dan yang lebih baik dari yang kita kerjakan?
Maka sabarlah, kita akan kembali pada-Nya.
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” (QS 2: 45-46).
Dan yang berikutnya ada pada ayat 155-156.
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”. (QS 2 : 155-156). Arti Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un itu seperti yang sudah kita ketahui bersama: ”Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali.” Kalimat itu dinamakan kalimat istirja’ yang disunatkan dibaca ketika mendapat musibah.
Kalimat tersebut tentu saja bukanlah sebuah mantra yang dibaca tanpa makna. Tapi kalimat itu sendiri adalah kalimat mendalam yang memberikan kesejukan, hiburan, kekuatan, dan sugesti ketika musibah datang. Sugesti itu tidak akan datang sendirinya tanpa kita memahami dan menghayati maknanya.
Kesadaran bahwa kita akan kembali pada-Nya memang merupakan sebuah penyejuk. Dalam surat Az-Zumar ayat 10 Allah berfirman, ”… Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” Janji Allah tentang pahala tanpa batas ini tidak akan terealisasi kecuali setelah kita kembali pada-Nya. Selama kita masih di dunia, kematian menjadi batas bagi pahala yang kita dapat. Tapi setelah kita kembali pada-Nya, dalam kehidupan surga yang abadi (QS 98 ayat , itulah saat yang mungkin pahala tanpa batas terealisasi.
Dan ingat juga tentang apa yang telah Allah janjikan bagi orang yang sabar,”Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 96)
Kita akan kembali pada Allah yang kekal, meninggalkan segala sesuatu yang akan lenyap. Karena itu, kenapa kita bersedih atas apa yang akan binasa? Kenapa kita tidak mengharapkan pahala yang kekal dan yang lebih baik dari yang kita kerjakan?
Maka sabarlah, kita akan kembali pada-Nya.