JIKA SEMUA KARENA ALLAH SWT
Tak ada keindahan yang akan tertangkap oleh mata dan terdengar oleh telinga jika kita membutakan dan menulikan hati. Mencintai keindahan dimulai dengan keikhlasan untuk menerima ketidaksempurnaan, mensyukurinya sehingga terbitlah cahaya dari hal-hal biasa - yang dengan ijin-Nya - menjadi luar biasa.
Yang terindah di alam semesta takkan tertangkap oleh panca indera, yang terindah di alam semesta tak butuh panca indera, yang terindah di alam semesta tak membutuhkan syarat-syarat duniawi. Keindahan tak dimulai dari luar diri kita, keindahan sejati sudah hadir dari dalam diri sejak kita nongol di bumi, dari hati yang tak pernah terlepas dari-Nya.
Silakan kejar dunia, sekencang-kencangnya. Silakan mendaki tangga karier setinggi-tingginya. Silakan menumpuk kekayaan sebesar-besarnya. Tapi di ujung karier kita, di puncak sukses kita, di ujung hidup kita: itu semua takkan kita bawa. Semua akan ditinggalkan meskipun kita tak rela. Takdir akan merenggut paksa apa-apa yang kita dapatkan dengan cara yang di luar cara-Nya. Alam akan selalu menyeimbangkan diri, kita tak bisa menolaknya.
Kita ini tak pernah punya milik. Kita ini sendiri hanyalah pinjaman. Sebaiknya kita mulai bersih-bersih dari sekarang, sekiranya ada bagian dari hidup kita yang bukan hak kita. Sehingga ketika waktunya tiba dan apa yang kita peroleh diminta kembali oleh yang Maha Punya: kita ikhlas dan tak berat hati.
Tukang parkir mengajari kita hal yang luar biasa, saat motor atau mobil diambil pemiliknya ia relakan karena ia sadar semua itu hanya titipan.
Saat apa yang kita rencanakan tak bisa berjalan seperti harapan kita, ambillah cermin. Mungkin ada bagian diri kita yang harus dibersihkan, mungkin ada dosa yang belum dimintakan maaf dan tobat, mungkin ada kedzaliman dan kebohongan dalam mengejar cita-cita dan harapan.
Insya Allah masih ada kesempatan, jika kita tak menunda lagi. Kita tunggu undangan-Nya dengan senyum keikhlasan dan bukan dengan muka terkaget-kaget karena tak pernah menyiapkan bekal...
Jangan malah nyasar kemana-mana karena silau oleh nafsu benda dan tipu daya duniawi yang membutakan akal sehat dan keimanan kita
Bismillahirrahmaanirrahiiim…….
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat……..
(Al Fatihah ayat 6-7)
{Zona Inspirasi Supertwin, 13 Februari 2010…”Saat kata wada’ menghiasi hari-hari ke depan…hikz…”. Semoga dapat mengakhiri amanah dengan khusnul khotimah…Amin Ya Rabb…}