Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, August 09, 2010

Ramadhan

Monday, August 09, 2010 0 Comments

Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momentum perbaikan yang luar biasa buat diri ini! Sampai kapan pun, selama Ramadhan masih diperkenankan menghampiri, diri ini selalu berharap akan menjadi Ramadhan terindah dan terbaik *dalam episode persiapan Ramadhan pertama di Jakarta... biarkan kata yang mewakili rasa dalam jiwa*

[Aisya Avicenna]

Segitiga

Monday, August 09, 2010 0 Comments

antara surya, cahaya, dan awan… ^^v

semua adalah milik-Nya…

serahkan saja pada yang berkuasa atasnya...

[Aisya Avicenna]

Ya Allah, Izinkan Aku Turut Menjaganya

Monday, August 09, 2010 0 Comments

Ibu kulihat tatapmu... amat merinduku
Ibu.. doakanlah daku.. yang menuntut ilmu...
Sinar wajahmu... bagai rembulan
Terangi langkahku
Untaian pesan engkau sampaikan
Harapanmu kepadaku
Doamu ibu.. selalu kunanti
Bagai mentari penyejuk nurani
Memagar diri mengukuh hati
Ridhomu ibu.. Ridho Illahi...
Cintamu ibu tak pernah terperi
Selembut sutera seputih melati
Sesejuk embun sesegar pagi
Temani hari tiada henti
**
Nasyid ini mengiringi 10 jemariku menuliskan sesuatu yang sedang membuncah di hati. Biarkan kata yang mewakili segala rasa. Sebuah SMS dari ibu kemarin sore, “Mbak.. terima kasih ya untuk semuanya, moga makin berkah dan makin memantapkan iman di hati. Luph you...” Tak kuasa diri ini menangis haru. Alhamdulillah... misi supertwin untuk membelikan Al Qur’an baru untuk ibu, babe (panggilan sayang kami pada bapak), dan Mas Dhody sebagai “sahabat terbaik” di Ramadhan tahun ini berhasil!!! Jadi pengin tilawah bareng di rumah...
Kemarin juga menjadi hari yang istimewa buatku. Kos Oscom (nama kosku di Jakarta), kedatangan anggota baru. Ibunya Aisah. Subhanallah, aku sangat terharu atas besarnya sayang Aisah pada ibunya. Ayahnya sudah meninggal. Mereka berasal dari daerah Jawa Barat. Aisah membawa ibunya untuk kos bersamanya karena ibunya terkena stroke dan tidak ada yang merawat. Ibu Aisah tertatih-tatih kalau berjalan. Tadi pagi aku sempat melihat beliau sholat sambil duduk di kursi waktu sholat dan menjadikan kasur sebagai tempatnya sujud. Haru...
Ya Allah, ibuku masih jauh lebih beruntung dari ibu Aisah... akupun demikian, karena masih memiliki ibu yang sehat. Maka, mudahkanlah diri ini untuk selalu memberikan yang terbaik untuk ibu tercinta..
Ya Allah, jagalah ibu Aisah. Ringankanlah sakit yang dirasakannya.. Ya Allah, izinkanlah aku turut menjaga ibu Aisah... Ya Allah mudahkanlah kami untuk merawatnya...
Aamiin...
Jakarta, 9 Agustus 2010_06:21
Aisya Avicenna

Friday, August 06, 2010

Kubuktikan MERAHku dalam PUTIHnya Ramadhan yang Penuh Cinta dan Barokah

Friday, August 06, 2010 0 Comments

Ba’da Subuh ini baru bisa menyalakan T-ONE kembali. Alhamdulillah, semalam berhasil merampungkan dua tulisan yang “hilang” bersama flash disk yang sekarang sudah berpindah tangan. Kejadian kemarin memang membawa hikmah yang luar biasa. Diri ini semakin menyadari betapa Allah masih sangat menyayangi. Flash disk yang berisi tulisan-tulisan dan naskah calon buku yang belum sempat terback up itu semoga bisa diikhlaskan. Memang, tulisan-tulisan itu adalah sesuatu yang sangat berharga. Hmm, suatu pelajaran yang sangat berharga juga buatku. Memacu diri ini untuk kembali mengingat dan menuliskan kembali tulisan-tulisan yang hilang itu. “SEMANGAT SANG PENULIS!!!” (*sepotong SMS dari Ibuk yang senantiasa menjadi pendobrak semangat untuk terus menulis sesuatu yang inspiratif*). Moga saja pencopet itu berkenan membuka flash disk-ku, terus terinspirasi dengan tulisan-tulisan di dalamnya atau bisa juga ia berkenan merekomendasikan tulisan-tulisan itu pada penerbit, atau gara-gara tulisan itu, ia berazzam untuk beralih profesi, dari pencopet menjadi penulis. Hehe... semoga saja! Aamiin...
Alhamdulillah, tak terasa sudah memasuki bulan Agustus ya! Seperti sudah menjadi kebiasaanku, pada bulan ini mengangkat tema : “ Kubuktikan MERAHku dalam PUTIHnya Ramadhan yang Penuh Cinta dan Barokah”
Bedah tema yuk!
Masih ingatkah di bulan Agustus ini ada moment special? Masih ingatkah kita selalu merayakannya dengan upacara bendera? Masih hafalkah kita pada lagu Indonesia Raya? Masih ingatkah kita pada cara tegap kita menghormat merah putih?
Sejenak terasa rindu, saat ingat betapa cinta kita pada Indonesia dulu, cinta lama kita pada bangsa ini.
Lama kita tak merasakan haru biru rasa humanis, antara kita dan Indonesia, betapa jauhnya kita saat ini dari seremonial mengenang perjuangan bangsa karena disibukkan dengan beragam aktivitas.
Jika memang kita adalah generasi penerus bangsa, agen perubahan bangsa, motor penggerak bangsa, maka tak perlu lagi pesta tujuhbelasan, tak perlu lagi nyanyian cengeng mengenang pahlawan, tapi saat ini kita harus mulai peduli dengan nasib bangsa, berjuang dalam dimensi kita, semampu kita, dan setulus hati kita.
Marilah kita berdo’a untuk Indonesia, saat ini juga....
Ya Allah..Lindungilah bangsa ini dengan kuasa-Mu,
Ya Allah..Tuntunlah bangsa ini dengan cahaya-Mu,
Ya Allah..Ridhoilah bangsa ini dengan kasih sayang-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang terkadang lalai memuja-Mu,
Ya Allah..Ampunilah segala dosa bangsa ini, yang sering menyekutukan-Mu,
Ya Allah..Yang Maha Penyayang, Yang Maha Bijaksana,
Mudahkanlah jalan bangsa ini meraih kebahagiaan dunia akhirat,
Ya Allah..Yang Maha Besar, Yang Maha Luhur..
Kami bersujud pada-Mu, Semoga Engkau selalu membukakan pintu hidayah-Mu pada hamba yang nista..
Robbana ‘atina fiddunyaa khasanah wa fil akhiroti khasanah waqinaa ‘adzabannar..
Bangkitlah negeriku... Harapan itu masih ada!!!
***
Bulan Agustus tahun ini memang terasa lebih istimewa. Pasalnya, Ramadhan juga jatuh di bulan ini. Sebentar lagi samudera pahala akan bergelombang datang silih berganti, memecah karang dosa yang telah mengeras. Saling memaafkan yaa...!!
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa”
(Q.S. Al Baqarah [2] : 183)
Semoga Allah SWT memberikan umur kepada kita untuk menikmati jamuan-Nya yang sangat spektakuler yaitu datangnya bulan Ramadhan di bulan Agustus tahun ini. Jamuan Allah SWT yang membuat orang yang putus harapan jadi bisa berharap, yang putus asa jadi bisa bangkit, yang hampir lumpuh semangatnya bisa berkobar lagi.
Seharusnya kita bersimbah air mata karena merasa ingin, sangat ingin menikmati jamuan Allah SWT pada bulan Ramadhan kali ini. Seperti saat kita melihat seorang dermawan yang kaya raya dan mulia akhlaknya akan menjamu seseorang, dan ternyata kita akan merasa gembira sekiranya kita diundang atau dijamu oleh orang yang sangat kita segani ini.
Apalagi Ramadhan bukanlah jamuan dari makhluk, tapi langsung jamuan dari Pencipta Alam Semesta yang Maha Tahu lumuran dosa kita, yang Maha Tahu segala derita dan harapan kita. Amatlah rugi andaikata kita tidak termasuk orang yang merasa sangat ingin memasuki Ramadhan ini dalam keadaan siap.
Saudaraku, dalam satu tahun Allah SWT menciptakan satu bulan istimewa, bulan yang penuh kasih sayang, barokah, dan ampunan. Sungguh bulan yang benar-benar beda dengan sebelas bulan lainnya, hari demi harinya berbeda, jam demi jamnya berbeda, detik demi detik berbeda. Begitu spesial. Inilah bulan Ramadhan. Bulan yang sangat dirindukan oleh umat Islam sedunia.
Di bulan Ramadhan ini, Allah SWT menjanjikan akan menjamu hamba-hamba yang beriman. Sedemikian dahsyatnya jamuan Allah, sampai-sampai bagi siapa pun yang melewati saat-saat Ramadhan ini dengan sebaik-sebaiknya, maka dia dijanjikan mendapat jaminan keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan suci ini sebagai sarana peningkatan kualitas amal ibadah kita kepada Allah. Kita jadikan bulan ini sebagai sarana untuk mencapai tujuan mulia kita, yaitu memperbaiki mutu diri kita.
Saudaraku, mari kita bertekad, pantang bagi kita menyia-nyiakan perpindahan detik demi detik di bulan Ramadhan ini tanpa peningkatan amal. Ramadhan ini sungguh sangat berharga bagi kita sehingga kita harus memperhitungkan agar setiap ucapan, pikiran, dan perilaku kita menjadi amal shalih.

“Kubuktikan MERAHku dalam PUTIHnya Ramadhan yang Penuh Cinta dan Barokah”

Sebuah tema bulan ini yang memacu diri untuk mengoptimalkan bulan Ramadhan dengan aktivitas-aktivitas dan waktu-waktu yang dimiliki menjadi lebih terorganisir dengan baik dan bermanfaat. Mensukseskan target-target yang ingin dicapai dan melakukan evaluasi setiap saat. Mewarnai bulan Ramadhan ini dengan melakukan amal ibadah, tidak saja ibadah secara ritual namun juga ibadah yang bersifat sosial.
Pada bulan Ramadhan ini, berazzam untuk senantiasa berusaha mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT, karena sesungguhnya celakalah bagi orang-orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah SWT pada bulan yang penuh dengan rahmat ini. Insya Allah selepas Ramadhan nanti, kita dapat merasakan kekuatan perubahan dalam diri kita, menjadi pribadi takwa yang dicintai Allah SWT dan disayangi makhluk-Nya. Selamat menikmati jamuan Allah SWT di bulan Ramadhan, Saudaraku!
“Selamat datang Wahai Ramadhan, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah, bulan yang menghapuskan dosa dan mengabulkan doa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh beribadah di dalamnya. Ya Ilahi, Engkaulah tujuan kami dan Keridhoan-Mulah dambaan kami.”

***
Ramadhan... Ramadhan... Ramadhan...
Bulan suci yang dinantikan kini telah tiba
Ramadhan kembali hadir dengan rahmat-Nya
Rindu hati terasa menanti bulan nan indah
Yang berhias amaliah indah dan ceria.

Ibu.. Bapak... Ramadhan tlah tiba
Ayo kawan sambutlah ia.
Euceu…Nyai…Ramadhan tos dugi.
(Si Mbak & saudari.. Ramadhan tlah tiba)
Teu karaos tos teupang deui.
(tak terasa sudah bertemu lagi)

Ramadhan tlah hadir kembali....

(Backsound : Ramadhan Kembali_Justice Voice)

Tak terasa sudah jam 06.00 pagi, saatnya bersiap untuk merangkai karya!!!

REDZone, 5 Agustus 2010_06:01
Aisya Avicenna

Thursday, August 05, 2010

Renungan untuk Sebuah Sunnah yang Bersejarah

Thursday, August 05, 2010 0 Comments

“Tik, cincin 5 gram harganya sekarang berapa ya?” tanya seorang sahabat yang hendak dilamar bulan Ramadhan ini.
“Tik, bulan September aku mau nikah. Datang ya... Akhirnya aku duluan, lha kamu kapan? Aku masih ingat pesanmu dulu kalau ‘Laki-laki baik akan mendapat wanita yang baik’. Mungkin aku sudah mendapatkan yang terbaik buatku. Moga kamu pun segera mendapatkan yang terbaik!” potongan percakapan via telepon dengan seorang kakak tingkat nun jauh di luar Jawa sana, sesaat setelah diri ini tiba di kost.
“Tik, nunggu apa lagi kita? Kuliah sudah selesai, udah kerja, lalu? Mungkin memang belum ketemu yang cocok saja.” Statement yang terlontar dari seorang sahabat kost yang baru saja ditelepon ibunya dan membicarakan kapan ia akan menikah.
“Hayo hayo... nikah enak lho...mantab Bu...” sebuah SMS dari seorang sahabat yang baru saja mengakhiri masa lajangnya, masuk beberapa saat setelah diri ini hendak memejamkan mata.

Hiyaaa... seharian ini kok ‘terkoneksi’ dengan satu hal ini sih? NIKAH...
Membuat diri ini merenung dan mencoba ‘melampiaskan’ renungan itu dalam rangkaian kata.
***

Menikah adalah saat di mana gerbang kesucian mulai dibentangkan
Menikah adalah saat di mana ketidaksempurnaan bukan lagi masalah yang mesti diperdebatkan
Menikah adalah saat di mana akar dirajut dari benang-benang pemikiran
Menikah adalah saat di mana syariat direngkuh sebagai tolok ukur perbuatan
Menikah adalah saat di mana ketulusan diikatkan sebagai senyum kasih sayang
Menikah adalah saat di mana kesendirian dicampakkan sebagai sebuah kebersamaan
Menikah adalah saat di mana kegelisahan beralih pada ketenangan
Menikah adalah saat di mana kehinaan beralih pada kemuliaan
Menikah adalah saat di mana peluh bergulir lanjutkan perjuangan
Menikah adalah saat di mana kesetiaan adalah harga mati yang tak bisa dilelang
Menikah adalah saat di mana bunga-bunga bersemi pada taman-taman
Menikah adalah saat di mana kemarau basah oleh sapaan air hujan
Menikah adalah saat di mana hati yang membatu lapuk oleh kasih sayang
Menikah adalah sebuah pilihan antara jalan Tuhan dan jalan setan
Menikah adalah sebuah pertimbangan antara hidayah dan kesesatan

Menikah adalah saat di mana suka dan duka saling datang
Menikah adalah saat di mana tawa dan air mata saling berdendang
Menikah adalah saat di mana ikan dan karang bersatu dalam lautan
Menikah adalah saat di mana dua hati menyatu dalam ketauhidan
Menikah adalah saat di mana syahwat tidak lagi bertebaran di jalan-jalan
Menikah adalah saat di mana ketakwaan menjadi teluk perhentian
Menikah adalah saat di mana kehangatan menyatu dalam pekatnya malam
Menikah adalah saat di mana cinta pada Allah dan rasul-Nya dititipkan
Menikah adalah saat di mana dua hati berganti peran pada kedewasaan
Menikah adalah saat di mana dua jasad menambah kekuatan dakwah peradaban
Menikah adalah saat di mana kecantikan adalah sebuah ujian
Menikah adalah saat di mana kecerewetan diperindah oleh aksesoris kesabaran
Menikah adalah saat di mana bunga-bunga mulai menyemi pada alang
Menikah adalah saat di mana bidadari-bidadari dunia turun di telaga-telaga kesejukan
Menikah adalah saat di mana jundi-jundi kecil adalah cericit burung pada dahan-dahan
Menikah adalah saat di mana pemahaman-pemahaman mulai disemikan
Menikah adalah saat di mana amal-amal mulai ditumbuhkan
Menikah adalah saat di mana keadilan mulai ditegakkan
Menikah adalah saat dimana optimisme adalah obat dari sebuah kefuturan
Menikah adalah saat di mana kecemburuan adalah rona pelangi pada awan
Menikah adalah saat di mana kesendirian menutup epik kehidupan
Menikah adalah saat di mana syahadat menjadi saksi utama penerimaan
Menikah adalah saat di mana aktivitas dibangun atas dasar ketaatan
Menikah adalah saat di mana perbedaan ciptakan kemesraan
Menikah adalah saat di mana istana tahajud dibangun pada pucuk-pucuk malam
Menikah adalah saat di mana belaian bak kumbang yang teteskan madu-madu kehidupan
Menikah adalah saat di mana senyuman bak tetesan hujan yang segarkan dedaunan dari kemarau panjang
***
Menikah adalah saat di mana goresan bayang-bayang yang terlukis pada mimpi-mimpi malam yang (semoga segera) berubah menjadi kenyataan
***
Tak perlu lagi bertanya “SIAPA?” karena Allah SWT telah memahatkan nama terbaik untuk ditulis di pusara hati kita. Tak perlu lagi bertanya “KAPAN?” karena Allah SWT sudah menetapkan bahwa semua akan indah pada waktunya. Tak perlu lagi bertanya “MENGAPA?” karena Allah SWT ingin menjaga diri kita dan Rasulullah inginkan kita mengikuti sunnahnya. Tak perlu lagi bertanya “APA?” karena Allah SWT sudah menerangkan bahwa hidup kita akan tenang dan agama kita akan lebih sempurna karenanya. Tak perlu lagi bertanya “DI MANA?” karena Allah SWT sudah memilihkan tempat terindah untuk sebuah pertemuan yang diridhoi-Nya. Tak perlu lagi bertanya “BAGAIMANA?” karena Allah SWT sudah memberitahukan jalan yang seharusnya dilalui untuk mengikrarkan janji suci.
[sebuah kontemplasi - Aisya Avicenna]

***
“Bukankah komitmen kita terhadap dakwah ini terlihat dari hal-hal yang sederhana? Bukanlah menikah di jalan dakwah itu tidak hanya terlihat saat kita menjalaninya? Namun jauh dari itu, saat kita bertekad untuk terus ada dalam tahap-tahap meluruskan niat di setiap proses menuju momen bersejarah : PERNIKAHAN. Dan... sebab kita telah ‘mengaku’ sebagai aktivis dakwah, jadi... salahkah jika orang ingin selalu membuktikan komitmen kita di setiap langkah dan sikap kita? Dan pernikahan adalah salah satu ujian komitmen bagi seorang aktivis dakwah, apakah ia mengikuti keinginan hatinya semata, atau... benar-benar menjaga orisinalitas misi dakwah sebelum, saat, dan setelah menikah? Bukankah proses itu menentukan keberkahan? Baik sebelum, saat, dan setelah menikah?” (Kado Pengantin, Rabi’ah Al Adawiyah – istri ustadz Hatta Syamsuddin, LC)
***
Kalau ingin membangun rumah yang kokoh, kuatkanlah pondasinya agar rumah itu tak mudah roboh!
***
“Jalan hidup tergantung niatmu.. Jika yakin kau akan mampu... Ingatlah Allah selalu menyertaimu...” (Ar Royan)
***
Cukup sudah renungan tentang perkara yang satu ini. Semoga menjadi sebuah perenungan untuk kita semua. Jangan sampai menjadi sebuah euforia yang melenakan karena bisa mengotori hati. Ingat, sebentar lagi Ramadhan tiba. Sambut kesuciannya dengan hati yang bersih. Jadikan Ramadhan sebagai momentum untuk memperbaiki diri! Agar yang terbaik jualah yang didapatkan. BE BETTER!!!

Tulisan ini kupersembahkan pada saudara/i ku yang telah menikah, saudara/i ku yang akan menikah, dan untuk diriku sendiri yang tengah mempersiapkannya! ^^v

Afwan jiddan atas segala khilaf
REDZone, 4 Agustus 2010_04:32
Seorang hamba yang senantiasa merindu barokah dari-Nya,
Aisya Avicenna

For the Rest of My Life

Thursday, August 05, 2010 0 Comments
For the Rest of My Life
By: Maher Zain


I praise Allah for sending me you my love
You found me home and sail with me
And I`m here with you
Now let me let you know
You`ve opened my heart
I was always thinking that love was wrong
But everything was changed when you came along
OOOOO

And theres a couple words I want to say
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart
I feel so blessed when I think of you
And I ask Allah to bless all we do
You`re my wife and my friend and my strength
And I pray we`re together eternally
Now I find myself so strong
Everything changed when you came along

OOOO

And theres a couple word I want to say
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you. loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart now that you`re here
Infront of me I strongly feel love
And I have no doubt
And I`m singing loud that I`ll love you eternally
For the rest of my life
I`ll be with you
I`ll stay by your side honest and true
Till the end of my time
I`ll be loving you.loving you
For the rest of my life
Thru days and night
I`ll thank Allah for open my eyes
Now and forever I I`ll be there for you
I know that deep in my heart

Artist: Maher Zain
Album: Thank You Allah
Copyright: Awakening Records 2009

[R]asa [I]ni [N]yata [D]alam [U]ntaian [K]ata [U]ntuk-Mu…

Thursday, August 05, 2010 0 Comments



Dalam malam beratapkan langit terpulas kelabu
Terlihat sang rembulan mengintip malu-malu
Terdengar kidung alam yang menyayat kalbu
Mengalun sendu bersama kesepian yang s’makin menderu

Kidung itu mengalun begitu lembut
Sayup-sayup terbawa angin
Belaian sederhana dalam nuansa dingin penuh pesona
Pada malam-malam miteri
Di antara kegelapan yang menyelimuti

Kurasakan cinta malam itu
Menyejukkan, damai kurasa di hatiku
Kurindukan belaian cahaya
Lepas dari cengkeraman gelap
yang menyayat dan sembunyikan kasih

Belaian angkasa bisikkan hati semesta
Cahaya itu akan datang padaku
Gelap ini akan sampai pada akhirnya
Segera setelah cinta itu kembali lengkap, sempurna…

CAHAYA CINTA….
dari Sang Pencipta!!!

*Tetes hujan masih saja belum berhenti, kepasrahan total di atas sajadah panjangku…Masih banyak doa-doa yang belum terlantun dari lafazku….

***
Nasehat yang masih berusaha ku terjemahkan apa artinya….
“Nasehat pertama untuk memberikan kesetiaan agar satu tidak boleh dipilih menjadi dua, yang kedua tidak menjadi ketiga dan yang keempat tidak bisa menjadi lima. Namun perkalian antara satu dan dua bisa menghasilkan satu yang utuh dan menjadi kesempurnaan. Tidak ada satu yang menjadi dua dan sebaliknya. Sebentar lagi dua akan menjadi tiga dalam batin kita, KUN FAYAKUN!! Terciptalah !!!”

[Keisya Avicenna…saat gulita kembali menyapa, “DERAP DALAM GELAP”…karna ku yakin esok kan ku temui kembali “cahaya” itu…25 Juli 2010@Istana KYDEN]

***
Hidup memang bukan semata penungguan. Tapi, ia adalah sebuah rentang yang harus diberi makna. Seorang yang berjalan sambil ‘memetik mawar’, tentu berbeda dengan seseorang yang berjalan ‘tanpa mengambil apapun’. Maka, tunggulah saja apa yang seharusnya kau tunggu, tapi jangan berdiam diri tanpa arti…

Kajian Jumat Pagi 30 Juli 2010 : “BULAN RAMADHAN SEBAGAI SYAHRUL QUR’AN”

Thursday, August 05, 2010 0 Comments
Afwan jiddan reportase KJP baru bisa saya hadirkan, semoga keterlambatan ini tidak menyurutkan semangat-semangat kita untuk menghadiri majelis-majelis ilmu dimanapun kita berada…

KJP tanggal 30 Juli kemarin diisi oleh Ust. Abdul Hakim. Simak hasil reportase yang berhasil Keisya Avicenna dokumentasikan dalam bentuk catatan. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya..Yukkz…
Pada kesempatan itu, Ustadz pengelola Pesantren Mahasiswa Ar Royyan [kangen dirosah di sana euy…^^v] ini menyampaikan tentang ADAB-ADAB TILAWATIL QUR’AN. Hm, apa aja ya??
1. Al Ikhlas
2. Bersiwak [menggosok gigi].
Bersiwak sangat bermanfaat, diantaranya :
• Membersihkan mulut
• Mencari keridhoan Allah SWT
• Mencerdaskan otak
• Membersihkan segala macam penyakit
• Ittiba’ Rasulullah
Kapan kita harus menggosok gigi ?? Ada 5 keadaan yang dianjurkan, yaitu :
• Pada saat mau wudhu
• Pada saat mau shalat
• Pada saat mau baca Al Qur’an
• Bangun dari tidur
• Ketika ada ‘perubahan’ pada mulut.
3. Berwudhu
4. Mencari tempat-tempat yang suci dan bersih, tidak boleh membaca Al Qur’an di tempat-tempat terlarang (WC, ada najis, dll)
5. Berada dalam posisi yang terbaik.
6. Menghadap kiblat
7. Membaca ta’awud
8. Membaca basmalah di awal surat kecuali Surat At Taubah
9. Tartil (sesuai dengan tajwid dan mahraj), membaca perlahan-lahan dan tidak terburu-buru
10. Tadabbur
11. Menangis


Semoga kita mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari, apalagi sang tamu agung akan segera bersemi…^^.Sungguh merindukanmu, teramat sangat…”RAMADHAN”!!

[Zona Inspirasi Supertwin, 2 Agustus 2010]

Wednesday, August 04, 2010

Semoga Masih Menjadi Rezeki

Wednesday, August 04, 2010 0 Comments
Surya kembali memancarkan cahayanya yang cerah. Pukul 07.00 seperti biasa Aisya melangkah ke Jalan Otista Raya untuk menunggu armada yang akan mengantarkannya ke tempatnya merangkai karya. Subhanallah, jam segini Jalan Otista Raya sudah sangat padat. Macet...
Dengan sedikit berlari Aisya menyeberang jalan sambil menerobos kendaraan yang sedang menunggu lampu merah berganti hijau. Alhamdulillah, bisa sampai seberang dengan selamat. Saat tengah asyik menunggu, Aisya sempat melihat Nita, sahabatnya di kantor yang tengah mengendarai Mio putihnya. Beberapa saat kemudian disusul Mbak Sulis yang juga rekan kerjanya dibonceng sang ayah. Aisya merenung, sebenarnya ia pengin juga sih naik motor ke kantor. Tapi ia teringat larangan orang tuanya. Sejak kecelakaan yang menimpa saudari kembarnya dulu, sejak itu pula supertwin dilarang naik motor. Yaaa... ga papa lah. Toh banyak hikmah yang bisa diambil. Terlebih di Jakarta ini, kalau dipikir-pikir ngeri juga kalau bawa motor. Rawan! Mending naik angkot, bisa duduk sambil baca buku atau merapal hafalan. Pokoknya, nurut aja deh sama nasihat orang tua!
Alhamdulillah, akhirnya ada Kopaja 502 yang bisa dinaiki. Sudah penuh. Aisya pun turut serta dalam deretan penumpang yang mengikhlaskan kakinya sebagai penopang. Berdiri plus berdesak-desakan! Wah, tidak bisa baca buku nih! Hmm, moment ini dimanfaatkan untuk berkontemplasi dan mencari inpirasi! Tak lupa Aisya tetap waspada dengan mendekap tas merah hatinya erat-erat.
Selang berapa saat Kopaja 502 berhenti di kawasan Gramedia Matraman. Terjadi kemacetan yang luar biasa. Brakk... sepertinya ada sepeda motor yang menyenggol Kopaja 502 itu dari sisi kanan. Tiba-tiba pak sopir yang berkaos hijau itu mengeluarkan tangan kanannya. Sejurus kemudian ia memukul kepala berbalut helm milik seorang bapak yang tengah mengendarai sepeda motor (Mukul helm apa ga sakit ya Pak???). Merasa diperlakukan seenaknya, bapak itu pun berusaha memukul balas. Apa daya tangan tak sampai, akhirnya hanya angin yang terkena bogem mentahnya. Tak berhenti sampai di situ, sumpah serapah dan semua isi kebun binatang beradu suara dari kedua bapak itu. Istri sang pengendara yang duduk di boncengan, berusaha menenangkan sang suami dengan menutup kaca helm merahnya dan mengguncang-guncang bahu sang suami agar tenang. Tapi upayanya tidak membuahkan hasil. Sang suami kembali menaikkan kaca helmnya dan mengeluarkan sumpah serapahnya. Kasihan tuh kaca helm, naik-turun terus (lucu juga...sang istri menurunkan kaca, sang suami menaikkannya... berulang kali). Akhirnya arus kembali stabil. Kopaja 502 melaju kencang meninggalkan sang pengendara yang pastinya masih dongkol luar biasa. Kejadian yang bikin miris. Astaghfirullah...
Sampai di Patung Tugu Tani, posisi Aisya masih terjepit di tengah penumpang lainnya. Ia bersiap turun, akhirnya ia merangsek melangkah maju. Ia merasa ada yang memegang tasnya saat ia berada di dekat pintu. Sampai jualah di depan kantor Kementerian Perdagangan. Aisya berhasil turun. Tiba-tiba dari arah belakang ada yang memanggil... "Mbak... mbak...". Aisya menoleh. Seseorang menjulurkan tangannya lewat pintu dan menyodorkan sebuah charger.
Lantas, ia berjinjit mengambilnya. Ia tak sempat melihat si pemilik tangan itu. Aisya masih kaget yang baru saja terjadi. Saat sampai di trotoar, jantung Aisya berdegup kencang karena tas merah hatinya terbuka. Gantungan bergambar bendera Palestina berbentuk hati itu sudah berpindah ke tengah. Retlesting tas telah bergeser. Aisya menggeledah tasnya. Alhamdulillah, HPnya masih ada. Dompet merah bermotif mawar juga masih ada. Nah, hanya saja ada satu dompet yang tidak ada. Dompet itu berisi 5 flash disk. Flash disk pertama berkapasitas 8 GB yang berisi foto-foto dan file pindahan dari laptop supertwin-nya (flash disk ini milik Izzah, teman kostnya). Flash disk kedua berkapasitas 2 GB yang berisi peraturan bea cukai dan foto-foto waktu dinas ke surabaya (untungnya sudah di back-up filenya). Flash disk ketiga berkapasitas 2 GB juga berisi file-file kantor (alhamdulillah juga sudah di back up). Flash disk keempat berkapasitas 1 GB berisi tulisan-tulisan Aisya (alhamdulillah, sebagian sudah di back up di T-ONE -Aisya's red notebook-, tapi 3 tulisannya pagi ini yang ia tulis dari jam 3 sampai jam 6 pagi belum sempat dipindah ke T-ONE, tadi pagi langsung disimpan di flash disk. Hiks... semangat nulis lagi lah!!! Rencana hari ini upload 3 tulisan terpaksa dipending dulu). Flash disk kelima bukan sembarang flash disk, karena ini flash disk yang bisa dipakai internetan. Modem!!! Hiks, padahal masih banyak pulsa internetnya. Udahlah... nabung! Trus beli lagi... ^^v. Seingatnya, selain berisi 5 flash disk tadi, dompet coklat itu juga berisi Handy Clean mungil, minyak angin kecil, dan selembar kartu namanya.
Aisya berharap dompet coklat itu bukan diambil pencopet, tapi tertinggal di kostnya. Karena seingatnya, dompet itu sempat ia keluarkan dari tasnya pagi ini sebelum berangkat ke kantor karena ada 1 flash disk yang belum ia masukkan. Semoga saja dompet coklat itu tertinggal. Tapi, kalaupun dompet itu yang diambil pencopet, ia sudah berusaha mengikhlaskannya. Coba kalau yang hilang HP-nya atau dompet merahnya yang berisi 3 ATM (dua ATM Share Muamalat : yang satu berisi donasi untuk acara Ramadhan Berbagi LBQ Al Utsmani dan yang satu berisi tabungan masa depannya ^^v, serta satunya ATM BRI sebagai pintu masuk gaji bulanannya), KTP, serta sejumlah uang yang rencananya hari ini akan ditransfer ke rekening Muamalat... hmm...harus banyak-banyak bersyukur!!!
***
*Rasa kehilangan, hanya akan ada.. Jika kau pernah merasa memilikinya...(Letto)*
Semua adalah milik Allah, dan semua akan kembali pada-Nya...
***
Kalau memang dompet beserta isinya itu masih menjadi rezekiku, ia pasti 'kembali' atau Allah menggantinya dengan yang lebih baik. Aamiin...
Jakarta, 4 Agustus 2010
Aisya Avicenna

Monday, August 02, 2010

Mawar untuk Ibu

Monday, August 02, 2010 0 Comments

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dikirimkan kepada sang Ibu yang tinggal 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu bertanya mengapa gadis kecil itu menangis dan gadis kecil itu pun menjawab, “Saya ingin membeli setangkai mawar merah untuk ibu saya. Tetapi saya hanya mempunyai uang lima ratus rupiah, sedangkan harga mawar itu seribu rupiah.” Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut aku, aku akan membelikan bunga yang kau mau.”
Kemudian, ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesan karangan bunga untuk dikirimkan kepada ibunya. Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantarkan gadis itu pulang ke rumah. Gadis kecil itu melonjak gembira, “Ya, tentu saja. Maukah kakak mengantar saya ke tempat ibu?”
Kemudian mereka berdua menuju tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum. Setibanya di sana gadis kecil itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah. Melihat itu, hati si pria menjadi trenyuh dan teringat akan sesuatu. Bergegas ia kembali menuju toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang telah dipesannya dan mengendarai sendiri mobilnya sejauh 250 km menuju ke rumah ibunya.

***
Untuk bundaku yang selalu memahat kata “LUPH YOU” di setiap akhir SMS-nya…
Ananda semakin mencintaimu, bunda….

Jakarta, 2 Agustus 2010_16:22
Aisya Avicenna