Metode Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam Mendidik Para Pemuda
Keisya Avicenna
Wednesday, September 29, 2010
0 Comments
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah teladan dan panutan kita sebagai umat Islam, kita wajib meneladani perkataan, perbuatan dan sifat-sifat beliau. Beliau telah mengajarkan kepada kita berbagai hal yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan, baik aspek aqidah, ruhiyah, ibadah, siyasah maupun iqtishodiyah, dll.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga sangat memperhatikan perkembangan umatnya dalam segala aspek kehidupannya, sebagaimana beliau juga sangat intens dalam membina generasi-generasi muda Islam, karena pemuda adalah penerus perjuangan dakwah Islam, jika pemudanya rusak maka buramlah masa depan Islam dan umatnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita metode atau cara dalam mendidik dan membina para pemuda agar menjadi generasi yang memiliki Syakhshiyah (kepribadian) yang matang dan kokoh dalam segala hal.
Setidaknya terdapat enam poin penting yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mempersiapkan dan membina generasi muda, yaitu:
Pertama, Mempersiapkan pemuda untuk iltizam (konsisten) dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ …وَعَدَّدَ مِنْهَا : شّابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ.
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.. (salah satunya) pemuda yang tumbuh di dalam ketaatan kepada Allah” (HR Bukhari Muslim)
Kedua, Menyeru pemuda supaya mengambil dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada guna membentuk pribadi pemuda menjadi baik dan kokoh dari aspek rohani, jasmani, mental, akal dan akhlak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَا تَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ.
“Pergunakanlah (dengan baik) lima perkara sebelum datang lima perkara, hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, masa lapangmu sebelum masa sibukmu, mudamu sebelum tuamu dan kayamu sebelum miskinmu” (HR. Al Hakim)
Ketiga, Memelihara jiwa pemuda dari penyelewengan dan penyimpangan, serta menjaga kesuciannya dengan menganjurkan para pemuda untuk segera menikah jika sudah memiliki kemampuan, sebagaimana telah disyariatkan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَبَابِ مَنْ استَطَاعَ مِنْكُمْ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ.
”Wahai para pemuda, siapa saja dari kamu yang mampu untuk menikah, hendaklah ia segera menikah. Karena hal tersebut lebih menjaga pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR Jama’ah)
Keempat, Membina para pemuda untuk senantiasa menginstropeksi diri (muhasabah) dan memperbaiki amalnya, karena amal-amalnya akan dimintai pertanggung jawabanya di hadapan Allah Allah Ta’ala di akhirat kelak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لاَتَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَا عَمِلَ فِيْهِ.
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ditanyakan kepadanya mengenai empat perkara. Umurnya dihabiskan untuk apa, masa mudanya dipergunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan kemana ia membelanjakannya, dan apa yang diperbuat dengan ilmunya” (HR. At-Tirmidzi)
Kelima, Membina para pemuda untuk senantiasa istiqomah di atas manhaj Islam, menjauhkan mereka dari hal-hal yang sia-sia dan mendorong pemuda untuk terus berusaha agar selalu berada dalam ketakwaan kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لَيَعْجَبُ مِنْ الشَبَابِ الَّذِيْ لَيْسَ لَهُ صَبْوَةٌ.
“Sesungguhnya Allah ta’jub pada pemuda yang tidak ada padanya kesia-siaan” (HR. Ahmad dan Abu Ya’la)
Keenam, Rasulullah berwasiat kepada umat Islam agar menjaga para pemuda dan menjelaskan kelebihan mereka atas orang-orang tua.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أُوْصِيْكُمْ باِلشَّبَابِ خَيْرًا فَإِنـَّهُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً لَقَدْ بَعَثَنِيَ اللهُ باِلْحَنَفِيَّةِ السَّمْحَةِ فَحَالَفَنِيْ الشَبَابُ وَخَالَفَنِيْ الشُّيُوْخُ.
“Aku berwasiat kepada kalian supaya berbuat baik kepada para pemuda. Sesungguhnya hati mereka adalah hati yang paling lembut. Sesungguhnya Allah telah mengutusku dengan Hanafiyyatu As-Samhah (agama Islam), lalu para pemuda bergabung denganku dan para orang tua menentangku.”
Inilah asas-asas terpenting dalam pembinaan pribadi pemuda dan masyarakat. Tidak diragukan lagi bahwa tujuan dari pembinaan dan persiapan ini adalah agar pemuda terbentuk sebagai pribadi yang sempurna, baik dari aspek rohani, akhlak, mental, jasmani dan jiwa. Serta seluruh aspek yang menyempurnakan kepribadian mereka.
Dengan pembentukan ini para pemuda akan lebih mampu untuk menghadapi berbagai tantangan, lebih kuat untuk melaksanakan tanggung jawab dan lebih kokoh dalam berpegang teguh dengan dasar-dasar Islam. Sehingga mereka tidak akan menyeleweng, merasa lemah, terhembus angin fitnah, menyerah kalah kepada tipu daya kerusakan, berputus asa dan lemah semangat, begitu juga mereka tidak akan tergelincir ke dalam lubang keruntuhan dan penyelewengan.
Demikianlah, pemuda muslim akan kekal sebagai pribadi yang sehat, teguh, beriman, berjihad menyampaikan risalah Islam, menunaikan amanah dan bekerja untuk Islam. Sehingga ia diwafatkan Allah Ta’ala dalam keadaan yang mulia atau dia menghadap Tuhannya sebagai seorang diantara para syuhada’.
(Dikutip dari kitab “ الشباب المسلم في مواجهة التحديات ” karya: Abdullah Nashih ‘Ulwan)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga sangat memperhatikan perkembangan umatnya dalam segala aspek kehidupannya, sebagaimana beliau juga sangat intens dalam membina generasi-generasi muda Islam, karena pemuda adalah penerus perjuangan dakwah Islam, jika pemudanya rusak maka buramlah masa depan Islam dan umatnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita metode atau cara dalam mendidik dan membina para pemuda agar menjadi generasi yang memiliki Syakhshiyah (kepribadian) yang matang dan kokoh dalam segala hal.
Setidaknya terdapat enam poin penting yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mempersiapkan dan membina generasi muda, yaitu:
Pertama, Mempersiapkan pemuda untuk iltizam (konsisten) dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ …وَعَدَّدَ مِنْهَا : شّابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ.
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.. (salah satunya) pemuda yang tumbuh di dalam ketaatan kepada Allah” (HR Bukhari Muslim)
Kedua, Menyeru pemuda supaya mengambil dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada guna membentuk pribadi pemuda menjadi baik dan kokoh dari aspek rohani, jasmani, mental, akal dan akhlak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَا تَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ.
“Pergunakanlah (dengan baik) lima perkara sebelum datang lima perkara, hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, masa lapangmu sebelum masa sibukmu, mudamu sebelum tuamu dan kayamu sebelum miskinmu” (HR. Al Hakim)
Ketiga, Memelihara jiwa pemuda dari penyelewengan dan penyimpangan, serta menjaga kesuciannya dengan menganjurkan para pemuda untuk segera menikah jika sudah memiliki kemampuan, sebagaimana telah disyariatkan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَبَابِ مَنْ استَطَاعَ مِنْكُمْ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ.
”Wahai para pemuda, siapa saja dari kamu yang mampu untuk menikah, hendaklah ia segera menikah. Karena hal tersebut lebih menjaga pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR Jama’ah)
Keempat, Membina para pemuda untuk senantiasa menginstropeksi diri (muhasabah) dan memperbaiki amalnya, karena amal-amalnya akan dimintai pertanggung jawabanya di hadapan Allah Allah Ta’ala di akhirat kelak.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لاَتَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَا عَمِلَ فِيْهِ.
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ditanyakan kepadanya mengenai empat perkara. Umurnya dihabiskan untuk apa, masa mudanya dipergunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan kemana ia membelanjakannya, dan apa yang diperbuat dengan ilmunya” (HR. At-Tirmidzi)
Kelima, Membina para pemuda untuk senantiasa istiqomah di atas manhaj Islam, menjauhkan mereka dari hal-hal yang sia-sia dan mendorong pemuda untuk terus berusaha agar selalu berada dalam ketakwaan kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لَيَعْجَبُ مِنْ الشَبَابِ الَّذِيْ لَيْسَ لَهُ صَبْوَةٌ.
“Sesungguhnya Allah ta’jub pada pemuda yang tidak ada padanya kesia-siaan” (HR. Ahmad dan Abu Ya’la)
Keenam, Rasulullah berwasiat kepada umat Islam agar menjaga para pemuda dan menjelaskan kelebihan mereka atas orang-orang tua.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أُوْصِيْكُمْ باِلشَّبَابِ خَيْرًا فَإِنـَّهُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً لَقَدْ بَعَثَنِيَ اللهُ باِلْحَنَفِيَّةِ السَّمْحَةِ فَحَالَفَنِيْ الشَبَابُ وَخَالَفَنِيْ الشُّيُوْخُ.
“Aku berwasiat kepada kalian supaya berbuat baik kepada para pemuda. Sesungguhnya hati mereka adalah hati yang paling lembut. Sesungguhnya Allah telah mengutusku dengan Hanafiyyatu As-Samhah (agama Islam), lalu para pemuda bergabung denganku dan para orang tua menentangku.”
Inilah asas-asas terpenting dalam pembinaan pribadi pemuda dan masyarakat. Tidak diragukan lagi bahwa tujuan dari pembinaan dan persiapan ini adalah agar pemuda terbentuk sebagai pribadi yang sempurna, baik dari aspek rohani, akhlak, mental, jasmani dan jiwa. Serta seluruh aspek yang menyempurnakan kepribadian mereka.
Dengan pembentukan ini para pemuda akan lebih mampu untuk menghadapi berbagai tantangan, lebih kuat untuk melaksanakan tanggung jawab dan lebih kokoh dalam berpegang teguh dengan dasar-dasar Islam. Sehingga mereka tidak akan menyeleweng, merasa lemah, terhembus angin fitnah, menyerah kalah kepada tipu daya kerusakan, berputus asa dan lemah semangat, begitu juga mereka tidak akan tergelincir ke dalam lubang keruntuhan dan penyelewengan.
Demikianlah, pemuda muslim akan kekal sebagai pribadi yang sehat, teguh, beriman, berjihad menyampaikan risalah Islam, menunaikan amanah dan bekerja untuk Islam. Sehingga ia diwafatkan Allah Ta’ala dalam keadaan yang mulia atau dia menghadap Tuhannya sebagai seorang diantara para syuhada’.
(Dikutip dari kitab “ الشباب المسلم في مواجهة التحديات ” karya: Abdullah Nashih ‘Ulwan)