Jejak Karya

Jejak Karya

Wednesday, October 06, 2010

BENTHIK, NOSTALGIA ROMANTIC SEBUAH PERMAINAN TRADISIONAL YANG KINI DITINGGALKAN ZAMAN

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments



Sebuah ‘Nostalgia Romantic’ ingin kembali saya ceritakan dalam tulisan ini, tentang salah satu permainan tradisional. Permainan yang sewaktu saya kecil dulu sering dimainkan bersama teman-teman. Permainan yang selalu berhasil membuat saya tertawa senang tanpa harus mengucurkan banyak uang. Permainan yang tidak 'menyulap' kita menjadi makhluk individualis dan masih banyak lagi alasan yang membuat saya ingin membangunkan kembali memori lama yang telah terkubur. Permainan tradisional, permainan yang menciptakan kesenangan bermain bersama-sama dari akar masa lalu kita. Permainan yang menghadirkan kebahagiaan tersendiri saat masa kecil kita.

Saya berasal dari salah satu daerah di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, tepatnya di Desa Banaran Kelurahan Wonoboyo. Ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), seperti halnya anak-anak yang lain saya sangat suka bermain bersama teman-teman saya, sepulang sekolah atau ketika liburan. Kita sering melakukan banyak permainan dan BENTHIK merupakan salah satu permainan favorit saya dan teman-teman sepermainan saya kala itu.

Permainan benthik atau dalam nama lain dikenal dengan istilah patil lele sudah lama dikenal dalam masyarakat Jawa. Kata benthik mempunyai arti bentur. Benturan tersebut biasanya menghasilkan bunyi “thik”. Hal ini dapat dilihat dalam permainan itu sendiri, yaitu dengan alat berupa kayu yang digunakan dengan ukuran berbeda. Kayu berukuran panjang dan kayu yang berukuran pendek. Benturan antara kedua kayu tersebut menimbulkan suara thik. Nah, dari suara itulah kemudian muncul penamaan permainan itu, yaitu benthik.

Benthik, dibuat dari 2 potong stik atau kayu berbentuk silinder dengan panjang berbeda. Stik panjang yang dipergunakan sebagai pemukul dibuat dengan panjang sekitar 30 cm dan stik pendek sekitar 10 cm. Kedua potongan stik tersebut biasanya berdiameter sama, sekitar 2-3 cm. Biasanya potongan kayu tersebut diperoleh dari ranting-ranting pohon yang tumbuh di sekitar halaman, seperti pohon asam, pohon jambu biji, pohon mangga, dan sejenisnya. Ranting pohon yang diambil biasanya dari kayu yang tidak mudah patah. Alat benthik juga bisa dibuat dari potongan bambu yang berbentuk silinder dengan ukuran yang sama seperti di atas.

Pada umumnya, permainan ini bersifat kelompok. Namun, dapat pula dilakukan secara individu. Satu regu terdiri dari 3 sampai 4 anak. Ketika satu regu bermain, maka regu yang lain mendapat giliran jaga. Setiap regu secara bergantian memainkan benthik hingga semua mendapat giliran. Setelah selesai, regu yang menjaga mendapat giliran bermain. Jika dilakukan individu, misalnya 5 anak, maka satu anak mendapat giliran bermain, maka 4 anak lainnya mendapat giliran jaga. Jika anak yang bermain sudah kalah, maka digantikan temannya secara bergantian. Regu atau anak yang mendapatkan angka terbanyak biasanya dianggap sebagai pemenang.

Sebelum permainan dimulai, terlebih dahulu membuat sebuah lubang di tanah dengan ukuran memanjang sekitar 7-10 cm, lebar 2-3 cm. Lubang digunakan sebagai tolakan melemparkan stik pendek. Setelah itu melakukan hompimpah atau suit. Permainan benthik biasanya terdiri dari tiga tahap.
a. Tahap pertama, anak yang mendapat giliran bermain, meletakkan stik pendek di atas lubang, lalu dengan bantuan stik panjang, stik pendek dilempar sekuat dan sejauh mungkin. Jika stik pendek tertangkap tangan, maka anak yang bermain dianggap kalah, sementara yang menangkap stik pendek mendapat nilai, umpamanya dengan dua tangan 10 poin, satu tangan kanan 25 poin, satu tangan kiri 50 poin, dan sebagainya. Jika tidak tertangkap, salah satu anak yang mendapat giliran jaga melemparkan stik pendek ke arah stik panjang yang telah ditaruh di atas lubang dengan posisi melintang. Jika stik panjang terkena, maka anak yang bermain kalah.

b. Jika stik pendek tidak mengenai stik panjang, anak yang bermain dapat meneruskan permainan ke tahap kedua. Pada tahap ini, anak yang bermain melemparkan stik pendek ke udara lalu dipukul sekuat tenaga dengan stik panjang agar terlempar sejauh mungkin. Jika stik pendek yang dilempar tertangkap oleh lawan, maka anak yang bermain dianggap kalah. Ia harus menghentikan permainan. Jika tidak tertangkap tangan, maka anak yang jaga harus melemparkan stik pendek ke arah lubang yang telah dibuat. Jika saat dilempar ke arah lubang, stik pendek terpukul oleh anak yang bermain dan terlempar jauh kembali ke arah sebaliknya, maka perolehan poin yang didapat akan semakin banyak. Sebab cara penghitungan poin dengan menggunakan stik panjang, diawali dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek. Jika stik pendek yang dilempar ke arah lubang dan tidak terpukul oleh si pemain, maka penghitungan juga dilakukan mulai dari lubang ke arah jatuhnya stik pendek yang lolos dari pukulan kedua. Jika lemparan stik pendek dari lawan masuk ke arah lubang, maka poin yang dikumpulkan oleh anak yang bermain dianggap hangus.

c. Apabila pada tahap kedua, anak yang bermain mendapatkan poin, maka bisa dilanjutkan ke tahap ketiga. Pada tahap ini, anak yang bermain harus meletakkan stik pendek ke dalam lubang. Satu ujung stik dimasukkan ke dalam lubang, sementara ujung stik lainnya timbul di permukaan tanah. Anak yang bermain harus bisa memukul ujung stik yang timbul agar mengudara lalu dipukul sejauh mungkin. Jika tidak dapat memukul kedua kali, maka ia dianggap kalah atau mati dan harus digantikan dengan pemain lainnya. Namun jika berhasil memukul lagi satu kali, dua kali atau seterusnya, maka pemain berhak untuk mengalikan hasil tersebut. Jika terlempar sejauh 20 kali stik panjang dan terpukul 1 kali lagi, maka ia mendapatkan poin 20. Jika ia mampu memukul 2 kali sebelum terlempar jauh, maka ia berhak melipat gandakan nilai yang didapatkan menjadi dua kali. Bisa jadi, ukuran untuk yang berhasil memukul dua kali atau seterusnya, memakai alat ukur benda lain, misalnya peniti, gabah, dan sebagainya. Semakin ia memukul berulang kali sebelum terlempar jauh, memungkinkan ia akan selesai terlebih dulu. Begitu seterusnya dalam permainan benthik.

Dari permainan tradisional benthik ini banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil bagi perkembangan anak. Selain dapat menguji ketangkasan, anak akan diajarkan untuk bersosialisasi dengan teman bermain dan memiliki jiwa sportivitas yang tinggi. Sehingga diharapkan mampu memupuk jiwa yang berbudi luhur dan bertenggang rasa dalam hidup bermasyarakat.

Dewasa ini, permainan tradisional sudah hampir terpinggirkan dan tergantikan dengan permainan modern. Hal ini terjadi terutama di kota-kota besar. Sebaiknya ada upaya dari orang tua/dewasa yang pernah mengalami fase bermain permainan tradisional untuk memperkenalkan dan melestarikan kembali permainan tradisional. Sebab, permainan-permainan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa, fisik, dan mental anak. Mari, kita jaga warisan budaya ini demi Indonesia kita tercinta.

Menanti Sang Mujahid

Wednesday, October 06, 2010 2 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Mujahidku, selamat pagi! Apa kabarmu di sana?
Semoga jutaan nikmat yang kau terima pagi ini, kau balas dengan syukurmu yang tak terkira. Begitupun aku yang ada di sini.
Semoga Allah senantiasa memberikan barokah-Nya dalam setiap keadaan kita ya!

Mujahidku...
Di tengah pagi yang masih sepi ini,aku hanya ingin berbagi rasa.
Rasa? Ya, rasa rindu. Aku tengah merindukan takdir kita.
Aku tengah merindukan sebuah pertemuan denganmu.
Entah kapan, hanya Dia yang Maha Tahu.
Aku hanya berharap, semoga Allah senantiasa menjagamu, menjaga kita.
Melindungi kita agar tetap berada di jalan-Nya dalam menjemput ridho-Nya
Aku selalu yakin akan skenario-Nya
Bahwa Dia akan memberiku yang terbaik, salah satunya dirimu!

Mujahidku...
Aku berdoa semoga Allah senantiasa meneguhkanmu dalam keistiqomahan
Menyelamatkanmu dari fitnah dunia
Memudahkan setiap aktivitas dakwahmu
Meskipun aku tak tahu engkau sekarang berada di mana
Sungguh, aku hanya meminta Allah meridhoi apa yang kita lakukan..

Mujahidku..
Sungguh aku tak ingin berspekulasi tentangmu!
Aku memang punya kriteria
Sholeh, bertanggung jawab, dan visioner
Satu lagi... penulis!
Hmm, moga tidak terlalu berlebihan
Toh, itu bukan kriteria mutlak!
Aku memang menginginkanmu seperti itu
Tapi, Allah Maha Tahu yang aku butuhkan

Mujahidku...
Tepat sebelum membuat tulisan ini
Aku pernah membuat surat untuk calon anak kita
Mmm, dibaca saja ya!
Surat itu sedikit memberi gambaran tentang impianku kelak
Bersamamu!
Bersama anak-anak kita!

Mujahidku...
Entah kau di mana
Jujur ingin aku katakan
Aku mencintaimu sebelum mata ini memandang
Aku mengagumimu sebelum telinga ini mendengar
Sebelum hal-hal fisik lainnya merusak ketulusanku atas siapapun kau!
Aku ingin menjaga cinta ini dengan begitu sederhana!

Mujahidku...
Dalam sujud-sujud panjangku, aku meminta kepada Pemilik kita
Aku kucurkan doa agar aku layak menjadi pendampingmu
Siapapun kau, dimanapun kau berada...

Mujahidku...
Sungguh aku hanya ingin menjaga diriku
Aku ingin terus memperbaiki diri ini
Membangun komunikasi yang baik dengan orang tuaku
Agar restu mereka juga terlimpah pada kita
Hingga suatu saat nanti...
Jika Allah berkehendak mempertemukan kita
Aku telah siap mendampingimu
Kita akan berjuang bersama menapaki jalan-Nya

Mujahidku..
Engkau adalah pangeran kunci surgaku
Jika Allah berkenan menjadikanku pendampingmu
Bimbinglah aku untuk terus mendekat pada-Nya
Karena kau adalah imamku

Mujahidku...
Biarkan saat ini kesabaran yang menjadi temanku
Mengisi hari-hari ini sebelum akhirnya kita bertemu
Semoga Allah meridhoi penantian kita
Selamat berjuang, mujahidku!
Doaku selalu menyertaimu...

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 6 Oktober 2010_05:48
Untuk seseorang yang telah dijanjikan-Nya untukku...
Aisya Avicenna

Backsound : Dans – Penantian ^^v

Penantian adalah suatu ujian
Tetapkanlah ku selalu dalam harapan
Karena keimanan tak hanya diucapkan
Adalah ketabahan menghadapi cobaan….
Sabarkanlahku menanti pasangan hati
Tulus kan kusambut sepenuh jiwa ini
Di dalam asa diri menjemput berkah-Mu
Tibalah izin-Mu atas harapan ini….
Rabbi teguhkanlah ku di penantian ini
Berikanlah cahaya terang-Mu selalu
Rabbi doa dan upaya hamba-Mu ini
Hanyalah bersandar semata kepada-Mu

Ananda, Cinta Bunda Tak Bertepi

Wednesday, October 06, 2010 0 Comments

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi Ananda tersayang.
Selamat berjumpa lagi dengan hari yang baru.
Selamat merangkai karya dengan senantiasa meluruskan niat untuk Allah semata.

Semoga Ananda senantiasa menjadi pribadi yang pandai bersyukur agar kenikmatan dan karunia-Nya senantiasa berlimpah. Semoga Ananda menjadi umat tersayang dari Baginda Rasulullah Saw yang syafa'atnya turut pula dihadiahkan kepada kita sebagai umatnya. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.

Ananda tersayang, ini surat Bunda yang pertama untuk Ananda. Maafkan Bunda ya, bukan berarti Bunda tak mau menyempatkan waktu barang sejenak untuk menuliskannya, tapi memang terasa sulit untuk mengungkapkan isi hati Bunda lewat kata-kata. Rangkaian kata ini belum cukup mewakili cinta Bunda pada Ananda. Rangkaian kata ini belum mampu menggambarkan apa yang membuncah di hati Bunda.

Ananda tercinta, kehadiran Ananda menjadikan hidup Bunda semakin diliputi perasaan bahagia. Menjadi ibu adalah karunia dari-Nya yang begitu luar biasa. Membuat hidup Bunda terasa lengkap karena kehadiran Ananda di tengah keluarga kita. Ya, keluarga kita yang insya Allah penuh dengan kebahagiaan. Sakinah, mawadah, warahmah. Bunda bangga karena mempunyai gelar baru sebagai seorang ibu. Alhamdulillah, senangnya hati Bunda. Panggil ibumu ini dengan sebutan “Bunda” ya.

Ananda belum mengenal Bunda ya? Izinkan Bunda memperkenalkan diri dulu ya. Biar Ananda makin sayang dengan Bunda. Etika Suryandari, itulah nama Bunda yang diberikan oleh ayah Bunda, kakek Ananda tercinta. Bunda diberi nama "Etika" karena Bunda diharapkan dapat menjadi orang yang berakhlak baik (beretika), "Surya" berarti matahari. Bunda diharapkan menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang layaknya matahari yang banyak menebarkan manfaat pada semua makhluk. Dan "ndari" berasal dari bahasa Jawa "ndadari" yang berarti bersinar terang. Bunda diharapkan menjadi cahaya bagi sekitar, mampu memberi inspirasi pada orang lain. Nama ini adalah tanggung jawab, Anandaku sayang. Semoga Bunda dapat menjadi seperti apa yang diharapkan ibu dan ayah Bunda. Aamiin Ya Rabbal'alamiin.
Oh ya, Bunda sekarang beraktivitas sebagai calon Statistisi di Kementerian Perdagangan Jakarta. Statistisi? Pasti Ananda belum tahu ya maksudnya. Statistisi adalah orang yang pekerjaannya berhubungan dengan data. Banyak berhubungan dengan Matematika juga. Ya, karena Bunda sarjana Matematika, Sayang. Bunda berharap kelak Ananda juga menyukai pelajaran Matematika karena kebanyakan anak-anak tidak menyukai pelajaran ini. Bunda akan membimbing dan mengajari Ananda dengan sepenuh hati! Kita akan belajar bersama ya Sayang. Meski Bunda bekerja di kantor, Bunda berjanji tetap akan memprioritaskan urusan keluarga karena Bunda ingin selalu memberikan yang terbaik pada keluarga.
Selain beraktivitas di kantor, kini Bunda juga aktif di Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Di komunitas inilah Bunda belajar banyak untuk menjadi seorang penulis. Hmm, Bunda memang memiliki impian untuk menjadi penulis, Ananda sayang. Bahkan Bunda memiliki impian untuk menjadikan keluarga kita adalah keluarga penulis. Suatu saat nanti, Bunda ingin bisa melahirkan karya kita bersama. Sebuah buku karya Bunda, Ayah, dan juga Ananda. Subhanallah, alangkah bahagianya jika mimpi itu benar-benar terealisasi. Semoga saja Allah memberi kemudahan ya Sayang... aamiin..
Saat Bunda menulis surat ini, Ananda memang belum lahir. Bunda bahkan belum bertemu Ayah. Bunda akan terus berusaha melakukan yang terbaik untuk Ananda dengan memilih Ayah yang sholeh, yang bisa menjadi imam kita kelak. Sudah tertanam dalam diri Bunda bahwa pernikahan Bunda dengan Ayah nanti bervisi untuk mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekedar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya. Ya, kita akan berjuang bersama menuju surga-Nya. Al-Firdaus, surga tertinggi dambaan setiap muslim sejati. Ananda adalah kunci surga bagi Bunda. Maka, Bunda akan terus menjaga kunci itu sebaik-baiknya.

Sebuah konsep keluarga SMART akan Bunda bangun bersama Ayah Ananda kelak. Semoga kami bisa membimbing Ananda menjadi mujahid-mujahidah tangguh kebanggaan dien ini, Islam yang mulia. Ananda ingin tau apa itu keluarga SMART? Inilah keluarga impian Bunda yang kelak akan Bunda wujudkan bersama Ananda dan bersama Ayah tentunya.
S : Sakinah, mawadah, warahmah
M : Mengorientasikan semua aktivitas untuk mencari ridho Allah Swt yang dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah Saw
A : Al Qur’an dan Al Hadist sebagai pedoman utama
R : Rumah tangga yang menjadi surga dunia serta sebagai markas dakwah dan tarbiyah.
T : Tanggung jawab dalam menjaga keluarga (buka Q.S. At-Tahrim : 6 ya!)
Ananda tersayang, mari kita wujudkan bersama impian besar ini ya...

Menjadi seorang ibu memang tak mudah. Tapi Bunda akan terus melakukan yang terbaik untuk Ananda. Karena Ananda adalah amanah dari-Nya. Amanah yang luar biasa. Bunda akan membimbing Ananda menjadi generasi Qur’ani, generasi yang cinta Al-Qur’an. Mari membaca Al Qur'an dengan tartil, memahami artinya, menghafalnya, dan saling mengingatkan dengan mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga di suatu masa nanti saat Bunda menghadap-Nya, Bunda akan memakai mahkota berkilauan. Ya, itu hadiah dari Ananda pada Bunda sebagai seorang anak yang cinta Al-Qur’an.

Ananda tercinta, jadilah cahaya bagi Bunda. Pilihlah kata terbaik, pilihlah sikap terpuji saat berinteraksi dengan Bunda dan yang lainnya. Karena dengan begitu, Bunda akan semakin bahagia dan bangga pada Ananda. Karena Bunda inginkan anak-anak Bunda adalah anak-anak yang sholeh dan sholehah. Surga berada di telapak kaki Ibu. Semoga Allah Swt juga berkenan meletakkan surga-Nya pada diri Bunda. Bunda ingin menjadi ibu terbaik untuk Ananda kelak.

Ananda terkasih, Bunda menyadari bahwa Ananda hanyalah titipan. Ananda bukan milik Bunda. Ananda juga bukan milik Ayah. Tapi, Ananda milik Allah Swt. Bunda tidak akan menuntut balas budi Ananda atas pengorbanan Bunda yang telah mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawat Ananda. Bunda hanya ingin Ananda berbakti sepenuhnya pada Allah Swt. Menjadi hamba-Nya yang beriman dan beramal sholeh.

Tak terasa, bagaskara kian meninggi. Sudah saatnya Bunda mempersiapkan diri untuk merangkai karya. Bunda akan mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk mencukupi kebutuhan Ananda kelak. Doakan Bunda ya, semoga setiap rezeki yang Bunda terima adalah rezeki yang halal dan penuh kebarokahan dari Allah Swt karena Bunda selalu inginkan yang terbaik untuk Ananda.. Sudah dulu ya, sekian surat dari Bunda.

Ananda, cinta Bunda tak bertepi.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 30 September 2010_06:13
Bunda yang sangat mencintaimu,
Aisya Avicenna


*)Aisya Avicenna adalah nama pena dari Etika Suryandari, S.Si. Terlahir kembar pada tanggal 2 Februari 1987. Saat ini ia berprofesi sebagai statistisi di Kementerian Perdagangan RI. Senang membaca, menulis, mengisi training, mengoleksi buku, berpetualang, berkontemplasi, dan melakukan hal-hal yang menantang serta full inspirasi. Tulisannya pernah dimuat di www.penulislepas.com. Ia tergabung dalam Forum Lingkar Pena (FLP) Jakarta. Penulis yang berdomisili di Jalan Kebon Nanas Selatan No. 16 RT 006/RW 008, Cipinang, Cempedak Jatinegara, Jakarta Timur 13340 ini bisa dihubungi di emailnya : akhwat_visioner@yahoo.com, webblog : http://thickozone.blogspot.com, HP : 085647122037


NB : tulisan ini diikutkan dalam lomba “Surat untukmu Nak, dari Calon Ibumu”, dari sumber : http://azkamadihah.wordpress.com/2010/lomba-surat

Saturday, October 02, 2010

ENONG cs ENUNG : MENJAGA NYALA API MIMPI

Saturday, October 02, 2010 0 Comments



Sepenggal cerita dari mahakarya luar biasa Kang Andrea Hirata : Dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas

Gulungan kertas itu dibuka Ikal dengan berdebar. Penulisnya adalah detektif swasta M. Nur yang eksentrik. Isinya, menyatakan keprihatinan atas patah hati yang dialami Ikal. M. Nur mengaku memiliki informasi soal pria perebut kekasih Ikal. Yang menarik hati Ikal, sang detektif menyisipkan nama Jose Rizal. Siapa dia? Ternyata nama merpati yang mengantar gulungan surat. Nama yang lebih bagus ketimbang orang Melayu mana pun. Ahihihihi…

Inilah bagian dari petualangan baru Ikal dalam novel terbaru Andrea Hirata. Berbeda dengan tetralogi yang diluncurkan satu demi satu, kali ini Andrea mengemasnya dalam dwilogi yang menjadi satu buku sekaligus: Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas.

Sedikit banyak, dwilogi ini masih berhubungan dengan empat novel sebelumnya: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Empat karya yang telah diterjemahkan ke bahasa Inggris dan sejumlah bahasa Eropa lain seperti Jerman dan Belanda. Juga dalam bahasa Asia seperti Cina, Jepang, dan Vietnam. Kesuksesan yang menempatkan Andrea sebagai novelis yang go international.

Novel pertama, Padang Bulan, misalnya, menceritakan lanjutan kisah cinta Ikal dengan A Ling. Gadis Tionghoa ini menjadi cinta sejati Ikal sejak kecil seperti diceritakan dalam Laskar Pelangi, sampai ayah Ikal menolak merestui hubungan keduanya dalam tetralogi terakhir. Maka diceritakan Ikal minggat dari rumah. Belakangan, Ikal menerima informasi soal perjodohan A Ling dengan Zinar, pria Tionghoa yang diceritakan mirip bintang film Hongkong.

Jadilah Ikal yang dikuasai cemburu berusaha merebut A Ling. Lucunya, upaya perebutan ini bukan dengan melakukan hal-hal yang biasa. Tapi justru melalui berbagai lomba di kampung yaitu catur, voli, tenis meja, dan sepak bola. Bahkan Ikal sampai membeli peralatan peninggi badan supaya A Ling mau kembali.

Perjuangan yang luar biasa. Kadang tak masuk akal dan berlebihan. Tapi inilah kehebatan seorang Andrea: meramu cerita biasa menjadi tak biasa-biasa saja. Lupakanlah logika sejenak karena novel ini memang fiksi. Dengan membaca santai, kita bisa semakin merasakan betapa romantisnya ternyata seorang Ikal. Perjuangan cinta yang sangat layak dinikmati. Bahkan sangat mungkin kita menjadi bagian dari cerita itu sendiri.

Selain itu, pada novel pertama juga berkisah tentang Enong yang memiliki 3 orang adik dan ayah seorang pendulang timah. Suatu ketika ayahnya terkena musibah ketika sedang mendulang timah dan meninggal dunia. Ayahnya yang merupakan satu-satunya tulang punggung keluarga telah meninggalkan keluarga Enong untuk selama-lamanya. Sebagai anak yang paling tua, Enong telah dibebani oleh tanggung jawab yang besar. Tak rela melihat ibunya berjuang sendiri, Enong memutuskan untuk keluar dari sekolahnya dan menjadi pendulang timah, pekerjaan yang paling kasar dan hanya dilakukan oleh laki-laki pada saat itu. Enong yang memiliki minat yang begitu besar pada Bahasa Inggris, berusaha dengan keras mendulang timah hingga mengalami kejadian-kejadian pahit yang tidak terlupakan selama hidupnya.

Sedangkan pada novel kedua “CINTA DI DALAM GELAS”, inti ceritanya adalah keinginan Enong yang tak lain adalah Maryamah Karpov untuk mengikuti pertandingan catur dalam menyambut 17 Agustus-an. Sebelumnya, hanya laki-laki saja yang boleh mengikuti pertandingan ini. Apa alasan Enong yang tidak bisa main catur ini bersikeras untuk mengikuti pertandingan catur? Di novel ini pula diceritakan mengapa Maryamah binti Zamzami mendapat julukan Maryamah Karpov. Dalam novel ini pula, segala kenangan pahit yang pernah dialami Enong yang belum tuntas diceritakan di novel pertamanya diulas hingga tuntas.

Jika diperhatikan lebih lanjut, di dalam novel yang kedua ini ada beberapa pesan moral yang bisa diambil: kesabaran, kerja keras, persamaan hak antara laki-laki dan wanita. Bagaimana seorang Enong yang pada mulanya tidak bisa bermain catur sama sekali berniat dan bekerja keras agar bisa bermain catur untuk mengalahkan mantan suaminya yang dulu pernah menghianatinya. Selain itu, perjuangannya pun akhirnya tidak hanya membuahkan hasil untuk dirinya sendiri, namun juga untuk masyarakatnya dimana kaum perempuan tidak dilarang lagi untuk bertanding catur pada acara 17 Agustus-an. Sungguh inspiratif!!!. Inti dari pesan moral ini mungkin bisa dirangkai dalam 3 kata: SACRIFICE, HONESTY, FREEDOM. Ketiga kata inilah yang merefleksikan hidup Enong yang penuh pengorbanan dan ketulusan untuk mencapai kebebasan yang diidam-idamkannya.

***

Hm, kalau Enong punya 3 kata itu, Enung juga punya…IPK. [I]nspiratif. [P]restatif, dan [K]ontributif!!! Enong cs Enung…(hehe, cs-an lho!! Semangat Enong patut Enung tiru!!!). Kata-kata Enong yang paling Enung suka :
“BERIKAN PADAKU SESUATU YANG PALING SULIT, AKU AKAN BELAJAR!!!”

Semangat Ikal juga terinternalisasi dalam diri Enung :
“Aku menengadah dan kepada langit ku katakan : ‘Inilah aku! Putra ayahku! Berikan padaku sesuatu yang besar untuk kutaklukkan! Beri aku MIMPI-MIMPI yang tak mungkin, karena AKU BELUM MENYERAH!! TAK KAN PERNAH MENYERAH!! Takkan pernah!!!”
[Ikal, Padang Bulan : 254]


***

Catatan : Enung merupakan panggilan ‘aneh’ dari seorang ‘korti Biologi 2006 yang sangat aneh’. Di saat sahabat lain manggil Nungma, dia sendiri yang manggil ‘Enung’. Ahihihihi…Dasar Backom!!!!


“Belajar adalah sikap berani menantang segala ketidakmungkinan!!”

{sepucuk surat atas nama “CAHAYA CINTA” untukku dengan perantara Jose Rizal pagi ini…hoho.. fiktif!!! –menyemangati diri sendiri-}

[Terima kasih Jose Rizal, kau telah mengobati kerinduanku dan menyemangati untuk tetap MENJAGA NYALA API MIMPI!!!…Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, 1 Oktober 2010]

DREAM. FIGHT. IKHLAS [Keisya Avicenna dan Mimpi ke-137]

Saturday, October 02, 2010 0 Comments



“Mimpiku memang belum padam. Di gerbang batunya, di sebelah arca Ganesha, aku mendongak ke langit. Duhai Tuhan, apakah mimpiku masih bisa jadi kenyataan??” [Alif Fikri, Novel Negeri 5 Menara hal. 222]

Senin, 27 September 2010
Pagi yang cerah di Kota Wonogiri. Target hari ini menyelesaikan segala urusan ‘pencarian’ dan ‘melengkapi’ surat-surat bersama Babe tercinta. Alhamdulillah, semuanya bisa selesai jam 11.00. sempat bertemu dengan adik bungsunya Babe (Om Wid) yang membawa berita gembira. Ehm, tinggal nunggu tanggal nih…^^v sip, bakalan punya tante baru dan mungkin sebentar lagi ‘berharap’ segera punya kakak ipar… (ayo, Mas Dhody atau Mbak Thicko, Dik Nung tunggu lho…ahihihihi…)

Bersegera balik ke Solo karena ada agenda cukup padat di Solo dan siang ini ada momentum ‘merealisasikan mimpi’. 1,5 jam perjalanan…sampai juga di Zona Nostalgia Romantic di Kost Pink. Sholat Dhuhur, rehat bentar, dapat kabar kalau dik Mira (Miratul) yang semula mau ikut ‘n nemenin aksi penyusupanku di fakultasnya, mendadak ada kuliah. Yaaahh…masak ntar Nungma kayak orang ilang di FISIP. Hehe…tapi karena tekad dah bulat, berangkatlah aku….^^v

Hm, sampai gerbang Jalan Surya dapat SMS yang membuat saya sedikit ‘syok’. Waduh, kenapa di saat ‘impian itu sudah di depan mata’ ada hal lain yang lebih urgent yang harus diselesaikan dan dikerjakan. Ya sudahlah…akhirnya Nungma balik kanan graaak…kembali jalan menyusuri jalan Surya n sampai di Salwa Net, ada beberapa hal yang harus dikirim termasuk karya tulis yang mau dimuat di Tabloid Suara Badar Jawa Timur. Tetep positif thinking, semoga suatu saat nanti bisa ketemu dan diskusi dengan Kang Ahmad Fuadi. Baru 10’ asyik berjibaku dengan si kokom cs, dik Mira SMS…”Mbak, aku gak jadi kuliah. Dosenku ternyata nanti juga jadi pembicara. Mbak sekarang dimana? Jadi ikutan bedah novel gak?”. Singkat cerita, Miratul njemput Nungma di Salwa Net. Subhanallah, di saat apa yang harus dikirim via email selesai, kabar gembira itu datang.

Sampai juga di FISIP. Siang ini akan ada acara bedah Novel Negeri 5 Menara bersama Kang Ahmad Fuadi (penulis novelnya), Bandung Mawardi (sastrawan), dan Sri Herwindya (dosennya Mira tadi). Wow, duduk di barisan bangku ke-3 dari depan. Posisi yang cukup strategis!!!

Langsung saja…pembicara pertama Kang Ahmad Fuadi, hoho…(gak nyangka, mimpi ke-137 ku terwujud!!!). Nungma langsung mengeluarkan buku catatan. Salah satunya Buku DNA Nungma : Mei-Agustus 2010, di dalam buku catatan harian Nungma ini ada tulisan-tulisan yang Nungma ambil dari novel Negeri 5 Menara. Kang Ahmad Fuadi menceritakan tentang isi novel itu, latar belakang pembuatannya (suatu malam yang sangat dingin….), sampai sekilas gambaran novel N5M yang akan difilmkan itu…(belum ada casting pemain lho!!! Ada yang berminat???).

THE SPIRIT of MAN JADDA WAJADA!!! “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan SUKSES!!!”

WOW, dahsyat deh!!! Kang Ahmad juga sempat memperlihatkan foto-fotonya saat berkeliling dunia…(Insya Allah, semoga suatu saat nanti Nungma juga bisaaa!!! AMIN)

Nih, sedikit Nungma tuliskan SINOPSIS dari Novel Negeri 5 Menara (jadi inget, dulu pernah Lomba SINOPSIS waktu SD di Semarang…*pertama kalinya ke Semarang euy…dan sejak saat itu Semarang menjadi INSPIRING TOWN bagi seorang Nungma, karena jejak prestasinya dimulai dari sana!! Dah gak penasaran lagi kan dengan ‘keistimewaan Semarang bagi Nungma’???hehe..kok malah jadi Nostalgia Romantic gini). Hm, simak baik-baik, tapi alangkah lebih baik, beli dan baca novelnya sendiri!!! Dijamin gak bakal rugi!!!

Alif lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Masa kecilnya adalah berburu durian runtuh di rimba Bukit Barisan, bermain bola di sawah berlumpur dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba-tiba saja dia harus naik bus tiga hari tiga malam melintasi punggung Sumatera dan Jawa menuju sebuah desa di pelosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.

Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM), Alif terkesima dengan "mantera" sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses. Dia terheran-heran mendengar komentator sepakbola berbahasa Arab, anak mengigau dalam bahasa Inggris, dan terkesan melihat pondoknya setiap pagi seperti melayang di udara.

Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa. Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka menunggu Maghrib sambil menatap awan lembayung berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah: Jangan pernah remehkan impian, walau setinggi apapun. Tuhan sungguh Maha Mendengar.

Bagaimana perjalanan mereka ke ujung dunia ini dimulai? Siapa horor nomor satu mereka? Apa pengalaman mendebarkan di tengah malam buta di sebelah sungai tempat jin buang anak? Bagaimana sampai ada yang kasak-kusuk menjadi mata-mata misterius? Siapa Princess of Madani yang mereka kejar-kejar? Kenapa mereka harus botak berkilat-kilat? Bagaimana sampai Icuk Sugiarto, Arnold Schwarzenegger, Ibnu Rusyd, bahkan Maradona sampai akhirnya ikut campur? Ikuti perjalanan hidup yang inspiratif ini langsung dari mata para pelakunya. Negeri Lima Menara adalah buku pertama dari sebuah trilogi.
***
Hm, baca saja ya novelnya (bagi yang belum!!!). yups, N5M adalah buku pertama dari sebuah trilogy. Nungma kasih bocoran sedikit, valid nih. Coz Kang Ahmad sendiri yang cerita waktu ada acara INSPIRASI UNTUK INDONESIA di TV One. Novelnya yang kedua sekarang masih di tangan istrinya sendiri, selaku editor. (wah, kompak nian, bisa saling melengkapi…). Judulnya RANAH TIGA WARNA dengan mantera sakti MAN SHABARA ZHAFIRA!!! “Siapa yang bersabar, akan beruntung!!!”. Duh, rasa-rasanya dah gak sabar pengin segera beli dan baca!!!

Pada acara bedah novel itu (hihi, siang ini jadi ‘SANG PENYUSUP’, meski di awal sempat merasa asing, karena aura di FISIP beda banget dengan aura di MIPA. Tapi ya tetep enjoy saja…^^v). Setelah Kang Ahmad selesai, dilanjutkan dengan Bandung Mawardi, seorang sastrawan. Gayanya benar2 mencerminkan seorang ‘seniman sastra’. Dia menyampaikan bahwa ideology yang mengerikan adalah cara berpikir yang negatif, dst… pokoknya kalimat yang Nung suka dari apa yang beliau sampaikan : “Nalar keseharian merupakan modal untuk berubah, yang tidak menutup kemungkinan ada keajaiban, milikilah cerita kolektifitas dalam keseharian kita, tapi harus tetap ada kemerdekaan diri…” [IMAJINASI KESEHARIAN]

Sedangkan dosennya Mira, menyampaikan tentang nilai pendidikan dari N5M itu…(hehe, kayak ngajar kuliah aja cara menyampaikannya). Jam di HP sudah menunjukkan pukul 14.45 WIB. Nung sempat mau pamitan ma Mira, coz harus segera ngajar di GO jam 15.30 WIB. Mira tak kasih 2 opsi, nganterin ke Sekarpace apa nunggu sampai acara selesai dan tak mintai tolong buat minta tanda tangan, kalimat motivasi, n menyampaikan salam buat Kang Ahmad nanti kalo acaranya usai. Mira pilih opsi yang kedua. Masuk sesi diskusi dan tanya jawab. Tapi, akhirnya, karena sudah masuk sesi tanya jawab sebelum Nungma beranjak bangkit dan meninggalkan ruangan, akhirnya Nungma memberanikan diri untuk mengacungkan tangan dan jadilah Nungma penanya ketiga. Hoho…

Nung tanya selama menyusun novel N5M, tingkat kesulitannya apa??? Sama, minta motivasi biar terus bersemangat “menghargai hidup dengan mendokumentasikannya”. Hm, dah hampir jam 15.00 nih (bener2 ngrasa berpacu dengan sang waktu…). Alhamdulillah, dapat pin NEGERI 5 MENARA!!! Kembali ke tempat duduk, tapi masak mau colut aja…yadah, nunggu sampai Kang Ahmad selesai njawab….Jam 15.10…jawaban Kang Ahmad sangat seru dan memuaskan!!! (Semoga beliau tidak bingung, coz waktu inagurasi FLP Jakarta angkatan 14 beberapa waktu lalu, beliau sempat bertemu juga dengan mysupertwin, Etika Aisya Avicenna dan jadi penanya juga!!! Ahihihihi…)

Akhirnya, jam 15.20 Nungma keluar ruangan dengan senyum puas dan bahagia!!! Berangkat ke GO dengan spirit MAN JADDA WAJADA!!! (Daripada telat, n Nungma adalah orang yang cukup memperhitungkan waktu, akhirnya naxi deh…^^v. untung deket, meski sempat telat 5’…n dah ditunggu anak2…tapi ngajar hari ini terasa ‘beda’. Terima kasih ya Allah….)

• Man shabara zhafira. Siapa yang bersabar akan beruntung. Jangan risaukan penderitaan hari ini, jalani saja dan lihatlah apa yang akan terjadi di depan. Karena yang kita tuju bukan sekarang, tapi ada yang lebih besar dan prinsipil, yaitu menjadi manusia yang telah menemukan misinya dalam hidup. [Ust. Salman, hal. 106]

• Jangan pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar. [Ust. Salman, hal. 107]


• Jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.

***
Dan akhirnya Miratul bisa mendapatkan tandatangan Kang Ahmad Fuadi sekaligus 3 kata motivasi dari beliau : DREAM. FIGHT. IKHLAS!!!
Tengkyu Miratul…^^v

***

[Zona Nostalgia Romantic Keisya Avicenna, awal hari yang baru di pembuka Bulan OKTOBER. Spirit OKTOBER : [O]ptimalkan [K]ompetensi diri dan [T]otalitas dalam [BER]amanah…!!!! OKTOBER akan menjadi bulan yang penuh PETUALANGAN UNTUK MEWUJUDKAN IMPIAN!!! Semangat ‘mbolaaaaaaaang…^^v]

Friday, October 01, 2010

Wednesday, September 29, 2010

WAJIBNYA BERBAKTI DAN HARAMNYA DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA

Wednesday, September 29, 2010 0 Comments
Oleh
Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Allah memerintahkan dalam Al-Qur’an agar berbakti kpd kedua orang tua. Mengenai wajib seorang anak berbakti kpd orang tua, Allah berfirman di dalam surat Al-Isra’ ayat 23-24.

“Arti : Dan Rabb-mu telah memerintahkan kpd manusia janganlah ia beribadah melainkan ha kpdNya dan hendaklah beruntuk baik kpd kedua orang tua dgn sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari kedua atau kedua-dua telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kpd kedua ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” [Al-Isra : 23]

“Arti : Dan katakanlah kpd kedua perkataan yg mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua dgn penuh kasih sayg. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku saygilah kedua sebagaimana kedua menyaygiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]

Juga An-Nisa ayat 36.

“Arti : Dan sembahlah Allah dan janganlah menyekutukanNya dgn sesuatu, dan beruntuk baiklah kpd kedua ibu bapak, kpd kaum kerabat kpd anak-anak yatim kpd orang-orang miskin, kpd tetangga yg dekat, tetangga yg jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya, sesungguh Allah tdk menyukai orang-orang yg sombong dan membanggakan dirinya” [An-Nisa : 36]

Juga terdpt dalam surat Luqman ayat 14-15.

“Arti : Dan Kami perintahkan kpd manusia agar beruntuk baik kpd orang tuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yg bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kpd-Ku dan kpd kedua orang tuamu. Ha kpd-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]

“Arti : Dan jika kedua memaksamu mempersekutukan sesuatu dgn Aku yg tdk ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti kedua dan pergaulilah kedua di dunia dgn cara yg baik dan ikuti jalan orang-orang yg kembali kpd-Ku kemudian ha kpd-Ku lah kembalimu maka Aku kabarkan kpdmu apa yg kamu kerjakan” [Luqman : 15]

Atau seperti yg tercantum dalam surat Al-Ankabut ayat 8, tdk boleh mematuhi orang tua yg kafir kalau mengajak kpd kekafiran.

“Arti : Dan Kami wajibkan kpd manusia (beruntuk) kebaikan kpd kedua orang tuanya. Dan jika kedua memaksamu untuk mempersekutukan Aku dgn sesuatu yg tdk ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Ha kpd-Ku lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kpdmu apa yg telah kamu kerjakan” [Al-Ankabut : 8]

Serta surat Al-Ahqaaf ayat 15-16.

“Arti : Kami perintahkan kpd manusia supaya beruntuk baik kpd dua orang ibu bapaknya, ibu mengandung dgn susah payah, dan melahirkan dgn susah payah (pula). Mengandung sampai menyapih ialah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umur sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yg telah Engkau berikan kpdku dan kpd kedua orang tuaku dan supaya aku dpt beruntuk amal yg shalih yg Engkau ridlai, berilah kebaikan kpdku dgn (memberi kebaikan) kpd anak cucuku. Sesungguh aku bertaubat kpd Engkau dan sesungguh aku termasuk orang-orang yg berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15]

“Arti : Mereka itulah orang-orang yg Kami terima dari mereka amal yg baik yg telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yg benar yg telah dijanjikan kpd mereka” [Al-Ahqaaf : 16]

Sedangkan tentang anak durhaka kpd kedua orang tua terdpt di dalam surat Al-Ahqaaf ayat 17-20.

“Arti : Dan orang yg berkata kpd kedua orang tuanya, ‘Cis (ah)’ bagi kamu keduanya, apakah kamu kedua memperingatkan kpdku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku ? lalu kedua orang tua itu memohon pertolongan kpd Allah seraya mengatakan, “Celaka kamu, berimanlah ! Sesungguh janji Allah ialah benar” Lalu dia berkata, “Ini tdk lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu” [Al-Ahqaaf : 17]

“Arti : Mereka itulah orang-orang yg telah pasti ketetapan (adzab) atas mereka, bersama-sama umat-umat yg telah berlalu sebelum mereka dari jin dan manusia. Sesungguh mereka ialah orang-orang yg merugi” [Al-Ahqaaf : 18]

“Arti : Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yg telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) apa yg telah mereka kerjakan sedang mereka tdk dirugikan” [Al-Ahqaaf : 19]

“Arti : Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kpd mereka dikatakan), “Kamu telah memhabiskan rizkimu dalam kehidupan duniawi dan kamu telah bersenang-senang dgn maka pada hari ini kamu dibalas dgn adzab yg menghinakan. Karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak, dan krn kamu telah beruntuk fasik” [Al-Ahqaaf : 20]

Sedangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 215

“Arti : Mereka berta kpdmu (Muhammad) tentang apa yg mereka infakkan. Jawablah, “Harta yg kamu nafkahkan hendaklah diberikan kpd ibu bapakmu, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yg sedang dalam perjalanan. Dan apa saja kebajikan yg kamu peruntuk sesungguh Allah Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 215]

Banyak sekali ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yg menerangkan tentang wajib berbakti kpd kedua orang tua. Dalam surat Luqman, Allah menyebutkan wajib seorang anak berbakti kpd kedua orang tua dan bersyukur kpd serta disebutkan juga tentang larangan mengikuti orang tua jika orang tua tersebut mengajak kpd syirik.

[Disalin dari Kitab Birrul Walidain, edisi Indonesia Berbakti Kepada Kedua Orang Tua oleh Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, terbitan Darul Qolam - Jakarta.]

Sumber : http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=358&bagian=0

Sumber Wajib Berbakti Dan Haram Durhaka Kepada Kedua Orang Tua : http://alsofwah.or.id

Metode Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam Mendidik Para Pemuda

Wednesday, September 29, 2010 0 Comments
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah teladan dan panutan kita sebagai umat Islam, kita wajib meneladani perkataan, perbuatan dan sifat-sifat beliau. Beliau telah mengajarkan kepada kita berbagai hal yang berkaitan dengan segala aspek kehidupan, baik aspek aqidah, ruhiyah, ibadah, siyasah maupun iqtishodiyah, dll.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga sangat memperhatikan perkembangan umatnya dalam segala aspek kehidupannya, sebagaimana beliau juga sangat intens dalam membina generasi-generasi muda Islam, karena pemuda adalah penerus perjuangan dakwah Islam, jika pemudanya rusak maka buramlah masa depan Islam dan umatnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita metode atau cara dalam mendidik dan membina para pemuda agar menjadi generasi yang memiliki Syakhshiyah (kepribadian) yang matang dan kokoh dalam segala hal.

Setidaknya terdapat enam poin penting yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam mempersiapkan dan membina generasi muda, yaitu:

Pertama, Mempersiapkan pemuda untuk iltizam (konsisten) dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala beribadah kepada-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang-Nya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ …وَعَدَّدَ مِنْهَا : شّابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللهِ.

“Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.. (salah satunya) pemuda yang tumbuh di dalam ketaatan kepada Allah” (HR Bukhari Muslim)

Kedua, Menyeru pemuda supaya mengambil dan memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada guna membentuk pribadi pemuda menjadi baik dan kokoh dari aspek rohani, jasmani, mental, akal dan akhlak.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَا تَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ.

“Pergunakanlah (dengan baik) lima perkara sebelum datang lima perkara, hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, masa lapangmu sebelum masa sibukmu, mudamu sebelum tuamu dan kayamu sebelum miskinmu” (HR. Al Hakim)

Ketiga, Memelihara jiwa pemuda dari penyelewengan dan penyimpangan, serta menjaga kesuciannya dengan menganjurkan para pemuda untuk segera menikah jika sudah memiliki kemampuan, sebagaimana telah disyariatkan Allah Ta’ala kepada hamba-Nya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

يَا مَعْشَرَ الشَبَابِ مَنْ استَطَاعَ مِنْكُمْ البَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ.

”Wahai para pemuda, siapa saja dari kamu yang mampu untuk menikah, hendaklah ia segera menikah. Karena hal tersebut lebih menjaga pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR Jama’ah)

Keempat, Membina para pemuda untuk senantiasa menginstropeksi diri (muhasabah) dan memperbaiki amalnya, karena amal-amalnya akan dimintai pertanggung jawabanya di hadapan Allah Allah Ta’ala di akhirat kelak.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَتَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ القِيَامَةِ حَتىَّ يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ : عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلاَهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَا عَمِلَ فِيْهِ.

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari Kiamat, sehingga ditanyakan kepadanya mengenai empat perkara. Umurnya dihabiskan untuk apa, masa mudanya dipergunakan untuk apa, hartanya diperoleh dari mana dan kemana ia membelanjakannya, dan apa yang diperbuat dengan ilmunya” (HR. At-Tirmidzi)

Kelima, Membina para pemuda untuk senantiasa istiqomah di atas manhaj Islam, menjauhkan mereka dari hal-hal yang sia-sia dan mendorong pemuda untuk terus berusaha agar selalu berada dalam ketakwaan kepada Allah Ta’ala.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ لَيَعْجَبُ مِنْ الشَبَابِ الَّذِيْ لَيْسَ لَهُ صَبْوَةٌ.

“Sesungguhnya Allah ta’jub pada pemuda yang tidak ada padanya kesia-siaan” (HR. Ahmad dan Abu Ya’la)

Keenam, Rasulullah berwasiat kepada umat Islam agar menjaga para pemuda dan menjelaskan kelebihan mereka atas orang-orang tua.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

أُوْصِيْكُمْ باِلشَّبَابِ خَيْرًا فَإِنـَّهُمْ أَرَقُّ أَفْئِدَةً لَقَدْ بَعَثَنِيَ اللهُ باِلْحَنَفِيَّةِ السَّمْحَةِ فَحَالَفَنِيْ الشَبَابُ وَخَالَفَنِيْ الشُّيُوْخُ.

“Aku berwasiat kepada kalian supaya berbuat baik kepada para pemuda. Sesungguhnya hati mereka adalah hati yang paling lembut. Sesungguhnya Allah telah mengutusku dengan Hanafiyyatu As-Samhah (agama Islam), lalu para pemuda bergabung denganku dan para orang tua menentangku.”

Inilah asas-asas terpenting dalam pembinaan pribadi pemuda dan masyarakat. Tidak diragukan lagi bahwa tujuan dari pembinaan dan persiapan ini adalah agar pemuda terbentuk sebagai pribadi yang sempurna, baik dari aspek rohani, akhlak, mental, jasmani dan jiwa. Serta seluruh aspek yang menyempurnakan kepribadian mereka.

Dengan pembentukan ini para pemuda akan lebih mampu untuk menghadapi berbagai tantangan, lebih kuat untuk melaksanakan tanggung jawab dan lebih kokoh dalam berpegang teguh dengan dasar-dasar Islam. Sehingga mereka tidak akan menyeleweng, merasa lemah, terhembus angin fitnah, menyerah kalah kepada tipu daya kerusakan, berputus asa dan lemah semangat, begitu juga mereka tidak akan tergelincir ke dalam lubang keruntuhan dan penyelewengan.

Demikianlah, pemuda muslim akan kekal sebagai pribadi yang sehat, teguh, beriman, berjihad menyampaikan risalah Islam, menunaikan amanah dan bekerja untuk Islam. Sehingga ia diwafatkan Allah Ta’ala dalam keadaan yang mulia atau dia menghadap Tuhannya sebagai seorang diantara para syuhada’.

(Dikutip dari kitab “ الشباب المسلم في مواجهة التحديات ” karya: Abdullah Nashih ‘Ulwan)

Tuesday, September 28, 2010

SPEKTRUM PEMIKIRANKU..'senyap dalam gelap'

Tuesday, September 28, 2010 0 Comments
Solo,25 September 2010.

Sketsa langit sore ini..

Semula biru berangsur abu-abu..perlahan mulai gelap,dan semakin pekat..

Awan berarak semakin berat,seakan ingin menumpahkan semua beban yg masih ditanggungnya..

Mungkin tinggal menghitung sepersekian dtik sj, sampai ia merasa lega tatkala mampu menumpahkan air mata dan menghujamkannya ke bumi..

Sang bayu berhembus penuh kegelisahan,seakan ia ingin murka karna tak ad yg mengerti arti dr kegelisahanny..
Berhambur sesuka hati,seolah ingin menyapu bersih apapun yg ia lewati..

Dan aku..?
Aku msh disini..
Merekam semua peristiwa alam bersama kerinduanku yg terdalam..

Meski hari blm beranjak gelap..
Tanpa cahaya,semuany terasa begitu hampa..
Semua nampak tersamarkan..
Mungkin q butuh keahlian khusus untuk menerjemahkan makna dr gelap yg terus merayap..

Masih q nantikan seberkas sinar yg terpancar dlm batang-batang cahaya..
Menelusup lewat rongga2 cinta yg ada..
Ia kan menuntunku,bersama..menyambut terang..
Di ujung sana..


~Menanti Cahayaku~

[Keisya Avicenna...@GO,setting:mati lampu..^^v]

SILUET PERJALANAN : PAGI KOTA SOLO

Tuesday, September 28, 2010 0 Comments
Perkenalkan, namaku Najwa. Aku masih disini. Di sudut angkasa raya ini. Masih menggenggam harapan, masih setia menanti ‘sinar’ tatkala aku merasa sepi, tatkala aku merasakan kerinduan yang tiada terperi…tatkala pancaran cahaya dalam diriku meredup dan aku tak tahu lagi, semua menjadi begitu hampa…karena aku hanyalah seorang Najwa..Bintang ‘yang dirundung sepi’…

Sisa malam tadi ku lewatkan dengan memandang rembulan yang bulat sempurna. Rembulan yang telah menemaniku menghabiskan malam. Bak lingkaran hidup baru yang penuh janji, memancarkan seluruh energy positif yang dihembuskan oleh angin sepertiga malam… Saat sang malam khatam, pesona pagi kan kujelang tuk kembali menggenggam harapan…berpijar bersama ribuan doa…meski tak Nampak, tapi aku selalu ada…
***
Seekor burung merpati yang bernama Jose Rizal bertengger di lantai 2 daun jendela kamarku…Kutahu namanya dari kertas yang menggantung di kaki burung itu. Sedangkan di kaki kanannya terikat sepucuk surat, berjingkat-jingkat dia mendekatiku seraya memintaku untuk segera melepas ikatan surat itu dan membacanya…Kudekati dia, kuambil dan kuelus bulunya dengan lembut, ‘Kamu tlah jalankan tugasmu dengan baik, Boi!’, kataku kepadanya. Ekspresi burung itu seolah tersenyum. Senang…Jose Rizal mampu mengusir rasa sepiku pagi itu…

Sepucuk surat itu ternyata berasal dari seorang sahabatku ‘Keisya Avicenna’ nun jauh di kota Solo sana…Ia bercerita tentang sebuah kisah luar biasa yang ia beri judul Pagi Kota Solo…dan kubawa memoriku menjelajah kota yang terkenal dengan Batik Danar Hadi dan Serabi Notosuman-nya itu…

Ahad penuh semangat, 26 September 2010


Pagi ini, Keisya akhirnya berhasil mengkhatamkan novel Padang Bulan dan Cinta di dalam Gelas-nya Mas Andrea Hirata. Sobat, bangga awak rasanya punya novel yang ada tanda tangannya Mas Andrea pluz coretan tangan yang berbunyi : “To : Norma…SALAM, Andrea Hirata”. Amboi, indah bukan buatan…(hoho…logat Keisya kok jadi ke Melayu-melayuan gini). Itu semua berkat saudara kembar awak yang ‘mengadu nasib’ di ibukota sana, salah satu kota impian Ikal juga!!! (hayah, kembali ke logat Solo mawon nggih…)
Pagi yang cerah untuk jiwa yang (tidak) sepi…Jam 07.30 segera Keisya berkemas untuk mempersiapkan diri menghadiri agenda Halal Bihalal Pagi Kota Solo di Monumen’45…bersama salah seorang rekannya, Ukh. Ika, Keisya meluncur menuju pom bensin dulu..hehe…si Astrea juga butuh amunisi sarapan pagi. Keluar dari pom bensin ketemu Mbak2…(namanya off the record…)akhirnya kita berangkat bersama. Rombongan 3 motor, mampir KAMDA, dan DPC…rombongan jadi 4 motor…Abiz lewat perempatan panggung, depan SMP 16 Surakarta, iring-iringan kok semakin banyak saja…hihi…seru euy…INILAH INDAHNYA UKHUWAH!!! Sampai juga di lokasi sobat, Keisya langsung berbaur dengan adik-adik dan mbak2 yang lain…saling ‘Halal Bihalal’, berhubung masih momentum Syawalan…Bahagia rasanya ketemu banyak orang yang dah jarang banget ketemunya. Jadi ingin bersenandung sobat :
“Pertemuan kita kali ini…bukan sekedar kawan lama tak jumpa….Tapi kita bertemu ada satu makna… Kita punya satu PERJUANGAN!!!”

Hoho, tahu gak sobat, tembang nasyid ini merupakan tembang andalan STREAM (Seni dan Teaternya Akhwat MIPA) kalo pas lagi ngisi acara-acara gitu…*duh, awak kangen bukan buatan!!! ^^v

Lanjut…acara Pagi Kota Solo di buka dengan penampilan nan kocak dari MC bang Nassirun Poerwokartun. Keisya sangat suka dengan salah satu seniman andalan kota Solo itu…So inspiring deh!!! Wah, pake acara bagi-bagi doorprize tiker euy…sayang, Keisya duduk di tengah!!! Kalah duluan dengan yang duduk di depan…hehe…Keisya duduk dekat istrinya Bang Nassirun n 2 jagoan kecilnya. Jadi bisa main2 deh ma 2 dedek lucu itu…

Aksi menulis Keisya tetap berlanjut, meski sepenggal-sepenggal. Karena menulis di ketikan keypad HP gak secepat ketika Keisya menggoreskan pena di kertas. Apa yang sempat terekam, Keisya tuliskan kembali di sini ya Sobat…dengan penuh modifikasi, tapi semoga inti dari puisi-puisi yang Bang Nassirun sampaikan tetep ada…(tak tambah-tambahi sendiri. Aslinya bukan seperti ini…benar-benar lebih bagus aslinya…)

“Kepada engkau, Saudaraku!!! Kita disini tengah berada di lorong panjang kebisuan…Istirahat sejenak menggenapkan hati. Menemukan kesalahan-kesalahan kita bersama untuk tidak terulangi lagi. Mengukuhkan kebenaran untuk kita perjuangkan lagi…!!! Satu hati, satu komando, satu perjuangan!!!”

Nuansa kehangatan, keharmonisan, dan ukhuwah yang begitu indah…mungkin sebagian kecil rasa ini yang bisa Keisya gambarkan tentang sebuah moment yang tengah Keisya saksikan dan Keisya alami di Monumen’45 kala itu. Tempat yang mengandung unsur ‘heroik’ ini seraya mengajak kita untuk terus refleksi diri : para pahlawan itu sudah meninggalkan sesuatu yang berharga, sesuatu yang luar biasa untuk Bangsa Indonesia…sedangkan kita ??? kita belum melakukan apa-apa!!! Ayo, para GENERASI MUDA, BANGKITLAH …HARAPAN ITU MASIH ADA!!! ^^v

Saatnya kita mengukir sejarah dengan tinta emas perjuangan dengan segenap potensi serta daya dan upaya yang kita punya!!! BERGERAKLAH atau TERGANTIKAN!!! ALLAHU AKBAR!!! (semangat Keisya mendadak meletup-letup niy…ahihihihi…
)
Dalam acara itu ada seorang seniman lagi dari Solo yang bernama Jo Leno (jangan terlena). Mungkin namanya itu ada unsur spirit bahwasanya kita harus senantiasa waspada, jangan sampai terlena…^^v.Pada kesempatan itu, beliau beserta grup ketoprak Balekambang nya unjuk kebolehan. Semula nyanyi lagunya Ebiet G. Ade yang Camelia. Dari cengkok asli, kemudian cengkok Madura (so pake ’tak iye’ segala), terakhir cengkok Arab… (qolqolahnya kental banget.hehe. Lucu!!). hm, indahnya karya seni yang merupakan perwujudan dari perasaan yang indah…

Sebelum ketoprak di mulai. Ada beberapa sambutan, Sobat. Ust. Sugeng menyampaikan kali ini acara kita beda. Dengan hadirnya Ketoprak Balekambang di tengah-tengah kita semoga mampu menjadi sarana melestarikan budaya Solo dan mampu memberikan wasiat melalui lagu dan kesenian. Sedangkan Pak Walikota Jokowi…(jadi ingat The King nya GO. Jokowi itu jadi rumus. Jarak = Kecepatan x Waktu. Dan semoga ini ada filosofinya sendiri. Semoga dengan seiring waktu berjalan, dengan ‘kecepatan luar biasa’ hasil kepemimpinannya di Solo, dengan tetap ‘menjaga jarak yang baik dengan rakyat (merakyat)’, kota Solo akan semakin BERSERI!!!). Kalau tidak salah, Pak Jokowi menyampaikan agar bangsa ini tidak menjadi bangsa yang terkotak-kotak…

Dan ketoprak nya pun beraksi, guyon parikeno yang mengambil tema : REBUT BENER!!! (mungkin istilah Bahasa Indonesianya : MEREBUT KEBENARAN. Bener gak ya???)
Menikmati sambil mengetik sesuatu di N5300…

“Kehangatan mentari dhuha mulai menyapa, tatkala aku mulai memvisualisasikan apa yang sudah tertulis di buku DNA ku. Merangkai lembaran-lembaran cerita penuh makna di Minggu ceria…Tatkala kulihat langit, haya ada dua warna, putih…tapi biru lebih mendominasi!!!Sang bagas semakin gencar saja membakar semangat insan yang tertangkap sinarannya..Kehangatan sang mentari dhuha, hadirkan ruh baru yang luar biasa!!! Seiring harmonisasi alam yang bersenandung merdu, lewat hembusan sang bayu, cericit si burung keil, gemerisik dedaunan, gesekan ranting-ranting di dahan, semua seolah menjadi paduan suara yang mencobasatukan nada tuk memuja dan memuji kebesaran-Nya…”

Demikian dulu Sobat…sebuah kisah luar biasa yang bisa Keisya tuliskan. Semoga dapat mengambil hikmahnya…
Salam, Keisya Avicenna
-yang masih menanti CAHAYA CINTA-


***
Najwa senang bukan buatan (duh mulai lagi…hehe). Segera ia mengambil pena* dan menggoreskan sesuatu di lembaran kertas*. Ia menulis surat balasan untuk Keisya, sahabatnya. Setelah selesai, Najwa melipat suratnya menjadi sebuah lipatan kecil kemudian ia ikatkan pada kaki kanan Jose Rizal. Sudah menjadi kebiasaan, Jose tidak akan beranjak pulang, kalau ia tidak membawa surat balasan. “Sampaikan kristal bening kerinduanku, kepada bos mu ya Jose…”, begitu kata Najwa sambil mengangkat tinggi burung itu dengan kedua tangannya aga ia bisa mengangkasa setinggi-tingginya…Kota Solo, itu tujuan Jose Rizal.

Sampai di Solo, Keisya membuka balasan surat itu…Jose Rizal tersenyum bangga karena tugasnya berjalan lancar. Keisya membaca penuh haru…

“Malam tergantikan..galaupun perlahan pudar dengan fajar yang berbinar
Melukis warna membatik pesona…
Membingkai asa…
Merajut cita dalam mahabahNya…
Menyulam jejak, mengukir tapak…
Meniti dakwah di jalanNya..
Ya Rabb, perkenankan kami memperbaiki penghambaan kami padaMu
Menata langkah perjalanan dakwah…
Mengikat erat ukhuwah….”

Kembali luruskan niat, BANGKIT dan BERSEMANGATLAH!!!!
Salam, Najwa
*bintang kecil yang ingin berpijar lebih terang

[Zona Nostalgia Romantic, 27 September 2010….]